Tag: Penelitian Pendidikan

  • Tren Penelitian dan Publikasi Artikel Jurnal Internasional Pendidikan Fisika yang Terindeks Scopus

    Tren Penelitian dan Publikasi Artikel Jurnal Internasional Pendidikan Fisika yang Terindeks Scopus

    AhmadDahlan.NET – Pengajar dalam bidang studi fisika dalam hal ini yang tergabung dalam bidang kajian pendidikan fisika baik guru maupun dosen memiliki tugas utama menemukan dan melaksanakan pembelajaran fisika. Dalam melaksanakan tugas ini Pengajar Pendidikan Fisika harus fokus pada dua aspek yakni :

    1. Materi Fisika sebagai salah satu cabang ilmu sains
    2. Metode Pembelajaran yang tepat untuk karakteristik mater fisika

    Aspek pertama membuat pengajar harus fokus pada penguasan konten fisika yang berkaitan dengan materi fisika yang mencakup hukum, konsep, teori dan penerapan ilmi fisika. Aspek kedua adalah sisi dimana pengajar harus menguasai aspek pedagogik dalam mengejar yang mencakup metode, staretegi dan pendekatan.

    Kedua hal tersebut merupakan kajian yang terpisah namun pada proses implementasi-nya dalam pembelajaran kedua aspek ini harus dipadukan agar dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan jika memungkin juga efisien. Kedua aspek tersebut adalah Pedagogical and Content Knowledge (PCK).

    Pengajar Fisika memiliki dua peran dalam profesinya yakni praktisi yang mengajarkan konten terkait fisika dan pendidikan fisika dan akademisi yang tidak lepas dari bidang kajian penelitian. Seorang akademisi di bidang pendidikan fisika harus terlibat secara aktif dalam bidang penelitian sebagai seorang peneliti maupun pasif sebagai seorang pengamat perkembangan pendidikan fisika melalui kajian jurnal-jurnal yang relevan baik secara nasional maupun internasional.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tahun 2022, Jurnal yang mempublikasikan kajian Pendidikan Fisika secara spesifik sangatlah terbatas. Hasil penelusuruan yang dilakukan melalui Portal ScimagoJR menemukan hanya ada satu jurnal Open Acces yang ditemukan secara spesifik menyebutkan Pendidikan Fisika sebagai fokus artikel mereka.

    Metode yang digunakan dalam menemukan Jurnla tersebut dengan melalukan filter terhadap 36 ribu jurnal yang terindeks dengan spesifikasi sebagai berikut :

    1. Subject Area : All Subject Area
    2. Subject Category : Education
    3. Region : Global
    4. Type : Journal
    5. Years : 2020
    6. Open Acces Type

    Berdasarkan filter tersebut, Portal Scimago menunjukkan hasil 356 jurnal yang terindeks scopus. Langkah selanjutnya adalah memilih Jurnal yang spesifik mengkaji bidang pendidikan fisika dan hasilnya hanya terdapat satu jurnal yang diterbitkan khusus membahasa tentang pendidikan fisika yakni :

    NoNama JurnalReputasiNegaraFrek/Thn
    1Physical Review Physics Education ResearchQ1USA2

    Hasil yang terbatas ini membuat kajian tentang trend penelitian pendidikan fisika sulit dilakukan sehingga dilakukan penambahan Jurnal dengan indikator baru yang boleh tidak mengandungkan kata Pendidikan Fisika (Physics) di nama Jurnal tapi memuat artikel yang fokus pada bidang Pendidikan Fisika misalnya kata kunci Science Education. Hasil yang ditemukan sebagai berikut :

    NoNama JurnalReputasiNegaraFrek/Thn
    1Journal of Turkish Science EducationQ2Turki4
    2International Journal of Education in Mathematics, Science and TechnologyQ2Turki4
    3Education SciencesQ2Swiss12
    4Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology EducationQ2Turki 12
    5Journal of Baltic Science EducationQ2Lithuania6
    6Jurnal Pendidikan IPA IndonesiaQ2Indonesia4
    7Journal of Technology and Science EducationQ3Spanyol2
    8Cakrawala PendidikanQ3Indonesia2
    9Educational Sciences: Theory and PracticeQ3Turki4
    10Nordic Studies in Science EducationQ3Swedia3
    11Journal on Efficiency and Responsibility in Education and ScienceQ4Rep. Ceko4
    12Asia-Pacific Forum on Science Learning and TeachingQ4Hongkong4

    Untuk mengunjungi Jurnal Internasional Beruptasi Terindeks Scopus Pada Bidang Kajian Pendidikan Fisika, link jurnal terdapat pada nama masing-masing jurnal.

    Update As Soon As Possible. ASAP!!!

  • Kerangka Penulisan Skripsi dan Tesis Bab II Kajian Pustaka dengan Penelitian Eksperimen dan Pengembangan Disertai Contoh

    Kerangka Penulisan Skripsi dan Tesis Bab II Kajian Pustaka dengan Penelitian Eksperimen dan Pengembangan Disertai Contoh

    A. Kajian Teori

    Ahmad Dahlan – Kajian pustaka adalah ruh dari penelitian eksperimen dan pengembangan. Hal ini didasari pendekatan penelitian eksperimen berupa positivisme dimana ada sebuah dugaan yang didusun oleh penelitian berdasarkan konstruksi yang telah dibangun terlebih dahulu. Dugaan ini tidak serta merta muncul seperti Trial and Error, akan tetapi dugaan muncul berdasarkan konstruksi yang dibangun dari hasil kajian teori, penelitian orang lain yang mengantarkan pada sebuah solusi dari suatu masalah. Pemaparan konstruksi tersebut harus dijelaskan secara eksplisit pada BAB II.

    1. Teori

    Pada bab II, kajian teori diisi berdasarkan sekumpulan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi pada satu hal saja. Sebagai contoh, peneliti A ingin meneliti pengaruh “Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman” namun karena di daearah sekitarnya hanya terdapat kotoran sapi makan yang dibahas dalam kajian pustaka hanya mengenia kotoran sapi. Hal ini tentu saja keliru karena ada tendensi pada kotoran sapi sedangkan judul penelitian tidak mencerminkan tujuan yang sebenarnya. Hal ini bisa jadi sesuai ketika judul menuliskan secara eksplisit “Kotoran Sapi” sehingga yang dibangun dalam konstruksi kajian pustaka adalah kandungan kimia dalam kotoran sapi baik dampak positif maupun negatif terhadap tanaman.  

    Kajian pustaka harus disusun secara lengkap dengan sumber yang banyak untuk memberikan gambaran baik berupa teori atau hasil penemuan dari peneliti mengenai dampak dari sebuah perlakuan. Seluruh teori kemudian dikaji oleh peneliti agar bisa menghasilkan sebuah solusi dari permasalahan yang ada serta menghindari dampak negatif.

    Sebagai contoh jika kotoran mengandung gas amonia yang cukup tinggi sehingga dapat merusak tanaman maka dalam proses penelitian peneliti harus mencari solusi dari gas amonia. Solusi didapatkan melalui kajian teori misalanya teori pendukung bahwa mencampur kotoran sapi dengan tanah dan didiamkan selama 7 hari dapat mengurangi kandungan amonia dari sapi maka peneliti harus mempertimbangkan teori tersebut.  

    2. Variabel Penelitian

    Hal yang perlu ditekankan dalam kajian pustaka adalah defenisi dan pengertian dari seluruh variabel yang ada dalam penelitian. Variabel ini dijelaskan mulai dari defenisi secara umum sampai defenisi khusus. Diakhir sub poin dari setiap variabel kemudian disintesis oleh penelitian dalam batasan dalam penelitian.

    Sebagai contoh “pertumbuhan tanaman” dijelaskan sampai lengkap berdasarkan pertumbuhan akar, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang memungkikan bahkan diluar dari variabel penelitian seperti cahaya, air bibit dan lain-lain dimasukkan dalam kajian pustaka.

    Peneliti kemudian memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mungkin ikut berpengaruh dalam variabel terikat dari penelitian, dikontrol sehingga dapat dipastikan bahwa hanya variabel bebas (perlakuan) yang memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Hal ini kemudian dikenal sebagai Validitas internal penelitian eksperimen. Kualitas dari suatu penelitian eksperimen tidak dipengaruhi oleh jenis statistik seperti kebanyakan peneliti pemula lakukan, akan tetapi ditentukan oleh validitas internal penelitian.  

    3. Sumber Rujukan

    Sumber rujukan yang digunakan menetukan kualitas penelitian juga. Hal ini tidak merujuk pada administrasi penelitian (misalnya sebagian kampus membatasi tahun edaran dari rujukan) akan tetapi berpengaruh kredibilitas sumber yang dirujuk. Tentu saja seluruh rujukan harus kredibel karena tidak seluruh teori yang ada tidak akan diuji oleh oleh peneliti tetapi dianggap sudah benar dan dapat dipercaya.

    Pada beberapa penelitian yang berkaitan dengan behavioral, pembatasan tahun keluaran jurnal atau penelitian yang dijadikan rujukan tentu saja dibutuhkan. Hal ini dilandaskan pada teori behavioristik yang dipengaruhi oleh budaya sedangkan budaya itu sendiri berubah berdasarkan gaya hidup, perkembangan dan interaksi sosial dalam kurung waktu tertentu. Untuk saat ini beberapa saran yang bisa dipertanggungjawabkan tidak lebih dari 8 sampai 10 tahun sedangkan untuk penelitian sains berlaku sepanjang masa selama tidak ada penelitian yang menemukan kelemahan teori yang sudah ditemukan.  

    4. Metode Penulisan Rujukan

    Terdapat dua jenis metode penulisan rujukan yang dikenal secara umum yakni (1) penyaduran dan (2) kutipan langsung. Tidak dibenarkan mengkopi satu paragraf dari satu buku untuk dijadikan satu paragraf pada bagian tesis atau skripsi anda karena hal ini termasuk dalam kategori plagiat meskipun sumbernya dicantumkam. Jika satu paragraf tersebut penting maka sebaiknya dijadikan kutipan langsung namun tetap diberi pengantar dan penutup paragraf oleh peneliti.  

    B. Kajian Penelitian yang Relevan

    Kajian penelitian relevan adalah mengambil hasil penelitian orang lain secara langsung untuk dijadikan bahan pertimbangan. Pencantuman kajian penelitian relevan digunakan untuk memperkuat hasil penelitian yang anda ditemukan. Perbedaan antara hasil penelitian yang relevan dan kajian pustaka adalah pengutipan dari penelitian relevan hanya menitikberatkan kesimpulan penelitian tanpa memeprtimbangkan metode penelitian dengan kata lain Internal validitas penelitian orang tidak berpengaruh pada proses pencatuman.   

    C. Kerangka Pikir 

    Kerangka pikir adalah sintesis dari seluruh teori pada kajian pustaka yang telah disusun sebelumnya. Pada bagian ini berisi sentuhan dan sintesis dari penelitian yang memberikan gambaran mengenai solusi yang dipilih. Solusi dijabarkan secara runut sampai akhirnya dianggap dapat menyelesaikan masalah. Pemahaman ini pula yang yang disebut dengan konstruksi teoretik untuk menghasilkan solusi sehingga pola pikir yang digunakan adalah silogisme aristoteles.   

    Jika X maka Y, dan Y maka Z, kesimpulannya X maka Y

    Sebagai contoh penelitian dalam bidang pendidikan. (1) Peserta didik yang aktif mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, (2) Model pembelajaran STAD melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, maka dugaan dalam penelitian jika siswa diajar dengan model pembelajaran STAD siswa akan menjadi aktif dan peserta didik yang aktif akan membuat peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.   

    D. Hipotesis Penelitian

    Hasil sintesis dari kerangka pikir adalah dugaan yang nantinya akan dijadikan sebagai hipotesis penelitian. Disebut sebagai Hipotesis karena kebenarannya masih pada tataran teori (rasional) sehingga dibutuhkan penelitian untuk membuktikan dugaan tersebut sebagai bukti empirik. Bentuk hipotesis sendiri bergantung dari bentuk dan judul penelitian.  

    Sumber Rujukan. 

    Creswell, J.W. (2016) Mixed Methods Research. SAGE Publication

    Kerlinger, F.N. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM    

    McMillan, J.H., & Schumacher, S (2010). Research in Education: Evidence-Based Inquiry, 7th-ed. Virginia: Pearson

    Stoner, J.A.F. (1982). Principal of Management 2nd-ed. Publisher, Prentice-Hall

  • Paradigma dan Pengertian Penelitian Pendidikan

    Paradigma dan Pengertian Penelitian Pendidikan

    Ahmad Dahlan. Penelitian adalah suatu keharusan bagi mereka yang berkecimpung di dunia pendidikan. Sebuah penelitian ditujukan untuk kegiatan mencari tahu sebuah informasi baru atau dampak dari sebuah perlakuan terhadap perubahan nilai suatu objek. Namun apakah definisi tersebut telah menjelaskan secara keseluruhan mengenai penelitian. Tentu saja kedua penjelasan tersebut belum cukup menjelaskan mengenai pengertian dari penelitian.

    Pengertian Penelitian

    Penelitian merupakan tindakan-tindakan yang dilakukan untuk menakar dan mengetahui nilai dari suatu objek yang diteliti serta kaitanya dengan objek lain. Hill Way menjelaskan penelitian sebagai sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui suatu objek.

    Dalam penelitian, dilakukan langkah-langkah tertentu yang disusun secara hati-hati untuk menarik kesimpulan berdasarkan fakta yang ada. Dibutuhkan langkah yang sistematis agar hasil penelitian dapat berupa kesimpulan, gagasan atau penjelasan mengenai suatu objek dapat ditarik dengan benar.

    Penelitian merupakan sesuatu yang muncul karena adanya masalah yang melatar-belakangi suatu penelitian dilaksanakan. Terdapat beberapa bentuk mengapa penelitian harus dilakukan. Pada banyak hal, penelitian dianggap sebagai salah satu upaya untuk memecahkan masalah yang ada. Hanya saja tidak semua penelitian berangkat dari sebuah masalah.

    Jika prosedur Evaluasi dikategorikan salah satu penelitian, maka penelitian tersebut memiliki tujuan untuk mencari masalah dan disertai dengan solusi yang mungkin dapat menyelesaikan masalah yang telah ditemukan. Dalam sebuah penelitian dibutuhkan langkah-langkah yang jelas dapat dipertanggungjawabkan secara akademis mengenai informasi yang didapatkan. Informasi yang didapatkan haruslah memiliki resiko yang kecil sehingga dalam proses mencari informasi dapat mengurangi kerugian yang ditimbulkan pada objek yang diteliti. Penekanan ini menegaskan bahwa penelitian lebih dari sekedar trial and error namun disertai dasar yang kuat mengapa perlakuan dipilih sebagai variabel manipulasi.  

    Sebuah penelitian adalah sebuah proses pengumpulan data dan informasi sebanyak-banyaknya mengenai objek yang diteliti. Terkait dengan masalah tersebut dapat disimpulkan bahwa sebuah penelitian membutuhkan sebuah instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data. Pada penelitian yang menggunakan instrumen sebagai alat ukur dalam penelitian akan dihasilkan hasil pengukuran yang presisi namun sangat sempit karena hanya terbatas pada dasar dari instrumen dikembangkan. Namun pada sebuah penelitian yang menggunakan instrumen yang bersifat dinamis seperti halnya manusia, akan didapatkan informasi yang sangat lebar dan sangat luas dari objek yang diamati. Data hasil penelitian yang didapatkan tidak akan presisi dan kemungkinan muncul terbatas hanya pada objek yang diteliti tetap ada.  

    Penelitian bukanlah sebuah pilihan antara memilih hasil penelitian yang presisi atau memilih penelitian yang memunculkan hasil pengamatan yang luas. Penelitian adalah sebuah keharusan yang harus dilakukan terkait masalah objek dan masalah yang diteliti. Dalam hal ini penelitian tidak boleh bergerak dari masalah yang bersifat artifisial atau dibuat-buat. Kemungkinan masalah muncul harus berasal dari masalah yang bersifat nyata dan tidak mengada-ada.  

    Kesalahan-Kesalahan Dalam pengertian Penelitian.

    Dari pengalaman mengkaji penelitian baik yang penulis dapatkan di bangku kuliah, diskusi ilmiah serta perbincangan dengan rekan seprofesi terdapat banyak kerancuan yang muncul mengenai penelitian. Kurangnya pemahaman dan kajian yang dilakukan secara holistik dan munculnya polarisasi antara penelitian kualitatif dan kuantitatif merupakan penyebab utama munculnya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai penelitian.

    Sebagai contoh, dalam beberapa buku menjelaskan mengenai sebuah penelitian harus memiliki sebuah kosntruk yang jelas sehingga dasar suatu tindakan yang dilakukan jelas dan dapat dipertanggung-jawabkan secara akademis. Pandangan ini tersebar luas dan menjadikan pembatasan dalam kajian penelitian. Akibatnya adalah munculnya pengkerdilan pada penelitian kualitatif yang bersifat mencari informasi mengenai suatu objek (masalah).

    Pada kenyataannya, pemaksaan pemberian konstruk atau landasan teori yang jelas pada penelitian kualitatif akan berdampak pada kacaunya proses pengamatan yang dilakukan. Peneliti dalam hal ini berlaku sebagai instrumen akan cenderung menghiraukan berbagai macam hal yang muncul di luar dari konstruk yang digunakan.  

    Hal lain yang paling sering muncul saling menyalahkan antara pendekatan penelitian yang digunakan. Seorang pakar ataupun praktisi peneliti kuantitatif cenderung menganggap remeh peneliti kualitatif. Anggapan ini muncul karena peneliti kuantitatif beranggapan bahwa internal validitas dari instrumen yang selalu berubah-ubah dalam hal ini bersifat dinamis sangat berpengaruh pada hasil penelitian. Penelitian adalah suatu tindakan yang dikelola sehingga subjektivitas dari peneliti tidak berpengaruh pada hasil kajian dari penelitian.

    Hal sebaliknya juga berlaku. Penelitian Kuantitatif dianggap sebagai penelitian yang tidak bersifat humanis karena mencoba beberapa hal dan memaksakan kehendak pada objek penelitian yang berupa orang. Membatasi seseorang dalam angka-angka yang mungkin saja berbeda pada setiap individu adalah pembelaan yang paling sering muncul untuk tidak mempercayai secara mutlak hasil dari penelitian kuantitatif.   

    Kesalahan ini seharusnya tidak muncul jika hakikat dari pendekatan penelitian itu sendiri telah diketahui. Kedua pendekatan tersebut, baik kuantitatif dan kualitatif memiliki rana dan bidang kajian masing-masing dan grand design yang telah muncul di alam yang bersifat dinamis ini adalah tidak ada kesimpulan yang bersifat mengikat dan berlaku sepanjang masa sehingga setiap orang harus menerima bahwa penelitian harus tetap dilaksanakan secara terus menerus. Kajian mengenai dampak dan objek yang telah muncul di masa lalu yang tidak berarti peneliti terdahulu adalah sebuah kesalahan.