Tag: Teknologi

  • Teknologi dan Media Pembelajaran

    Teknologi dan Media Pembelajaran

    Teknologi dan Media Pembelajaran adalah bagian penting dalam mengadaptasi perkembangan dunia dalam pembelajaran. Teknologi dan Media Pembelajaran itu sendiri merupakan produk dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan demikian penggunaan TIK memberikan tawaran inovasi pembelajaran yang membuat pembelajaran jauh lebih mudah baik untuk guru maupun peserta didik.

    Seiring kemajuan teknologi dan informasi, dunia pendidikan juga turut menyesuaikan diri dengan adanya kemajuan ini. Teknologi telah memudahkan proses belajar mengajar baik bagi tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kemajuan teknologi ini dunia pendidikan menawarkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Untuk Pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan yang cermat. Model ASSURE memberikan langkah yang efektif untuk mengintegrasikan teknologi, media dan metode dalam pembelajaran. Langkah- langkah tersebut adalah: menganalisis peserta didik, merumuskan standar dan tujuan, memilih strategi dan sumber daya, memanfaatkan sumber daya, partisipasi pembelajar yang seimbang, serta menilai dan merevisi.

    Pada unit ini mahasiswa diharapkan mampu (1) memahami prinsip pembelajaran yang efektif, (2) merancang pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi, media dan metode pembelajaran, (2) mempraktikan rancangan pembelajaran dengan model ASSURE.

    Mahasiswa PPG yang berbahagia, sebelum lebih jauh mempelajari materi pembelajaran pada unit ini silahkan bapak ibu renungkan teknologi, media dan metode apa saja yang telah Anda gunakan dalam pembelajaran. Silahkan isikan dalam kolom berikut:

    NoTeknologiMediaMetode
    1
    2
    3

    Lebih jauh pada topik ini para mahasiswa diharapkan dapat memahami (1) apa itu model ASSURE, (2) dapat mengidentifikasi tiga jenis komponen dalam menganalisis peserta didik, (3) dapat menyusun standar dan tujuan belajar, (4) dapat memilih strategi dan sumber pembelajaran, (5) dapat menyajikan contoh langkah dasar dalam memanfaatkan sumber daya pembelajaran, (6) dapat menyusun metode untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dengan menggunakan teknologi dan media pembelajaran, (7) dapat menyusun teknik untuk mengevaluasi belajar peserta didik. (poin)

    Merancang Teknologi Dan Media Untuk Pembelajaran

    A. Prinsip pembelajaran yang efektif

    Saudara mahasiswa yang berbahagia, pada topik kali ini kita akan merancang integrasi teknologi media dan strategi untuk pembelajaran dengan tujuan proses belajar dapat berlangsung efektif. Nah menurut Anda apa yang harus dilakukan supaya pembelajaran dapat berlangsung efektif:

    Pembelajaran efektif jika : …………..…….

    Guru berperan membangun pengalaman belajar yang mendorong hasil belajar yang telah ditentukan. Kadang-kadang hasil tersebut mungkin didasarkan pada standar pembelajaran di daerah atau pada level nasional atau bisa jadi didasarkan pada hasil yang dinegosiasikan dengan peserta didik secara individu. Arah mana pun yang diambil, guru perlu memikirkan bagaimana melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran.

    Guru harus mencari cara untuk meningkatkan praktik terbaik dalam pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan bagaimana melibatkan peserta didik dalam pembelajaran. Karena sudah umum di semua kelas adalah variasi tingkat dan kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka penting menentukan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Dengan kemampuan dan keterampilan guru dalam membedakan kebutuhan belajar untuk memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan cukup dan tepat. Tentu ini tantangan tersendiri bagi guru dalam merancang pembelajaran bagi peserta didik. Misalnya, guru menawarkan bahan bacaan mendalam untuk peserta didik yang membaca di atas rata-rata kelas supaya memiliki pengalaman belajar yang lebih lama, dan menawarkan lembar kerja dengan petunjuk dan kunci jawaban bagi peserta didik yang kesulitan memahami konsep pada topik tertentu.

    Penelitian terus dilakukan dan berkembang dari waktu ke waktu untuk menguji dan melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, hal ini dimaksudkan supaya proses pengajaran menjadi lebih efektif. Prinsip-prinsip pengajaran yang efektif menawarkan cara untuk melibatkan peserta didik dalam pembelajaran terlepas dari tingkat kemampuan awal peserta didik. Beberapa prinsip yang dapat dilakukan guru supaya pembelajaran efektif (Smaldino, 2019:24);

    1. Melakukan penilaian pengetahuan sebelumnya. Sebelum memberikan pembelajaran dengan benar, guru perlu mengumpulkan informasi yang relevan tentang pengetahuan dan tingkat keterampilan setiap peserta didik. Guru perlu mengetahui pengetahuan apa yang telah diperoleh peserta didik sebelumnya. Untuk belajar dari sebagian besar materi dan kegiatan, peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan prasyarat (Newby, Stepich, Lehman, & Russell 2010).
    2. Mempertimbangkan perbedaan individu. Peserta didik memiliki keberagaman dan variasi dalam hal kepribadian, bakat, pengetahuan tentang materi pelajaran dan banyak faktor lainnya. Cermati berbagai kebutuhan belajar peserta didik, misalnya; bahasa yang digunakan di rumah, kebiasaan belajar atau hal-hal lainnya. Guru perlu mempertimbangkan teknologi dan media yang dimiliki peserta didik dan sumber belajar apa yang penting untuk membantu peserta didik belajar. Pengajaran yang efektif memberi peluang peserta didik untuk maju pada tingkat yang berbeda, mencakup materi yang berbeda dan bahkan berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda.
    3. Tujuan pembelajaran. Agar guru dan peserta didik mengetahui ke mana arah pembelajaran dan apa yang harus dicapai, tujuan harus ditentukan. Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan hasil atau standar yang diharapkan.
    4. Mengembangkan keterampilan metakognitif. Keterampilan monitoring, evaluasi, dan penyesuaian pendekatan belajar dapat meningkatkan dan membantu peserta didik menjadi pembelajar seumur hidup. Peserta didik membutuhkan bantuan dalam memahami bagaimana peserta didik belajar dan sumber daya apa yang membantu dalam proses tersebut.
    5. Memberikan sentuhan interaksi sosial. Guru dan teman sebaya berfungsi sebagai tutor atau anggota kelompok yang dapat memberikan sejumlah dukungan pedagogis dan sosial. Peserta didik mendapatkan pengalaman dan keahlian ketika berkolaborasi dengan orang lain di dalam dan di luar kelas.
    6. Memasukkan konteks yang realistis. Peserta didik kemungkinan besar mengingat dan menerapkan pengetahuan autentik yang disajikan dalam konteks dunia nyata. Pembelajaran hafalan mengarah pada “pengetahuan tak bermakna”; yaitu, peserta didik mengetahui sesuatu tetapi tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Peserta didik mendapat manfaat dari pemahaman bagaimana pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dunia di sekitar mereka.
    7. Melibatkan peserta didik dalam praktik pembelajaran yang sesuai. Pengalaman belajar yang paling efektif adalah mengharuskan peserta didik untuk mempraktikkan keterampilan yang membangun ke arah hasil yang diinginkan. Partisipasi peserta didik dapat meningkatkan keterlibatan dalam belajar. Berlatih, terutama dalam berbagai konteks, meningkatkan tingkat retensi dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru. Latihan dan praktik mendorong pembelajaran yang lebih dalam dan tahan lama (Morrison & Lowther, 2010).
    8. Tawarkan umpan balik yang sering, tepat waktu, dan konstruktif. Pembelajaran membutuhkan informasi yang akurat tentang miskonsepsi, kesalahpahaman dan kelemahan. Peserta didik perlu mengetahui apakah pemikiran mereka berada di jalur yang benar. Umpan balik dapat datang dari seorang guru, tutor, program perangkat lunak, sistem penilaian permainan, atau diri sendiri. Selain mengetahui bahwa tanggapannya salah, peserta didik perlu mengetahui mengapa mereka tidak berhasil dan bagaimana dapat meningkatkan kinerjanya. Selanjutnya, mengetahui rincian tentang tanggapan yang benar dan akurat dalam hal bagaimana dan mengapa dapat membantu peserta didik lebih memahami tentang apa yang telah mereka pelajari.

    B. Prinsip penggunaan teknologi yang efektif

    Guru saat ini harus menjadi guru yang kompeten dalam penggunaan teknologi dalam pengajaran. Guru tidak hanya perlu menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran, tetapi juga dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan alat tersebut untuk meningkatkan pembelajaran pada peserta didik. Munculnya teknologi yang lebih baru membutuhkan keputusan penting yang terkait dengan alat terbaik untuk diintegrasikan ke dalam pengajaran.

    Standar teknologi pendidikan untuk peserta didik sebagaimana dirangkum dalam daftar yang diterbitkan oleh International Society for Technology in Education (ISTE) tahun 2012, yaitu:

    1. peserta didik kreatif dan inovatif dalam penggunaan teknologi
    2. peserta didik secara efektif berkomunikasi dan menggunakan teknologi secara kolaboratif
    3. peserta didik menggunakan teknologi untuk mengumpulkan informasi
    4. peserta didik menggunakan teknologi untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan
    5. peserta didik menunjukkan sebagai bagian dari warga dunia yang baik
    6. peserta didik terampil menggunakan sumber daya teknologi

    Masih banyak lagi standar sebagai elemen penting untuk mencapai kesuksesan dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk terlibat dalam penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran dan meningkatkan keterampilan literasi teknologi mereka. Selain itu, Guru diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran
    dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang membutuhkan “Empat C” berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, serta kreativitas dan inovasi.

    Guru harus menggabungkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan materi pelajaran dan keterampilan literasi informasi. Dengan menggunakan teknologi guru juga harus membantu peserta didik untuk mengetahui cara mempelajari informasi dan mengkomunikasikan pengetahuan. Misalnya, dalam pelajaran sains tentang cuaca, guru dapat menyajikan masalah kepada peserta didik yang mengharuskan mereka untuk mencari situs web untuk data atau informasi, menggunakan alat komunikasi untuk berkolaborasi dengan pakar luar, menghasilkan solusi untuk masalah secara kolaboratif, dan mempresentasikan ide mereka kepada teman sekelas menggunakan sumber daya kreatif. Dengan mengikuti instruksi Anda dengan cara itu, guru telah membahas banyak standar yang dengannya peserta didik akan diukur dan akan memberi mereka praktik terbimbing dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

    C. Prinsip penggunaan media yang efektif

    Belajar dari berbagai sumber media dapat memberi informasi yang komplek dan menantang. Pengguna sumber belajar memerlukan keterampilan literasi media untuk mengetahui cara mengakses-nya, cara memahami dan menganalisis konten dan cara membuat pesan media baru (Stansbury, 2009).

    Teks, televisi, video, dan sejumlah sumber media yang tercakup dalam buku teks semuanya merupakan sumber informasi yang valid dan vital. Peran guru adalah membimbing peserta didik untuk menggunakan media sebagai sumber belajar dengan cara yang bijak, aman, dan produktif. Misalnya, peserta didik perlu belajar menemukan berbagai sumber untuk memverifikasi fakta yang mungkin mereka dengar di berita atau baca di koran. Peserta didik perlu belajar untuk menjadi pengguna kritis dari sumber belajar untuk memastikan bahwa peserta didik mendapat informasi dan kesimpulan yang baik serta akurat. Seperti disebutkan sebelumnya, Standar ISTE untuk peserta didik dan “Empat C” mengatasi banyak kemampuan yang dibutuhkan peserta didik untuk menjadi konsumen yang sukses dari sumber daya media di sekitar mereka.

    Selain itu, pendekatan pengajaran harus memberi peserta didik kesempatan untuk mengeksplorasi bagaimana menggunakan media dan mengkomunikasikan pengetahuan. Nanti di buku teks guru akan melihat contoh bagaimana membimbing peserta didik untuk menggunakan berbagai media untuk mengekspresikan pengetahuan dan keterampilan.

    Untuk memandu guru dalam merancang pembelajaran yang efektif, ditawarkan model ASSURE yang dikembangkan oleh Smaldino dkk. Model ASSURE terdiri dari enam langkah yang dirancang untuk membantu guru merencanakan pelajaran yang mengintegrasikan penggunaan teknologi dan media pembelajaran secara efektif. Untuk mengilustrasikan cara menggunakan model, akan dideskripsikan agar mudah dipahami disertai dengan studi kasus di kelas untuk mendemonstrasikan implementasi setiap langkah.

    1) Model ASSURE

    Pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan yang cermat termasuk mengajar dengan menggunakan perangkat teknologi dan media pembelajaran. ASSURE merupakan langkah yang digunakan untuk memastikan pembelajaran berlangsung efektif. Langkah tersebut adalah: Analyze learners (menganalisis peserta didik), State standards and objectives (merumuskan standar dan tujuan pembelajaran), Select Strategies and resources (memilih strategi dan sumber belajar), Utilize resources (memanfaatkan sumber belajar), Require learner participation (partisipasi peserta didik dalam pembelajaran), serta Evaluate and revise (menilai dan merevisi pembelajaran). Beberapa aspek pengajaran dan pembelajaran tetap konsisten selama bertahun-tahun, seperti tahap progresif atau “peristiwa pengajaran” yang terjadi (Gagné, 1985). Penelitian telah menunjukkan bahwa pelajaran yang dirancang dengan baik dimulai dengan membangkitkan minat peserta didik dan kemudian beralih untuk menyajikan materi baru, melibatkan peserta didik dalam praktik dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan (Smaldino et al., 2012).

    Arahan Model ASSURE adalah fitur karakteristik peserta didik, mendapatkan tujuan yang dinyatakan dan memilih media dengan bahan terbaik untuk program pengajaran (Reyes et al., 2017). Hassan (2014) mengemukakan bahwa model ini sangat baik untuk rencana pengajaran apapun terutama jika konsep pembelajaran retentif diberikan pertimbangan yang kuat. Dia mengidentifikasi enam langkah yang terlibat yaitu (Olayinka et al., 2018):

    1. Analisis peserta didik: Perencanaan untuk audiens dan karakteristik mereka (misalnya; usia, jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, kesiapan mental dan gaya belajar).
    2. Merumuskan tujuan: Tutor didorong untuk mempertimbangkan kelas audiens, perilaku mereka dan jenis gelar yang mereka pelajari.
    3. Memilih teknologi/media/bahan: Pilih dari kumpulan bahan atau modifikasi atau buat yang baru.
    4. Memanfaatkan materi: Pratinjau materi dan teks materi/media atau teknologi.
    5. Membutuhkan partisipasi peserta didik: Bawa peserta didik untuk mengumpulkan pandangan dan saran mereka.
    6. Mengevaluasi media/teknologi dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan

    1. Analyze learners (Analisis Siswa)

    Model ASSURE merupakan pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik peserta didik yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk belajar. Informasi analisis peserta didik digunakan untuk merencanakan pelajaran yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Analisis peserta didik menguji tiga jenis informasi: karakteristik umum, kompetensi spesifik, dan perbedaan kebutuhan pembelajaran.

    Karakter umum

    Sangat penting untuk memahami karakteristik umum yang dapat mempengaruhi pembelajaran peserta didik. Karakteristik ini berkisar dari variabel konstan, seperti jenis kelamin dan etnis, hingga variabel yang bervariasi secara teratur, seperti sikap dan minat. Tinjau catatan peserta didik untuk mengidentifikasi perbedaan usia peserta didik Anda untuk lebih memahami pola perilaku atau kemampuan untuk fokus selama kegiatan belajar. Ketika merencanakan kerja kelompok, pertimbangkan perbedaan gender yang dapat mempengaruhi perhatian dan kemauan peserta didik untuk berpartisipasi. Misalnya, kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat bekerja dengan baik di kelas awal sekolah dasar tetapi menghambat pembelajaran untuk beberapa peserta didik sekolah menengah. Ketika peserta didik mewakili beberapa kelompok etnis, pilih bahan ajar dan contoh yang memberikan prioritas pada identitas dan nilai budaya. Misalnya, pilih

    gambar digital dengan anak-anak dari etnis yang sama dengan peserta didik untuk meningkatkan koneksi dalam topik pelajaran. Setelah memiliki pemahaman latar belakang tentang karakteristik umum peserta didik, pasangkan dengan pengamatan terhadap sikap dan minat peserta didik untuk merancang dan menerapkan pelajaran yang bermakna dan memenuhi kebutuhan unik setiap peserta didik.

    Kompetensi spesifik

    Penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan awal peserta didik tentang mata pelajaran tertentu mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka pelajari lebih dari sifat psikologis apapun (Dick, Carey, & Carey, 2014). Oleh karena itu, komponen penting dalam merancang pelajaran adalah mengidentifikasi kompetensi awal peserta didik Anda. Anda dapat melakukannya secara informal (seperti melalui pertanyaan di dalam kelas) atau dengan cara yang lebih formal (seperti meninjau hasil tes standar atau memberikan tes dan penilaian buatan guru).Tes masuk adalah penilaian yang menentukan apakah peserta didik memiliki prasyarat, atau kompetensi, untuk mendapatkan manfaat dari instruksi. Misalnya, jika anda akan mengajar peserta didik menghitung luas bangun-bangun geometris, tes masuk harus berfokus pada keterampilan perkalian untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perbaikan sebelum pelajaran. Keterampilan prasyarat penting untuk banyak pelajaran adalah kemampuan membaca.

    Setelah kompetensi awal yang spesifik diidentifikasi, daftarkan kompetensi tersebut dalam pelajaran anda dan sertakan tes masuk untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perbaikan sebelum pelaksanaan pelajaran dan juga untuk mengidentifikasi mereka yang telah menguasai apa yang anda rencanakan untuk diajarkan.

    Perbedaan kebutuhan belajar

    Untuk memastikan pembelajaran bagi semua peserta didik, guru harus mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan unik dan kebutuhan masing-masing peserta didik. Penelitian telah menunjukkan bahwa peserta didik memiliki kecerdasan ganda, preferensi dan kekuatan persepsi, berbagai perilaku pemrosesan informasi, berbagai motivasi, dan faktor fisiologis berbeda yang memengaruhi pembelajaran. Sebagai contoh; penelitian dasar kecerdasan majemuk Howard Gardner (2011) menunjukkan bahwa seseorang dapat memiliki berbagai kemampuan dalam delapan bidang:

    • Verbal-linguistik
    • Matematika logika
    • Visual/spasial
    • Tubuh-kinestetik
    • Musical
    • Naturalis
    • Interpersonal/intrapersonal
    • Eksistensial

    Guru dapat memiliki akses ke beberapa penilaian online gratis untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai preferensi belajar peserta didiknya. Misalnya, apakah seorang peserta didik lebih suka belajar dengan materi visual, dengan mendengarkan rekaman pendengaran, atau dengan pengalaman kinestetik langsung (Hatami, 2012). Informasi yang dipelajari dari menganalisis karakteristik umum, kompetensi masuk khusus, dan perbedaan serta kebutuhan pembelajaran peserta didik akan memandu proses pengambilan keputusan saat merancang pembelajaran ASSURE.

    2. State Standards and Objectives (Merumuskan Standar dan Tujuan)

    Langkah kedua dalam model ASSURE adalah menyatakan standar dan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya ditulis oleh guru atau sekolah, dengan mengidentifikasi hasil yang sangat spesifik. Penting untuk dicatat bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang apa yang akan dicapai setiap peserta didik, bukan bagaimana pelajaran akan diajarkan. Penting untuk menyatakan standar dan tujuan pembelajaran untuk setiap pelajaran karena mereka berfungsi sebagai dasar untuk tiga komponen penting dari rencana pelajaran ASSURE, yaitu sebagai berikut:

    Strategi, Teknologi dan Pemilihan media

    Berupa pernyataan yang jelas tentang apa yang harus diketahui dan harus dapat dilakukan peserta didik pada akhir pelajaran, sebagaimana dinyatakan dalam standar dan tujuan seperti memilih strategi, teknologi, dan media yang akan memastikan pembelajaran dengan hati-hati.

    Penilaian

    Menyatakan standar dan tujuan pembelajaran juga membantu memastikan penilaian pembelajaran peserta didik yang akurat. Hasil peserta didik yang dinyatakan secara eksplisit berfungsi sebagai panduan saat membuat penilaian untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan.

    Harapan Belajar Peserta didik

    Peserta didik akan lebih mampu untuk mempersiapkan dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar ketika mereka mengetahui hasil yang diharapkan. Tujuan pembelajaran dapat dilihat sebagai jenis kontrak antara guru dengan peserta didik.

    Rumusan ABCD untuk menentukan tujuan pembelajaran

    Tujuan yang dinyatakan dengan baik memberikan proses yang mudah diikuti untuk menulis tujuan pembelajaran. Selain itu, rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat dikembangkan dengan menggunakan rumusan ABCD (Pribadi, 2011: 67). Rumusan ABCD merupakan akronim dari komponen-komponen sebagai berikut:

    a. Audience (Peserta didik)

    Audience diperlukan untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan pembelajaran berfokus pada apa yang akan diketahui dan dapat dilakukan peserta didik setelah proses pembelajaran. Penting untuk secara jelas mengidentifikasi peserta didik yang ditargetkan termasuk karakteristiknya.

    b. Behavior (Perilaku)

    Perilaku penting untuk didemonstrasikan Perilaku yang dimaksud ini dinyatakan sebagai perilaku yang dapat diamati, seperti menentukan, mengkategorikan, atau mendemonstrasikan. Istilah yang tidak jelas seperti tahu, mengerti, dan menghargai tidak mengkomunikasikan kinerja yang dapat diamati. Sebagai contoh, daripada meminta peserta didik “memilih jawaban yang benar pada tes tentang konservasi air,” mintalah mereka “membandingkan dan membedakan dua sistem konservasi air untuk mengidentifikasi mana yang paling ramah lingkungan.”

    c. Condition (Kondisi)

    Kondisi diperlukan di mana perilaku akan diamati. Situasi dan kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi peserta didik dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.

    d. Degree (Tingkat)

    Degree yang dimaksud di sini adalah Degree of Mastery/Proficiency atau tingkat kemahiran. Dimana pengetahuan atau keterampilan baru harus dikuasai. Persyaratan akhir dari tujuan yang dinyatakan dengan baik adalah tingkat akurasi atau kemahiran yang dengannya kinerja minimal yang dapat
    diterima akan dinilai. Tentunya peserta didik dapat melebihi harapan yang telah ditetapkan. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam bentuk persentase (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, dan kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.

    3. Select Strategies and Resources (Memilih Strategi dan Sumber Belajar)

    Langkah selanjutnya dalam menciptakan pembelajaran yang efektif yang mendukung pembelajaran melalui penggunaan teknologi dan media yang tepat adalah pemilihan strategi dan sumber belajar yang sistematis, yang meliputi teknologi dan media, serta bahan pelajaran. Panduan berikut membahas proses seleksi.

    Memilih strategi pembelajaran

    Semua strategi pembelajaran, baik yang berpusat pada guru atau peserta didik, harus melibatkan peserta didik dalam pembelajaran aktif. Ketika mengidentifikasi strategi instruksional untuk sebuah pelajaran, pertama-tama pertimbangkan di mana pendekatan yang berpusat pada guru harus digunakan dan di mana strategi yang berpusat pada peserta didik mungkin lebih tepat.

    Marzano dan Heflebower (2012) mengusulkan bahwa guru saat ini perlu menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang membangun kognitif dan konatif keterampilan. Keterampilan kognitif mempersiapkan peserta didik untuk (1) menganalisis dan menggunakan informasi, (2) mengatasi masalah dan isu yang kompleks, dan (3) menciptakan pola dan model mental untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan membangun pengetahuan baru. Di sisi lain, keterampilan konatif mempersiapkan peserta didik untuk (1) memahami dan mengendalikan diri, dan (2) memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Jenis kegiatan ini mempersiapkan peserta didik untuk karir masa depan yang membutuhkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang serupa.

    Pertimbangan utama lainnya untuk memilih strategi instruksional adalah menjaga peserta didik tetap termotivasi untuk belajar. Dengan kata lain, strategi harus dirancang untuk mendorong peserta didik untuk percaya bahwa mereka memiliki kompetensi untuk berhasil dan cukup kontrol/otonomi untuk membuat pilihan selama proses pembelajaran. Penting juga untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan dan menerima pengakuan dari guru, keluarga, dan orang lain yang penting secara sosial bagi mereka (Usher & Kober, 2012).

    Memilih sumber belajar

    Saat memilih sumber daya untuk pelajaran ASSURE, keputusan dibuat mengenai teknologi dan media serta jenis bahan pendukung yang diperlukan untuk mencapai hasil pelajaran. Selain memilih materi pendukung, guru sering kali perlu memodifikasi materi yang ada atau merancang materi baru untuk memenuhi tujuan pelajaran tertentu. Pedoman dan alat untuk membuat keputusan ini mengikuti.

    • Teknologi dan media – Dalam memeriksa permainan edukatif, carilah latihan dan umpan balik yang relevan. Saat memilih buku cerita audio, cari fungsi seperti definisi yang disematkan dan kemudahan untuk kembali ke bagian yang telah dibaca sebelumnya. Untuk membantu proses ini, rubrik pemilihan disediakan untuk teknologi dan media utama yang disajikan dalam bab-bab tertentu.
    • Rubrik seleksi – Rubrik seleksi menyediakan prosedur sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media tertentu. Setiap rubrik mencakup serangkaian kriteria pemilihan yang konsisten (seperti yang ditunjukkan di sini) serta kriteria untuk teknologi atau media yang ditentukan (misalnya, perangkat lunak aplikasi, audio). Anda perlu memutuskan kriteria mana yang paling penting untuk digunakan dalam membantu peserta didik Anda mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan.
    • Kriteria rubrik seleksi
      • Kesesuaian dengan standar, hasil, dan tujuan
      • Informasi yang akurat dan terkini
      • Bahasa yang sesuai dengan usia
      • Tingkat minat dan keterlibatan
      • Kualitas teknis
      • Kemudahan penggunaan (untuk peserta didik atau guru)
      • Bebas bias
      • Panduan pengguna dan petunjuk arah

    Rubrik pemilihan adalah template dengan kolom terpisah untuk memasukkan judul media, sumber, dan deskripsi singkat beserta skala penilaian yang telah ditentukan untuk menilai teknologi/media yang ditinjau.

    Memilih, memodifikasi, atau merancang bahan belajar

    Dalam memilih strategi pembelajaran, pertama-tama kita harus mempertimbangkan di mana pendekatan yang berpusat pada guru diimplementasikan dan kapan melakukan pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Contohnya ketika sedang melakukan pembelajaran mengenai fotosintesis kita dapat menggunakan pendekatan guru sebagai fasilitator.

    Guru disini dapat menggunakan media yang mendukung untuk memfasilitasi belajar peserta didik. Guru dapat menggunakan sumber daya belajar seperti proyektor,animasi video, serta alat peraga untuk memperlihatkan proses fotosintesis. Marzano dan Heflebower (2012) mengusulkan bahwa guru saat ini perlu menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang membangun kognitif dan konatif keterampilan.

    Keterampilan kognitif mempersiapkan peserta didik untuk (1) menganalisis dan menggunakan informasi, (2) mengatasi masalah dan isu yang kompleks, dan (3) menciptakan pola dan model mental untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan membangun pengetahuan baru. Di sisi lain, keterampilan konatif mempersiapkan peserta didik untuk (1) memahami dan mengendalikan diri, dan (2) memahami dan berinteraksi dengan orang lain (hal. 9).

    Jenis kegiatan ini mempersiapkan peserta didik untuk karir masa depan yang membutuhkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang serupa. Kemudian pertimbangan untuk memilih strategi pembelajaran yang selanjutnya adalah menjaga agar peserta didik tetap termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Penting juga untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan dan menerima pengakuan dari guru, keluarga, dan orang lain yang penting secara sosial bagi mereka (Usher & Kober, 2012). Dalam memilih,memodifikasi atau merancang bahan terdapat 3 langkah yaitu :

    Memilih bahan yang tersedia

    Bisanya bahan yang tersedia bersifat off the shell yaitu bahan yang siap pakai tersedia dari sekolah, distrik, maupun sumber yang sudah ada. Berikut langkah untuk memilih bahan yang tersedia :

    a) Melibatkan ahli media perpustakaan

    Ahli media perpustakaan biasanya lebih mengetahui bahan ajar yang sesuai untuk digunakan, arsip yang ada di perpustakaan dapat digunakan untuk memeriksa materi dari sekolah untuk mengetahui media yang cocok untuk materi tersebut.

    b) Bergabung dengan guru yang lain

    Untuk guru yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dengan media alternatif dalam mendukung materi mungkin akan bisa memberi masukan lebih banyak. Bergabung dengan guru lain akan memunculkan kumpulan ide bersama.

    c) Survey online

    Education World adalah situs yang diperbarui setiap hari dan menawarkan ulasan aplikasi, situs web, dan produk teknologi serta rencana pelajaran, sumber daya siap kelas, artikel pengembangan profesional, dan alat media sosial untuk terhubung dengan guru lain.

    Mengubah material yang ada

    Teknologi memunculkan banyak materi tersedia di berbagai platform pendidikan. Banyak sumber daya pendidikan yang disediakan sebagai file digital bebas hak cipta. Mengubah material yang ada contohnya adalah ketika materi yang tersedia hanya bentuk cetak dan tulisan bisa diubah menjadi sebuah powerpoint di mana materi di dalamnya ditambahkan dengan video dan gambar yang mendukung proses pembelajaran.

    Merancang bahan belajar baru

    Ketika bahan yang sudah jadi tidak tersedia atau bahan yang sudah ada tidak dapat dengan mudah dimodifikasi, Anda perlu merancang bahan pelajaran Anda sendiri, yang dapat berkisar dari mencetak flip chart dengan tangan hingga menggunakan laptop Anda untuk membuat handout, presentasi, atau blog online.

    4. Utilize Resources (memanfaatkan sumber belajar)

    Langkah ini melibatkan perencanaan peran guru untuk memanfaatkan sumber pelajaran (misalnya, teknologi, media, dan bahan) dengan:

    Melakukan review sumber belajar

    Selama proses seleksi kita mengidentifikasi sumber pelajaran yang sesuai dengan pelajar. Pada tahap ini, kita perlu melihat teknologi dan sumber media yang dipilih dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memilah bagian-bagian yang langsung selaras dengan pelajaran. Meskipun dalam pemilihan materi mungkin telah melibatkan pemeriksaan ulasan yang diterbitkan, uraian singkat distributor, dan penilaian rekan kerja, penting bagi kita untuk melihat kembali materi tersebut sebelum
    menggunakannya. Tinjauan menyeluruh tidak hanya memungkinkan kita menggunakan sumber daya secara maksimal, tetapi juga memastikan bahwa peserta didik tidak terpapar konten atau bahasa yang tidak pantas di beberapa permainan digital, video, dan majalah online atau cetak.

    Siapkan sumber belajar

    Selanjutnya, kita perlu menyiapkan sumber daya yang akan mendukung kegiatan pembelajaran. Langkah pertama adalah mengumpulkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan. Tentukan urutan penggunaan bahan dan peralatan dan apa yang akan kita lakukan. Simpan daftar bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk setiap pelajaran dan garis besar urutan presentasi kegiatan. Terakhir, rencanakan waktu untuk berlatih menggunakan sumber sebelum mengimplementasikan pelajaran.

    Menyiapkan lingkungan belajar

    Dimanapun aktivitas pembelajaran akan berlangsung, fasilitas harus diatur agar sumberdaya dapat digunakan secara efektif. Kita harus memeriksa apakah peralatan berfungsi dengan baik. Atur fasilitas sehingga semua peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik. Atur tempat duduk sehingga peserta didik dapat melihat dan mendengar satu sama lain ketika pembelajaran kooperatif atau kolaboratif disertakan.

    Persiapkan peserta

    Penelitian dasar tentang pembelajaran memberitahu kita bahwa apa yang dipelajari dari suatu kegiatan sangat bergantung pada bagaimana peserta didik dipersiapkan untuk pelajaran (Gagné, Wager, Golas, & Keller, 2004). Instruksi yang efektif juga memerlukan pemanasan yang tepat, yang dapat mencakup satu atau lebih:

    • Pendahuluan yang memberikan gambaran luas tentang isi pelajaran
    • Alasan yang menjelaskan bagaimana konten terkait dengan aplikasi dunia nyata
    • Pernyataan memotivasi yang menciptakan kebutuhan untuk mengetahui isinya
    • Isyarat yang mengarahkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari pelajaran

    Berikan pengalaman belajar

    Sekarang kita siap untuk memberikan pengalaman instruksional. Pengalaman belajar yang berpusat pada guru seringkali melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan dan praktik, atau tutorial. Penyediaan pengalaman belajar ini mungkin memerlukan penggunaan berbagai sumber.

    5. Require Learner Participation (Partisipasi Peserta didik)

    Seperti yang diprediksi oleh Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl (1956) lebih dari 60 tahun yang lalu, ekonomi global saat ini akan menuntut peserta didik untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi daripada hanya mengetahui dan memahami informasi. Ini mengikuti pandangan konstruktivis bahwa belajar adalah proses mental aktif yang dibangun dari pengalaman autentik yang relevan atau praktek yang diterima peserta didik umpan balik informatif, tanggapan yang membuat mereka mengetahui sejauh mana mereka telah mencapai tujuan dan bagaimana meningkatkan kinerja mereka. Kurikulum nasional, Common Core State Standards, dan standar teknologi memiliki penerapan langsung ketika merencanakan partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan yang bermakna di mana peserta didik menggunakan berbagai teknologi, media, dan sumber daya untuk mendukung pembelajaran.

    Praktik

    Tujuan pelajaran Anda secara eksplisit menyatakan apa yang diharapkan peserta didik untuk diketahui dan dilakukan setelah instruksi. Dengan demikian, sangat penting untuk meminta partisipasi peserta didik melalui praktik eksplisit dengan pengetahuan dan keterampilan baru. ISTE-S mendukung tingkat partisipasi peserta didik ini melalui penggunaan berbagai teknologi dan media (ISTE, 2007).

    Inovasi yang menginspirasi; Salah satu cara umum yang membutuhkan partisipasi peserta didik adalah melalui penggunaan teknologi peserta didik dapat mengekspresikan kreativitas dan ide-ide inovatif mereka. Misalnya, anak kecil dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kata-kata kosakata baru, ketika menggunakan perangkat lunak seperti KidPix untuk menemukan gambar yang mewakili kata-kata baru dan menambahkan definisi pribadi dalam kata-kata mereka sendiri. Contoh lain melibatkan peserta didik sekolah menengah membuat presentasi PowerPoint yang menggambarkan tren musik rakyat Amerika selama 100 tahun terakhir. Kegiatan ini membutuhkan ringkasan ide-ide kunci dari dokumen sejarah, memilih foto dan klip suara terbaik, dan mengurutkan konten dengan cara yang bermakna. Di tingkat sekolah menengah,peserta didik IPS dapat menggunakan Spreadsheet untuk memeriksa tren populasi nasional selama abad yang lalu dan membuat prediksi pertumbuhan untuk 100 tahun ke depan.

    Mendukung kerjasama; Kunci untuk mempersiapkan peserta didik untuk karir masa depan adalah untuk melibatkan mereka dalam kegiatan kolaboratif di mana mereka harus berkomunikasi melalui berbagai metode. Misalnya, saat menggunakan gambar diam yang diproyeksikan dari peserta didik yang tinggal di Alaska, Anda dapat melibatkan peserta didik dalam diskusi yang hidup di mana mereka membandingkan diri mereka dengan peserta didik di foto. Peserta didik kemudian dapat bertukar email dengan peserta didik Alaska untuk mendapatkan pengetahuan langsung tentang kehidupan di Alaska. Sebagai contoh lain, jika hasilnya adalah untuk meningkatkan kesadaran peserta didik tentang hak dan tanggung jawab mereka untuk mengungkapkan pendapat, kelompok peserta didik dapat menulis dan mengirimkan ide-ide mereka ke bagian opini publik dari situs web berita lokal.

    Membangun keterampilan literasi informasi; Internet menyediakan peserta didik dengan akses instan ke sumber daya tak terbatas. Namun, peserta didik membutuhkan keterampilan literasi informasi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi untuk “membuat keputusan berdasarkan informasi, menerapkan pengetahuan pada situasi baru, dan menciptakan pengetahuan baru” (ALA, 2007, hlm. 5). Sebagai seorang guru, penting bagi Anda untuk merencanakan kegiatan yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam memproses informasi dan melaporkan hasil yang bermakna untuk tugas yang diberikan. Penelitian peserta didik juga harus memasukkan informasi dari buku, majalah, dan orang-orang, karena sumber yang beragam akan lebih memastikan bahwa peserta didik tidak hanya memotong dan menempelkan informasi berbasis web ke dalam pekerjaan mereka. Misalnya, jika peserta didik Anda ingin membuat peta konsep peristiwa yang mempengaruhi hak-hak perempuan, Anda ingin menetapkan harapan untuk menggunakan berbagai sumber daya digital dan nondigital, memparafrasekan konten.

    Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi; Kurikulum hari ini dan standar teknologi mengharuskan peserta didik untuk mendemonstrasikan penerapan pemikiran kritis melalui kegiatan seperti merencanakan dan menyelesaikan projek yang sukses, memecahkan masalah, dan menarik kesimpulan. Penting bagi peserta didik dari segala usia untuk secara teratur memeriksa informasi melalui penggunaan alat-alat seperti perangkat elektronik (misalnya, probe sains dan mikroskop), peralatan audio dan video digital (misalnya, kamera dan papan tulis), dan berbagai aplikasi (misalnya, Spreadsheet dan Database). Jika peserta didik menjawab pertanyaan

    “Apakah orang dengan suara terbanyak memenangkan pemilihan presiden?” mereka dapat mengunduh hasil pemilu ke dalam Spreadsheet untuk membandingkan suara elektoral dengan total suara populer. Untuk menentukan apakah kolam buatan aman untuk ikan seperti kolam alami, peserta didik dapat mengumpulkan sampel air dan menggunakan berbagai probe elektronik untuk mengumpulkan data untuk dibandingkan dalam Spreadsheet. Peserta didik pada tingkat awal sekolah yang belajar warna dapat memecahkan masalah berikut: “Dapatkah kamu menemukan pelangi di kamar kami?” Pasangan peserta didik akan menggunakan kamera digital untuk memotret item yang cocok dengan setiap warna pelangi untuk buku aktivitas “Pelangi di Kamar Kita”.

    Alat teknologi yang dirancang khusus untuk melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah termasuk permainan digital dan simulasi. Permainan menggunakan kompetisi, intrik, dan rasa ingin tahu sebagai kendaraan bagi peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan konten. Contoh yang sangat baik adalah Math Blaster, perangkat lunak pemenang penghargaan yang melibatkan peserta didik dalam permainan aksi cepat untuk mempelajari konten matematika berbasis standar. Simulasi menggunakan fitur serupa; namun memungkinkan peserta didik fleksibilitas yang besar dalam membuat pilihan yang mempengaruhi hasil dalam permainan.

    SimCity adalah permainan simulasi terkenal di mana peserta didik merancang dan mengelola berbagai sistem untuk satu atau lebih kota. Desainnya membahas berbagai sistem yang diperlukan untuk mendukung warga; misalnya listrik, air, pajak, pendidikan, transportasi, rumah sakit, dan polisi. Perencanaan juga perlu memasukkan identifikasi zona yang berbeda di dalam kota, seperti perumahan, bisnis, rekreasi, dan industri, dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan dan keamanan. Tujuan keseluruhannya adalah untuk menciptakan kota mandiri dengan anggaran berimbang.

    Menggunakan perangkat lunak pendidikan untuk praktik; Perangkat lunak pendidikan menyediakan sumber daya yang sangat baik untuk melibatkan peserta didik dengan beragam kemampuan dalam kegiatan pembelajaran individual yang berfokus pada pengetahuan dan keterampilan konten inti. Program ini memungkinkan peserta didik dengan kemampuan di bawah rata-rata untuk bergerak dengan kecepatan mereka sendiri menyelesaikan kegiatan latihan sambil menerima umpan balik dan perbaikan segera. Banyak program perangkat lunak memberikan saran kepada peserta didik untuk mencoba kegiatan yang lebih menantang setelah menunjukkan penguasaan keterampilan sebelumnya.

    Menggunakan media lain untuk praktik; Diskusi, kuis singkat, dan latihan aplikasi dapat memberikan kesempatan untuk latihan dan umpan balik selama petunjuk. Panduan dan manual guru sering menyarankan teknik dan kegiatan untuk memunculkan dan memperkuat tanggapan peserta didik. Namun, banyak dari sumber daya tersebut tidak mengintegrasikan penggunaan teknologi dan media. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan komponen model ASSURE yang dapat diterapkan untuk memutuskan di mana penggunaan alat ini oleh peserta didik.

    Balikan (feedback)

    Dalam semua kasus, peserta didik harus menerima umpan balik pada pekerjaan mereka. Umpan balik dapat berasal dari guru, atau peserta didik dapat bekerja dalam kelompok kecil dan saling memberikan umpan balik. Dalam suatu proses pembelajaran, umpan balik atau feedback sangatlah penting. Feedback ini diperlukan untuk mengoptimalkan pembelajaran. Dengan adanya feedback dapat mengajarkan peserta didik untuk menilai penampilan, yang dimana mereka tidak dapat melihat dan merasakan
    kesalahan sendiri, dan peserta didik lainlah yang dapat melihat dan mengevaluasi hal tersebut. Umpan balik juga dapat menjadi bagian dari aktivitas pemeriksaan diri yang dilakukan secara mandiri atau dengan mentor, sering kali menggunakan teknologi. Brookhart (2008) menjelaskan berbagai komponen umpan balik untuk dipertimbangkan guru, seperti kapan diberikan, kriteria yang digunakan, kejelasan umpan balik kepada peserta didik, dan nada adalah umpan balik yang positif dan akan mendorong peserta didik agar selalu mengalami peningkatan.

    6. Evaluate and revise (evaluasi dan revisi)

    Komponen terakhir dari model ASSURE, Evaluasi dan Revisi, sangat penting untuk pengembangan kualitas pengajaran, namun komponen desain pelajaran ini sering diabaikan. Tanpa langkah ini, seringkali tidak mungkin untuk mengetahui apakah instruksi berhasil atau bagaimana merevisi strategi yang gagal. Hal ini juga mempersulit untuk menilai kemanjuran berbagai jenis teknologi dan media tanpa meluangkan waktu untuk mengevaluasi penggunaannya.

    Dampak evaluasi terhadap pembelajaran peserta didik

    Pertanyaan pamungkas mengenai instruksi adalah apakah peserta didik telah mempelajari apa yang seharusnya mereka pelajari. Dapatkah mereka menunjukkan kemampuan yang ditentukan dalam standar dan tujuan yang dinyatakan? Langkah pertama dalam menjawab pertanyaan ini diambil menjelang awal model ASSURE, ketika Anda merumuskan tujuan pembelajaran Anda, termasuk kriteria kinerja yang dapat diterima. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan tugas penilaian yang menuntut peserta
    didik untuk mendemonstrasikan perilaku yang dinyatakan dalam tujuan.

    Metode penilaian pencapaian tergantung pada sifat tujuan. Beberapa tujuan pembelajaran memerlukan keterampilan kognitif yang relatif sederhana-misalnya, menyatakan hukum Ohm atau meringkas prinsip-prinsip Deklarasi Kemerdekaan. Tujuan pembelajaran seperti ini cocok untuk tes tertulis konvensional.

    Tujuan lain mungkin memerlukan perilaku tipe proses (misalnya, menguraikan cerita, memecahkan persamaan kuadrat, atau mengklasifikasikan hewan), penciptaan produk (misalnya, patung, komposisi tertulis, presentasi Prezi, atau portofolio), atau menunjukkan sikap (misalnya, memilih untuk membaca selama kegiatan waktu luang, menempatkan kertas bekas di tempat sampah, atau makan makanan ringan yang sehat). Jenis tujuan pembelajaran ini membutuhkan lebih komprehensif, penilaian autentik, seperti evaluasi berbasis kinerja demonstrasi peserta didik belajar dalam konteks alami.

    Mengevaluasi dan merevisi strategi sumber belajar

    Evaluasi juga mencakup penilaian strategi instruksional Anda dan sumber daya yang digunakan untuk mendukung pelajaran. Apakah strategi instruksional itu efektif? Bisakah mereka ditingkatkan? Apakah sumber daya teknologi dan media membantu peserta didik dalam memenuhi tujuan pembelajaran? Apakah mereka efektif dalam membangkitkan minat peserta didik? Apakah mereka mendukung partisipasi peserta didik?

    Sebuah komponen kunci untuk evaluasi dan revisi pelajaran adalah masukan peserta didik. Anda dapat meminta masukan peserta didik tentang keefektifan media tertentu, seperti video, kegiatan, atau seluruh pelajaran.

    Anda juga dapat memperoleh umpan balik peserta didik mengenai strategi pengajaran Anda dan penggunaan teknologi dan media melalui diskusi dan wawancara. Misalnya, Anda mungkin belajar bahwa peserta didik lebih suka belajar mandiri daripada presentasi kelompok pilihan Anda. Atau mungkin peserta didik tidak menyukai pilihan sumber online Anda dan merasa mereka akan belajar lebih banyak dari menonton video. Peserta didik Anda juga dapat memberitahu Anda, secara halus atau tidak, bahwa penampilan Anda sendiri meninggalkan sesuatu yang diinginkan.

    Evaluasi Pengajaran; Meskipun evaluasi pengajaran Anda mungkin menimbulkan beberapa kekhawatiran, informasi yang dihasilkan akan memberikan umpan balik yang sangat baik untuk menangani bidang-bidang perbaikan yang dibutuhkan dan untuk merayakan bidang- bidang pengajaran
    berkualitas tinggi. Ada empat tipe dasar evaluasi guru: diri sendiri, peserta didik, rekan, dan administrator.

    • Evaluasi diri, guru dapat membuat rekaman audio atau video pembelajaran yang kemudian didengarkan atau dilihat lain waktu saat menggunakan lembar evaluasi.
    • Peserta didik di kelas awal dapat memberikan umpan balik yang berharga melalui survei yang sesuai dengan usia. Peserta didik mungkin enggan untuk “mengevaluasi” guru mereka dalam diskusi kelas terbuka, tetapi mungkin berbagi ide dalam kelompok atau mengirimkan komentar secara anonim.
    • Rekan, biasanya guru lain, untuk duduk di belakang ruangan dan mengamati keterampilan mengajar Anda. Umpan balik dapat diberikan dalam evaluasi terbuka (lembar kertas kosong) atau Anda dapat merancang formulir yang membahas bidang-bidang di mana Anda ingin menerima umpan balik.
    • Di sebagian besar sekolah, administrator mengunjungi guru dalam urutan terjadwal, seringkali setiap tahun, setengah tahunan, atau lebih sering karena peningkatan akuntabilitas guru. Anda dapat meminta administrator untuk mengunjungi lebih sering secara “tidak resmi”. Banyak sekolah memiliki formulir standar yang digunakan administrator untuk mengamati guru dan memberikan umpan balik kepada mereka. Anda juga dapat memberi tahu administrator Anda tentang karakteristik lain yang Anda ingin dia amati.

    Revisi strategi dan sumber belajar

    Langkah terakhir dari siklus instruksional adalah duduk dan melihat data penilaian dan evaluasi. Periksa perbedaan antara tujuan dan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah prestasi peserta didik tidak mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran? Bagaimana reaksi peserta didik terhadap strategi instruksional dan sumber pelajaran? Apakah guru puas dengan nilai bahan yang dipilih?, selanjutnya lakukan refleksi pelajaran dalam setiap komponennya. Buat catatan segera setelah selesainya pelajaran, dan rujukan
    sebelum menerapkan pelajaran lagi. Jika data evaluasi menunjukkan kekurangan, Kembalilah ke bagian rencana yang salah dan merevisinya. Model akan berfungsi, tetapi hanya jika terus menggunakannya untuk meningkatkan kualitas pengajaran.

  • Perkembangan Teknologi, Media dan Metode Pembelajaran

    Perkembangan Teknologi, Media dan Metode Pembelajaran

    Perkembangan Teknologi, Media dan Metode Pembelajaran memiliki peran yang sangat besar dalam dunia pendidikan. Seorang guru profesional harus selalu adaptif dengan perubahan dan perkembangan Teknologi untuk mengoptimalkan proses pembelajaran.

    Perkembangan Teknologi, Media dan Pembelajaran

    Wabah pandemi Covid-19 telah “memaksa” seluruh proses pendidikan beralih dari kelas konvensional ke dalam kelas-kelas virtual. Kelas-kelas ini tentu saja diakses melalui teknologi dan media pembelajaran berbasis IT. Perubahan ini tentu saja membawa banyak pengalaman dan juga tantangan baru dalam pembelajaran.

    Selain itu, karakteristik peserta didik abad 21 tentu saja berbeda dengan generasi sebelumnya. Dampak dari teknologi telah membawa banyak perubahan sehingga ada banyak hal baru dalam dunia pendidikan yang menarik dan penting untuk dikaji.

    Fokus dari artikel ini adalah :

    1. Menjelaskan perkembangan Teknologi, Media dan Metode Pembelajaran terbaru
    2. Menganalisis karakteristik peserta didik abad 21

    Saat anda belajar di Sekolah Dasar dan Menengah tentu saja terdapat perbedaan teknologi yang mencolok ketika pada saat anda berada di perguruan tinggi. Hal ini tidak saja karena perbedaan tingkatan atau level pendidikan tapi juga karena Perkembangan teknologi itu sendiri.

    Buatlah daftar Teknologi yang anda gunakan semasa SD sampai SMA dan pada masa Kuliah!

    Teknologi dalam pembelajaran semasa SD – SMATeknologi dalam pembelajaran semasa Kuliah
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….

    Selian perubahan teknologi, kita semua sangat menyadari terdapat perbedaan karakteristik yang mencolok antara anak sekolah zaman dulu dan saat ini. Mari kita ambil sebuah garis pemisah yakni anak-anak yang lahir sebelum tahun 1996 dan setelah tahun tersebut.

    Tuliskan perbedaan yang mencolok antara keduanya.

    Karakteristik peserta didik yang lahir sebelum tahun 1996 (gen x, y)Karakteristik peserta didik yang lahir setelah tahun 1996 (gen z, post gen z)
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….

    A. Perkembangan TIK

    Pada saat pertama kali Komputer digunakan di sekolah, sekitar akhir tahun 1970-an, hampir semua program dijalan menggunakan Floppy Disk. Komputer hanya berfungsi sebagai operating system dan aplikasi disimpan pada Floppy Disk.

    Floppy Disk Pada Komputer Jadul

    Seiring dengan berjalan waktu dan perkembangan teknologi, penggunaan perangkat digital semakin banyak digunakan di sekolah-sekolah. Mulai dari penggunaan Printer, Scanner, OHP sampai pada era Industri 4.0 saat ini dimana Jaringan Komunikasi melalui Internet menghasilkan banyak produk seperti online website, email dan mesin penelusur (Search Engine).

    Seiring dengan perkembangan teknologi digital digunakan dalam bertukar informasi, maka lahirlah istilah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Perkembangan TIK membawa banyak perubahan dan perubahan itu tumbuh seiring dengan perkembangan kecanggihan perangkat tersebut.

    TIK ini adalah istilah yang digunakan merujuk pada sekumpulan sistem dan perangkat yang digunakan untuk saling bertukar informasi tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Secara umum perangkat ini dapat dikategorikan pada perangkat yang dapat digunakan untuk mengumpulkan, mereka dan menyajikan informasi. Pada era 4.0 ini, TIK ini didefenisikan tidak hanya sebatas teknologi digital semata tapi juga segala perangkat yang dapat memiliki hubungan dengan teknologi digital.

    Misalnya pada masa lampau, sebuah foto hanya dapat dicetak dari negatif film yang dicuci di dalam ruang gelap, namun seiring dengan berkembangnya Printer, saat ini setiap orang bisa mencetak foto di rumah mereka masing-masing. Tidak sebatas mencetak, TIK, melalui jaringan internet, memberikan kemudahan mencetak foto yang baru saja diambil di Amerika kemudian dicetak saat itu juga di Indonesia.

    1. Keterampilan Abad 21

    Di sisi lain, kecanggihan perangkat juga membutuhkan keterampilan baru pula untuk mengoperasikan perangkat-perangkat baru tersebut. Keterampilan-keterampilan baru ini dibutuhkan untuk menggunakan dan memanfaatkan perkembangan teknologi.

    Pada era Industri 4.0 ini terdapat sedikit perubahan kebutuhan skill dalam dunia IT, sebut saja misalnya pada tahun 1980, orang-orang baru ikut kursus atau kuliah program D2 Komputer dengan fokus Penggunaan Pascal atau Borland. Pengetahuan atau keterampilan teknologi ini dapat bermanfaat bagi mereka paling untuk 10 sampai 20 tahun ke depan. Pasalnya bahasa Pemrograman berkembang cukup lambat pada masa itu sehingga Bahasa Pascal masih digunakan dalam kurang waktu yang lama.

    Namun saat ini kita mendapati hal yang berbeda karena perkembangan teknologi yang sangat cepat bahkan, bahkan rentang waktu kemunculan bahasa program baru atau updating bahasa program bisa dalam orde 1 bulan. Hal ini membuat keterampilan teknologi ini harus cepat dikuasai atau diadaptasi oleh setiap individu yang ingin memanfaatkan teknologi. Keterampilan ini disebut sebagai adaptif learning skill.

    Keterampilan adaptif dalam bidang teknologi ini tidak berdiri sendiri, melainkan didukung dengan keterampilan lain. Keterampilan-keterampilan pendukung itu antara lain adalah Problem Solving and Critical Thinking, Innovative and Creative Thinking, Communicative, and Collaborative. Ke empat keterampilan sangat dibutuhkan di era digital pada abad 21, maka keterampilan tersebut lazim disebut sebagai 21 Century Skill.

    2. Literasi Digital

    Keterampilan lain yang penting dalam penggunaan teknologi disebut sebagai Literasi Digital. Keterampilan ini dibagi ke dalam dua sub skill yakni Literasi Informasi dan Literasi TIK.

    Literasi informasi sendiri adalah keterampilan yang digunakan memiliki, mengevaluasi, menggunakan dan memanfaatkan informasi agar dapat mendapatkan, menerapkan dan membagikan pengetahuan. Literasi TIK sendiri adalah kemampuan menggunakan teknologi digital dan memanfaatkan jaringan untuk mengakses, mengatur, mengintegrasikan, mengevaluasi dan membuat bahan informatif.

    Dalam pendidikan Literasi digital juga dikaitkan dengan dengan literasi media yang diartikan sebagai keterampilan mengakses, menganalisa dan mengkomunikasi pesan yang bertujuan untuk menyusun dan menyampaikan bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik bahan ajar, peserta didik dan media itu sendiri. Keterampilan ini berkaitan dengan penggunaan dan pemanfaatan media digital dalam pembelajaran misalnya Video Pembelajaran, Musik, Podcast, Animasi, Poster, Website, Dokumen dan lain sebagainya.

    Kita mengenal istilah hardware (perangkat keras) dan software (perangkat lunak), nah cobalah Anda identifikasi perangkat hardware dan software yang Anda ketahui, tulis di kolom berikut! (poin)

    HardwareSoftware
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….
    …………………….

    B. Mengeksplorasi penggunaan TIK dalam pembelajaran

    Perkembangan TIK memiliki dampak yang besar dalam kebudayaan dan kehidupan masyarakat luas. UNESCO bahkan menggambarkan dampak TIK sebagai Revolusi Ketiga. Praktis kehidupan modern saat ini sangat sulit dipisahkan dari dari penggunaan TIK.

    Penggunaan TIK juga semakin luas yang tadinya hanya dalam kehidupan sehari-hari kini meluas ke dalam dunia pendidikan. Pembelajaran berbasis TIK baik itu enhanced, blended learning, dan fully online sudah dapat ditemukan pada level sekolah dasar, sekolah menengah dan perguruan tinggi. Efek Revolusi Ketiga dalam penggunaan TIK ini bergeser yang awalnya TIK hanya sebagai pilihan kini berubah menjadi kewajiban, meskipun proporsinya masih dapat ditawar-tawar.

    1. Sejarah Perkembangan TIK

    TIK pertama kali digunakan pada saat Komputer Mainframe diperkenalkan. Komputer ini dibangun dengan code name Harvard Mark I dan dibangun pada tahun 1930 oleh IBM. Komputer berukuran sangat besar dengan berat sebesar 5 Ton atau setara dengan dua mobil minibus.

    Harvard Mark I dibangun dengan biaya pembangunan sebesar $200.000 yang jika nilai saat ini setara $3.000.000 atau sekitar 48 Triliun Rupiah. Ukuran dan harga yangs angat besar membuat hanya universitas sekelas Harvard yang bisa menggunakannya.

    Meskipun dibanguan dengan ukuran besar namun performa komputer ini tidak lebih baik dari kalkulator saintis saat ini. Hal ini karena kemajuan fisika materi belum terlalu sempurna mendukung pengembangan microchip.

    Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, komputer desktop ukuran kecil akhirnya dapat dikembangkan. Komputer ini selanjutnya disebut sebagai Personal Komputer atau PC. Ukuran yang kecil dan harga yang relatif lebih murah membuat penggunaan komputer dalam bidang pendidikan dan pembelajaran semakin ramai.

    Hal baru dalam Pembelajaran ini membuat banyak orang terutama Pendidik (guru dan instruktur) mencoba mengeksplorasi penggunaan Komputer, namun karena masih baru maka perangkat ini lebih ke arah pemrograman manual. Belum banyak developer dan komunitas yang mengembangkan bahasa pemrograman sehingga pemrograman menjadi hal yang sangat identik dengan komputer.

    Hal ini sudah jauh berbeda dengan hari ini dimana pengguna komputer dapat menggunakan aplikasi yang telah siap pakai dalam aktivitas manapun termasuk dalam pembelajaran.

    2. TIK Hari ini

    Perkembangan TIK Hari ini berada level yang beribu-ribu kali lebih cepat dibandingkan di awal penemuan komputer. Jutaan perangkat lunak baru dan tingginya kecepatan hitung komputer (CPU Frequency) mendukung pembaharuan dalam penggunaan TIK. Program-program seperti pemodelan, simulasi, paket pemecahan masalah, dan game praktis merubah kebiasaan seseorang tidak hanya dalam dunia digital tapi juga pada dunia nyata.

    Komputer sudah mengambil peran yang lebih jauh dalam kehidupan manusia dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Peran komputer ini selanjutnya disebut sebagai Internet of Things (IoT). TIK digunakan baik secara parsial maupun keseluruhan dalam mengeksekusi kebutuhan manusia di dunia kerja. Mulai dari chat, email, menyusun laporan, membuat laporan keuangan, menganalisis data sampai pada conference dilakukan dalam ruang-ruang digital.

    Perkembangan jaringan dan penyedia informasi global yang sudah bisa sampai pada level individu membuat informasi di dunia maya semakin banyak. Selama terkoneksi dengan jaringan internet, peserta didik dan guru dapat memanfaatkan aplikasi mesin pencari seperti Google, Bing, Duck-duck Go dan sebagainya dalam mencari informasi yang berkaitan dengan topik yang dibahas.

    Perkembangan teknologi memang tumbuh pesat, namun demikian untuk konteks di Indonesia yang luas dan kepulauan maka perangkat teknologi belum semua memiliki akses dan kemampuan yang merata, nah sekarang cobalah Anda deskripsikan kemampuan dan perangkat teknologi di sekitar Anda tinggal. (poin)

    Deskripsi singkat perangkat, akses dan kemampuan teknologi di daerah sekitar Anda
    ………………………………………………………..
    ………………………………………………………..
    ………………………………………………………..

    C. Tahapan dalam Mengadopsi dan Menggunakan TIK

    1) Emerging (Muncul)

    Pada tahap ini sekolah baru saja mulai memperkenalkan komputer, di mana pada awalnya mungkin hanya memiliki satu atau dua komputer dan printer, baik hasil sumbangan atau dibeli oleh Dinas Pendidikan. Pada awal tingkat ini, administrator dan satu atau lebih guru perintis mulai menggali potensi TIK untuk manajemen sekolah dan untuk pengajaran di kelas.

    Pada tahap ini pembelajaran fokus di kelas untuk meningkatkan keterampilan dasar TIK dan mengidentifikasi komponen-komponen TIK. Guru masih sering menggunakan peralatan yang tersedia untuk tujuan meningkatkan kemampuan profesionalisme, seperti word processing untuk menyiapkan lembar tugas, Spreadsheets untuk mengelola daftar kelas, dan jika internet tersedia juga digunakan untuk mencari informasi atau berkomunikasi lewat e-mail. Guru mengembangkan literasi TIK dan belajar bagaimana menerapkan TIK untuk tugas pribadi dan profesional, lebih menekankan pada mempelajari penggunaan peralatan dan aplikasi, menjadi peduli terhadap potensi TIK untuk pengajaran di masa yang akan datang. Praktek pengajaran di kelas masih sangat berpusat pada guru (teacher centered).

    2) Applying (Menerapkan)

    Pada tahap ini sekolah telah memperoleh tambahan peralatan TIK. Administrator sekolah menggunakan TIK untuk tugas-tugas manajemen yang lebih terorganisir, sementara guru mulai mengadaptasi kurikulum dalam rangka meningkatkan penggunaan TIK pada mata pelajaran yang berbeda, menerapkan perangkat lunak tertentu seperti menggambar, merancang, membuat model, dan simulasi dalam pengajaran.

    Guru masih cenderung mendominasi kegiatan pembelajaran di kelas. Namun, sudah menggunakan TIK untuk tujuan meningkatkan profesionalisme, fokus pada peningkatan pengajaran mata pelajaran untuk memperkaya bagaimana mengajar dengan berbagai aplikasi TIK. Secara bertahap guru memperoleh kepercayaan diri dalam menggunakan alat khusus TIK dalam mengajar. Kesempatan untuk menerapkan TIK dalam semua pengajaran masih sering hanya dibatasi oleh kurangnya kesiapan akses pada fasilitas dan sumber daya TIK.

    3) Infusing (Menanamkan)

    Pada tahap ini, TIK dimasukkan ke seluruh kurikulum. Hampir semua kelas dilengkapi dengan komputer, sama halnya juga kantor dan perpustakaan dan sekolah sudah memiliki koneksi internet. Penanaman TIK pada semua aspek kehidupan profesional guru dengan cara seperti untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik dan pengelolaan pembelajaran. Pendekatan dari guru senior adalah untuk mendukung guru yang aktif dan kreatif serta mampu merangsang dan mengelola pembelajaran. Selain itu TIK juga sudah digunakan untuk mengintegrasikan berbagai gaya belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

    Guru menggunakan TIK untuk membantu peserta didik belajar serta mendorong peserta didik melakukan penilaian pembelajaran secara mandiri dalam mencapai tujuan pembelajaran. Pada saat yang sama, secara alamiah guru berkolaborasi dengan guru lain dalam memecahkan masalah pembelajaran sekaligus juga berbagi pengalaman mengajar.

    4) Transforming (Transformasi)

    Pada tahap ini guru sudah mempunyai rasa percaya diri dan memiliki kemampuan memanfaatkan TIK untuk pembelajaran. Tantangan utama adalah untuk membawa guru melalui tingkat menanamkan ke titik di mana TIK adalah alat yang digunakan secara rutin untuk membantu pembelajaran sedemikian rupa sehingga sepenuhnya terintegrasi di semua kelas.

    Ketika TIK sepenuhnya terintegrasi dalam semua kegiatan pembelajaran di kelas, dan ketika TIK digunakan untuk memikirkan dan memperbaharui kembali organisasi kelembagaan dengan cara yang kreatif, serta ketika TIK adalah bagian rutin dari kehidupan sehari-hari lembaga, maka sekolah sudah berada pada tingkat bertransformasi. Fokus dalam ruang kelas telah pindah sepenuhnya dari berpusat pada guru menjadi berpusat pada peserta didik (student centered).

    Selanjutnya dapat dikembangkan model baru berdasarkan pemetaan empat tingkat integrasi TIK terhadap kegiatan belajar dan mengajar. Pengembangan tersebut menunjukkan langkah-langkah yang dilewati peserta didik saat mereka belajar tentang TIK (menjadi peduli terhadap TIK, belajar bagaimana menggunakan TIK d, alam mata pelajaran, memahami bagaimana dan kapan menggunakan TIK, memperdalam penggunaan TIK). Pemetaan juga dilakukan saat guru mengajar dengan TIK (menerapkan alat produktivitas, meningkatkan pengajaran tradisional, memfasilitasi penggunaan berbagai model pengajaran, membuat dan mengelola lingkungan pembelajaran inovatif dan terbuka).

    Dengan kehadiran teknologi dan komunikasi (TIK) memberikan tantangan dalam dunia pendidikan, peserta didik lebih tertarik mempelajari TIK dibandingkan materi pembelajaran lainnya, peserta didik bahkan rela berjam-jam di depan komputer untuk mengakses internet dan mencari informasi yang tidak bisa didapatkan di sekolah. Fenomena seperti ini menjadi tugas dan pekerjaan rumah yang besar bagi dunia pendidikan untuk bisa mengadopsi dan melakukan inovasi pembelajaran. Dengan hadirnya TIK di dunia pendidikan seyogyanya dapat menghantarkan wajah pendidikan ke arah yang lebih baik sehingga tantangan pembelajaran abad 21 dapat terselesaikan tentunya tidak terlepas dari peran guru sebagai tenaga pendidik yang dituntut kreatif dan inovatif mengembangkan pembelajaran dengan mengintegrasikan teknologi dan komunikasi.

    D. Pemanfaatan perangkat TIK dalam pembelajaran abad 21

    Dalam proses pembelajaran abad 21, teknologi informasi dan komunikasi merupakan alat bantu dalam upaya mencapai proses pembelajaran yang mengutamakan kemampuan keterampilan kecakapan abad 21 yang harus dimiliki oleh peserta didik. Banyak perangkat-perangkat teknologi atau aplikasi-aplikasi berbasis teknologi informasi yang menunjang aktivitas peserta didik dalam proses pembelajaran untuk mencapai kemampuan kecakapan abad 21 seperti kecakapan kreativitas, inovasi, komunikasi, kolaborasi, literasi informasi dan media.

    1) TIK dan kreativitas peserta didik

    Dalam pelaksanaan pembelajaran, TIK dapat digunakan sebagai sarana untuk meningkatkan kreativitas peserta didik. Peserta didik dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi atau aplikasi-aplikasi komputer dalam aktivitas pembelajaran seperti teknologi internet yang dimanfaatkan peserta didik sebagai sumber belajar. Dengan menggunakan teknologi internet, peserta didik dapat mengakses sumber-sumber belajar yang ada di dalamnya dengan memanfaatkan halaman-halaman situs web yang menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh peserta didik. Aplikasi-aplikasi komputer yang merupakan bagian dari sarana teknologi informasi dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran.

    Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan peserta didik dalam pembelajaran yaitu aplikasi presentasi seperti Microsoft PowerPoint, Lectora, Articulate Storyline, Frezzy dan sebagainya. Selain dari itu masih ada banyak aplikasi yang dapat merangsang kreativitas peserta didik dalam membuat karya dan tugas- tugas seperti aplikasi Canva, Photoshop atau Corel.

    2) TIK dan aktivitas kolaborasi peserta didik

    Dalam proses belajar mengajar, peserta didik juga dapat memanfaatkan teknologi yang sudah tersedia untuk digunakan sebagai sarana kolaborasi dalam pembelajaran di kelas. Salah satu aplikasi yang dapat dimanfaatkan dalam aktivitas pembelajaran khususnya kolaborasi peserta didik yaitu aplikasi web jejaring sosial (social network) seperti Facebook, Twitter, Instagram dan sebagainya.

    Sebagai contoh aplikasi Twitter yang ada di dunia maya tidak hanya sekedar aplikasi yang hanya dapat digunakan untuk berkomunikasi dengan teman, mencari teman update status dan sebagainya, tetapi dapat juga dimanfaatkan dalam pembelajaran peserta didik. Dengan menggunakan web jejaring sosial Twitter dapat dimanfaatkan sebagai media untuk melakukan diskusi pembelajaran jarak jauh yang tentunya akan lebih menyenangkan dan mengasyikkan. Begitu juga dengan aplikasi Instagram atau TikTok yang jika diarahkan dengan benar dapat menjadi sumber belajar yang menarik sekaligus juga dapat berkolaborasi dengan peserta didik lainnya.

    3)TIK sebagai media komunikasi peserta didik dalam pembelajaran

    Teknologi informasi dan komunikasi juga dapat digunakan sebagai media komunikasi peserta didik dalam kaitannya dengan pembelajaran. Salah satunya dengan memanfaatkan fasilitas e-mail (electronic mail) yang terdapat pada jaringan internet. Dengan menggunakan e-mail peserta didik dapat berkomunikasi dengan sesama peserta didik, dengan guru bahkan dengan stakeholder lain yang dapat membantu proses pembelajaran peserta didik. Sebagai contoh, dengan menggunakan surel peserta didik dapat mengirimkan hasil tugas-tugas yang diberikan oleh gurunya dengan mengirimkan file-file lampiran tugas-tugasnya. Dengan menggunakan teknologi email, peserta didik dapat mengirimkan hasil tugas yang diberikan guru kepada peserta didik dengan cepat tanpa ada batasan waktu dan tempat.

    Selain email dengan kemajuan aplikasi TIK saat ini ada banyak aplikasi yang dapat dijadikan sarana komunikasi antara guru dan peserta didik maupun antara peserta didik dengan peserta didik. Aplikasi cukup beragam bulai yang basisnya teks, audio dan video, seperti WhatsApp, Zoom, Podcast dan lain sebagainya.

    cobalah Anda tulis kan perangkat, aplikasi dan cara apa yang biasa Anda gunakan! (poin)
    e. Dampak TIK di Sekolah, pengajaran dan pembelajaran
    1) TIK dalam bidang pendidikan

    Perkembangan dalam Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah memberikan dampak yang sangat signifikan ke semua aspek kehidupan manusia. Perkembangan TIK membuat semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan di seluruh dunia yang menembus batas, jarak, tempat, ruang dan waktu. Pengaruh perkembangan TIK meluas ke berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang kehidupan. Pendidikan merupakan suatu proses yang bertujuan untuk meningkatkan nilai sosial, budaya, moral dan agama serta mempersiapkan peserta didik menghadapi tantangan dan pengalaman dalam kehidupan nyata. Untuk itu dalam pendidikan diperlukan proses pembelajaran yang efektif dan efisien yang menjadikan peserta belajar dapat menyerap informasi dan pengetahuan serta teknologi yang dipelajarinya sebagai bagian dari dirinya.

    Dalam waktu yang cukup singkat, TIK memiliki dampak yang nyata di sekolah, pada pengajaran dan pembelajaran. Pada tingkat institusi, sekolah memiliki kebutuhan yang sama dengan bisnis kecil manapun dan menggunakan jenis perangkat lunak komputer yang sama untuk tugas-tugas seperti akuntansi, pengendalian persediaan, berkomunikasi, persiapan dokumen dan pencetakan. Sekolah juga menggunakan perangkat lunak khusus untuk tugas-tugas seperti penjadwalan, pelaporan elektronik, pelacakan perilaku dan profil peserta didik, memantau kehadiran dan manajemen perpustakaan.

    Perkembangan penggunaan teknologi informasi di sekolah melalui dua tahapan. Tahapan pertama, dengan penggunaan Audio Visual Aid (AVA) di dalam kelas yang dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik. Tahapan kedua, dengan penggunaan komputer dalam pembelajaran. Dengan berkembangnya penggunaan TIK ada lima pergeseran dalam proses pembelajaran yaitu: (1) dari pelatihan ke penampilan, (2) dari ruang kelas ke dimana dan kapan saja, (3) dari kertas ke online, (4) fasilitas fisik ke fasilitas jaringan kerja, (5) dari waktu siklus ke waktu nyata.

    Komunikasi sebagai media pendidikan dilakukan dengan menggunakan media komunikasi seperti telepon, komputer, internet, e-mail dan lain sebagainya. Interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya dilakukan melalui hubungan tatap muka tetapi juga dilakukan dengan menggunakan media-media tersebut. Guru dapat memberikan layanan tanpa harus berhadapan langsung dengan peserta didik. Demikian pula peserta didik dapat memperoleh informasi dalam lingkup yang luas dari berbagai sumber melalui cyberspace atau ruang maya dengan menggunakan komputer atau internet. Hal yang paling baru adalah berkembangnya “cyber teaching” atau pengajaran maya, yaitu proses pengajaran yang dilakukan dengan menggunakan internet. Istilah lainnya ialah e-learning yaitu satu model pembelajaran dengan menggunakan media teknologi komunikasi dan informasi khususnya internet.

    E-learning merupakan satu penggunaan teknologi internet dalam penyampaian pembelajaran dalam jangkauan luas yang berlandaskan tiga kriteria yaitu: (1) e- learning merupakan jaringan dengan kemampuan untuk memperbaharui, menyimpan, mendistribusi dan membagi materi ajar atau informasi, (2) pengiriman sampai ke pengguna terakhir melalui komputer dengan menggunakan teknologi internet yang standar, (3) memfokuskan pada pandangan yang paling luas tentang pembelajaran di balik paradigma pembelajaran tradisional.

    2) Pergeseran Pandangan Tentang Pembelajaran

    Memadukan teknologi informasi dan komunikasi ke dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dalam mengajar dan meningkatkan mutu belajar bagi peserta didik. Oleh karena itu sudah seharusnya jika guru menguasai dan memanfaatkan seluruh kemampuan dan potensi teknologi untuk meningkatkan mutu pembelajaran. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi telah menjadikan pergeseran pandangan tentang pembelajaran. Pembelajaran yang awalnya hanya terjadi di ruang-ruang kelas yang kerap membosankan kini dapat terjadi di ruang maya yang tidak terikat oleh ruang dan waktu. Pembelajaran tidak lagi berpusat pada satu-satunya sumber tetapi dapat diakses melalui berbagai sumber yang dapat mendukung proses pembelajaran dan memudahkan bagi peserta didik. Pembelajaran yang biasanya melibatkan fasilitas material seperti buku berkembang dengan memanfaatkan fasilitas jaringan kerja dengan memanfaatkan teknologi komputer dan internetnya, sehingga terbentuklah pembelajaran secara online.

    Untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam memperbaiki mutu pembelajaran, setidaknya ada tiga hal yang harus diwujudkan yaitu; (1) peserta didik dan guru harus memiliki akses kepada teknologi digital dan internet dalam kelas, sekolah, dan lembaga pendidikan guru, (2) harus tersedia materi yang berkualitas, bermakna, dan dukungan kultural bagi peserta didik dan guru, dan (3) guru harus memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam menggunakan alat-alat dan sumber-sumber digital untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.

    Berkembangnya penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengajaran membuat peran guru berubah:

    1. Guru yang awalnya berperan sebagai pemancar pengetahuan atau sumber informasi utama berubah menjadi fasilitator pembelajaran, kolaborator, pelatih, navigator pengetahuan dan rekan pembelajar bagi peserta didik.
    2. Guru mengendalikan dan mengarahkan semua aspek pembelajaran berubah menjadi guru memberi peserta didik lebih banyak pilihan dan tanggung jawab untuk pembelajaran mereka sendiri.
    3. Guru bukan menjadi instruktur yang memberikan perintah melainkan sebagai mitra belajar bagi peserta didik dan memfasilitasi segala hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.
    4. Guru memberikan kesempatan dan menciptakan kondisi bagi peserta didik untuk mengembangkan cara-cara belajarnya sendiri sesuai dengan karakteristik teknologi informasi dan komunikasi, kebutuhan, bakat dan minatnya.
    5. Guru berperan sebagai programmer, yaitu selalu kreatif dan inovatif menghasilkan berbagai karya inovatif berupa program atau perangkat keras/lunak yang akan digunakan oleh peserta didik.

    Perubahan peran guru diringkas dengan tepat dalam sindiran dari menjadi “orang bijak di atas panggung” menjadi “pemandu di samping”. Guru bukan lagi otoritas yang maha tahu. Peran baru guru dapat disamakan menjadi pelatih tim atau konduktor orkestra yang berusaha menampilkan penampilan terbaik dari semua pemain. Ada istilah lain yang menyebut guru menjadi perancangan pembelajaran atau instructional designer.

    Seiring dengan berkembangnya penggunaan TIK, bukan hanya peran guru yang berubah tapi juga peserta didik, yaitu:

    1. Peserta didik yang awalnya hanya sebagai penerima informasi pasif menjadi partisipan yang aktif dalam pembelajaran
    2. Peserta didik yang awalnya hanya mengungkapkan kembali pengetahuan menjadi menghasilkan pengetahuan sendiri
    3. Peserta didik yang awalnya belajar secara individu menjadi belajar secara kolaboratif dengan orang lain.
    4. Peserta didik tidak hanya mengingat fakta-fakta atau mengungkapkan kembali informasi yang diterimanya dari guru namun mampu menghasilkan informasi atau pengetahuan yang baru.

    Peserta didik yang berada di kelas TIK cenderung berada dalam tamasya virtual dan menjadi peneliti aktif, mencari informasi di web untuk menyelesaikan projek secara individu maupun kelompok, berkomunikasi melalui email, blog, dan jejaring sosial dengan peserta didik dan guru di sekolah lain, dan mendapat kesimpulan berdasarkan hasil diskusi dan bukti-bukti yang terkumpul dari berbagai sumber. Selain mempunyai dampak positif, TIK juga mempunyai dampak negatif di dalam pengajaran dan pembelajaran, diantaranya:

    1. Kemajuan TI akan semakin memudahkan pelanggaran Hak Kekayaan Intelektual (HKI) karena akses mudah ke data yang menyebabkan orang plagiat akan melakukan kecurangan.
    2. Tes program yang dirahasiakan dapat dengan mudah dibajak dan diakses.
    3. Peserta didik dan kadang-kadang guru bisa terkena dampak aspek adiktif teknologi misal radiasi atau gangguan mata.
    4. Belum tentu semua topik materi dapat diajarkan melalui TI, atau belum tentu topik tersebut efektif melalui TI.
    5. Perlu ada tujuan yang jelas. TI dipandang kurang efektif (atau tidak efektif) saat tujuan penggunaannya tidak jelas.
    3) Fourth Revolution (Revolusi keempat)

    Mahasiswa yang berbahagia, kita hidup di era digital dimana perkembangan teknologi terjadi sangat cepat. Kecepatan teknologi yang demikian sangat berpengaruh pada beberapa aspek yang ada di dunia. Kemajuan pesat teknologi juga memberikan dampak yaitu mengubah manusia dan memberikan banyak kemampuan dan pengetahuan baru, seperti gaya hidup, pekerjaan, dan komunikasi antar satu sama lain. Dalam beberapa dekade mendatang, teknologi dan perkembangan industri dipercaya akan terus mendorong perubahan struktur ekonomi dunia, dan manusia. Sifat fundamental dan global pada revolusi mempengaruhi dan dipengaruhi seluruh negara, baik dari segi perekonomian, sektor, dan masyarakat di seluruh dunia, maka dari itu, kita sebagai manusia diharapkan untuk terus berkolaborasi menciptakan narasi yang positif, dan dapat bersaing dalam segala bidang baik akademik, sosial, politik, dan industri supaya dapat ikut serta memanfaatkan revolusi yang terus berlangsung.

    Mahasiswa yang berbahagia, pernahkah Anda mendengar istilah-istilah baru dalam perkembangan TIK:

    IstilahPengertian
    Internet of Things (IoT)
    Big Data
    Cyber Security
    Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)
    Artificial Intelligence (AI)
    Cloud Computing

    Terdapat beberapa teknologi yang menjadi unsur utama terhadap pengembangan industri konvensional menuju industri digital. Diantaranya:

    a) Internet of Things (IoT)

    Merupakan sebuah konsep di mana alat ataupun mesin yang tersambung pada jaringan internet, yang mampu mentransfer dan memindahkan data secara mudah dan cepat. IoT sendiri merupakan sebuah sistem yang menggunakan berbagai perangkat komputasi, mekanis, serta mesin digital yang menjadi satu kesatuan yang terhubung. Sistem Internet of Things di dalamnya sendiri terdapat empat komponen yang terdiri dari perangkat sensor, konektivitas, pemrosesan data, serta antarmuka pengguna.

    Salah satu contoh produk dari teknologi IoT ini adalah Jarvis yang dapat mematikan lampu ketika sudah pagi hari. Selain itu beberapa aplikasi lain yang memanfaatkan IoT adalah Gowes yang menggunakan IoT untuk bike sharing, eFishery yang menggunakan IoT untuk memberi pakan ikan secara otomatis, Qlue yang menggunakan IoT untuk smart city, serta Hara yang menggunakan IoT untuk pangan serta pertanian.

    b) Big Data

    Merupakan suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu volume informasi yang besar, baik terstruktur maupun tidak, yang mana data dan informasi nya dapat diolah, disimpan, disusun, dan dianalisis.

    Big Data sendiri telah digunakan pada banyak bisnis dan dapat membantu sebuah perusahaan menentukan arah bisnisnya. Berikut beberapa penyedia layanan yang termasuk ke dalam penggunaan teknologi Big Data di Indonesia diantaranya; Sonar Platform, Paques Platform, Warung Data, Dattabot dan lain-lain.

    c) Cyber Security

    Ketika semakin banyak elemen saling terhubung apalagi melalui internet maka security menjadi lebih penting. Aspek security ini menjadi sisi yang tidak terhindarkan dan yang perlu diantisipasi dalam penerapan industri 4.0.

    d) Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR)

    Dalam industri 4.0 batas antara dunia fisik dan dunia maya itu semakin tipis. AR dan VR adalah antarmuka atau interface software dan juga hardware yang menjembatani dunia digital dan dunia fisik sehingga manusia bisa berpindah- pindah dengan mudah dari dunia digital ke dunia fisik. Teknologi AR dan VR ini memiliki banyak manfaat untuk dunia edukasi, pelatihan, perencanaan dan lain sebagainya.

    e) Artificial Intelligence (AI)

    AI merupakan sebuah teknologi komputer atau mesin yang memiliki kecerdasan layaknya manusia dan bisa diatur sesuai keinginan manusia. AI bekerja dengan mempelajari data yang diterima secara berkesinambungan. Semakin banyak data yang diterima dan dianalisis, semakin baik pula AI dalam membuat prediksi. Aplikasi chatbot dan pengenalan wajah (face recognition) merupakan salah satu contoh penerapan AI.

    f) Cloud Computing

    Komputasi awan (cloud computing) adalah teknologi yang menjadikan internet sebagai pusat pengelolaan data dan aplikasi, dimana pengguna komputer diberikan hak akses (login) menggunakan cloud untuk dapat mengkonfigurasi peladen (server) melalui internet.

    f. Keterampilan yang dibutuhkan peserta didik untuk abad 21

    Sebuah organisasi yang dikenal luas dapat menganalisis keterampilan yang dibutuhkan untuk keberhasilan peserta didik abad 21 dalam ekonomi global adalah Partnership for 21st Century Skills (P21). Keanggotaan P21 mencakup sebagian perusahaan teknologi informasi multinasional, bersama dengan pendidikan utama, perusahaan, penerbitan, industri dan organisasi media. P21 memiliki misi menjadi katalis untuk posisi keterampilan abad 21 di pusat pendidikan K-12. Meskipun basisnya di Amerika Serikat, P21 mengembangkan banyak materi dan hanya membutuhkan sedikit adaptasi untuk bisa diterapkan di kawasan Asia-Pasifik (Anderson, 2010).

    P21 mengidentifikasi beberapa keterampilan luas yang dibutuhkan oleh peserta didik di abad 21. Keterampilan tersebut mencakup: (1) mata pelajaran inti dan tema abad 21, (2) keterampilan belajar dan inovasi, (3) keterampilan informasi, media, dan teknologi, serta (4) keterampilan hidup dan karir. Untuk mendukung keterampilan tersebut diperlukan sistem pendukung seperti standar penilaian, kurikulum, pengembangan profesional, dan lingkungan belajar (Anderson, 2010).

    1) Mata pelajaran inti tema abad 21

    Penguasaan mata pelajaran inti termasuk penting di abad 21. Adapun pelajaran inti yang dimaksud mencakup bahasa inggris, membaca atau seni bahasa, bahasa dunia, seni, matematika, ekonomi, sains, geografi, sejarah, pemerintahan, dan kewarganegaraan. Untuk mempromosikan pemahaman konten akademik di tingkat yang lebih tinggi, sekolah perlu bergerak di luar fokus mata pelajaran inti dengan menambahkan tema interdisipliner abad 21 ke dalam mata pelajaran inti tersebut. Tema interdisipliner tersebut antara lain termasuk kesadaran global, literasi keuangan, bisnis, ekonomi dan perusahaan, literasi kewarganegaraan, serta literatur kesehatan.

    2) Keterampilan belajar dan inovasi

    Hal yang membedakan antara peserta didik yang dipersiapkan untuk kehidupan dan lingkungan kerja di abad 21 dengan peserta didik yang tidak dipersiapkan secara matang adalah keterampilan belajar dan inovasi. Keterampilan tersebut antara lain mencakup kreativitas dan inovasi, berpikir kritis dan pemecahan masalah, serta kemampuan untuk berkomunikasi dan berkolaborasi. Sehingga, membuat pembelajaran yang semula membosankan menjadi menyenangkan (Chu et al., 2017).

    3) Keterampilan informasi, media, dan teknologi

    Masyarakat abad 21 hidup di dalam teknologi dan lingkungan yang digerakkan oleh media. Hal ini ditandai oleh mudahnya akses terhadap berbagai informasi, perubahan peralatan dan teknologi yang berlangsung cepat, serta kemampuan untuk berkolaborasi dan memberi kontribusi individu dalam skala besar yang sebelumnya belum pernah terjadi. Akan tetapi teknologi itu sendiri belum dapat dimanfaatkan secara optimal di abad ini. Agar dapat lebih efektif, masyarakat dan tenaga kerja harus mampu menunjukkan berbagai keterampilan berpikir yang kritis dan fungsional seperti literasi informasi, literasi media, serta literasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

    4) Keterampilan hidup dan karir

    Kehidupan dan lingkungan kerja di abad 21 membutuhkan lebih dari sekadar keterampilan berpikir dan pengetahuan konten. Sebab, kini setiap individu membutuhkan kemampuan untuk menavigasi kehidupan yang semakin kompleks dengan lingkungan kerja saat ini yang kompetitif secara global. Oleh karena itu, peserta didik harus mengembangkan keterampilan hidup dan karir yang memadai dengan kemampuan fleksibilitas dan adaptasi, inisiatif dan arahan diri, keterampilan sosial dan lintas budaya, produktivitas dan akuntabilitas, serta kepemimpinan dan tanggung jawab. Sistem Pendukung Abad 21

    5) Sistem inovatif pendukung abad 21

    Sistem inovatif pendukung abad 21 dibuat untuk membantu peserta didik menguasai kemampuan multidimensi yang dibutuhkan sesuai eranya. Untuk mengembangkan kerangka kerja yang komprehensif di abad 21 tidak cukup hanya dengan mengidentifikasi keterampilan khusus, pengetahuan konten, keahlian, dan literasi. Lima sistem pendukung yang memastikan penguasaan keterampilan abad 21 bagi peserta didik mencakup: (1) standar abad 21, (2) penilaian keterampilan abad 21, (3) kurikulum dan instruksi abad 21, (4) pengembangan profesional abad 21, dan (5) lingkungan pembelajaran abad 21 (Anderson, 2010).

    6) Literasi Digital

    Literasi informasi, literasi media, dan literasi TIK merupakan salah satu dari empat keterampilan luas yang diidentifikasi oleh P21 karena perlu diperoleh peserta didik untuk menjadi masyarakat dan tenaga kerja yang efektif di abad 21. Akibat adanya Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), konsep literasi telah melampaui gagasan tradisional literasi berbasis cetak, sehingga literasi digital juga dikenal dengan istilah e-literacy, literasi multimedia, literasi informasi, atau literasi TIK.

    Inti dari literasi digital adalah keterampilan membaca dan menulis. Tidak hanya membaca atau menulis di kertas, tetapi juga di media elektronik. Pada satu sisi, literasi digital berisi membaca layar dan menjelajah internet, namun disisi lain juga mengetik pesan atau surat di media elektronik. Beberapa kemampuan yang termasuk bagian dari literasi digital antara lain adalah: (1) memanfaatkan TIK untuk membuat dan berbagi informasi, (2) mencari, menyaring, memindai dan memilah informasi, (3) menavigasi melalui layar informasi, (4) mencari dan mengevaluasi informasi, (5) menggunakan TIK untuk meneliti dan memecahkan masalah, (6) membuat presentasi multimedia, (7) mengambil, mengatur, mengelola dan menciptakan informasi; serta (8) mengirim dan menerima gambar (Anderson, 2010).

    Pada dunia pendidikan, jenis teks yang berinteraksi dengan peserta didik saat ini merupakan teks multimodal yang terdiri dari berbagai kode seperti ikon, simbol, visual, grafik, animasi, audio dan video. Penggunaan teks multimodal dengan literasi digital memungkinkan pendidik untuk menyosialisasikan langsung berbagai keterampilan yang dibutuhkan oleh peserta didik. Kedua keterampilan tersebut, yaitu penggunaan teks multimodal dan literasi digital, dibutuhkan oleh peserta didik sebagai masyarakat dan tenaga kerja untuk dapat disebut sebagai melek huruf di era digital.

    C. Ruang Kolaborasi

    Mahasiswa yang berbahagia, setelah mempelajari materi silahkan Anda lanjutkan dengan berdiskusi bersama teman-teman peserta PPG dalam kelompok kecil yang beranggota 3-5 orang. Teknis pembagian kelompok diatur sendiri oleh mahasiswa peserta PPG, sementara untuk topik diskusi sebagai berikut:

    1. Pentingnya perkembangan teknologi dan pembelajaran sebelum dan setelah pandemi Covid 19?
    2. Teknologi, media dan metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan pada karakteristik peserta didik post gen z?
    3. Pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik peserta didik abad 21

    Diskusi dilakukan dalam forum learning management system (LMS) atau perangkat tools lain yang telah disediakan. Hasil diskusi selanjutnya dituangkan dalam bentuk mind map atau PPT.

    D. Demonstrasi Kontekstual

    Mahasiswa yang berbahagia, dengan menggunakan mind map atau PPT yang sudah Anda susun bersama dalam kelompok sebelumnya, maka lakukan hal berikut

    1. Salah satu kelompok yang (ditunjuk atau sukarela) untuk melakukan presentasi di kelas.
    2. Kelompok yang tidak bertugas untuk presentasi dapat menyimak, menyiapkan pertanyaan dan mengkonfirmasi dengan hasil diskusi dengan kelompok sendiri.
    3. Masing-masing anggota kelompok menyiapkan 3-5 butir pertanyaan tentang topik pada unit 1. (poin).

    E. Elaborasi Pemahaman

    Mahasiswa yang berbahagia, sebagai bagian untuk memperkuat pemahaman materi pada yang telah Anda pelajari pada unit ini, Anda sudah menyusun 3-5 butir pertanyaan, untuk selanjutnya diskusikan atau tanyakan dengan teman sekelas, guru pamong atau instruktur PPG.

    Pertanyaan dan jawaban dapat Anda tulis dalam tools yang telah disediakan.


    Pertanyaan
    ……………………………
    Jawaban
    …………………
    ………………..
    …………………

    F. Koneksi Antar Materi

    Setelah mempelajari serangkaian materi pada unit ini, cobalah saudara mahasiswa kaitkan materi yang sudah dipelajari “Perkembangan Teknologi dan Pembelajaran” dengan praktik pembelajaran di sekolah. misal; guru menggunakan perangkat teknologi sederhana (papan tulis, gambar) dan teknologi masa kini (laptop, LCD, aplikasi powerpoint), Sebaiknya Anda sertakan gambar dan keterangan atau komentar

    GambarKeterangan/ komentar
    Teknologi sederhana
    (guru mengajar dengan papan tulis)
    Teknologi masa kini
    (guru mengajar dengan LCD-laptop)

    G. Aksi Nyata

    Mahasiswa yang berbahagia, pada tahap akhir ini setelah Anda mempelajari semua serangkaian materi “Perkembangan Teknologi dan Pembelajaran”, lakukanlah refleksi pengalaman belajar Anda dalam bentuk tulisan resume dan diserahkan pada link yang telah disediakan.



  • RPS Teknologi Pembelajaran Fisika

    RPS Teknologi Pembelajaran Fisika

    A. Deskripsi Mata Kuliah

    Mata kuliah Teknologi Pembelajaran Fisika mengkaji mengenai konsep, landasan filosofi dan perkembangan serta pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran fisika. Mata kuliah ini diajarkan dalam bentuk Case Method dimana mahasiswa akan menghasilkan rekomendasi jenis dan tipe media yang sesuai untuk materi fisika sekolah menengah.

    B. Capaian Pembelajaran

    1. Menganalisis trend perkembangan teknologi pembelajaran fisika
    2. Menganalisis kebutuhan perangkat pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran fisika yang spesifik dengan materi ajarnya
    3. Menghasilkan rekomendasi jenis dan tipe media pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran fisika di sekolah menengah.

    C. Materi Pembelajaran

    1. Peran Pemanfaat Teknologi Pembelajaran pada Pembelajaran Sains
    2. Landasan Filosofis Penggunaan Teknologi Pembelajaran Fisika
    3. Teknologi Pembelajaran Konvensional dan Berbasis IT
    4. Teknologi Pembelajaran Fisika untuk Pengelolahan Kelas
    5. Teknologi Pembelajaran Fisika untuk Materi Pembelajaran
    6. Jenis-Jenis Teknologi Pembelajaran Fisika
    7. Inovasi dalam Teknologi Pembelajaran Fisika
    8. Kebutuhan Perangkat Pembelajaran Fisika Sekolah Menengah
    9. Pengembangan dan Pengelolahan Sumber Belajar