Tag: Hukum Newton

  • Fisika Dasar – Gaya Gravitasi dan Hukum Gravitasi Netwon

    Fisika Dasar – Gaya Gravitasi dan Hukum Gravitasi Netwon

    AhmadDahlan.NET – Gravitasi adalah gaya yang muncul akibat interaksi fisis antar partikel yang memiliki massa dan masih dalam medan gravitasi dari salah satu atau kedua partikel tersebut. Bersama dengan gerak yang pada lintasan tertentu dapat menghasilkan gaya sentripetal, Gravitasi menciptakan ruang antar seluruh materi yang ada dan pada akhirnya menjadi penentu dari tatanan materi yang ada di alam semesta.

    Benda-benda angkasa seperti planet yang mengitari bintang, galaksi yang teridiri dari ribuan matahari, posisi benda-benda yang ada di permukaan bumi dan semua materi yang ada di alam semesta bergerak sesuai dengan interkasi gaya garvitasi.

    A. Medan Gravitasi

    Pada konsep klasik, Medan gravitasi adalah wilayah cakupan yang masih dipengaruhi oleh gaya gravitasi dari sebuah materi yang memiliki massa. Konsep medan gravitasi ini digunakan untuk menjelaskan fenomena gaya gravitasi dan diukur dalam satuan N/kg.

    Misalkan sebuah benda m diletakan di sembarang titik dari sebuah partikel M berpusat massa titik akan tertarik ke pusat massa jika masih berada dalam sebuah medan gravitasi partikel M. Sekalipun benda m yang bermassa kecil, sebenarnya M bukanlah satu-satunya faktor yang memberikan gaya ke benda bermassa m yang lebih kecil namun keduanya saling tarik menarik dimana m juga menarik M dengan gaya yang sama besarnya.

    Hanya saja fenomena yang paling mudah diamatai dimana benda bermassa Massive akan terlihat diam pada posisinya dan benda bermassa kecilah yang tertarik menuju bernda bermassa Besar. Misalknya saja apel yang terlihat jatuh ke permukaan bumi. Hal ini disebabkan oleh Inersia dari benda bermasa Massive jauh lebih besar sehingga benda kecillah yang mengalami percepatan yang cukup besar.

    Dalam model medan atau fisika modern, Gravitasi tidak hanya membahas mengenai interkasi tarik menarik antara dua buah benda partikel tapi juga menyangkut antara ruang dan waktu yang berada di seputar medan gravitasi. Jika medan gravitasi sangat masive, maka medan ini cukup kuat untuk membuat distorsi ruang dan waktu di wilayah seputar medan gravitasi. Model ini mengantar pada konsep fisika model yang disebut kelengkuangan ruang dan waktu.

    A. Hukum Newton Tentang Gravitasi Universal

    Gravitasi pertama kali diformulasikan secara matematis oleh Matematikawan Inggris, Sir Isacc Newton. Menurut legenda, Newton mendapatkan inspirasi setelah melihat sebutir buah apel jatuh di atas pohon. Belakangan, Hukum ini disebut Hukum Gravitasi Newton untuk membedakan antara hukum gravitasi klasik dan hukum gravitasi moderen yang diperkenalkan oleh Albert Einstein.

    Setelah mengamati Apel yang jatuh yang dari pohon, Newton menyimpulkan ada gaya yang bekerja pada buah yang ada pada ranting-ranting pohon yang jauh tinggi di atas permukaan tanah. Jika gaya tersebut berparuh pada buah apel yang jatuh, maka gaya yang sama juga berpengaruh terhadap Bulan.

    Pemikiran Newton ini mendapatkan resistensi pada masa tersebut dimana banyak ilmuwan yang masih percaya bahwa gaya hanya bisa terjadi melalui kontak seperti pada saat seorang mendorong meja atau bola yang ditendang. Pengamatan mengeni gaya Gravitasi menjadi babak baru dari gaya tak sentuh dimana dua benda bsai saling berinterkasi meskipun terpisah oleh jarak.

    1. Teori Gravitasi

    Catatan sejarah yang menunjukkan pengamatan mengenai Gravitasi adalah Ptolemy (Klaudius Ptolemaeus : 90 – 168 M). Ptolemy mengamati gerak semu dari benda-benda langit dan bitang lalu mencoba membuat peta langit. Dari pengamatan dan pengembangan peta langit ini, Ptolemy mengusulkan model Geosentris dimana Bumi menjadi pusat alam semesta pada saat itu.

    Model Geosentris gagal menjelaskan mengenai gerakan planet-planet dan Nicolaus Copernicus (1473 – 1543) mengajukan model Heliosentris dimana matahari sebagi pusat tata surya. Ide didasari dari pengamatan mengenai gerak rotasi benda dengan jalur melingkar pada sebuah pusat massa (orbit). Model ini akurat dalam memprediksi posisi planet-palnet dan gerakanya namun gagal menjelaskan beberapa hal seperti proses pergantian musim.

    Johannes Kepler (1571 – 1630) kemudian melanjutkan pengamatan gurunya, Brahe, tentang gerak-gerak dari planet. Data-data tersebut kemudian disusun dan menghasilkan 3 Hukum gerak planet terhadap matahari yang disebut sebagai Hukum Kepler.

    Typografi Pengertian Gravitasi dan Gaya medan di bumi

    2. Hukum Gravitasi Newton

    Hukum Gravitasi menyatakan bahwa setiap partikel yang memiliki massa akan menghasilkan medan gravitasi. Jika di dalam medan gravitasi ini terdapat benda yang memiliki massa dan medan gravitasi, maka akan terjadi interkasi antar kedua benda ini.

    Besar gaya ini akan sebanding dengan pembawa medan yakni massa masing masing benda sehingga

    \vec{F} ∼ m_1m_2

    Gaya ini semakin melemah dengan kuadrat jarak yang memisahkan benda sehingga

    \vec{F} ∼ \frac{1}{r^2}

    Dengan demikina maka hubungan antara gaya gravitasi, massa dan jarak antar benda sebagai berikut

    \vec{F} ∝ \frac{m_1m_2}{r^2}

    Gaya gravitasi adalah gaya tak sentuh dan sifatnya kekal. Karena massa dari partikel dalam pandangan klasik akan selalu sama maka besar Gaya Gravitasi ini adalah fungsi dari jarak, sehingga dapat diformulasikan sebagai berikut :

    \vec{F_{(r)}} =G \frac{m_1m_2}{r^2}

    Dimana G adalah konstanta gravitasi antara dua benda yang berinteraksi tersebut.

    G = 6.67 × 10-11 Nm2 kg-2

    Infografis mengenai gaya gravitasi yang bekerja pada benda

    Percepatan Gravitasi

    Medan gravitasi yang ada ada eraa benda bermassa akan selalu menarik benda dengan meda yang sama. Besar gaya tarik medan ini adalah F/m untuk setiap benda yang dengan massa m.

    \frac{F}{m} = G\frac{M}{r^2}
    \frac{F}{m} =6,67 . 10^{-11}\frac{(5,98.10^{24})}{(6,38.10^6)^2}
    \frac{F}{m} = 9.8 \ m/s^2

    F/m ini tidak lain adalah percepatan gravitasi yang bekerja pada benda yang berada di daerah sekitar permukaan bumi. Untuk bumi sendiri nilai g = 9,8 m/s2. Percepatan ini dipengaruhi oleh banyak faktor seperti diantaranya gaya sentripetal yang bekerja pada benda-benda yang ada dipermukaan bumi.

    Percepatan gravitasi Bumi di setiap titik di bumi berbeda

    Semakin kecil jari-jari ritasi bumi terhadap prosonya di permukaan bumi akan membuat percepatan gravitasi di titik tersebut semakin besar. Sehingga pada daerah dekat dengan kutub seperti di Eropa, nilai sekitar g = 10 m/s2.

    Demikian pula percepatan gravitasi yang terjadi pada planet yang berbeda. Massa adalah faktor utama yang membawa medan gravitasi. Bulan yang memiliki massa lebih rendah dari bumi memiliki percepatan gravitasi sebesar 0,166 m/s2 sehingga berat benda di permukaan bulan akan selalu lebih rendah di permukaan bumi.

    Gaya berat adalah gaya yang bekerja pada sebuah benda bermassa

    3. Turunan Hukum Kepler ke Newton

    Asumsikan bahwa planet mengelilingi matahari dengan lintasan mendekati lintasan melingkar dengan jari-jari r. Maka Gaya sentripental yang bekerja pada planet akan sama dengan gaya tariknya. dengan demikian

    F=mrω^2

    jika

    ω = \frac{2π}{T}

    maka

    F=mr\frac{4π^2}{T^2}

    Hukum Kepler 3 menyatakan bahwa T2 = Kr3, dimana :

    K = \frac{4π^2}{GM}

    maka

    F=mr\frac{4π^2}{Kr^3}
    F=mr\frac{4π^2}{\frac{4π^2}{GM}r^3}

    Persamaan Gaya Gravitasi berdasarkan Hukum Kepler adalah :

    F=G\frac{Mm}{r^2}

    Contoh Kasus :

    1. Berapakah besar gaya gravitasi yang dialami oleh sebuah benda bermassa 1000 Kg di permukaan Bumi?

    Dik :

    mbumi = 5.98 × 1024kg
    mbenda = 1000 kg
    rbumi = 6.38 × 106m

    Solusi

    F=G\frac{Mm}{r^2}
    F=6,67 . 10^{-11}\frac{(5,98.10^{24})(1000)}{(6,38.10^6)^2}= 9.799 N

    Besar Gaya Gravitasi yang dialami benda adalah F = 9.799 N

  • Contoh Soal dan Kasus-Kasus Dinamika Gerak Dengan Solusi Hukum Newton

    Contoh Soal dan Kasus-Kasus Dinamika Gerak Dengan Solusi Hukum Newton

    AhmadDahlan.NET – Berikut ini beberapa contoh kasus Dinamika dengan Solusi menggunakan Hukum Newton tentang gerak.

    1. Hukum I Newton

    a. Kasus Benda Diam di Atas Meja Datar

    Sebuah benda diam di atas sebuah meja saat diberi gaya sebesar 2 N. Jika massa benda adalah 10 Kg, berapa gaya gesek statis benda tersebut?

    Gaya gesek Hukum I Newton
    Gambar benda di atas meja

    Solusi :

    Karena benda dalam keadaan dia setelah diberi gaya sebesar 2 N, maka solusinya hukum Newton I.

    ΣF=0
    F – fgs = 0
    fgs = F
    fgs = 2 N

    b. Kasus Benda Diam di Atas Bidang Miring

    Sebuah balok bermassa m dalam keadaan diam di atas sebuah bidang miring dengan sudut θ. Berapakah Gaya gesek yang statis yang bergerak pada benda?

    Solusi :

    Langkah pertama adalah skestalah kondisi yang disebutkan dalam soal

    Sketsa gambar pada bidang miring

    Selanjutnya buatlah sumbu koordinat sesuai dengan arah gerak dari sistem sehingga sumbu x searah dengan bidang dan sumbu y tegak lurus budang

    Koordinat buata pada gerak benda di bidang miring

    Selanjunya proyeksikan gaya-gaya yang ada sesuai dengan arah gerak dari benda yakni di sumbu y dan sumbu x. Seperti pada gambar di bawah ini.

    Gerak jatuh bebas benda pada bidang miring

    Pisahkan gaya-gaya yang bekerja berdasarkan sumbu-nya masing-masing. Kita pisahkan arah Sumbu X yang searah dengan papan dan sumbu y yang tegak lurus dengan papan.

    Sumbu Y :

    ΣFy=0
    N – wy = 0
    N – mg cos θ = 0
    N = mg cos θ

    Sumbu X :

    ΣFx=0
    wx – fgs = 0
    fgs = wx
    fgs = mg sin θ

    Kasus Khusus

    Pada kasus besar sudut θ tepat saat benda tepat bergerak, maka kondisi ini dapat digunakan untuk menghitung koefisien gesek statis bisa ditentunkan dengan menghitung persamaan di sumbu x

    ΣFx=0
    wx – fgs = 0
    wx – Nμs= 0
    mg sin θ – mg cos θ μs= 0
    μs = sin θ / cos θ
    μs = tan θ

  • Gaya Gesek – Statis dan Kinetis

    Gaya Gesek – Statis dan Kinetis

    Ahmaddahlan.NET – Gaya gesek adalah gaya sentuh yang terjadi pada dua permukaan yang selain bersentuhan. Gaya ini oleh gaya Normal yang ada pad abidang permukaan sentuh benda. Gaya gesek memiliki arah yang yang berlawanan arah dengan arah gaya yang diberikan dan sejajar dengan bidang kontak antar benda dan bidangnya.

    Gaya gesek hanya terjadi pada benda yang berada di permukaan kasar, semakin kasar permukaannya semakin besar gaya geseknya. Benda yang berada permukaan licin atau tidak kasar sama sekali tidak akan mengalami gaya gesek. Besar gaya gesek ditentukan oleh faktor yang disebut koefisien gesek (μ). Rentang koefisien gesek mulai dari licin dengan μ = 0 dan paling kasar μ = 1.

    0 ≤ μ ≤ 1

    a. Gaya Gesek Statis

    Gaya gesek statis adalah gaya gesek yang bekerja pada yang diam ketika diberi gaya ke satu arah. Besar gaya gesek ini dapat ditulis :

    Fgs maks = Ns

    Dimana :

    Fgs maks  : Gaya gesek statis maksimum(N)
    N : Gaya Normal (N)
    μs : Koefisien gesek statis

    Besar nilai dari gaya gesek yang muncul akan selalu sama dengan gaya yang diberikan kepada benda. Gaya gesek akan mencapai nilai maksimumnya pada saat besar gaya yang diberikan lebih besar dari N.μs. Kondisi ini disebut kondisi tepat saat benda akan bergerak.

    Besar nilai Gaya gesek adap benda diam di atas sebuah eja

    Misalkan sebuah benda diam di atas berat sebesar 20 N dengan koefisien gesek statis (μs) sebsar 0,1. Berdasarkan informasi ini maka besar gaya gesek statis maksimum dari benda ini adalah :

    Fgs maks = Ns
    Fgs maks = (20 N). (0,1) 
    Fgs maks = 2 N

    Berdasarkan persamaan tersebut akan tiga kemungkinan kejadian jika benda diberi gaya F.

    F < Fgs maks – Dalam kondisi benda masih diam dan nilai gaya geseknya sama dengan gaya yang diberikan. Misalnya benda diberi gaya F sebesar 1 N, maka gaya gesek statis benda adalah 1 N. Jika benda diberi gaya F sebesar 1,5 N, maka nilai gaya geseknya 1,5 N.

    F = Fgs maks – Jika benda diberi gaya sebesar 2 N, maka benda masih dalim keadaan diam, dengan nilai gaya gesek sebesar 2 N. Kondisi ini disebut “tepat akan bergerak”.

    F > Fgs maks – Jika gaya yang diberikan lebih besar gaya gesek maksimum maka benda akan bergerak.

    b. Gaya Gesek Kinetis

    Gaya gesek kinetis adalah gaya gesek yang terjadi pada permukaan benda kasar pada benda yang sedang bergerak. Nilai dari gaya gesek ini sama ditentukan oleh keefisien gesek kinetis saat bedan bergerak. Besarnya dapat dinyatakan :

    Besar gaya gesek ini bervariasi sesuai dengan besar gaya yang diberikan sampai akhirnya gaya tersebut mencapai gaya gesek maksimum. Besar gaya

    Fgk = Nk

    Dimana :

    Fgk  : Gaya gesek kinetis(N)
    N : Gaya Normal (N)
    μk : Koefisien gesek kinetis

    Nilai Koefisien gaya gesek statis selalu lebih besar dibandingkan gaya gesek kinetis.

    μs >μk

  • Dinamika Gerak – Aplikasi Hukum-Hukum Newton tentang Gerak

    Dinamika Gerak – Aplikasi Hukum-Hukum Newton tentang Gerak

    AhmadDahlan.NET – Pernahkah anda melihat sebuah pesawat terbang komersial tipe boeing 787 yang sedang mendarat dan menuju gate kedatangan? Boeing 787 adalah salah satu benda terbesar di dunia yang memiliki massa sekitar 150.000 kg pada saat mengankut barang dan penumpang.

    Pesawat sebesar ini memiliki sistem navigasi dan operasi yang baik di udara namun tidak demikian di daratan. Di darat, pesawat ini praktis sulit untuk dikendalikan agar bisa masuk ke ruang-ruang sempit karena banpesawat hanya bisa berbelok pada lingkaran dengan radius yang besar. Hal ini menyulitkan pesawat untuk masuk dan keluar dari belalai gajah yang ada di bandara.

    Pesawat Garuda di derek mobil truk

    Dalam upaya parkir di bandara terutama masuk terminal kedatangan, pesawat akan dibantu oleh mobil yang menarik pesawat agar bisa parkir di tempat yang tepat. Lantas bagaimana mungkin pesawat dengan massa 150.000 kg dapat ditarik oleh mobil yang massanya kurang lebih sekitar 2.000 kg saja?

    Mungkin hal ini terlihat mustahil di mata awam, dimana mobil kecil berupaya menarik benda massanya 75 kali lebih besar, namun dalam fisika hal ini adalah suatu hal yang lumrah, karena penyebab benda bergerak ditentukan dari resultan gayanya semata. Jika FR > 0 meskipun hanya 0,01 Newton, maka benda bermassa 1 Ton akan bergerak, meskipun hanya dengan pecerpatan sebesar 0,00001 m/s2.

    Kajian tentang penyebab gerak benda dan geraknya itu sendiri merupakan bagian dari materi Dinamika Gerak. Dinamika Gerak membahas tentang gerak-gerak benda disertai dengan penyebab dari benda tersebut bergerak. Dalam kajian Dinamika, sebagain gerak partikel dapat ditinjau berdasarkan keterkaiatannya dengan hukum kekekalan energi.

    A. Gaya dan Interaksi Antar Materi

    Gaya adalah fenomema interaksi dua materi atau lebih yang dapat memiliki arah menuju atau menjauhi materi yang dijadikan tinjaun terjadinya. Misalnya gaya terjadi pada saat seorang mendorong mobil dimana acuannya adalah mobil, maka arah gaya dorong berasal dari orang menuju ke mobil.

    Sangat mustahil muncul gaya terjadi tanpa adanya interaksi antar faktor fisis, namun untuk memudahkan proses matematis, terkadang tinjaun dari gaya tersebut langsung pada dampak yang dihasilkan dan hanya pada satu tinjaun saja yakni benda terkena gaya. Ketika interaksi antar gaya tersebut berhenti maka tidak ada lagi gaya yang terjadi pada benda tersebut sisa hasil dari gaya tersebut.

    Ada banyak jenis dari produk yang dihasilkan oleh sebuah gaya, misalnya getaran, suara, perubahan bentuk (deformation), atau perubahan posisi. Jika gaya yang diberikan tidak begitu besar, maka ada kemungkinan dampak dari gaya tidak dapat teramati oleh indera manusia seperti benda akan tetap diam saja tanpa mengalami perubahan posisi sama sekali.

    Dalam kajian Dinamika, Dampak dari gaya yang ditinjau hanya pada satu aspek saja. Yakni aspek gaya dan hubungan terhadap gerak benda semata.

    1. Jenis Gaya

    Bentuk gaya secara umum dibedakan ke dalam dua kelompok yakni gaya sentuh dan gaya tak sentuh (Distance interaction). Gaya sentuh adalah gaya yang terjadi pada saat duab benda yang berinteraksi saling bersentuhan (kontak). Contoh gaya kontak adalah gaya gesek, gaya normal, gaya pegas, gaya hambat udara dan gaya tengang tali.

    Gaya tak sentuh adalah interaksi yang terjadi pada dua buah benda tanpa harus saling bersentuhan. Interaksi ini akan berbanding terbalik kuadratik dengan jarak antar benda yang saling berinteraksi. Gaya tak sentuh ini adalah produk dari medan gaya yang bertemu dengan partikel yang dipengaruhi medan gaya tersebut. Contoh gaya tak sentuh seperti Gaya Gravitasi, Gaya Listrik, dan Gaya Magenis.

    2. Besaran Vektor

    Gaya merupakan besaran vektor yakni tinjauan meliputi nilai dan arah gaya. Oleh karena itu analasis matematis tentang gaya akan melibatkan operasi vektor.

    Vektor gaya digambar dengan simbol anak panah dimana kepala anak panah menunjukkan arah gaya.

    Diagram Vektor pada Mobil yang di dorong

    Misalkan sebuah mobil ditarik oleh seorang dari depan dengan gaya sebesar 20 N, kemudian di dorong dengan orang dari belakang sebesar 30 N, Resultan gaya yang bekerja pada mobil tersebut adalah 50 N ke kiri, berdasarkan diagram yang ditunjukkan gambar di atas.

    Dalam kajian vektor, arah kiri biasanya disepakati memiliki nilai negatif sehingga resultan gaya yang terjadi pada mobil adalah – 50 N. Pada kenyataanya nilai 50 N ini adalah gaya bernilai positif karena entitasnya bernilai real. Tanda negatif tidak menunjukkan adanya entitas negatif dari gaya hanya kesepakatan berdasarkan tinjauan yang umumnya berpasangan seperti pada tabel :

    PositifNegatif
    Ke kanake Kiri
    Ke Ataske Bawah
    Menuju bidangBerasal dari bidang
    Referensi acuan Positif dan negatif dari gaya

    Kendati demikian acuan di atas tidaklah berlaku universal sesuai dengan dengan kebutuhan saja.

    B. Hukum Newton

    Sir Isaac Newton (1642 – 1727) adalah Ilmuwan Inggris yang namanya diabadikan menjadi satuan dari Gaya karena temuannya berupa Hukum Newton berhasil menyimpulkan dan memprediksikan semua gerak-gerak klasik dari materi yang ada di alam semesta.

    Newton berpandangan bahwa Aristoteles benar dalam menjelaskan menganai casualitas. Semua fenomena alam yang terjadi terjadi merupakan dampak dari sebuah sebab yang bisa dipastikan secara fisis. Hal ini sama seperti yang terjadi pada apel yang terjatuh ke bawah, burung yang terbang di udara dan juga bulan yang mengorbit di bumi.

    Newton yakin ada faktor yang menjaga bulan tetap berada pada orbitnya mengelilingi bumi dan yang membuat apel jatuh. Faktor tersebut adalah faktor yang sama yakni Gravitasi. Gravitasi ini juga membuat bumi tetap mengelilingi matahari dan menjaga alam semeseta tetap pada posisinya masing-masing. Dalam hal ini teori di kenal sebagai teori steady stay.

    1. Hukum I Newton

    Hukum I Newton menjelaskan tentang kecenderungan suatu benda mempertahankan kondisinya dalam kerangka acuan gerak. Misalnya benda yang bergerak akan cenderung bergerak dan benda yang diam akan terus diam selama resultan gaya yang bekerja pada gaya tersebut sama dengan nol.

    ΣF = 0

    Hukum I Newton berakitan dekat dengan kecenderungan benda mempartahankan kondisi atau inersia. Faktor inersia dipengaruhi oleh massa benda itu sendiri. Semakin besar massanya maka semakin besar faktor kelambamannya.

    Sebagai contoh, ketika kita sedang berada dalam mobil yang melaju kencang namun tiba-tiba mobil berhenti mendadak, kelambaman tubuh manusi ayang membuat dirinya tetap berupaya mempertahankan posisinya untuk bergerak ke depan sehingga terpental ke depan.

    Hal serupa juga berlaku pada saat pesawat melakukan lepas landas, posisi pesawat yang awalnya diam tiba-tiba bergerak dipercepat dengan kecepatan tinggi membuat tubuh kita merasakan sensasi terdesak oleh sesuatu hingga akhirnya faktor kelambaman kita berkurang sering dengan penguarangan percepatan dari pesawat.

    Misalnya sebuah meja didorong dengan dua gaya ke kanan masing-masing 10 N dan 8 N, kemudian didorong oleh sebuah gaya ke kiri sebesar 18 N.

    Resultan Gaya Pada Meja

    ΣF = F1 + F2 + F3

    ΣF = 10 N + 8 N – 18 N = 0

    Hukum I Newton : Setiap benda memiliki kecenderungan untuk memeprtahankan posisinya yakni diam akan cenderung diam dan yang bergerak akan terus bergerak dengan kecepatan konstan selama total gaya yang bekerja pada benda tersebut sama 0.

    Kelambaman Versi Aristoteles dan Newton – Newton bukanlah orang pertama yang mempelajari casualitas fisis yang terjadi di alam ini, Aristoteles (385 SM – 322 SM) bisa dikatakan sebagai orang pertama yang didekoumentasi menjelaskan casulitas yang ada di alam.

    Aristoteles berpendapat bahwa tidak ada kejadian yang terjadi di alam semesta ini tanpa ada penyebab, semua terjadi adalah dampak dari sebuah sebab akibat, tanpa ada sebab maka akibat tidak akan dimunculkan. Ini hukum aksi-reaksi yang sampai hari ini berlaku.

    Hanya saja Aristoteles keliru dalam memaknai tentang benda yang diam. Aristotles berpendapat bahwa batu yang diam adalah contoh tidak adanya aksi sehingga reaksi tidak akan pernah muncul, Sebuah batu yang ada di halaman sebuah rumah akan tetap disana sampai ada orang atau kuasa alam yang memindahkannya.

    Newton berpendapat lain, Newton berpendapat semua materi yang ada di alam semesta ini masuk dalam pengaruh sebab akibat, baik yang bergerak maupun yang diam. Termasuk batu yang diam di halaman rumah. Gaya garvitasilah yang membuat batu tersebut tetap berada di sana namun besar gaya gravitasi tersebut dibuat nol oleh gaya Normal sebagai akibat kontak antara Batu dan permukaan tanah.

    2. Hukum II Newton

    Pada hukum I Newton, jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda sama dengan nol, maka benda akan tetap mempertahankan keadaanya. Lantas bagaimana jika resultan gaya yang diberikan tidak memiliki resultan lebih dari 0 atau kurang dari nol?

    Jika resultan sebuah gaya yang bekerja pada sebuah benda tidak sama dengan 0 maka benda akan mengalami perubahan kecepatan atau percepatan. Perubahan kondisi bisa saja seperti :

    1. Dari diam bergerak dengan percepatan tertentu.
    2. Dari bergerak mengalami perubahan kecepatan baik dipercepat maupun diperlambat.
    3. Diam dari keadaan bergerak.

    Hukum II Newton : Percepatan sebuah benda akan sebanding dengan gaya yang diberikan yang diberikan benda tersebut atau F ~ a. Faktor penentu besar percepatan dari benda tersebut adalah kelambaman dari benda yang dipengaruhi oleh massa benda. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut :

    ΣF = ma

    dimana

    F : Gaya (N)
    M : Massa (kg)
    a : Percepatan (m/s2)

    Baca Lebih Materi Tingkat Lanjut Lanjut : Aplikasi Hukum Newton II. (Cooming Soon)

    Miss Konsepsi : Beberapa sumber tertulis menuliskan defenisi dari hukum II Newton menuliskan bahwa bunyi hukum II Newton : Jika resultan gaya yang bekerja pada suatu benda tidak sama dengan nol, benda akan bergerak dengan percepatan yang besarnya sebanding dengan resultan gayanya dan berbanding terbalik dengan massa kelembamannya.

    Sejatinya dalam tinjauan klasik, massa sebuah benda adalah nilai konstan dalam kajian hukum Newton. Gaya tidak akan pernah bisa menambah atau mengurangi massa benda hanya berpengaruh langusng terhadap pecepatan saja.

    3. Hukum III Newton

    Gaya terjadi pada dua buah materi yang saling berinteraksi satu sama lain dalam bentuk tarikan atau dorongan. Gaya mustahil terjadi tanpa adanya interaksi meskipun interaksi tersebut tanpa kontak antar bidang dari masing masing materi. Seperti gaya tarik gravitasi bumi yang dialami oleh kita saat duduk membaca artikel ini, sebenarnya tidak hanya bumi yang menarik semua benda yang ada di atasnya, tapi benda tersebut juga menarik bumi dengan gaya yang sama besarnya dengan gaya tarik bumi ke benda tersebut.

    Lantas mengapa manusia yang tertarik ke bumi bukan sebaliknya? Dalam hukum Newton I, dijelaskan bahwa inersia adalah faktor yang paling besar menentukan kelambaman dari sebuah benda, sehingga massa bumi yang begitu besar membuat seleuruh benda yang ada diatasnya memiliki kelambaman yang jauh lebih kecil dibandingkan bumi.

    Hukum III Newton lebih khusus membahas tengtang interaksi aksi-reaksi. Setiap aksi yang muncul akbita dari sebuah gaya akan menghasilkan reasi yang sama besarnya ke arah yang berlawan dengan aksi tersebut.

    Misalkan sebuah buku yang diam di atas sebuah meja datar. Massa dari buku tersebut menghasilkan gaya berat setelah ditarik oleh gravitasi bumi sehingga bisa menekan permukaan meja. Permukaan meja yang bersentuhan dengan buku juga memberikan Normal yang sama besarnya ke buku ke arah yang berlawanan sehingga benda tetap diam di atas meja.

    Gaya Normal pada BUku yang ada di Atas Meja

    Faksi = -Freaksi

    W = N

    Hukum aksi reaksi ini juga yang membuat burung yang ada di udara bisa melayang. Ketika mengepakkan sayapnya, burung sebenarnya berupaya mendorong udara ke bawah sehingga ia mendapatkan rekasi dari udara berupa gaya dorong ke atas. Gaya dorong ke atas ini yang membuat burung terbang.