Tag: Diferensial

  • Solusi Persamaan Diferensial dalam Ilmu Sains

    Solusi Persamaan Diferensial dalam Ilmu Sains

    Ahmaddahlan.NET – Persaman Diferensial Biasa adalah sebuah persamaan yang berisi fungsi yang tidak diketahui secara eksplisit dan turunannnya. Bentuknya seperti pada Sistem Gerak pada Pegas yang ditulis dalam bentuk PDB :

    m\frac{d^2x}{dt^2}+D\frac{dx}{dt}+kx=F

    dimana m adalah massa beban gantung, D adalah koefisien redaman dan k adalah konstanta elastisitas pegas. Karena x adalah fungsi dari t maka persamaan ini dapat disederhanakan dalam bentuk :

    mx"+Dx'+kx = F

    Persaman ini berisi besaran x yang tidak diketahui rumus eksplisit, x’ adalah turunan pertama dan x” adalah turunan kedua. Karena memiliki Orde tertinggi turunan kedua, Persamaan ini disebut Persamaan Diferensial Biasa Orde II atau PDB Orde II.

    Arti dari diferensial itu sendiri dalah perubahan sebuah varibale terhadap besaran lain. Misalkan kita umpakan pegas yang berada pada posisi x kemudian bergerak, maka posisi x akan berubah sesuai dengan perubahan dari t, dalam hal ini nilai x adalah fungsi dari t dan ditulis dengan notasi x(t).

    A. Kelompok Persamaan Diferensial

    Persaman diferensial terbagi ke dalam dua jenis yakni suatu fungsi yang nilainya hanya berubah terhadap satu besaran yang disebut sebagai persamaan diferensial biasa atau PDB (Ordinary Differential Equation – ODE). Persaman kedua adalah persamaan diferensial parsial yang nilai dari besaran berubah terhadap dua variable atau lebih.

    1. Persamaan Diferensial Biasa

    Persamaan difefernsial biasa hanya memiliki satu variabel perubah. Misalkan nilai y terhadap x. Contoh persamaannya adalah :

    (i).\frac{dx}{dt}=x+t
    (ii).y'=x^2+t^2
    (iii). my"+cy'=-ky

    Misalkan sebuah fungsi f disebut sebagai besaran yang nilainya tidak diketuhui dari x :

    y = f(x)

    solusi dari persamaan ini adalah

    f'(x)=xf(x)

    dimana x adalah rentang tertentu dari sebuah perubahan. Hasil dari turunan ini selanjutnay di tulis dengan notasi

    y’=f(x)

    Sebagai contoh kita mengetahui bahwa solusi dari persamaan umum

    y’=Axn

    adalah :

    y=\frac{1}{n+1}x^{n+1} + C

    dengan C adalah konstanta sembarang.

    Model Pertumbuhan Populasi

    Model pertumbuhan suatu populasi berdasarkan asumsi bahwa besar laju pertumbuhan populasi bergantung dari besar populasinya. Milsanya Populasi Bakteri (N) akan berkembang menjadi 2N dalam waktu 1 detik, jika populasi awalnya adalah 6N maka satu detik berikutnya akan menjadi 12N. Nilai ini selanjutnya disebut faktor yang bisa saja nilainya tetap (konstanta) dan biasa saja nilai juga ikut berubah.

    Misalkan sebuah populasi bakteri N yang membelah diri dalam rentang waktu t sebanyak k. Populasi bakteri dalam rentang waktu tertentu jadi bisa diperhitungkan dengan persamaan diferensial biasa:

    \frac{dN}{dt}=kN

    Jumlah dari bakteri ini tidak lain

    \int{\frac{dN}{N}}=k\int{dt}

    solusinya adalah

    \ln N = kt + c

    Jumlah bakterinya dapat dihitung dengan persamaan berikut :

    N = e^{kt+c}

    2. Persamaan Diferensial Parsial

    Persamaan diferensial parsial adalah sebuah persamaan dimana nilai dari sebuah variable ditentukan oleh dua buah variabel lain. Turunan dari fungsi ijni dilakukan secara parsial dimana salah satu satau dikonstankan terlebih dahulu kemudian setelah variable sisanya.

    Bentuk Persamaan Diferensial Parsial sebagai berikut :

    (i). \frac{δ^2u}{δx^2}+\frac{δ^2u}{δy^2}=6xye^{x+y}

    dalam kasus ini u adalah fungsi dari x dan y, atau uxy. Bentuk lain :

    (ii). \frac{δu}{δt}=3 sin (x+t)+\frac{δ^2u}{δx^2}+(1+x^2)+\frac{δ^2u}{δy^2}

    dalam kasus ini u adalah fungsi dari x,y dan t atau uxyt.

  • Analisis Gerak Pegas dengan PDB Orde II –  Gerak Harmonis dan Teredam

    Analisis Gerak Pegas dengan PDB Orde II – Gerak Harmonis dan Teredam

    Ahmaddahlan.NET – Gerak pada pegas merupakan salah satu gerak yang dapat dianalisis melalui persamaan diferensial biasa orde II (PDB Orde II). Gerak ini mengikuti hukum Newton tentang gerak. Asumsinya ada dua yakni jika terjadi secara harmonis dan tidak harmonis.

    Gerak Harmonis Pegas diterapkan dengan asumsi tidak ada gaya luar yang bekerja pada pegas sehingga ketika egas diberi ganguan / simpangan, pegas akan terus berayun selaman dengan periode tetap. Asumsi ke dua jika ada gaya eksternal yang bekerja pada pegas yang nilainya kecil, maka pegas akan akan berhenti pada satu waktu tersebut. Gerak pegas ini disebut Teredam lembut atau Dumped Oscillation.

    Gambar dari Gaya Gaya yang bekerja pada Pegas Berosilasi

    Pada sebuah pegas yang digantung beban akan terdapat empat kemungkinan gaya masing adalah :

    1. Gaya berat w = mg
    2. Gaya pemulih Fk = -k (y+Δy)
    3. Gaya Peredam pada pegas FD = -Dvy
    4. Gaya Eksternal Fe

    Misalkan pegas diberi ganguan sehingga pegas mulai bergerak maka berlaku hukum Newton II tentang gerak

    ΣF = ma

    Persamaan ini kemudian di subtitusi dengan semua gaya yang bekerja pada pegas sehingga menjadi

    W_b+F_k+F_D+Fe = ma
    mg - ky - kΔy -Dv_y + F_e = ma

    Karena mg = -ky dan vy adalah turunan pertama perubahan posisi terhadap waktu dy/dt maka persamaan ini dapat dituls lebih sederhana.

    -kΔy -D\frac{dy}{dt}+ F_e = m\frac{d^2y}{dt^2}

    Jika Δy adalah besara simpangan maka bisa dianggap sebagai y, dengan demikian Bentuk umum persamaan diferensial biasa Orde II untuk Gerak harmonik pada pegas adalah :

    m\frac{d^2y}{dt^2} +D\frac{dy}{dt}+ky =F_e

    A. Analisis Matematis Gerak Harmonis Pegas

    Pada gerak pegas yang berosilasi harmonik sederhana ada dua asumsi yang dimasukkan yang tidak ada gaya peredam dan gaya eksternal yang bekerja sehingga persamaan gerak dapat ditulis :

    m\frac{d^2y}{dt^2} +ky =0

    bagi kedua ruas dengan m

    \frac{d^2y}{dt^2} +\frac{k}{m}y =0

    Pada saat pegas berada pada percepatan maksimum nilai k/m = ω2, sehingga

    \frac{d^2}{dt^2} y+ω^2y =0
    (\frac{d^2}{dt^2} +ω^2)y =0

    Misalkan :

    \frac{d^2}{dt^2} = r^2

    maka bisa disimpulkan

    r^2 + ω^2 = 0

    Persamaan ini r22=0 memiliki akar-akar yang homogen seperti pada Solusi Umum PBD Orde II yakni r1,2 = ±iω0 dengan solusi :

    y_{(t)}=c_1 \cosω_0t+c_2\sinω_0t

    Untuk menentukan nilai konstanra c1 dan c2, kita lakukan sedikit trik dengan mengalikan ke dua ruas dengan :

    \frac{\sqrt{c_1^2+c_2^2}}{\sqrt{c_1^2+c_2^2}}=1

    Sehingga persamaan dapat ditulis dengan :

    y_{(t)}=\sqrt{c_1^2+c_2^2}(\frac{c_1}{\sqrt{c_1^2+c_2^2}} \cosω_0t+\frac{c_2}{\sqrt{c_1^2+c_2^2}}\sinω_0t)

    Misalkan R2=C12+C22, diambil dari sebuah segitiga siku-siku, maka

    \cosθ=\frac{c_1}{\sqrt{c_1^2+c_2^2}} 

    dan

    \sin θ= \frac{c_2}{\sqrt{c_1^2+c_2^2}}

    Sehingga solusi y(t) dapat ditulis :

    y_{(t)}=R (\sinθ\cos ω_0t+\cosθ\sin ω_0t)

    Bisa disederhanakan dengan indetintas Trigonometri yakni

    y_{(t)}=R \cos (ω_0t±θ)

    Dimana
    y(t)= simpangan gelombang
    R = Amplitudo
    θ = bilangan gelombang
    ω0 = frekuensi sudut dimana ω02=k/m

    Contoh Gerak dan Grafik Sinosoidal ada Pegas

    B. Analisis Matematis Gerak Pegas Teredam Lembut

    Pada kasus dunia nyata misalnya sebauh pegas yang dipasang pada sebuah motor. Pegas akan mendapatkan gaya peredam dari pegas agar getaran berhenti.

    m\frac{d^2y}{dt^2} +D\frac{dy}{dt}+ky =F_e

    Pada kasus Pegas teredam Lembut maka Fe adalah nol, sehingga peredam hanya berasal dari gaya peredam pegas.

    m\frac{d^2y}{dt^2} +D\frac{dy}{dt}+ky =0

    Kita gunakan pemisalan r = d/dt, sehingga persamaan ini dapat ditulis

    (m.r^2+D.r+k)y=0

    dengan demikian :

    m.r^2+D.r+k=0

    Pada kasus terdeam lembut Diskiriman berlaku D2 – 4mk < 0 sehingga akar-akar dapat dinyatakan dalam bilangan real dengan bentuk :

    r_{1,2}=\frac{-b±i\sqrt{4mk-D^2}}{2m}=\frac{-b}{2m}±\frac{i\sqrt{4mk-D^2}}{2m}

    suku pertama adalah α dan β. Bentuk solusi dari dari persamaan ini adalah :

    y_{(t)}=c_1e^{α +iβt}+c_2e^{α -iβt}

    masukkan nilai α dan β, sehingga solusinya gerak terdemannya menjadi

    y_{(t)}=Re^{\frac{-d}{2m}t}\cosβt-θ

    Dimana R adalah Simpangan maksimum awal atau y0

    Bentuk Getarannya seperti berikut :

    Grafik getaran pada pegas teredam
  • Solusi dan Bentuk Umum Dari PDB Orde 2 – Homogen

    Solusi dan Bentuk Umum Dari PDB Orde 2 – Homogen

    Ahmaddahlan.NET – Persamaan diferensial orde n melibatkan sebuah variable yang bergantung pada nilai variable lain dengan orde turunan ke-n. Misalkan sebuah persamaan x yang berubah terhadap y. Persamaan ini memiliki dua bentuk yang PDB Orde II Homogen dan Tak Homogen.

    y"+P_{(x)}y'+Q_{(x)}y=R_{(x)}

    Bentuk Umum PDB Orde II Homogen

    Jika sebuah persamaan memiliki nilai R(x)=0, maka Persamaan ini masuk dalam kategori Persamaan Homogen dengan bentuk :

    y” + ay’ + by = 0

    atau :

    (D2+aD1+b)y = 0

    dimana a dan y ≠ 0, misalkan Dy = ry dimana solusi sederhana dari ry = Aerx, maka:

    D2y = D(Dy) = D(ry) = r (Dy) = r(ry) = r2y

    sehingga persamaan (D2+aD1+b)y = 0 bisa ditulis (r2 + ar + b) y = 0, dengan demikian

    r2 + ar1 + b = 0

    Fungsi r2 + ar + b ini adalah fungsi polinom dengan karakteristik diskriminan

    ∆ = a2 + 4b

    Nilai diskriminan ini terdapat 3 kemungkinan yakni ∆ > 0, ∆ = 0, dan ∆ < 0.

    a. Solusi PDB Orde II Homogen dengan ∆ > 0

    Pada persamaan r2 + ar1 + b = 0 dengan r1 ≠ r2 dimana ∆ > 0 berasal dari nilai a > 0 dan a2 > 4b, maka solusi adalah

    u1 = er1x dan u2 = er2x

    Dengan demikian solusi umumnya sebagai berikut

    y = c1er1x + c2er2x

    b. Solusi PDB Orde II Homogen dengan ∆ = 0

    Untuk nilai diskriminan ∆ = 0, maka nilai a2 = 4b sehingga :

     r^2 + ar^1 + b = r^2+ar^1+\frac{a^2}{4}=0
    (r+\frac{a}{2})^2 = 0

    suku diatas memiliki akar-akar persamaan :

    r=-\frac{a}{2} (akar ganda)

    Nilau suku ux terbagi dalam dua kemungkinan yakni :

    ux = λux = erx

    sedangkan ux λux, misalkan :

    v(x) = xu(x) = xerx

    maka turunan v terhadap x adalah turunan parsial Dv = u.dv + v.du

    Dv=erx +rxerx=(1+rx)erx

    D2v = D erx(1+rx) = rerx(1+rx) + rerx

    (r2x+2r ) erx

    Subtitusikan ke persamaan (D2 + aD + b ) v, hasilnya

    ((r2x+2r ) erx) + a (1 + rx) erx+ b ) xerx

    Satukan suku-suku yang sama

    (r2x + ar + b) x + (a + 2r) erx = 0

    maka

    (r2x + ar + b) x = 0 dan (a + 2r) erx = 0

    Jadi v(x) = xerx adalah solusi dari u(x) dan v(x) bebas dan linier, solusi umumnya adalah :

    y = c1erx + c2xerx

    c. Solusi PDB Orde II Homogen dengan ∆ < 0

    Untuk ∆ = a2 – 4b < 0, maka akar-akar persamaan akan menghasilkan bilangan kompleks yang saling konjugat :

    r_{1,2}=\frac{-a ± \sqrt{a^2-4b}}{2}

    karena nilai a2 – 4b < 0 maka akar-karnya irsaional sehingga

    r_{1,2}=\frac{-a}{2}+i \frac{\sqrt{a^2-4b}}{2}

    dimana i2 = -1

    masalkan :

    α = \frac{-a}{2}

    dan

    β =\frac{\sqrt{a^2-4b}}{2}

    nilai dari r1 = α + iβ dan r2 = α – iβ. akar-akar persamaan adalah :

    \overline{y}_1=e^{r_1x}=e^{α+iβ}=e^{αx}(\cosβ+i \sin β)

    dan

    \overline{y}_2=e^{r_2x}=e^{α-iβ}=e^{αx}(cosβ-i \sin β)

    Persamaan tersebut bisa disederhanakan dengan menggunakan identitas Trigonometri

    y_1(x)=\frac{1}{2}\overline{y}_1 + \frac{1}{2}\overline{y}_2=e^{αx}\cosβ

    dan

    y_2(x)=\frac{1}{2}\overline{y}_1 - \frac{1}{2}\overline{y}_2=e^{αx}\sinβ

    sehingga solusi umunya adalah :

    y(x)=c1y1(x)+c2y2(x) = eax(cos β + sin β)

    Kesimpulan

    1. Untuk r1 ≠ r2 maka y1 = er1x dan y2 = er2x dengan bentuk solusi umum :

    y = c1er1x + c2er2x

    2. Untuk r1 = r2 maka y1 = erx dan y2 = xerx dengan bentuk solusi umum :

    y = c1erx + c2xerx

    3.Untuk r1 = u + wi dan r2 = u – wi atau disebut akar kompleks konjugat maka y1 = eux cos wx dan y2 = eux sin wx solusinya adalah :

    y = eux ( c1 cos wx + c2 sin wx)