Kategori: Opini

  • Jika Tuhan Maha Segalanya Mengapa Malaikat Diciptakan Untuk Melakukan Tugas-Tugas Tertentu?

    Jika Tuhan Maha Segalanya Mengapa Malaikat Diciptakan Untuk Melakukan Tugas-Tugas Tertentu?

    Mengapa tuhan menciptakan malaikat padahal tuhan kan maha segalanya? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita buat dua disclaimer berdasarkan keyakinan saya.

    1. Tuhan yang saya referensikan dalam pertanyaan ini Allah SWT, karena saya seorang muslim yang memiliki kepercayaan tidak ada tuhan selain Allah.
    2. Jawaban saya selalu sama jika di tanya tentang konsep ketuhanan, Manusia tidak akan mampu menjawabnya. Jangankan tentang Tuhan, Nikmat Tuhan saja tidak bisa didefenisikan secara pasti keseluruhan jumlahnya, apalagi menanyakan tentang pencipta nikmatnya.

    Jadi jawaban yang saya berikan ini adalah jawaban berdasarkan kerangka acuan manusia dengan menggunakan Analogi.

    Tuhan Menciptakan Malaikat

    Baiklah jawaban pertama saya cukup sederhana jadi mohon jangan tersinggung dengan jawaban ini. Malaikat saja yang memiliki tugas jelas masih anda pertanyakan mengapa mereka diciptakan, tapi mengapa tidak bertanya kenapa anda sendiri diciptakan?

    Atau semoga anda memiliki dan melaksanakan tugas lebih mulia dari Malaikat sehingga tidak mempertanyakan mengapa diri anda diciptakan. Tapi kejadian prahar pertama dilangit yang diketahui manusia adalah pengusiran Iblis karena merasa lebih mulia dibandingkan mahluk ciptaan lainnya.

    Jawaban Kedua, saya ingin mencoba membuat analogi sederhana dari sudut pandang manusia, sebab tentu saja anda berharap jawaban dari manusia menganai pertanyaan ini. Jika bukan, sebaiknya anda menghadap tuhan sendiri untuk mendapatkan jawabannya secara langsung.

    Donal Trump dibukakan Pintu

    Foto di atas adalah Donald Trump ketika menjadi orang nomor I di US. Padahal Donald Trump juga mampu membuka pintu sendiri, tapi mengapa Amerika Serikat membayar gaji Pasukan Khusus untuk membuka Pintu Mobil Donald Trump?

    Bagi manusia, ini adalah bentuk untuk menunjukkan bahwa Amerika dan Donald Trump memiliki kekuasaan sehingga harus dilayani. Kisah tentang diciptakan Malaikat dikisahkan kepada manusia untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu mulia.

    Sama seperti ketika Surat Al-Ihlas menggunakan kata Hu yang merujuk pada tuhan. Dalam bahasa Arab, Hu adalah kata ganti untuk pria, tapi seluruh Muslim sama-sama sepakat bahwa Tuhan bukanlah laki-laki dan perempuan. Bahwa di surah itu sendiri dijelaskan bahwa Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.

    Kata Hu ini digunakan sebagai represensi kata ganti sosok yang paling kuat yang dimiliki kosa kata manusia. Lagi-lagi karena Al-Qur’an diturunkan untuk manusia, jadi digunakan bahasa yang dipahami oleh manusia.

    Dalam sudut pandang manusia, sesuatu yang mulia itu pasti dilayani, bukan pelayan dan tidak mengerjakannya sendiri. Nah penjelasan ini untuk manusia tapi apakah tuhan segitu inginnya diagungkan sehingga menciptkan manusia seperti kasus Donald Trump yang memiliki pasukan khusus pembuka pintu mobil?

    Tentu saja tidak, karena Tuhan tidak sesederhana ini. Bahkan dijelaskan dengan defenisi paling kompleks sekalipun, Tuhan jauh lebih kompleks dari penjelasan tersebut.

    Tuhan itu sesuatu yang di luar nalar manusia, jika manusia mampu membuat defenisi tentang tuhan, maka tuhan itu jauh lebih kompleks dari penjelasan tersebut.

    Ketimbang ke bolak-balik, mari kita ke jawaban ketiga. Sebenarnya pertanyaan ini sangatlah keren karena membuktikan bahwa ada proses anda berfikir tentang siapa yang anda sembah.

    Rasa ingin tahu itu keren.

    Manusia bukanlah satu-satunya mahluk yang memiliki rasa ingin tahu, hewan saja punya insting yang sama. Bahkan Malaikat yang sangat taat juga punya rasa ingin tahu yang tinggi.

    وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ

    Artinya mungkin seperti ini :

    Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

    Dari Ayat ini jelas bahwa Allah SWT menciptakan sesuatu (manusia) yang jika ditinjju dari sudut pandang mahluknya (dalam konteks ini Malaikat) hanya akan bebuat kerusakan. Tapi dijawab oleh Allah SWT dengan jawaban tegas Yakni “Sengguhnya Allah SWT lebih mengetahui apa yang tidak engkau ketahui”.

    Dari sini bisa disimpulkan jika Allah SWT tidak menjelaskan alasan mengapa manusia diciptakan justru memberikan penjelasan yang seperti meminta tidak usah cari tahu jawaban sebenarnya karena Malaikat tidak bisa mengetahui semua yang Allah ketahui. Jadi bisa jadi jawaban dari pertanyaan tersebut jika dijelaskan Malaikat tidak akan paham.

    Tapi lagi-lagi jawaban ketiga ini juga dari perspektif manusia. Kesimpulannya cukup jelas jika pertanyaan ini tentu saja tidak bisa di jawab jika jawaban yang diminta dari perspektif Allah SWT.

  • Jika Memang Lengkap, Mengapa Tidak Ada Dinosaurus di Dalam Al-Qur’an?

    Jika Memang Lengkap, Mengapa Tidak Ada Dinosaurus di Dalam Al-Qur’an?

    Agak tergelitik rasanya ingin menjawab pertanyaan yang beberapa kali saya dapatkan ketikaa ditanyai oleh teman bahkan yang bertanya itu seorang muslim juga sama seperti saya. Pertanyaan modelnya mungkin seperti ini, Jika Al-qur’an lengkap, Mengapa tidak ada Dinosaurus di dalam Al-Qur’an?

    Baiklah, sebelum lebih jauh saya ingin membuat pengakuan terlebih dahulu jika saya bukanlah pakar agama Islam, hanya seorang Islam yang kadang tergelitik menjawab pertanyaan seputar sains dan Islam.

    Petunjuk Bagi Mukmin

    Sebelum menjawabnya, mungkin pertanyaan kurang seru. Jika Memang benar-benar lengkap seperti defenisi kata lengkap dari si penanya, maka pertanyaan yang lebih keren mungkin boleh jadi berbentuk begini

    1. Mengapa Validimir Putin tidak ada dalam Al-Qur’an?
    2. Mengapa tidak ada Pantai Indah Jaya Ancol?

    Atau berbagai jenis pertanyaan yang menyalah artikan kata “Lengkap”.

    Jawabannya yah Karena Vladimir Putin dan Pantai Jaya Ancol bukanlah orang Allah SWT pilih sebagai sosok yang dijadikan pelajaran di dalam Al-Qur’an. Putin, sekalipun terkenal, beliau bukanlah Nabi, Keluarga Nabi, Orang Soleh yang disucikan.

    Juga bukan contoh buruk yang dipilih sebagaimana nama Abu Lahab yang diabadikan di dalam Al-Qur’an sebagai contoh manusia buruk.

    Jadi jawabannya jelas, Karena tidak ada hikmah dalam hidup beragama yang dapat ditarik dari kisah Dinosaurus. Kalau pun mungkin ada, maka harusnya sudah ada kisah lain yang bisa dipetik hikmahnya.

    Misalnya saja, Ashabul Kahfi dulu Pelihara Anjing, jadilah Anjing dicertiakan dalam Al-Qur’an. Seandainya kita bisa berandai-andai Ashabul Kahfi memelihara T-Rex maka T-Rex mungkin saja akan diceritakan di dalam Al-Qur’an.

    Kalaupun kejadian, Kisah tersebut tetap saja bukan tentang T-Rex-nya tapi tentang keteladanan Ashabul Kahfi. Alasanya karena Al-Qur’an adalah Kitab yang dijadikan Petunjuk bukan kitab sains yang membahas sains secara detail dan operasional, sekalipun ada beberapa fakta sains didalamnya.

    Lebih jelasnya, Al-Qur’an itu adalah petunjuk bagi orang yang Mutaqin. Jangan di balik yah, karena anda bukan Muttaqin maka tidak ingin mentaati Al-Qur’an, tapi karena anda mentaati Al-Qur’an maka anda menjadi Muttaqin.

    Dinosaurus dalam Al-Qur’an

    Jadi apakah keberadaan Dinosaurus di sangkal oleh Al-Qur’an? Karena tidak pernah dikisahkan. Mari kita sedikit bercucok logi karena agak sulit membuktikannya dengan sains dengan asumsi tanpa bukti bukan berarti suatu kejadian tidak pernah terjadi. Asumsi yang kita gunakan, Bukti adalah alat untuk menolak kejadian yang berlawanan dengan asumsi yang dibangun jika tidak sesuai bukti yang dimaksud.

    Mari kita ambil salah satu Surah tentang peran manusia di muka Bumi

    وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ اِنِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَ ۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ ﴿البقرة : ۳۰

    Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”

    Kata Khalifah dalam bahasa arab dapat diartikan dalam dua hal yakni Pemimpin dan Pengganti. Dengan demikian jika Manusia pertama adalah Nabi Adam AS, maka kehadiran manusia, sebagaimana yang kita ketahui sekarang, sebagai ras mahluk hidup tertinggi adalah pengganti dari ras penguasa bumi sebelumnya.

    Sebelumnya Bumi di Pimpin oleh siapa? Untuk yang satu ini sepehaman saya belum ada penjelas. boleh jadi yang dimaksud ras tertinggi sebelumnya adalah Mahluk Gaib yang tidak bisa dirasakan oleh Indra, namun boleh jadi Mahluk yang ukuran dan kekuatan lebih besar dari spesies manusia.

    Dari sini kita mulai berandai-andai, mahluk yang dimaksud pemimpin, Determinasi-nya paling tinggi adalah Dinosaurus, dimana mereka praktis tidak bisa dikalahkan dari segi fisik. Lalu diturunkan Meteor untuk menghantam mereka agar ada tempat bagi Manusia sebagai Pemimpin, atau paling tidak mampu menggunakan akalnya untuk bertahan hidup dan melawan mahluk lain yang ukuran lebih besar seperti Mamoth, Gajah, Badak, Paus dan seterusnya.

    Dalam kasus ini, Asumsi ini tidak melanggar konsep manapun. Meskipun hanya sebatas kerangka pikir dan sulit untuk dilakukan pembuktikan secara empirik. Maksud dari pembuktian empirik ini, sulit untuk dibutikkan kebenarannya demikian juga dengan kesalahan teori ini. Tapi saya juga tidak menjamin teori ini benar.

    Balik lagi ke kata pemimpin dan Pengganti (Khalifah). Sebelum Tireks menurut Sains, Bumi ini dikuasi oleh mahluk Amphibia dan Reptile yang melata, lalu sebelumnya masa Amphibia, Mahluk penguasa adalah mahluk air sejenis ikan (jangan bayangkan Ikan Modern) yang kita sebut saja ikan Purba. Ikan Purba ini memakan hewan yang lebih kecil.

    Sebelum ikan purba, sains juga menyebutkan mahluk yang berkuasa di Bumi adalah Pito Planton yang bisa menghirup oksigen yang dihasilkan oleh Zoo Planton. Zoo Planton atau Ganggang Hijau Purba sendiri adalah mahluk hidup yang menjadi dominator di Bumi, sebelum masa Pito Planton.

    Hal yang jelas dari sini adalah akan selalu ada suksesor yang menggantikan spesies dominator sebelumnya, hingga pada akhirnya, saat ini Bumi di kuasai oleh Mahluk Perkakas yang kita sebut Homo sapiens atau ras manusia.

  • Anda Sarjana Fisikanya, Apa?

    “Anda sarjana fisikanya, apa?” Tanya HRD kepada seorang pelamar kerja.Dengan penuh kebingungan, si pelamar menjawab. “saya sarjana fisiknya, lulus pak!!!”.

    Si pewawancara cuman ngumpat dalam hati, “inikah ijazah kamu bambang, Pasti luluslah!!!”

    Ini adalah fantasi liar saya tentang pembicaraan, kelak di sebuah ruang wawancara perusahaan tambang, malam ini, Satu pekan setelah semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 di mulai.

    Kelas-kelas saya dalam jendela digital penuh sesak, segemuk SKS ketika saya kuliah dulu. Hanya saja sedikit ironi yang terjadi di ruang-ruang kelas yang saya sedikit kusam dan berdebu. Sunyi, senyap, tak ada mahasiswa hanya sekumpulan bangku dan meja yang saling tatap-tatapan.

    Mereka semua sudah sibuk dengan kegiatan baru mereka yang lebih merdeka. Bebas dari kekangan harus belajar fisika mulu di jurusan fisika. Sesekali boleh dong mereka belajar seni desain, teknik jualan jasa bantuan finansial, atau mengajar anak-anak yang nyaris putus sekolah karena di kampung mereka tak ada guru sekolah dasar.

    Mereka adalah jiwa yang lahir merdeka, jadi janganlah kekang dan bungkus dalam balutan “Sarjana Fisika”.

    Merdeka untuk tidak belajar fisika, yah 3 semester cukuplah buat berpertualang melalang buana muka bumi ini. Mempelajari ilmu tentang meriam bambu di sebuah kampung yang dahsyatnya setara melebihi Mekanika Kuantum, Rumitnya bentuk unsur di fisika Inti atau malah tekanan udara panas di termodinamika, kenang ingatan di memori saya tentang status whatsapp di grup-grup rekan kerja.

    Beberapa mahasiswa terlihat lalu lalang di ruang admin jurusan dengan wajah sedikit tua dari mahasiswa baru yang masih lugu. Mereka ini tinggal di kampus karena belum atau tidak punya hak lagi “kabur” dari kampus, kalau saja bisa Pasti mereka kabur.

    “Pak apa saya bisa ikut program merdeka pak” Tanya mahasiswi semester sepuh dengan jumlah SKS lulus tidak sampai 100, kepada saya. Harapannya sih ingin melakukan aktifitas lain di luar kampus sebagai ganti mata kuliah yang sampai hari ini takut ia hadapi.

    Beberapa mahasiswa baru terlihat kebingungan. Mereka sibuk bertanya tentang nama-nama dosen yang mungkin saja mengajar mereka pada kelas berikutnya.

    Kadang lugunya berubah jadi lucu takkala yang ditanyai adalah orang yang dicari. Bapak kenal pak Budi? Tanya mahasiswa baru ke pak Budi. Alis pak Budi mengerenyik, bingung mau menjawab apa. Tentu saja Pak Budi tidak bisa melihat Pak Budi sendiri, kecuali waktu itu ada cermin.

    Selain itu, Pak Budi juga sedikit bingung, kok mereka bisa-bisanya tidak mengenali dosen-dosen mereka sih.

    Secara foto-foto dosen sudah mejeng di website resmi Prodi sambil senyum, lengkap dengan karya -karyanya yang terindeks Rawhana, Secopas atau Web for Scientist tapi non scientist juga harus punya. Bahkan dengan IPR-IPRnya yang sudah mengalahkan Edison. Sekalipun tak ada satu buku sains pun yang membanggakan Edison karena karyanya banyak ciplakan.

    “Lah kan mereka generasi milenial kan? Generasi yang harusnya lebih melek teknologi dari kami. Generasi yang bisa mengakses ribuan informasi di genggaman mereka” pikir Pak Budi dalam hati.

    Yah ente salah Pak Budi!!!!

    Mereka sangat melek teknologi

    Di HP mereka itu sudah terinstal aplikasi bertukar informasi super penting seperti Tok Tok. Yah ini bisa membuat mereka menikmati sisi seni tari dansa yang cetar membahana dari sebaya mereka. Ada banyak kok disana!!!

    Kalau sednag ada uang dan jiwa dermawan mereka muncul, Kadang mereka juga membantu wanita yang kekurangan uang di aplikasi Mu Chat. Tidak seperti Pay Pal dan Google yang nyaris kena blokir, karena dianggap gak begitu berguna bagi warga sini.

    Pak Budi ini sedikit arogan emang!, sedikit rasis!

    Ada mahasiswa dari kota kembang yang ia tolak mentah-mentah. Katanya, “kamu nyebarin HIV di kampung mu saja sanah jangan di sini”.

    Padahal kan!!! gak semua mahasiswa dari sana yang suka pergaulan bebas pak.

    “Pak budi, pak budi!” ucapku dalam hati.

    Itukan hanya ratusan mahasiswa pak yang terdeteksi positif HIV!!! Tidak semua,. Itu cuman data dari mahasiswa yang sudah cek darah kok. Bukan semuanya,.. Jadi yang gak cek darah jangan digeneralisasi lah.

    Sisanya kan, bisa saja tidak terkena HIV kan…

    Pergaulan bebas itu bukanlah pelanggaran hukum.

    Toh mereka belum punya pasangan resmi, jadi tindakan asusila itu bukan tindakan pidana kok. Kecuali mereka sudah punya suami atau istri, barulah ini urusan pidana.

    Mending pak Budi belajar deh menghargai perbedaan pendapat, bahwa Kelamin itu beda dengan Gender sebagaimana dunia “akademik” mengajari kita berfikiran terbuka.

    “Gender itu bebas, yah. boleh saja seseorang punya titit, tapi belum tentu laki, apalagi perempuan!!!!”

    Kita ini warga yang berketuhanan yang maha Esa yah!!! dan menurut tuhan, adam itu diciptakan dengan steve,…

    Tapi jangan tanya tuhan yang mana.

    Soalnya pengetahuan saya masih minin. Sepengetahuan saya, di Kristen, Katolik, dan Islam masih pada gak berkembang. Soalnya di agama-agama ini, Adam masih diciptakan bersama Eve.

    Yah pikiran saya memang sedikit liar. Kadang melanglang buana jauh terbang ke angkasa menikmati sejarah di masa lampau melalui pemandangan langit malam ini. Sejarah yang paling singkat yah peristiwa lima tahun yang lalu dari bintang Centauri. Mungkin saja malam ini di titik kecil langit gelap itu, sudah tidak ada lagi. Entah karena meledak atau di gondol maling.

    Saya akan sadar lima tahun ke depan setelah semuanya tiada.

    Saya baca tentang sejarah di malam hari ini melalui buku-buku Robert L. Wolke yang menjawab banyak pertanyaan sains dengan cara nyeleneh. Harapannya tanpa harus kuliah, para orang tua bisa menjawab rasa penasaran anak mereka tentang sains.

    Wolke ini salah satu orang yang membuat saya suka dengan fisika, selain guru SMP saya, Pak Nas yang mata melotot ketika menjelaskan konsep fisika di papan tulis. Sangkin sukanya dengan fisika, saya pilihlah kuliah di jurusan fisika. Sampai akhirnya menyandang dua gelar yang sama.

    Ketika saya ditanya, kamu Sarjana fisikanya apa?

    Saya bisa jawab dengan lantang HRD itu dengan lantang,

    Saya Kuliahnya Bidang Pendidikan Fisika, Jadi saya datang untuk menyelesaikan masalah di bidang pendidikan fisika. Tak usah ragu dengan nilai-nilai yang tertera di sana. Itu semua mewakili apa yang ada di kepala saya dan apa yang saya pelajari.

    Tak usah ragu pak, saya adalah jawaban dari masalah perusahaan bapak yang memutuskan menuliskan membutuhkan sarjana pendidikan fisika di lowongan pekerjaan yang bapak iklankan.

  • Perbedaan 1 Ramadhan dan Mengapa Saya Antipati Dengan Gerakan Khilafah di Indonesia

    Perbedaan 1 Ramadhan dan Mengapa Saya Antipati Dengan Gerakan Khilafah di Indonesia

    AhmadDahlan.NET – Mungkin adalah tulisan yang syarat dengan makna Offensive, terutama menyerang para pejuang Khilafah yang ada di Nusantara. Bukan tentang defenisi ideal dna hakikat dari “Khilafah” itu sendiri, melainkan orang-orang yang ada di dalamnya.

    Mari kita mulai dengan penetapan 1 Ramadhan 1443 di tahun 2022 ini, dimana ormas Islam Muhammadiyah dan beberapa ormas Islam lain menentukan awal Puasa jatuh pada tanggal 2 April 2022 dan Pemerintah melalui Jumhur Ulama-nya yang didalamnya terdiri dari banyak ormas menentukan 1 Ramadhan 3 April 2022.

    Penyebabnya tentu saja alas hukum yang dijadikan penentuan kapan 1 Ramadhan tersebut masuk. Kedua pendapat memiliki dalil dan kias yang sama kuatnya dan sangat mustahil bagi Masyarakat Muslim dunia, termasuk Indonesia di dalamnya memastikan pendapat mana yang disetuji oleh Rasulullah SAW sang pembawa risalah.

    Sesungguhnya apa yang dilakukan oleh ke dua kelompok ini bukanlah menentukan bahwa dirinya lah yang paling benar akan tetap ini adalah upaya maksimal yang mereka lakukan untuk lebih dekat dengan hukum-hukum yang diturunkan dari langit sekitar empat belas setengah abad yang lalu.

    Meskipun tanpa data yang jelas, saya berani menjamin tidak satupun dari kedua pendapat bisa memastikan secara pasti pendapat manakah yang benar-benar dekat dengan penetapan 1 Ramadhan sekiranya Rasullullah masih hidup sampai saat ini.

    Jadi marilah kita nikmati perbedaan ini, toh keduanya masih tetap berada di koridor yang sama.

    Lantas apa alasan saya sampai menuliskan tulisan ini, yang tentu saja penentuan tanggal 1 Ramadhan esensisnya masih sangat jauh dengan kata “Khilafah” yang sering digaungkan kelompok tertentu. Kata Kelompok tertentu ini disini saya tegaskan karena baik Ormas Muhamadiyah, NU, Pemerintah melalui kementerian Agama, Majelis Ulama Indonesia dan kawan-kawan yang bernafaskan Islam juga punya pandangan tenang Khilafah itu sendiri.

    Dan tidak satupun dari ormas-ormas islam ini berani menentang Khilafah

    Nah tulisan ini adalah diskuisi kusir dengan para pemuja “Khilafah” dari kelompok tertentu saja yang sudah berkali-kali saya gagal paham dengan Defenisi Khilafah.

    Misalnya saja dari Diskusi di Sosial media yang dia tuliskan seperti ini :

    Setiap thn umat bingung menentukan pendapat mana yg diikuti utk menentukan awal & akhir Ramadhan. Pentingnya 1 kepemimpinan kaum muslimin dlm Khilafah

    Tentu saja tulisan ini menyindir pemerintah yang dianggap gagal menyatukan pendapat antara Ormas Puasa Tanggal 2 April dan 3 April. Entah apapun ormasnya.

    Nah dari status ini saya sedikit memberikan komentar dan terjadilah percakapan seperti berikut :

    Me : Biar pendapat salah satu mahzab ditenggelamkan dengan mazhab yg lain. Tapi lupa dink ada yg tidak percaya mazhab.
    X : Untuk perkara cabang tidak ada masalah.Perkara aqidah, wajib tidak ada perbedaan pendapat.
    Me : lah masalah penetapan puasa bukanya cabang?
    X : yang sy pahami rukun islam diantaranya puasa bagian dari perkara pokok (aqidah).Sy tdk tahu bapak pahamnya seperti apa.
    Me : Puasanya iya,. Penentuan tanggal puasanya… Kan status disitu sebutkan tanggal puasanya… Buka masalah model puasanya
    Me : Misalnya nih kalifah satu komando benar benar tegak pasti ada diantara dua pendapat yg harus di ikuti tentang Penentuan 1 ramadhan… Karena menurut status diatas harus satu saja maka pendapat yg tidak, dipilih tidak boleh dilakukan… disitu esensisnya bukan di rukun puasa atau rukun islam…
    X : halifah dalam khilafah ketika tegak nanti, insyaAlloh. Mustahil mengikuti 2 pendapat yang berbeda.Sebab, otoritas seorang khalifah memutuskan ketetapan yang menyatukan seluruh kaum muslimin dalam suatu perkara sekiranya ada perbedaan pendapat.
    Me : jadi salah satu pendapat ditenggelamkan kan? Kan nih harus milih nih dua satu tenggelam biar satu naik… Nih mutar mutar panjang kali lebar komentar diawal gak diperhatikan…
    Me : wes lah capek saya logikanya cacat.. atau anggap saja logika saya yg cacat.
    X : Yes, Bgtu adanya.Iya nih pak. Barangkali sy musti jeli lagi, nambah literasi lagi biar gk ngrasa muter2 dgn statement lawan bicara sy

    Mungkin anda yang membaca tulisan ini punya pendapat kontra dan mendukung tulisan ini, tapi mari kita lihat duduk perkaranya dari tinjauan saya yah karena sayalah yang menulis tulisan ini.

    Pertama : Statement yang dibagian X adalah :

    Setiap thn umat bingung menentukan pendapat mana yg diikuti utk menentukan awal & akhir Ramadhan. Pentingnya 1 kepemimpinan kaum muslimin dlm Khilafah

    Nah dari pendapat ini kan bisa disimpulkan jika Khilafah versi X misalnya benar-benar berdiri tentu saja tidak akan ada perbedaan penentuan 1 Ramadhan karena penentuan tersebut berada dalam satu Komando, yakhi Halifah si Pempimpin Khilafah.

    Nah dari perjalanan kajian tentang Hukum Islam yang dilakukan oleh banyak ulama, pada umunya bercabang dan selalu menimbulkan perdebatan. Perdebatan yang dimaklumi jika terjadi pada cabangnya saja bukan pada intinya.

    Perkara Puasa itu tanggal 1 Ramadhan adalah perkara inti dan masuk Rukun Puasa, namun perkara kapan 1 Ramadhan itu jatuh tentu saja hal yang sulit. Karena ada banyak hal yang harus dipahami secara seksama dan berdasarkan kajian penyampai risalah mulai dari zaman Rasulullah masih hidup sampai saat ini.

    Distorsi informasi tentu saja bisa terjadi kecuali Al Qur’an. Kita sudah sepakat sampai disini.

    Dengan demikin jika Kahlifah Versi Mereka berlaku di Indoesia, maka hanya ada satu hukum yang harus diikuti. Logikanya ada dua hukum yakni A atau B, maka kita harus memiliki salah satu. Jika kita memilih A maka B tidak terpilih dan begitu sebaliknya.

    Jadi atas dasar logikan sederhana saya menuliskan komentar :

    Biar pendapat salah satu mahzab ditenggelamkan dengan mazhab yg lain. Tapi lupa dink ada yg tidak percaya mazhab.

    Kata Tidak Percaya memang satir saya atas pengetahuan jika ada kelompok muslim yang tidak percaya dengan imam dan segala macam penentuan hukum Islam diluar dari Al Qur’an dan Hadist yang tertera tekstual.

    Lantas komentar ini di balas out of topik dengan menghubungkan puasa di bagian Aqidah :

    Untuk perkara cabang tidak ada masalah. Perkara aqidah, wajib tidak ada perbedaan pendapat.

    Nah dari sini seolah-olah kalimat saya mempertanyakan Puasa karena pebedaan Akidah, padahal ini sudah jelas perbedaan itu ada pada kapan tanggal 1 Ramadhan, bukan menyangkat pendapat puasa dilakukan pada bulan Ramadhan.

    Pemahaman saya yang dangkal menganggap bahwa perintah puasa yang diturunkan di surah Al Baqarah memeritnah umat Islam Berpuasa Wajib di bulan Ramadhan namun tidak ada penjelasan kapan waktu tersebut. Nabi Muhammad melalui sunnahnya menjelaskan kapan 1 Ramadhan ini tiba baik dengan Ucapan (Bil Lisan) dan Perbuatan (Bil Hal). Nah disinilah kesulitan umat Islam zaman ini dalam mengikuti Hadist mengingat panjangnya perjalan waktu yang sangat panjang sampai pad akahirnya hadis tersebut sampai pada saat ini sedang tidak ada jaminan mengenai kebenaran Hadist karena yang di jamin hanya Al Qur’an.

    Dengan demikian saya membalas komentar tersebut dengan nada satir lagi

    Puasanya iya,. Penentuan tanggal puasanya… Kan status disitu sebutkan tanggal puasanya… Bukan masalah model puasanya

    Nih komentar saya di sini tujuannya menjelaskan kepada si X kalau yang kita diskuiskan ini kan tanggal puasanya. Bukan perkara bagaimana puasanya.

    Agar lebih jelas saya tambahkan komentar :

    Misalnya nih kalifah satu komando benar benar tegak pasti ada diantara dua pendapat yg harus di ikuti tentang Penentuan 1 ramadhan… Karena menurut status diatas harus satu saja maka pendapat yg tidak, dipilih tidak boleh dilakukan… disitu esensisnya bukan di rukun puasa atau rukun islam…

    Nih agak kesel kan kan sudah saya sampaikan di atas tentang mengapa salah satu pendapat harus hilang jika cuman ada satu pendapat yang boleh dijalankan. Sekalin saya memberikan tanggap tentang esensi yang dibicarakan ini bukan Rukun Puasa dan Rukun Islam. Tapi kapan tanggal 1 Ramadhan.

    Dan komentarnya adalah :

    halifah dalam khilafah ketika tegak nanti, insyaAlloh. Mustahil mengikuti 2 pendapat yang berbeda.Sebab, otoritas seorang khalifah memutuskan ketetapan yang menyatukan seluruh kaum muslimin dalam suatu perkara sekiranya ada perbedaan pendapat.

    Perhatikan Kalimat dan Frasa Mustahil mengikuti 2 pendapat yang berbeda.Sebab, otoritas seorang khalifah memutuskan ketetapan yang menyatukan seluruh kaum muslimin. Nah ini kan yang saya jelaskan, malah dijelaskan balik ke saya, seolah-olah saya nggak tau maksud status awalnya.

    Malah diberi nasihat :

    Yes, Bgtu adanya.Iya nih pak. Barangkali sy musti jeli lagi, nambah literasi lagi biar gk ngrasa muter2 dgn statement lawan bicara sy.

    Di suruh nambah literasi, saya… Padahal yang dibahas cuman 2. Entah sih literasi macam apa yang dibutuhkan untuk menunjukkan logika siapa yang cacar dalam diskusi ini tapi ini membuat saya berfikir kalau logikan seperti ini saja sulit dipahami gimana ceritanya kalau mereka memimpin.

    Mungkin jawabnya :

    Kami akan menjalankan Pemerintahan sesuai dengan hukum Allah SWT yakni Al Qur’an dan Hadis.

    Saya sih sangat setuju saja sebagai Umat Islam untuk mengikuti Al Qur’an dan Hadis. Yang saya khawatirkan adalah interpretasi mereka tentang hukum itu agar bisa dijalankan seperti apa? Kalau logika sederhana ini saja susah dipahamkan.

    Khilafah itu seperti apa?

    Pernah suatu ketika saya mendapatkan suatu materi tahun 2019 yang bertemakan tentang “Kurikulum MBKM” yang ruhnya menurut hemat saya adalah mempersiapkan peserta didik untuk menghadapi dunia kerja yang lebih kompleks.

    Nah ada salah satu peserta yang memberikan tanggapan yang pendapat satu dua dengan ke-kekeh-an Khilafah versi mereka.

    “Kalau Khilafah tegak di Indonesia, Pendidikan akan diarahkan lebih baik dan jelas tidak berubah-ubah setiap pergantian pemimpin”.

    Saya buka diskusi terbuka, menanyakan seperti apa Khilafah itu?

    Ditanggapi bahwa Khilafah itu Sistem Pemerintahan yang dipimpin oleh Satu Pemimpin. Jadi saya sebutkan seperti Arab Saudi? Malaisya? Atay Utsmani yang pernah berjalan lantas hancur lebur?

    Responya mengatakan tidak, mereka tidak menjalankan sistem Khilafah sesuai kehendak Allah SWT. Jadi saya kejar

    Lantas yang bagaimana?

    Mereka menjawab entah seperti apa modelnya yang pada intinya tidak keluar dari Al Qur’an dan Hadis. Nah saya jelaskanlah bahwa kalau yang diminta sesempurna maka tidak akan yang punya hak Jadi Halifah selain Rasulullah SAW, bahkan zaman Khualfaurasyidin yang orang-orangnya jelas di jamin masuk Syurga juga mengeluarkan berapa aturan yang di luar dari Hadisr padahal mereka pernah hidup bersama Dengan Rasulullah.

    Karena waktunya terbatas waktu itu, diskusinya selesai.

    Padahal saya ingin menyampaikan misalnya aturan di zaman Umar Bin Khattab yang memaksa semua orang untuk sholat Tarawih berjamaah di masjid pada Bulan Ramadhan. Padahal Rasulullah sendiri tidak memaskan bahkan sengaja untuk hadir di Masjid bolong-bolong untuk sholat Taraweh (Sholat Malam).

    Atau aturan Azan Jumat lebih dari satu kali yang diterapkan di zaman Usman Bin Affan. Padahal aturan ini juga tidak ada di zaman Rasulullah. Kalau mereka saja yang sudah dijamin Masuk Surga (Paling tidak, ini adalah hadis-hadis yang disampaikan dan dipegang oleh Ahlul Sunnah yang tidak ingkar pada ke tiga khulafaurasyidin) masih melakukan improvisasi dalam menjalankan pemerintahan kepada umay yang mulai agak “canggih” sepeninggalan Nabi yang baru-baru saja

    Bagaimana kita yang jaraknya terpaut 14 abad. Ataukan memang benar saya yang masih kekurangan referensi dan harus lebih banyak membaca. Namun apaun pemaknaan anda tentang tulisan saya hanya ingin menyampaikan Bahwa saya tidak anti dengan Khilafah namun bukan dari gerakan Khilafah yang digaungkan kelompok x. Karena menolah Khilafah itu artinya sama dengan menginkari Al Qur’an tapi menolak mereka tidaklah demikian. Kebetulan tidak ada satupun nama mereka disebutkan di Al Qur’an.

    Wallahu A’lam bis sawaf.

    1 Ramadhan 1443 Hijriah (2 April 2022)

  • Selamat Hari Jadi Gowa ke 695: Menakar Kebanggaan Lebih dari Sekedar Sejarah

    Ahmad Dahlan. Tanggal 17 November 2015 akan menjadi peringatan hari jadi Kabupaten Gowa yang ke 695. Usia yang terbilang tidak muda lagi untuk sebuah kabupaten yang pernah berbentuk kerajaan ini. Hampir 7 abad usia dari bahtera kapal kabupaten Gowa tetap menunjukkan eksitensinya.   Peringatan hari jadi Kabupaten Gowa tentu saja bukan sekedar acara simbolik yang diperingati setiap tahun, melainkan sebuah momentum yang sangat untuk mengkaji prestasi, rencana dan rancangan pembangunan Kabupaten Gowa agar tetap jaya dalam tantangan.

    Gowa Bersejarah

    Sejarah telah mencatatkan bahwa Kabupaten pernah menjadi kota bandar dan pelabuhan terbesar di Indoneisa yang terkenal hingga ke daratan Eropa. Pencapaian yang terjadi kurang lebih 3 abad silam bukanlah prestasi yang didapatkan hanya dengan membalikkan telapak tangan, tentu dibutuhkan integrasi dan kesinergian antara pemimpin dan rakyat hingga akhirnya Gowa mencapai masa kejayaannya. Kebanggan sejarah yang saat ini masih menjadi semboyan Kabupaten Gowa yakni Gowa Bersejarah.  

    Hari ini Gowa tidak lagi berbentuk sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja, namun representasi pemimpin tidak begitu saja hilang. Kepala daerah merupakan representasi nyata dari dari pemimpin yang bertanggung jawab menjaga serta mebangun integrasi antara pemerintah dan rakyat agar kabupaten Gowa dapat dibanggakan lebih dari sekedar catatan sejarah pada buku-buku pelajaran.  

    Perubahan zaman tentu sebuah keharusan yang harus dilalui oleh setiap pemerintahan, pergeseran fungsi dari kota bandar bukanlah halangan untuk meraih kejayaan Kabupaten Gowa saat ini. Pembaharuan-pembaharuan dalam bentuk kebijakan yang diambil adalah langkah yang tepat untuk menghadapi perubahan zaman yang bersesuaian dengan keadaan kabupaten Gowa saat ini.  

    Kebijakan-kebijakan baru yang dianggap penting harus segera di ambil untuk membuat kabupaten Gowa tetap dapat Bersaing kedepannya. Kebijakan yang diambil tidak saja sebagai bentuk tanggung jawab Politik atau pencitraan diri dari para pemimpin, melainkan kebijakan yang diambil harusnya dengan tujuan memajukan pembangunan Kabupaten Gowa. Belajar dari pengalaman serta belajar dari daerah yang lebih dulu berkembang adalah cara terbaik serta meminta pertimbangan pakar akan memberi sumbangsih besar karena pendapat yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan.

    Kebijakan di Dunia Pendidikan.

    Beberapa tahun yang lalu pemerintah Kabupaten Gowa dicemooh oleh beberapa kalangan mengenai kebijakan di dunia pendidikan yang tidak menjadikan UN sebagai salah satu syarat kelulusan peserta didik. Cemooh yang yang muncul dari beberapa kalangan masyarakat yang tidak didasari oleh landasan yang kuat. Sebagian ikut berpendapat karena ketidakpahaman di Dunia pendidikan dan sayangnya beberapa pendidik juga ikut menjelekkan kebijakan tersebut.

    Tahun 2014 pemerintah Republik Indonesia, melalui Menteri Pendidikan, Anies Bawsedan menyatakan bahwa nilai UN tidak lagi di jadikan sebagai syarat kelulusan ternyata diberlakukan secara nasional. Saura sumbang mengenai kebijakan UN di Gowa perlahan menghilang.

    Tahun ini pemerintah kabupaten Gowa kembali mengambil kebijakan yang sangat revolusioner dan berani dalam dunia pendidikan yakni menghilangkan mata Calistung pada tingkat sekolah dasar untuk leas 1 dan kelas 2. Lagi-lagi terjadi pro dan kontra di beberapa kalangan, padahal kebijakan ini di ambil tidak serta merta seperti memilih membeli mangga atau apel untuk pencuci mulut. Kebijakan ini bahkan tidak memiliki cacat pada teori pendidikan dan pembelajaran. Terbukti dengan dukungan dari beberapa pakar pendidikan yang mendukung kebijakan jauh lebih baik daripada mendengarkan suara sumbang yang berasal dari mereka yang tidak tau dengan dunia pendidikan.

    Kedua kebijakan ini adalah sebuah contoh pengambilan keputusan yang tidak begitu saja diambil melainkan dengan landasan dan menggunakan produk dari dunia pendidikan. Sebuah analogi sederhana sebaiknya menjadi pedoman rakyak Gowa dalam mengambil kebijakan, serahkanlah segala urusan pada ahlinya. Berbicara masalah pendidikan sebaiknya merujuk pada ahli pendidikan.

    Kemajuan Gowa tidak berada di Tangan Bupati

    Sebagian orang berpendapat bahwa kemajuan dan kemunduran pemerintah Gowa adalah tanggung jawab seutuhnya. Tanggung jawab dari kemajuan sebuah dari adalah tanggung jawab bersama, seperti yang telah tercatat di dalam sejarah, Gowa hanya bisa maju ketika rakyat dan pemerintah bersatu untuk kemajuan Gowa. Tidaklah bertanggung jawab jika menganggap pemimpin satu-satunya orang yang bertanggung jawab pada kemajuan suatu daerah. Pemimpin harus mendapatkan dukungan dari rakyatnya.

    Selain dari faktor tersebut, generasi muda dalam hal ini Tulolo* dan Turangkana* rakyat Gowa adalah harapan kabupaten Gowa kedepannya. Mereka yang sudah tua pasti akan tergerus oleh waktu, daun muda akan muncul menggantikan yang tua dan di pundak merekalah masa depan Gowa di tentukan.

    Pemuda yang manakah yang merupakan masa depan kabupaten Gowa? Sebagai jawaban dari pertanyaan tersebut, Balla Lompoa** adalah contoh yang paling baik dan masih eksis hingga saat. Rumah panggung yang tetap berdiri kokoh tidak ditopang oleh satu tiang penyangga, melainkan disanggah oleh 78 tiang yang sama kuatnya. Pemuda tentunya bukanlah tiang tersebut melainkan pohon yang tumbuh sebagai calon pengganti tiang yang sudah tua. Kesadaran pemerintah memberikan pupuk bagi pemuda gowa dalam perbaikan kualitas pendidikan tentu sangat diperlukan. Setelah itu tiang baru akan siap dan rumah tetap berdiri.

    Keberhasilan ini tentunya tidak akan dicapai jika hanya muncul dari satu pihak. Tulolo dan Turangkana kabupaten Gowa juga harus berperan aktif dalam berbagai kegiatan yang bersifat positif untuk mengembangkan diri sendiri sejak dini. Menanamkan semboyan siri’ na pacce dan kualleangangi tallangan na toalia lebih dari konotasi negatif yang banyak di salah artikan untuk dijadikan pembenaran saat melakukan kesalahan. Mempelajari dan mengamalkan nilai luhur dari para pendahulu dan meninggalkan budaya buruk akan menjadi langkah yang nyata bagi pembangunan kabupaten Gowa.

    Kemajuan pembangunan kabupaten Gowa adalah kerjasama yang baik antara seluruh pihak terutama pemimpin yang diwakili oleh aparat dan rakyat. Jika sinergi telah terbentuk kembali pada kedua belah pihak, maka tidak mustahil menjadikan kabupaten Gowa sejaya di masa Sejarah agar kita tidak bangga dengan Kabupaten Gowa di masa lampau tapi juga di masa kini. *Sebutan untuk pemuda dan pemudi dalam bahasa Makassar
    ** Rumah adat gowa yang digunakan oleh Sombayya pada saat masa Kerajaan Kabupaten Gowa