Tag: Heat

  • Hukum II Termodinamika, Mesin Carnot dan Mesin Pendingin

    Hukum II Termodinamika, Mesin Carnot dan Mesin Pendingin

    AhmadDahlan.NET – Pada hukum I Termodinamika menjelaskan bahwa energi bersifat kekal dan tidak bisa diciptakan dan tidak dimusnahkan hanya bisa dikonversi ke dalam bentuk lain. Misalnya saja energi listrik yang dialirkan pada kipas angin diubah menjadi energi mekanik atau pada kendaraan bermotor dimana energi ikat kimia dari bahan bakar diubah menjadi energi panas yang selanjutnya menekan piston yang memutar roda-roda gigi agar motor bisa bergerak. Dari semua perubahan itu selalu menghasilkan panas seperti pada mesin motor dan kumparan yang ada pada kipas angin.

    Bentuk hukum II Termodinamika

    Hukum-Hukum yang menjelaskan tentang fenomena tentang energi dikaji dalam kajian Termodinamika, meninaju panas yang mengalir atau berpindah dari sistem ke lingkungan atau sebaliknya. Pada kenyataannya sangat sulit melekukan perubahan bentuk energi tanpa melibatkan energi panas di dalamnnya.

    Sebuah motor memiliki prinsip kerja mengubah energi kimia menjadi energi gerak melalui proses pembakaran gas yang ada di dalam piston. Hanya saja tidak semua energi kimia dari pembakaran bahan bakar diubah menjadi energi gerak. Sebagaian berubah menjadi energi panas yang tidak dapat dimanfaatkan.

    Energi panas yang tidak dapat dimanfaatkan sebagai usaha selanjutnya disebut sebagai Entropi. Karena panas selalu dilibatkan dalam perubahan energi, maka nilai entropi dari suatu sistem ini akan selalu bertambah. Energi panas dalam entropi sangat mudah didapatkan bahkan hanya dengan menggosokkan ke dua telapak tangan maka kita akan mendapatkan panas yang tidak dapat dimanfaatkan menjadi usaha.

    Jika sebuah sistem diisolasi maka nilai entropi dalam sistem tersebut juga akan ikut meningkat, sehingga hukum II Termodinamika dinyatakan :

    “Besar Entropi yang ada pada suatu sistem terisolasi tidak akan turun, nilai Entropi ini hanya bisa bertambah atau tidak berubah”

    Implikasi dari hukum ini adalah Entropi dapat diciptakan tapi tidak dapat dimusnahkan. Hukum II termodinamika adalah hukum yang dapat dinyatakan dalam banyak bentuk tergantung sisi mana kita meninjau fenomena termodinamika. Misalnya saja kesimpulan Hukum II termodinamika versi Clausius :

    Kalor dapat mengalir secara spontan dari benda panas ke beda dingin secara spontan namun tidak terjadi sebaliknya. Dibutuhkan usaha untuk memindahkan panas dari benda panas ke benda dingin.

    Bentuk-bentuk Hukum II termodinamika ini dinyatakan benar selama bisa ditemukan fenomenanya dan tidak melanggar hukum I termodinamika.

    Air Es bukti Entropi selalu bertambah

    A. Mesin Kalor

    Kajian hukum II termodinamika berkembang pesat sejak mesin uap ditemukan pada tahun 1700 sekaligus menandai revolusi industri 1.0. Mesin uap ini membuka pemahaman manusia bahwa panas dapat dimanfaatkanmenjadi usaha dengan mesin, namun tidak semua energi panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan.

    Prinsip kerja mesin uap adalah memanaskan sejumlah besar air dalam sebuah ruang tertutup yang salah satu ujungnya dapat bergerak. Ujung yang bergerak ini kemudian dihubungkan dengan tuas panjang yang dapat mengerakkan roda gerigi sehingga menghasilkan energi mekanis. Mesin ini upa selanjutnya dijadikan dasar pada kajian mesin kalor atau mesin yang bekerja dengan prinsip energi panas.

    Pada mesin kalor, sejumlah kalor dimanfaatkan untuk mengerakkan sifat-sifat makrokopis dari partikel yang ada pada udara di dalam sistem sehingga sebagian dari gerak ini dimanfaatkan menjadi usaha mekanis. Proses ini terjadi transfer kalor mengalir dari tempat bersuhu tinggi ke suhu rendah. Sebagian Kalor yang dari suhu panas dirubah oleh mesin menjadi usaha seperti pada bagan mesin kalor di bawah ini.

    Bagan Mesin Kalor

    Mesin kalor berkerja dengan siklus berulang dan kontinu. Dalam keadaan ideal, Setiap siklus yang tidak terjadi perubahan energi dalam atau ΔU=0 karena sistem kembali ke keadaan awal. Sebagian Kalor masuk QH pada temperatur tinggi TH diubah menjadi Usaha W dan sisanya berubah menjadi panas QL yang terbuang pada suhu rendah TL. Berdasarkan hukum konservasi energi maka :

    QH = W + QL

    Besar suhu yang ada pada daerah tinggi rendah disebut sebagai temperature operasi mesin.

    Efisiensi Mesin Kalor

    Karena tidak semua Energi panas diubah menjadi usaha oleh karena efisiensi dari energi yang digunakan akan selalu lebih kecil dari 100 %. Efesiensi yang dihasilkan dapat dihitung dari perbandingan usaha yang dihasilkan dan energi panas pada daerah termperatur tinggi atau

    e = W / QH

    Persamaan energi pada mesin panas selanjtunya dapat ditulis W = QH – QL, maka efisiensi mesin panas dapat ditulis :

    e= \frac{W}{Q_H}=\frac{Q_H-Q_L}{Q_H}
    e=1-\frac{Q_L}{Q_H}

    Dari persamaan di atas dapat disimpulkan bahwa akan selalu energi panas yang terbuang.

    B. Mesin Carnot

    Mesin Carnot adalah gagasan dari ilmuwan perancis Sadi Carnot (1796-1832) yang membuat mesin ideal secara teoretik. Tujuannya untuk menciptkan mesin yang ideal untuk mengkorvesi panas menjadi usaha namun mesin ini tidak nyata atau mesin carnot tidak akan bisa diciptakan namun mesin ini digunakan untuk mengkaji fenomena perubahan kalor ideal pada kajian termodinamika.

    Satu siklus pad amesin Carnot ideal terdiri dari empat proses yakni dua proses Adiabatik (Q= 0) dan dua proses isotermal (ΔT=0). Untuk lebih jelasnya adapada diagram di bawah ini!

    Siklus Pada Mesin Carnot

    Proses dari A ke B terjadi ekspansi isotermal atau pemuaian yang terjadi di dalam ruangan mendorong piston dan menghasilkan energi mekanik. Proses ini idelanya terjadi secara lambat sehingga kejadian ini dianggap sederet keadaan seimbang dimana semua proses terjadi berlawanan arah tanpa merubah magnitude usaha dari kalor yang dipertukarkan. Proses selanjutnya terjadi sebaliknya dengan proses terbalik sehingga kembali ke posis awal.

    Skema Mesin Carnot

    Faktanya, proses pembakaran yang terjadi di dalam ruang pembakaran terjadi sangat cepat sehingga terjadi turbelensi di dalam ruang. Turbelensi ini memicu banyak hal diluar keadaan ideal seperti gesekan udara di dalamanya. Hasilnya proses ini terjadi tidak reversible sesuai teori Carnot, namun mari kita kaji kejadian mesin Carnot secara teoretik.

    Efisiensi Mesin Carnot

    Proses-Proses Isotermal dalam mesin Carnot, Kalor QH yang dipindahkan ke QL terjadi pada temperatur konstan di TH dan TL. Perpindahan kalor dari QH ke QL tidak menyebabkan perubahan suhu baik di TH dan di TL. Dalam hal ini Teori Carnot menunjukkan jika mesin reversible yang idela QH dan QL sebanding dengan TH dan TL, oleh karena itu efisiensi mesin carnot dapat dihitung dengan persamaan :

    e=\frac{T_H-T_L}{T_H}
    e=1 - \frac{T_L}{T_H}

    Efisiensi mesin maksimal dimiliki sebuah mesin dibatasi oleh mesin Carnot, jika ada mesin yang memiliki efisiensi lebih tinggi dari mesin Carnot, maka mesin tersebut sudah melanggar hukum Termodinamika karena efisiensi sebuah selalu lebih rendah dari efisiensi mesin Carnot akibat dari energi yang terbukan akbitan dari gaya gesek dan sejenisnya. Mesin-mesin yang ada di dunia pada umumnya hanya memiliki efisiensi sekitar 40 sampai 80 % dari efisiensi mesin Carnot.

    C. Refrigerator

    Pada dasarnya ketika kita menyentuhkan dua buah benda yang berbeda suhu, maka akan terjadi trnasfer panas secara spontan dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu renda sampai suhu ke dua benda tersebut sama. Karena hal tersebut terjadi spontan, implikasinya Panas tidak mungkin berpindah dari daerah bersuhu rendah sampai ke benda bersuhu tinggi secara spontan. Akan selalu dibutuhkan usaha untuk memiksakan panas dari bersuhu rendah ke daerah bersuhu tinggi.

    Mesin yang digunakan untuk memindahkan panas dari daerah bersuhu rendah ke daerah bersuhu tinggi disebut Reffrigeratir. Mesin ini mengkonsumsi energi listrik yang diubah menjadi usaha yang memindakan panas. Mesin-mesin ini diimplementasikan pada Kulkas dan Air Conditioner.

    “Calor berpindah secara spontan dari daerah bersuhu panas ke daerah bersuhu dingin dan tidak mungkin terjadi sebaliknya. Dibutuhkan kerja tambahan untuk memindahkan kalor dari daerah bersuhu rendah ke daerah bersuhu dingin”

    Clausius – Black

    Refrigerator

    Refrigerator (mesin pendingin) bekerja dengan prinsip yang terbalik dengan mesin Kalor, dimana Usaha W digunakan untuk memindahkan kalor QL dari daerah Tempertature rendah TL ke daerah suhu panas TH.

    Bagan Kerja Kulas dan Refrigerator untuk Hukum II Termodinamika

    Refrigerator bekerja untuk memindahkan panas yang ada pada daerah dalam kulkas yang temperaturenya lebih dingin ke daerah luar yang yang temperaturenya lebih rendah. Panas dipindahkan tanpa melibatkan perpindahan partikel.

    Evaporator dalam kulkas memiliki suhu yang rendah sehingga oanas dari dalam kulkas secara spontan masuk ke dalam evaporator. Panas ini kemudian dibawa oleh zat di dalam evaporator yang disebut Freon. Freon ini kemudin berpindah kearah bawah karena tekana di daerah dekat Valpe bertekanan rendah akibat di pompoa oleh mesin kompresor. Kompresor ini kemudian menekan udar ke arah conderser sehingga udara di daerah tersebut lebih tinggi. Tekanan ini secara otomatis mendorong udara ke arah atas yang tekanan lebih rendah ke daerah Katup pemuaian.

    Selama perjalanan menuju katup Pemuaian, udara melewati selang panjang yang terbuat dari logam dengan tingkat penghantar panas yang baik. Panas kemudian keluar kelingkungan secara spontan ke melalui raditor. Radiator kemudian memindahkan panas secara konveksi dan konduksi ke udara luar sehingga suhu cairan yang sampai di katup pemuaian lebih dingin. Udara dingin kemudian masuk ke dalam kulkas dan terjadi satu siklus.

    Usaha dalam kasus ini dilakukan oleh mesin compresor yang mengambil daya dari listrik

    Kerja dari mesin ini digambarkan pada bagan berikut :

    Mesin Refrigerator Hukum II Termodinamika

    Refrigerator sempurna harusnya tidak membutuhkan usaha untuk memidahkan kalor QL dari daerah berterampur rendah TL ke daerah bertemperatur tinggi TH, namun hal ini tidak mungkin terjadi. Clasius menjelaskan bahwa :

    Tidak ada mesin yang dapat memindahkan kalor dari satu sistem pada temperatur rendah ke temperature tinggi. Untuk mengalirkan kalor tersebut dibutuhkan usaha.

    Koefisien kinerja (COP) dari Refrigerator adalah kebalikan dari mesin kalor sesuai dengan prinsip kerjanya.

    COP = QL/W

    Energi yang mengalir bersifat konservatif seperti pada hukum Termodinamika Pertama sehingga QL + W = QH atau W = QH – QL.dengan demikian :

    COP = \frac{Q_L}{Q_H-Q_L}

  • Hukum Termodinamika II – Reservoir Energi Panas

    Hukum Termodinamika II – Reservoir Energi Panas

    AhmadDahlan.Net – Ketika kita mendiamkan secangkir kopi panas yang diletakkan di atas meja, maka secara perlahan, suhu kopi akan dingin. Proses ini akan terhenti sampai suhu kopi dan suhu ruangan sama sehingga tidak ada lagi pertukuaran kalor antara kopi dan ruangan.

    Sebagaimana yang dijelaskan pada hukum I termodinamika, panas mengalir secara spontan dari zat bersuhu panas ke zat bersuhu dingin. Hanya faktor lingkungan sekitar Kopi memiliki ukuran cukup besar sehingga hampir mustahil untuk mengamati perubahan suhu yang terjadi pada lingkungan.

    Menurut kekekalan energi di hukum I Termodinamika, kita bisa dengan mudah menghitung jumlah energi yang hilang dengan menghitung penurunan suhu air di dalam kopi menggunakan persamaan :

    Q = m.C.\Delta T

    Begitupun sebaliknya jika sendainya kalor yang hilang karena terserap oleh lingkungan tadi dapat dikembalikan ke dalam kopi kita, maka kita akan dengan mudah mendidihkan air di dalam gelas tanpa membuat suhu udara di sekitar dingin. Hal ini tidak melanggar hukum I Termodinamika tapi menurut Hukum II ini hal yang mustahil dilakukan. Sehingga cara yang paling membuat kopi hangat kembali dengan cara dipanaskan di atas api.

    A. Hukum II Termodinamika

    Menurut Black dan Clasius, Energi panas akan secara spontan mengalir dari zat bersuhu tinggi ke zat bersuhu lebih rendah. Hal ini tidak bisa berlaku sebaliknya, akan dibutuhkan usaha luar untuk memindahkan panas dari benda bersuhu rendah ke benda bersuhu tinggi. Pernyataan ini dikenal sebagai hukum II Termodinamika Clasius-Black.

    Contoh keterbtaasan hukum I termodinamika menjelaskan proses panas
    Mesin Konversi Energi Mekanik ke Kalor

    Perhatikan gambar di atas secara seksama, jika beban dengena energi potensial tersebut dijatuhkan maka, tali akan memutar pedal yang berhubungan dengan fluida yang ada di dalam ruangan. Jika sistem dibentuk sedemikian sempurna, maka besar pengurangan energi potensial beban akan meningkat suhu fluida di dalam ruangan.

    Hanya saja hal tersebut tidak terjadi sebaliknya, mengembalikan energi potensial beban dengan cara manaikkan kembali posisinya tidak akan membuat suhu fluida di dalam ruangan turun, malah proses ini akan tetap membuat pedal terputar dan membuat energi di dalam ruangan menjadi lebih panas. Agar hukum I Termodinamika terpenuhi, maka dibutuhkan usaha luar untuk menaikkan enegri Potensial beban dan menaikkan suhu yang ada di dalam ruangan secara bersamaan.

    Berdasarkan fenomena tersebut, sangat jelas jika panas akan bergerak ke arah tertentu namun tidak akan bergerak ke arah sebaliknya, meskipun hal tersebut tidak melanggar hukum I Termodinamika. Hukum I Termodinamika hanya berbicara tentang jumlah energi yang terlibat dalam sebuah proses namun tidak memnjelaskna mengenai arah perubahan energi di dalamnya.

    Kekurangan jumlah energi yang tidak dapat diamati pada proses yang terjadi pada Mesin Konversi Panas ketika terjadi sebaliknya dapat dijelaskan menggunakan kriteria dari Energi dalam dari sebuah sistem atau Entropi.

    Hukum Kedua Termodinamika tidak terbatas menjelaskan arah dari perubahan energi saja tapi juga membahas mengenai kualitas dan kuantitas perubahan energi dimana hukum I termodinamika hanya menjelaskan mengenai kuatitas perubahan energi semata.

    B. Reservoir Energi Panas

    Kajian hukum Termodinamika II banyak mengkaji panas pada sistem dan zat-zat hipotetik atau sulit diadakan dalam kehidupan nyata. Salah satu Zat Hipotetik itu adalah zat yang bisa menyerap panas secara sempurna dalam jumlah besar dan menyimpannya. Zat ini dapat menyerap panas dalam jumlah besar namun tidak menaikkan suhunya sehingga total penyimpanan panasnya dapat dihitung (massa) x (kapasitas kalornya).

    Zat penyerap panas ini selanjutnya disebut sebagai Reservoir Energi namun kadang kala disebut reservoir saja. Air adalah salah satu zat di dunia nyata yang karakteristik hampir sama dengan reservoir panas hipotetik. Hal ini dikarenakan jumlahnya yang cukup besar di bumi. Perannya sangat vital dalam menjaga kehidupan di bumi tidak hanya sebagai sumber kehidupan tapi sebagai penjaga kestabilan suhu layak hidup di bumi.

    Sebagai contoh, Semua Air yang ada dibumi membantu menjaga bumi di musim panas agar tidak terlalu panas. Panas disimpan serap oleh air yang ada di lautan dan dirubah ke dalam banyak bentuk energi seperti gelombang, arus dan uap air yang menguap. Jumlah air yang diperkirakan mencapai 1,3 Milliar Km3 menyerap banyak panas setiap harinya agar suhu siang hari tidak terlalu panas, kemudian dilepaskan dnegan pelan-pelan pada malam hari agar suhu bumi tidak terlalu dingin.

    Reservoir panas alami

    Panas yang Terbuang

    Aktifitas manusia yang selalu melibatkan mesin didalamnya adalah aktifitas membuang panas. Menurut hukum II Termodinamika, setiap proses perubahan energi akan selalu menghasilkan panas yang tidak dapat diubah menjadi kerja, panas ini jika dalam mesin kalor disebut sebagai Entalpi sedangkan selain mesin panas akan terbuang percuma.

    Panas yang terbuang dari mesin-mesin yang digunakan oleh manusia tidak akan hilang begitu saja sama ketika panas dari motor yang hilang ketika didinginkan. Menurut hukum Termodinamika I, energi panas ini tidak hilang tapi diserap oleh benda lain. Semakin baik benda tersebut menyimpan panas maka semakin lama panas diradiasikan pada saat suhu sedang turun seperti pada malam hari. Hal ini membuat orang-orang diperkotaan akan tetap merasa gerak ketika malam atau hujan barus saja turun.

    Setelah malam hari lewat, panas yang ada belum sepenuhnya diradiasikan sehingga secara akumulatif nilai dan jumlah panas ini akan selalu bertambah. Cara agar pans ini dapat terbuang dari air tanpa menaikkan suhu adalah dikonversi ke bentuk energi lain. Sayangnya belum ditemukan cara efektif untuk memanfaatkan panas tersebut. Hanya tanaman yang dapat menggunakan panas tersebut untuk berfotosintesis, sehingga pasanya sedikit berkuran. Namun sisa panas yang tidak terserap tetap terakumulasi.

    Atmosfer menjadi salah satu alternatif bumi memancarkan panas melalui radiasi keluar angkasa, sayangnya penggunaan bahan bakar mesin menghasilkan zat sisa seperti Carbon dioksida dalam jumlah besar. Zat ini adalah bersifat seperti cermin untuk panas dan sinar infra merah. Hasilnya zat ini menjadi selimut bagi bagi bumi dimana panas akan terperangkap di atmosfer sama seperti panas yang terperangkap di rumah kaca. Fenomena ini disebut sebagai efek rumah kaca dan menjadi penyebab pemanasan global