Konsep Blended Learning

Model Pembelajaran Berbasis Blended Learning

ditulis oleh :

di

Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berperan penting dalam berkembangan Blended Learning. Blended Learning menjadi alternatif yang membuat proses pembelajran menjadi lebih luas dan flexible.

Blended Learning

Blended Learning merupakan istilah yang diambil dari dua kata yakni Blended dan Learning. Blended berarti campuran yang bertujuan untuk meningkatkan kualiatas (Heinze and Procter, 2006) menjadi lebih baik dari konsep tunggal. Learning adalah belajar atau secara khusus diartikan sebagai proses pembelajaran. Dengan demikian Blended Learning merupakan pembelajaran yang didalamnya melibatkan unsur campuran proses pembelajaran yang lebih baik dari pembelajaran konvensional.

Apa yang dicampurkan?

Seiring dengan perkembangan TIK, Blended learning lebih spesifik merujuk pada perpaduan pembelajaran kelas konvensional dan kelas online. Ahmed, et al (2008) menjelaskan bahwa :

Blended Blended e-Learning, on the other hand, merges aspects of blended e-lerning such as: web-based instruction, streaming video, audio, synchronous and asychronous communication, etc: with tradisional, face-to-face”learning.


Definisi lain yang hampir sama yaitu dari Soekartawi  (2006:1) menjelaskan pengertian dari Blended Blended e-Learning yaitu:

One of newest models is called Blended Blended e-Learning (BEL). The model, BEL, is disigned basically based on combination of the best aspect of application of information technology blended e-learning, structured face-to-face activities, and real world practice.

Dari definisi-definisi yang telah dijelaskan di atas maka dapat dikatakan secara sederhana Blended Blended e-Learning adalah kombinasi atau penggabungan pendekatan aspek blended e-learning yang berupa we-based instruction, video streaming, audio, komunikasi synchronous dan asynchronous dalam jalur blended e-learning system LSM dengan pembelajaran tradisional “tatap muka” termasuk juga metode mengajar, teori belajar dan dimensi pedagogik. Kesimpulan tersebut sama seperti yang dikemukakan oleh Bhonk dan Graham (2006) yaitu:

  1. Combining instructional modalities or delivery media and technologies (traditional distance education, Internet, Web, CD ROM, video/audio, any other electronic medium, email, online booka etc.)
  2. Combining instruction methods, learning theories and pedagogical dimensions
  3. Combining blended e-learning ang face-to-face learning.
Model Pembelajaran Berbasis Blended Learning

A. Karakteristik Blended Learning

Menuru sharpen et.al (2006:18) karakteristik Blended Blended e-Learning, adalah:

  1. Ketetapan sumber suplemen untuk program belajar yang berhubungan selama garis tradisional sebagian besar, melalui intsitusional pendukung lingkungan belajar virtual
  2. Trasformatif tingkat praktik pembelajaran didukung oleh rancangan pembelajaran sampai mendalam
  3. Pandangan menyeluruh tentang tehnologi untuk mendukung pembelajaran.

Blended Blended e-Learning berisi tatap muka, dimana beririsan dengan blended e-learning. pada blended e-learning terdapat pembelajaran berbasis komputer yang berisikan dengan pembelajaran online. Dalam pembelajaran online terdapat pembelajaran berasis internet yang di dalamnya ada pembelajaran berbasis web. Diskripsi tersebut disimpulkan bahwa dalam Blended Blended e-Learning terdapat tatap muka yang beririsan dengan blended e-learning dimana blended e-learning beserta komponen-komponennya yang berbasis komputer dan pembelajaran online berbasis web internet untuk pembelajaran. 

Berdasarkan komponen yang ada dalam Blended Blended e-Learning  maka teori belajar yang mendasari moder pembelajaran tersebut adalah teori belajar Konstruktivisme (individual learning) dari Piaget, kognotif dari Bruner Gagne dan Blooms dal lingkungan belajar sosial atau Social Constructivisit (collaborativ learning) dari Vygtsky.

Karakteristik teori belajar konstruktivisme (individual learning) untuk blended e-learning (Hasibuan, 2006:4) adalah sebagai berikut.

  1. Active learners
  2. Learners construc their knoledge
  3. Subjective, dynamic and expanding
  4. Processing and understanding of information
  5. Leaner has his own learning.

B. Implementasi Blended Learning

Blended e-learning kini banyak digunakan oleh para penyelenggara pendidikan terbuka dan jarak jauh. Kalau dahulu hanya Universitas Terbuka yang diizinkan menyelenggarakan pendidikan jarak jauh, maka ini dengan terbitnya surat keputusan Mentri pendidikan Nasional No.107/U/2001 (2 juli 2001) tentang penyelenggaraan program pendidikan Tinggi jarak jauh, maka perguruan tinngi tertentu yang mempunyai kapasitas menyelenggarakan pendidikan terbuka dan jarak jauh menggunakan blended e-learning, juga telah diizinkan menyelenggarakannya. Lembaga-lembaga pendidikan non-formal seperti kursus-kursus, juga telah memanfaatkan keunggulan blended e-learning ini untuk program-programnya.

Secara spesifik dalam pendidikan guru blrnded e-learning memiliki makna sebagai berikut.

  1. Blended e-learning merupakan penyampaian informasi, komunikasi, pendidikan, pelatihan-pelatihan tentang materi keguruan baik substansi materi pelajaran maupun ilmu pendidikan secara online.
  2. Blended e-learning menyediakan seperangkat alat yang dapat memperkaya nilai belajar secara konvensional (model belajar konvensional, kajian terdapat buku teks, CD-ROM dan pelatihan berbasis komputer) sehingga dapat menjawab tantangan perkembangan globalisasi.
  3. Blended e-learning tidak berarti menggantikan model belajar konvensional di dalam kelas, tetapi memperkaut model belajar tersebut melalui pengayaan conten dan pengembangan teknologi pendidikan.
  4. Kapasitas guru amat bervariasi tergantung pada bentuk isi dan penyampaiannya. Makin baik keselarasan antarconten dan alat penyampai dengan gaya belajar, maka akan lebih baik kapasitas siswa yang pada gilirannya akan memberi hasil yang lebih baik.
  5. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik. Dimana guru dan siswa, siswa dan sesama siswa atau guru dan sesama guru dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh hal-hal yang protokoler.
  6. Memanfaatkan keunggulan komputer (digital media dan computer networks).
  7. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials) disimpan di komputer sehingga dapat diakses oleh guru dan siswa tanpa saja dan dimana saja bila yang bersangkutan memerlukannya.
  8. Memanfaatkan jadwal pelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar dan hal-hal yng berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat setiap saat di komputer.

Komentar

Index