Tag: Paragraf

  • Panduan Menulis Paragraf Ilmiah dalam Skripsi

    Panduan Menulis Paragraf Ilmiah dalam Skripsi

    Menulis paragraf ilmiah menjadi salah satu keterampilan yang penting dimiliki mahasiswa. Keterampilan tersebut akan digunakan dalam mengerjakan tugas seperti laporan, makalah, skripsi dan artikel ilmiah. Masalah yang ditemukan adalah rendahnya kemampuan menulis dari mahasiswa terutama setelah AI generated Paragraph dapat digunakan secara terbuka dan luas. Padahal tulisan ilmiah adalah indikator yang paling baik dan komplek dalam menilai kemampuan mahasiswa dalam mengkaji dan menyampaikan topik. Tulisan ini disusun untuk memberikan panduan dan penjelasan sederhana bagi mahasiswa dalam menyusun paragraf ilmiah.

    Menulis Paragraf Ilmiah

    Karya tulis ilmiah merupakan karangan dalam bentuk tulisan yang disusun berkaitan dengan masalah dengan topik tertentu. Tujuan dari karya tulis ini dapat berupa (1) ide atau gagasan terkait dengan masalah dan solusi yang sedang dibahas seperti makalah, dan (2) hasil uji empirik terkait dengan ide atau gagasan yang telah dilakukan dalam upaya menyelesaikan masalah seperti laporan, skripsi dan sejenisnya.

    Perbedaan yang mendasar yang membedakan KTI dan karangan biasa adalah letak dari ide yang dituangkan dalam tulisan. Ide yang dituangkan berasal dari penulis yang disebut sebagai pendapat penulis. Setelah itu setiap ide yang dituangkan oleh penulis akan didukung oleh data dan fakta-fakta ilmiah. Dukungan data dan fakta tersebut dapat diabil dari pendapat ahli yang tertuang dalam buku, artikel jurnal, skripsi dan tulisan ilmiah lainnya. Dukungan ini selanjutnya dituliskan secara jelas dan dilampirkan dalam daftar pustaka.

    A. Paragrafi

    Paragraf (Alinea) adalah sekumpulan kalimat yang memiliki kesatuan, kepaduan dan ketuntasan dalam menyampaikan ide. Sebuah paragraf minimal terdiri dari sebuah ide pokok dan kalimat pendukung. Dalam karya tulis ilmiah, pengunaan sebuah sumber dalam mendukung ide masih dapat dikatakan bersifat subjektif yang berbeda konsep ilmiah yang sifatnya objektif. Untuk mengurangi aspek subjektif dalam karya ilmiah, maka dalam sebuah ide pokok paling tidak didukung oleh dua kalimat pendukung.

    1. Ide Pokok dan Pendukung

    Secara umum, paragraf minimal terdiri dari 3 buah kalimat yang terdiri dari satu ide pokok dan dua kalimat pendukung. Sebuah paragraf harus tersusun kesatuan, kepaduan dan ketuntasan dalam menyampaikan gagasan serta dukungan dari gagasan tersebut.

    Setiap paragraf hanya terdiri dari sebuah ide pokok. Hal ini untuk membuat ide atau gagasan yang dituangkan lebih jelas. Paragraf yang memiliki lebih dari satu topik merupakan paragraf yang tidak baik. Hal ini disebabkan sulitnya menyusun hubungan antara pendukung dan ide dalam sifatnya padu, satu dan tuntas. Hubungan tersebut terdiri dari bentuk paragraf yang disebut kohesi dan hubungan isi yang disebut koherensi.

    2. Struktur dan Bentuk Paragraf

    Sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya, Paragraf terdiri dari ide pokok dan kalimat penjelas. Struktur penulisan dapat disusun sebagai berikut :

    1. Ide Pokok (Kalimat Topik)
    2. Kalimat Pendukung I (Khusus)
    3. Kalimat Pendukun II
    4. Dst.

    Kalimta Topik atau ide pokok biasanya berbentuk argumen yang sifatnya umum. Sifat umum ini kemudian dirincikan oleh data dan fakta yang lebih khusus yang disebut sebagai kalimat pendukung.

    Contoh penulisan Ide Pokok dan Kalimat pendukung.

    Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam yang bersifat abstrak dalam bentuk teori, konsep dan hukum-hukum alam. Sujanem (2012) menyatakan bahwa fenomena alam tersebut diamati kemudian diukur dan dianalisis secara matematis agar lebih mudah dipahami. Beberapa fenomena alam yang diamati bersifat komplek dan rumit sehingga dibutuhkan kemampaun keterampilan berfikir kritis dan berfikir kreatif dalam upaya mempelajari fenomena tersebut (Angraeni, dkk, 2013).

    Ide Pokok : Fisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang fenomena alam yang bersifat abstrak dalam bentuk teori, konsep dan hukum-hukum alam.

    Data Pendukung I : Sujanem (2012) menyatakan bahwa fenomena alam tersebut diamati kemudian diukur dan dianalisis secara matematis agar lebih mudah dipahami.

    Data Pendukung II : Beberapa fenomena alam yang diamati bersifat komplek dan rumit sehingga dibutuhkan kemampaun keterampilan berfikir kritis dan berfikir kreatif dalam upaya mempelajari fenomena tersebut (Angraeni, dkk, 2013).

    Dalam beberapa kasus, biasanya penulis menemukan topik-topik khusus menarik yang saling berkaitan. Hal ini membuat penulis meletakkan topik-topik ini sebagai pembuka paragraf. Setelah topik-topik dipaparkan dalam kalimat selanjunya ditarik kesimpulan yang mengikat seluruh ide khusus dan diletakkan dibagian akhir. Kalimat akhir ini adalah ide pokok dari paragraf tersebut yang dihubungkan dengan kata hubung yang menandankan kesimpulan dari isi paragraf itu sendiri.

    Letak dari ide pokok dalam sebuah paragraf bergantung dari jenis panalaran yang digunakan oleh penulis. Secara umum, bentuk paragraf berdasarkan panalaran penulisannya adalah :

    1. Paragraf Deduktif: Kalimat utama atau gagasan utama berada di awal paragraf, diikuti dengan kalimat penjelas atau supporting idea. 
    2. Paragraf Induktif: Kalimat utama atau gagasan utama berada di akhir paragraf, didahului oleh kalimat penjelas atau supporting idea. 
    3. Paragraf Campuran: Paragraf yang menggabungkan ciri-ciri paragraf deduktif dan induktif. Kalimat utama bisa berada di awal dan di akhir paragraf, atau di tengah paragraf. 
    4. Paragraf Ineratif: Paragraf di mana kalimat utama atau gagasan utama berada di tengah paragraf, dikelilingi oleh kalimat penjelas.