Diagram P-V. Karakteristik gas ideal dapat dengan mudah ditinjau secara makro dari tiga variabel yakni P, V dan T. Ketiga variable ini memiliki hubungan saling berpengaruh satu sama lain sehingga dapat disajikan dalam diagram PVT yang analog dengan xyz pada koordinat kartesian. Dengan demikian PVT pada termodinamika dapat diasumsikan sebagai koordinat.
Hal yang membuat berbeda dengan kartesian, xyz pada kartesian dapat berdiri sendiri tanpa saling mempengaruhi pada gas ideal. Koordinat PVT harus menghubungkan paling sedikit dua variabel yang saling berpengaruh satu sama lain atau hanya boleh ada satu variabel yang konstan. Dengan demikian solusi matematis hubungan keduanya dapat dihitung dengan Persamaan Diferensial Parsial.
Misalkan sejumlah gas dimasukkan ke dalam sebuah piston dengan piston yang dapat bergerak. Ketika (1) piston diberi gaya dari luar yang dikonversi menjadi tekanan oleh permukaan piston atau (2) dipanaskan maka volume dari gas langsung berubah. Perubahan keadaan dari gas ini dapat berpengaruh pada variabel Tekanan (P) dan Volume (V) dari gas.
Cara paling mudah memvisualisasikan perubahan tekanan (P) dan volume (V) yakni dengan menyajikan pada diagram Volume-Tekanan atau lazim disebut diagram PV. Setiap titik pada diagram PV menunjukkan keadaan gas yang berbeda dengan volume pada sumbu horizontal dan tekanan pada sumbu vertikal.
Setiap titik pada diagram PV mewakili keadaan gas yang berbeda. Saat gas melewati proses termodinamika, keadaan gas akan bergeser di sekitar diagram PV, menelusuri jalur saat bergerak (seperti yang ditunjukkan pada diagram di bawah).
Kemampuan membaca informasi pada diagram PV akan membuat kita bisa membuat kesimpulan tentang perubahan internal energi (ΔU), transfer kalor (Q), dan kerja gas (W).
B. Analisis Diagram P-V
Misalkan sejumlah gas dimasukkan ke dalam sebuah silinder dengan penutup piston. Keadaan Gas di dalam silinder tersebut diilustrasikan pada diagram P-V.
Ketika piston ditekan, maka volume dalam piston akan berkurang. Dengan demikian titik awal dari gas yang tadinya ada di Vi kana bergeser ke titik sebelah kiri. Karena diberikan gaya dari luar maka gas di dalam tabung mendapatkan usaha bernilai positif (+W)
Hal sebaliknya juga terjadi pada saat piston di tarik ke luar, maka volume dalam piston akan membesar. Dengan demikian titik awal ini akan bergeser ke kanan. Karena gaya ini ditarik keluar, maka usaha yang dilakukan bernilai negatif karena keluar dari gas (-W).
C. Kerja Gas (W)
Kerja terjadi selama proses termodinamika meliputi seluruh luas yang berada di bawah garis. Hal ini dapat diilustrasikan pada diagram di bawah!
Besar Usaha (kerja termodinamika) ini adalah :
W=F.ds
karena F = PA, maka
W=PA.ds = PdV
Berdasarkan persamaan ini, maka persamaan ini akan berlaku untuk semua grafik yang terbentuk pada diagram P-V, tidak peduli bagaimanapun bentuk grafiknya. Hal ini juga berlaku pada garis-garis kurvatik seperti proses isotermal dan adiabatik.
AhmadDahlan.Net – Usaha diartikan sebagai suatu kegiatan yang mengerahkan tenaga, pikiran, atau badan guna mencapai suatu tujuan. Mendorong meja, mengangkat barang, berjalan, merupakan beberapa contoh usaha. Usaha juga termasuk salah satu besaran pada fisika. Untuk mengetahui konsep usaha dalam fisika, perhatikan penjelasan berikut.
A. Pengertian Usaha
Usaha dalam fisika merupakan besarnya gaya yang diberikan untuk menggerakkan suatu benda. Sedangkan gaya sendiri merupakan interaksi yang terjadi antara objek yang menyebabkan objek bergerak. Usaha memiliki simbol W yang berasal dari kata “Work”. Usaha memiliki satuan joule (J) atau Newton-meter (N.m).
B. Rumus Usaha
Untuk menghitung usaha, kita harus memperhatikan gaya yang diberikan kepada benda.
Apabila benda diberikan gaya yang sejajar dengan permukaan yang bersentuhan dengan benda, seperti pada gambar berikut :
Usaha dapat dihitung menggunakan rumus :
W=F.s
Sedangkan apabila benda di berikan gaya membentuk sudut (θ), seperti pada gambar berikut :
Usaha dapat dihitung menggunakan rumus :
W =F \cosθ.s
dimana, W = usaha (J) F = gaya (N) θ = besar sudut yang dibentuk gaya s = perpindahan (m)
C. Turunan Rumus Usaha
Rumus umum yang dapat di gunakan untuk menghitung usaha adalah :
W=F.s
F pada rumus diatas merupakan besar gaya yang diberikan kepada benda. F (gaya) dapat di hitung menggunakan rumus :
F=m.a
Sehingga, rumus usaha dapat di tuliskan sebagai berikut :
W=m.a.s
di mana, W = usaha (J) m = massa benda (kg) a = percepatan (m/s2) s = perpindahan (m)
D. Contoh Soal
Sebuah meja di tarik dengan tali sejauh 5 m. Apabila benda di tarik dengan gaya sebesar 30 N dan membentuk sudut sebesar 60 derajat, berapakah usaha yang di gunakan untuk menarik benda?
Penyelesaian
Dik : s = 5 m F = 30 N θ = 60 derajat
Dit : W = ?
Penyelesaian :
W = F cos θ . s W =(30 N) cos (60) × 5 m W =(30 N)(1/2) × 5 m W =15 N × 5 m W = 75 Nm = 75 J
AhmadDahlan.NET – Pada kajian seputar hukum-hukum Newton tentang gerak, Gaya menjadi faktor sentral yang mempengaruhi semua objek yang ada di alam semesta baik yang diam maupun bergerak. Interaksi antar faktor fisis ini tidak serta muncul begitu saja, melainkan memiliki sumber yang membuat gaya bisa bekerja pada objek gaya. Faktor ini disebut energi.
Usaha dan Energi
Energi merupakan sebuah faktor yang menjaga semua entitas yang ada di alam semesta bahkan yang membentuk alam semesta itu sendiri, baik cahaya matahari yang menyinari, lagu yang yang kita dengarkan, buah-buahan yang kita makan setiap hari, panas tubuh, energi listrik di cel-cel baterai yang ada di smartphone bahkan alam semesta ini sendiri terbentuk karena energi.
Energi ini berkaitan dengan momentum yang jumlah akan selalu sama setelah dan sebelum reaksi, sehingga menurut pandangan klasik energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnahkan, hanya bisa di konversi ke dalam bentuk energi lain. Hukum ini selajuntya dikenal dengan sebutan hukum kekekalan energi dan momentum.
Energi listrik yang kita nikmati tidaklah diciptakan oleh Perusahaan Listrik begitu saja, mereka hanya mengkonversi energi yang ada di alam seperti membakar batu bara untuk memanaskan air sehingga menghasilkan upa air cukup kuat untuk memutar turbin pembangkit listrik. Jika tidak dengan batu bara, Perusahaan listrik memanfaatkan energi potensial dari air yang dibendung kemudian dialirkan melalui jalur sempur sehingga sebagian energi potensial tersebut berubah menjadi energi mekanik turbin dan begitu seterusnya. Tanpa adanya energi, sangat mustahil membuat melakukan upaya sekecil apapun.
A. Usaha
Usaha dalam kehidupan sehari-hari memiliki banyak makna yang menggabarkan upaya yang dilakukan manusia untuk mengubah sesuatu, namun dalam fisika, Usaha hanya dapat diimplementasikan pada gaya yang bekerja pada sebuah benda sehingga membuat benda tersebut mengalami perubahan posisi. Usaha dapat didefenisikan sebagai hasil kali magnitude perpindahan dan kompenen gaya yang sejajar dengan arah geraknya. Dalam bentuk persamaan matematis dapat ditulis
W = F \int ds \ \ \ \ \ ..._{(1)}
Misalkan sebuah balok ditarik oleh seseorang dengan arah tertentu seperti pada gambar di bawah ini :
Besar usaha yag dilakukan oleh gaya F berdasarkan gambar di atas dapat ditulis :
W = F \cos θ. Δs \ \ \ \ \ ..._{(2)}
Dimana
W : Usaha (Joule)
F : Gaya (Newton)
S : Perpindahan (meter)
Arah ΔS yang menjadi tinjauan seberapa besar usaha yang berhasil dikonversi oleh gaya F. Misalkan seorang mendorong sebuah balok mengelilingi suatu lintasan hingga kembali ke tempat semula, maka orang tersebut tidak mendapatkan usaha sama sekali karena besar ΔS = 0, namun dalam proses pemindahan balok tersebut, besar gaya yang diberikan oleh oleh tersebut tetap ada.
B. Energi Kinetik dan Prinsip Usaha
Misalkan kita mendorong dua buah meja dengan ukuran yang berbeda, Meja A memiliki massa yang jauh lebih besar dibandingkan dengan meja B. Untuk mendorong Meja A agar bisa berpindah dengan kecepatan yang sama dengan meja B dibutuhkan energi yang lebih besar. Energi dari dalam tubuh yang digunakan untuk mendorong meja tersebut kemudian diubah menjadi menjadi energi kinetik.
Energi Kinetik adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda bermassa m dengan kecepatan v. Pada benda-benda titik, atau benda yang massanya terpusat pada satu titik, besar energi kinetik yang dapat dituliskan secara matematis sebagi berikut :
Ek = 1/2 mv2
Dimana
EK : Energi Kinetik (J)
m : Massa (Kg)
v : kecepatan (m/s2)
1. Hubungan energi kinetik dan Usaha
Misalkan sebuah benda bermassa m berada di atas bidang licin didorong dengan gaya F. Berdasarkan hukum II Newton, benda ini akan mengalami gerak dipercepatan dengan persamaan sebagai berikut
F = ma
a = F/m
Percepatan ini akan membuat benda bergerak sejauh
vt2 = v02 + 2as
karena mobil dari keadaan diam maka v0 = 0, sehingga energi kinetik dari benda tersebut adalah
EKt – EK0= 1/2 m vt2 – 0
EK = 1/2 m vt2
EK = 1/2 m (2 as)
EK= m a s
(ma) itu sendiri tidak lain gaya net yang diberikan kepada benda sehingga :
EK = F . s
karena F.s adalah maka persamaan ini dapat ditulis
EK = W
Hal ini menunjukkan Usaha netto yang diberikan pada benda diawal benda bergerak diubah oleh benda menjadi energi kinetik yang begerak diatas bidang licin.
Prinsip ini membuktikan bahwa gerak benda pada kajian dinamika dapat ditinjau dari dua metode yakni menggunakan analisis Hukum Newton atau dengan Hukum Kekekalan Energi. Hukum kekekalan Newton sendiri berbicara tentang momentum dna impuls suatu benda.
2. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki oleh suatu materi atau sistem yang dapat dimanfaatkan oleh manusia menjadi usaha. Energi potensial ini memiliki banyak bentuk bergantuk dari konfigurasi dari gaya-gaya yang dihasilkan. Misalnya sebuah mainan yang didorong oleh pegas, maka pegas tersebut memiliki energi potensial pegas yang diubah oleh mobil mainan menjadi energi gerak.
Dalam termodinamika, Pemanasan sejumlah gas pada sebuah sistem piston membuat gas tersebut bisa melakukan ekspansi yang dapat dimanfaatkan menjadi kerja mesin. Energi ini disebut energi potensial termodinamika yang direpresentasikan oleh Fungsi Gibbs dan Fungsi Helmholtz.
Energi Potensial Gravitasi
Sebuah air terjun mengalirkan air dari posisi tinggi ke posisi rendah. Air ini membawa sejumlah energi yang dapat dikonversi oleh manusia menjadi usaha dan energi lain seperti pengairan dan energi listrik jika dihubungkan dengan turbin. Energi yang dimiliki oleh air terjun disebut sebagai energi potensial, meskipun sebagain lainnya adalah energi kinetik akibat dari kecepatan awal air pada saat terjun merupakan kecepatan aliran sungai di bagian atas air terjun.
Energi Potensial Gravitasi adalah adalah energi yang dimiliki oleh sebuah materi berdasarkan posisi terhadap pusat gravitasi dalam hal ini bumi. Semakin jauh benda dari pusat gravitasi semakin besar energi potensial gravitasi yang dimiliki namun jika benda terlalu jauh, maka energi potensial tersebut jadi tidak bisa dimanfaatkan lagi. Seperti pada kasus benda yang keluar dari orbit bumi.
Besar energi potensial dari sebuah benda dapat dituliskan
EP = mg (h2-h1)
Dimana
EP : Energi Potensial (J)
m : massa (kg)
g : Percepatan gravitasi (m/s2)
h : ketinggian (m)
Perhatikan simbol h2 dan h1, simbol tersebut memberi makna bahwa energi potensial dari sebuah materi tidak dimiliki oleh materi itu sendiri, sehingga mustahil untuk menghitung besar Ep dari suatu materi. Misalkan energi potensial dari sebuah benda yang ada di atas meja. Meskipun meja tersebut memiliki ketinggian namun Energi potensi dari benda tidak dapat dihitung kecuali jika sudah memasukkan acuan pada saat meninjau benda, misalnya permukaan lantai.
3. Hubungan Energi Potensial, Kinetik dan Mekanik
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki oleh sebuah benda berdasarkan geraknyanya yakni energi potensial dan energi mekanin benda.
EM = EK + EP
Energi mekanik dari sebuah benda juga mengikuti keberlakuan hukum kekekalan energi dimana energi akan selalu sama baik sebelum dan sesudah kejadian.
Agar lebih jelas mari kita tinjau sebuah benda bermassa m yang jatuh bebas dari ketinggian h di atas permukaan bumi. Energi yang yang dimiliki benda ini hanya energi Potensial tanpa energi kinetik karena posisinya yang diam seperti persamaan berikut :
EM = Ep + Ek
EMi = m g hi + 1/2 m vi2
karena vi = 0 maka total energi mekaniknya adalah
EMi = m g h
Karena benda jatuh bebas dari keadaan diam maka kecepatan benda pada saat tempat samapi di tanah dapat ditulis :
vt2 = v02 + 2gh
vt2 = 0 + 2gh
Kondisi energi yang dimiliki benda pada saat berada di tanah tidak lain adalah
EM = Ep + Ek
EMt = 0+ 1/2 m vt2
MAsukkan nilai dari kecepatan benda tepat saat mencapai tanah L
EMt = 0+ 1/2 m (2gh)
EMt = m g h
Dengan demikian dapat disimpulkan jika EMi = EMt. Persamaan matematis ini juga menunjukkan bahwa energi potensial dari benda saat berda di ketinggian h yang diubah menjadi energi kinetik, namun energi mekaniknya akan selalu sama di posisi manapun kelapa tersebut berada.
Latihan Soal
Sebuah balok bermassa m tergelincir dari keadaan diam di atas sebuah bidang miring dengan kemiringan 30o. Tentukan kecepatan balok pada saat bergerak t = 5 sekon dengan menggunakan metode :
Kinematika
Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Budi memanaskan segelas air 200 mL dengan kumparan kawat pemanas berlabel 220 V dan 0,1 A. Berapa lamakah waktu yang dibutuhkan budi membuat air mendidih dari suhu 300 K? (Asumsikan efektifitas ketel 60%)
Sebuah logam bermassa 20 Kg jatuh bebas dari ketinggian 10 meter menempati sebuah logam plat besi bermassa 500 gram. Jika 20 % dari energi total dari logam yang jatuh berubah menjadi panas, berapa kenaikan suhu yang dialami plat besi? (kalor jenis besi = 460 J/(kg °C))
Dua buah benda masing masing bermassa 5 kg dan 2 kg saling bertumbukan satu sama lain dari arah yang sama. Jika terjadi lenting sama sekali dengan benda A berkecepatan 5 m/s dan benda B berkecepatan 1 m/s. Tentukanlah kecepatan ke dua benda tersebut setelah bertumbukan dengan menggunakan metode :
Kekekalan Energi
Kekekalan Momentum
Sebuah bola pejal dengan jari-jari r berada pada lintasan berbentuk melingkar ke atas dengan jari-jari R+r. Tentukan kecepatan bola minimum di titik terendah agar bola tidak terjatuh ketika berada di puncak lingkaran!