Era digital menghasilkan banyak produk baru. Tidak hanya dari teknologi semata tapi juga istilah dan akornim baru. Misalnya saja Daring, Luring, Netizen, Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0.
Bagi pengguna awam, Istilah tidaklah begitu penting. Hal yang penting adalah layanan yang diberikan oleh teknologi tersebut. Namun berbeda dengan para digital enthusiast, pelajar dan developer. Istilah adalah hal yang penting dijadikan dasar untuk mendefenisikan dan membedakan satu produk dengan produk yang lainnya.
Artikel ini bertujuan untuk mendefenisikan perbedaan antara Web 1.0, Web 2.0, dan Web 3.0.
Apa itu Website
Website adalah kata yang berasal dari dua istilah yakni web dan site. Web diambil dari jaring-jaring dan site adalah laman yang dapat dikunjungi. Website sendiri berarti sekumpulan laman yang berisi informasi dan saling berhubungan satu sama lain.
Artikal yang sedang anda baca ini adalah laman dari website ahmaddahlan.net. Seluruh website yang dapat diakses disebut sebagai laman, baik itu twitter, facebook, koran tempo, wikipedia bahkan sampai internet banking. Perbedaannya hanya terletak dari jenis layanan dan cara menyajikan informasinya. Perbedaan metode ini yang dijadikan standar dalam mengelompokan web 1.0, web 2.0 dan web 3.0.
Web 1.0
Angka 1.0 ini mengindikasikan generasi pertama dari website. Web 1.0 ini merupakan website yang laman statis yang menyajikan informasi baik berupa huruf, kata, gambar dan video yang dibuat oleh website administrator.
Konsep utama dari webiste ini adalah penyajian data melalui file HTML. File HTML kemudian diupload ke sebuah server lalu disajikan sesuai dengan yang dibuat.
Cara membuatnya cukup sederhana, anda bisa perhatikan code HTML di bawah ini!
Silahkan kopi code tersebut kemudian paste di Notepad. Selanjutnya, simpan dengan extensi file .html misalnya coba.html. Jika sudah selesai, selamat anda baru saja membuat laman website anda. Silahkan buka laman tersebut mengkliknya. Secara otomatis akan terbuka dengan browser default anda.
Pada website 1.0, user hanya bisa meminta dan membaca informasi yang sudah disedikan oleh pengembangan. Dengan demikian kita sebut saja Web 1.0 sebagai Read Only Web.
Mudahnya web 1.0 digunakan untuk merujuk pada generasi awal website yang hanya menyajikan informasi dan interkasi sederhana saja. Ada juga yang mendefenisikan web 1.0 sebagai berikut:
Terdiri dari laman-laman statis yang terkoneksi dengan sistem hyperlinks.
Proses editing website langsung dilakukan pada laman yang dimaksud.
Konten disajikan melalai sistem file dari server secara langsung, bukan dari dari database management system.
website ahmaddahlan.net ini juga punya laman web 1.0 misalnya https://ahmaddahlan.net/ads.txt
Web 2.0
Web 2.0 mengelola dan menyajikan informasi menggunakan database management system. Apa yang dikerjakan tidak langsung disajikan di laman tetapi dikelola oleh database terlebih dahulu baru kemudian disajikan.
Informasi yang ingin disajikan didatabase tidak perlu langsung diopload pada sisi server namun pada laman kerja yang sudah disediakan. Laman kerja ini kemudian diposting lalu sistem akan membuat urutan daftar laman dan tampilan sesuai dengan tema yang sudah disediakan lalu informasi dapat diakses.
Konsep Web 2.0 lebih menekankan pada kemudian pengelolaan konten sehingga tidak perlu pengetahuan tentang server untuk bisa menyajikan konten. Konseo ini mendukung user (non developer) mengupload konten mereka sekalipin mereka awam server tapi sudah paham dengan UI.
Web 1.0 fokus pada tujuan membaca informasi sedangkan Web 2.0 mengizinkan orang lain untuk ikut berpartisipasi dan memberi kontribusi pada website. Konsep ini juga dikenala sebagai User-Generated Content (UGC).
Ciri utama dari UGC adalah pertukaran informasi antar user tanpa perlu melibatkan server administrator secara langsung. Dengan demikian kita sebut saja sebagai “Read and Contribute Website“
Web 2.0 menyajikan layanan komunikasi antar komunitas, kolaborasi, dialog, diskusi dan sosial media. Kebanyakan website yang kita gunakan saat ini adalah web 2.0. Seperti Facebook, WordPress, LMS, Youtube, Wikipedia, Tik Tok, Twitter, dan sejenisnya,.
Web 2.0 juga ditandai dengan perkembangan JavaScript framework yang pesat sehingga memungkinkna komunikasi data antar user melalui sisi front end saja.
Ciri-ciri umum dari Web 2.0 adalah :
Melayani shoritng informasi dan klasifikasi data
Terdiri dari konten dan laman dinamis
Bisa berkerja dengan Application Programming Interface (API)
Mendukung penggunaan pribadi pengguna seperti :
Media Sosial
Internet Banking
Toko Online
Blogging
LMS
Feed dengan RSS
Voting
Kerja Kolaborasi
Diskusi, dll
Web 3.0
Sekarang kita masuk ke Era Web 3.0. Agak sulit juga membuat batasan-batasan yang membedakan antara Web 2.0 dan 3.0. Hal ini mengingat Web 2.0 sudah memiliki layanan sangat besar. Namun mari kita tinjau Bitcoin yang merupakan sebuah sistem yang dibangun desentralistik.
Web 1.0 dan Web 2.0 adalah website yang database-nya dikuasai dan dikelola penuh oleh pengembang server. Facebook, Instagram, Google dan sejenisnya merupakan website yang mengelola informasi dari server masing-masing. Apapun yng dilakukan oleh user akan disimpan di server.
Namun tidak demikian dengan Bitcoin. Bitcoin adalah sebuah sistem dimana informasi dan enksripsi dituliskan oleh seluruh orang yang berkontribusi dalam sistem tersebut kemudian informasi tersebut disimpan dalam bentuk blok-blok yang saling berhubungan.
Konsep blok-blok tersebut disebut block chain. Tidak ada satu orang pun yang dapat mengetahui siapa yang mencatat apa, bahkan pengembang Bitcoin itu sendiri. Dengan demikian informasi utama tidak dikelola dan dimiliki oleh sebuah database tapi oleh banyak database.
Namun defenisi tidak cukup baik.
Sekarang kita mengenal AI (Artificial Intelligence) untuk banyak bidang. AI ini memiliki konsep yang berbeda dengan Web 1.0 dan 2.0. Kedua versi website ini akan persis sama menyajikan data yang sudah tersimpan di server yang terlebih dahulu diupload. Web 3.0 dapat menyajika data yang belum pernah ada pada sistem database mereka.
Labtas dari mana data tersebut?
Data tersebut disusun dan disajikan begitu ada permintaan dari user. Mudahnya kita sebuat dibuat atau digenerate oleh AI. Kecenderungan dan pola generatingnya kita bahas nanti, karena ini berbicara tentang tipe-tipe Algoritma eksekusi data.
Misalkan saja kita sedang membuka Instagram dan mencari foto orang yang sedang di pantai maka foto tersebut akan muncul berdasarkan tag atau meta tag dari foto yang sudah ada. Foto yang tidak ada dalam data base tidak akan pernah bisa disajikan.
Berbeda dengan IA sistem, misalnya Pixar AI akan menggenerate foto berdasarkan kata kunci yang sudah ada berdasarkan pola-pola yang ada pada database mereka sendiri atau seluruh database yang izin aksesnya mereka dapatkan. Dari pola ini kemudian Ai akan membuat kesimpulan sendiri lalu menyajikan Foto baru ke user.
Foto yang disajikan belum pernah ada sama sekali pada database mereka. Foto yang baru saja anda lihat adalah hasil generasi data. Jadi mari kita sebut Web 3.0 sebagai “Read, Write, and Generating web“.
Tim Barner-Lee yang membuat Tag HTML menyebut Web 3.0 sebagai global brain dimana website dianalogikan memiliki sejumlah data besar (Big Data) kemudian mampu mensintesis hal-hal baru data-data yang sudah ada.
Misalnya saja gambar berikut ini
Gambar di atas dibuat sendiri oleh Computer dan sebelumnya tidak pernah ada. Setelah dibuat dan disimpan website ini maka konteksnya sudah berbeda. Web ini (Web 2.0) hanya menyajikan gambar yang sudah ada tersimpan di server lalu disajikan. Web 3.0 membuat gambar itu sendiri.
Tipe-Tipe website 3.0 adalah :
Semantik Web yang dapat membuat output berdasarkan kata kunci (Promt) dan jenis Algoritma yang digunakan untuk mengeksekusi Promt.
Berupa Artificial Intelengence dan Machine Learning dengan konsep kombinasi informasi dengan Natural Language Processing (NLP).
Dapat mengakses metadata atau paling tidak memiliki data set sendiri.
Kesimpulan
Web 1.0
Web 2.0
Web 2.0
Read Only
Read and Contribute
Read, Contribute, Generating and Interacting
Konten dibuat oleh Pengembang
Konten dibuat oleh pengembang dan user
Konten digenerate dari informasi, data, jenis algoritma dan kata kunci
Perkembangan teknologi telah banyak mempengaruhi kehidupan manusia pada saat ini, terutama dalam bidang pendidikan. Pengaplikasian teknologi dalam pembelajaran dianggap telah memberikan kemudahan bagi guru dalam menyusun materi pembelajaran. Kaidah pembelajaran dan substansinya dapat dikendalikan seiring dengan perkembangan teknologi di masa kini. Dengan teknologi, pembelajaran tidak hanya dapat dilakukan di dalam kelas melainkan dapat dilakukan tanpa batas waktu dan tempat. Hal ini dapat direalisasikan dengan digunakannya aplikasi Web 2.0 yang membolehkan pengajar dan pembelajar berinteraksi di dunia maya.
Web 2.0 merupakan perbaikan dari Web 1.0 dimana pada Web 1.0 apabila pengguna ingin mengakses suatu web maka pengguna harus datang mengunjungi alamat web yang ingin diakses terlebih dahulu untuk dapat mengakses web tersebut sedangkan pada web 2.0 apabila pengguna ingin mengakses suatu web maka pengguna tidak perlu datang mengunjungi alamat web yang ingin diakses karena pengguna dapat melakukannya dengan cara mengklik link yang telah tersedia untuk web yang ingin pengguna kunjungi.
Untuk mengawali pelajaran kita kali ini silahkan Anda refleksikan pengalaman Anda ketika mengakses web dan pengetahuan apa yang Anda peroleh dari situs web tersebut.
Situs web yang diakses: ……………………………………………………
Pengetahuan dan pengalaman belajar yang didapatkan: …………………………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………………………
Setelah mempelajari unit ini, mahasiswa diharapkan mampu: (1) menjelaskan Pengertian dari Web 2.0, (2) mengetahui fungsi utama Web 2.0 pada pembelajaran, (3) menjelaskan proses mengintegrasikan sumber daya Web 2.0 dalam instruksi, (4) mengetahui contoh sumber daya Web 2.0 dalam instruksi, (5) memahami keuntungan dari Sumber Daya Web 2.0 dalam pembelajaran.
Perangkat Web Dalam Pembelajaran
1. Pengertian Web 2.0
Apa yang Anda ketahui tentang Web?, apakah Blog, wiki, dan sosial media termasuk web? silahkan Anda tuliskan apa yang dimaksud dengan Web dalam kolom berikut:
Tim O’Reilly menjelaskan tentang Web 2.0 sebagai jaringan platform yang mencakup semua perangkat terkoneksi dan memberikan banyak keuntungan. Web 2.0 perangkat lunak yang terus diperbarui dengan layanan semakin baik dan semakin banyak yang menggunakan, mengkonsumsi, mengolah data dari beberapa sumber, termasuk pengguna individu, sambil memberikan data dan layanan dalam bentuk yang memungkinkan pencampuran ulang bersama orang lain, menciptakan efek jaringan melalui “arsitektur partisipasi,” untuk menghadirkan pengguna yang kaya akan pengalaman.
Web 2.0 hadir untuk menggantikan peran web 1.0 di mana interaksi sosial di dunia maya sudah dianggap sebagai kebutuhan. Sehingga web 2.0 memiliki beberapa ciri yang mencolok yaitu share, collaborate, dan exploit. Penggunaan web untuk berbagi, menjalin pertemanan, dan saling berkolaborasi menjadi sesuatu yang penting.
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa teknologi web 2.0 mempunyai tingkat kedinamisan yang baik. Hal tersebut yang menjadikan web 2.0 sebagai dasar bagi pengembangan model pembelajaran di abad pengetahuan, dengan menyediakan fasilitas bagi pengguna untuk dapat melakukan proses penciptaan, kolaborasi, penyimpanan, ekstraksi dan berbagi pengetahuan secara online dengan sesama pengguna di seluruh dunia. Dengan itu, sekat ilmu pengetahuan dapat dihilangkan.
2. Fungsi Web 2.0
Istilah Web 2.0 mengacu pada situs web yang lebih dari sekadar halaman web statis, atau sumber daya Web 1.0. Situs Web 2.0 biasanya memungkinkan pengguna untuk berinteraksi dan mempublikasikan data dan informasi, sedangkan situs Web 1.0 membatasi pengguna untuk melihat konten secara pasif. YouTube, Twitter, Facebook, Wikipedia, dan Pinterest adalah di antara banyak contoh sumber daya Web 2.0 yang sering digunakan.
Sebagian besar sumber belajar yang tersedia di Web 2.0 adalah produk dari konsep sumber terbuka, yang berarti bahwa pengembang perangkat lunak dari seluruh dunia dapat membuat produk secara kolaboratif dan stabil, namun inovatif (Pickett, 2017). Satu arah yang muncul untuk alat open source di mana file dan aplikasi dapat disinkronkan dan digunakan pada banyak perangkat di seluruh jaringan komputer. Sumber daya berbasis cloud bisa diakses gratis atau berbiaya sangat rendah dan mencakup kemampuan substansial untuk berbagi file dan informasi dengan orang lain. Perangkat lunak dan file tidak disimpan di komputer individu melainkan disimpan di cloud atau jaringan komputer yang mendukung aplikasi perangkat lunak yang digunakan. Sebagai contoh, peserta didik di Yogyakarta dapat bekerja sama dengan peserta didik di Palembang dengan menggunakan cloud secara kolaboratif berkontribusi pada blog yang membandingkan budaya yang berbeda.
Secara kolektif, Web 2.0 terdiri dari aplikasi online atau aplikasi yang dirancang untuk mendukung konten yang dibuat pengguna. Meskipun aplikasi Web 2.0 sering menyertakan berbagai macam kemampuan, fungsi penting meliputi: kontribusi kolaboratif, jaringan sosial, dan Mashup. Sebagian besar sumber daya Web 2.0 menyediakan dua atau lebih fungsi ini.
a. Kontribusi Kolaboratif
Situs Web 2.0 mendukung kontribusi kolaboratif dalam waktu yang sama (real) di mana pengguna dapat membuat situs dengan menambahkan dan mengedit konten lebih dari satu kontributor. Di antara contohnya adalah aplikasi produktivitas seperti Google docs, Sheets, blog, wiki; dan bookmark sosial.
b. Jaringan Sosial
Jejaring sosial disediakan melalui aplikasi seluler dan berbasis web seperti Facebook dan Twitter yang memungkinkan pengguna untuk berinteraksi, berkolaborasi, bekerjasama, berbagi, dan mempublikasikan informasi, ide, dan multimedia. Fokus situs jejaring sosial dapat berupa pendidikan, profesional, atau pribadi, seperti yang dirancang untuk jaringan keluarga dan teman. Contoh populer termasuk Edmundo sebagai jaringan pendidikan global, LinkedIn sebagai situs jejaring sosial profesional yang berfokus pada individu atau kelompok, dan Facebook, yang mendukung pendidikan, profesional, dan keluarga/teman. Misalnya, Facebook menampung banyak kelompok guru yang berkolaborasi dalam komunitas berdasarkan tingkat kelas, bidang pelajaran, dan juga bidang minat, misalnya, integrasi teknologi, kompetisi matematika, dan sebagainya.
c. Mashup
Mashup adalah situs web yang menggunakan konten dari situs lain dan memprosesnya menjadi aplikasi baru. Mashup web menggunakan aplikasi yang menyatukan konten dari berbagai sumber, membuat situs web yang baru dan berbeda dari sumber aslinya. Misalnya, situs media berita online menggabungkan teks, video, audio, dan informasi waktu nyata yang diperbarui setiap 15 menit. Contoh lainnya yang paling terkenal yaitu ‘remixing the web’ Google Maps, di mana data tambahan ditambahkan ke peta geografis. Kombinasi informasi ini memberikan data terkini untuk guru dan peserta didik untuk digunakan dalam laporan atau sebagai bagian dari kegiatan kelas.
3. Mengintegrasikan sumber belajar Web 2.0 dalam pengajaran
Dengan sumber daya Web 2.0,peserta didik dapat terhubung untuk berbagi ide, terlibat dalam penyelidikan, dan mencari informasi tambahan. Terkadang disebut komunitas belajar, kolaborasi antara peserta didik dan guru memperluas kemungkinan pendidikan melalui keterhubungan melalui perangkat digital interaktif. Peserta didik dapat terlibat dalam gagasan dan pemikiran kritis serta pemecahan masalah sambil berkolaborasi dan berkomunikasi dengan orang lain di dalam dan di luar kelas. Ada beberapa cara alat Web 2.0 dapat mendukung pembelajaran. Peran guru adalah menemukan cara terbaik untuk mengoptimalkan kesempatan belajar bagi peserta didik dengan menggunakan jenis sumber daya ini.
Sumber daya Web 2.0 Online yang sering digunakan untuk meningkatkan pembelajaran peserta didik termasuk blog, wiki, aplikasi produktivitas, bookmark sosial, berbagi multimedia, jaringan sosial, dan Mashup. Jenis alat Web 2.0 ini memberikan cara yang berbeda kepada peserta didik untuk mengakses informasi dan berbagi pemikiran dan pemahaman mereka. Sebagai guru, Anda dapat mengintegrasikan sumber belajar ini ke dalam pelajaran untuk memastikan peserta didik dapat berkomunikasi dan berbagi pengetahuan dan kreativitas mereka dengan orang lain.
a. Blog
Blog, kependekan dari web log, pada awalnya dirancang sebagai kumpulan komentar pribadi tentang topik tertentu. Banyak guru telah mengadaptasi blog dan menggunakannya untuk situs web kelas, buletin mingguan untuk orang tua, komunikasi pekerjaan rumah harian, menulis jurnal, dan banyak lagi. Blog dapat berisi teks, visual, multimedia, dan tautan ke situs web, dan memungkinkan peserta didik berbagi informasi satu sama lain, dengan guru dan orang lain di mana saja. Blog juga bisa menjadi dialog dengan sekelompok orang di seluruh dunia yang memiliki minat yang sama pada topik atau masalah yang sama. Struktur blog diatur sedemikian rupa sehingga posting terbaru berada di urutan pertama, memungkinkan akses mudah ke komentar terbaru. Setiap pembaca yang ingin berkomentar atau mengetahui informasi terbaru dapat dengan mudah memindai melalui posting blog untuk melihat entri sebelumnya.
Integrasi Blog dalam Pengajaran. Sebagai guru, Anda dapat melibatkan peserta didik dengan blog yang dibuat oleh orang lain atau membuat blog untuk mendukung pembelajaran peserta didik dengan menggunakan situs seperti WordPress, EduBlogs, atau Blogger. Blog tersedia di sebagian besar area konten untuk peserta didik sekolah dasar hingga sekolah menengah. Pakar konten sering menulis blog, memberi peserta didik kesempatan untuk mendapatkan informasi tentang topik dengan informasi paling mutakhir. Contohnya termasuk, blog stasiun luar angkasa NASA, blog matematika, blog sejarah, dan seniman lanskap, blog lukisan. Di antara blog area konten adalah Blog Science yang memberikan para guru dan peserta didik persediaan projek sains yang menyenangkan dan interaktif. Ada juga Story Center Blog sebuah situs untuk berbagi cerita tentang tema seperti keluarga, identitas, hubungan, komunitas, dan lingkungan. Blog matematika menawarkan posting reguler tentang topik matematika dasar seperti: Satuan standar panjang dan memperkirakan jumlah. Saat mengintegrasikan blog yang dibuat oleh orang lain ke dalam pelajaran, tinjau dengan cermat konten dan fokus kontribusi saat ini dan yang diarsipkan untuk menentukan kesesuaian untuk pelajaran.
Blog juga berguna untuk kolaborasi dengan guru lain agar tetap terkini dan berbagi ide mengajar. Guru dapat membuat blog untuk para profesional di gedung atau distrik untuk menjelajahi topik yang menarik dan mengembangkan ide-ide baru untuk digunakan dalam pengajaran. Ada blog yang menyertakan komunitas pendidik yang lebih besar. Dengan menjelajahi upaya pendidikan melalui blog, pendidik memberikan kesempatan bagi pendidik lain untuk mengembangkan ide-ide mereka dan berbagi dalam meningkatkan pilihan pendidikan bagi peserta didik.
b. Wiki
Wiki adalah aplikasi berbasis web yang mendukung penulisan kolaboratif dan pengeditan konten online. Wiki diterjemahkan menjadi “cepat” dalam bahasa Hawaii, karena aplikasi berbasis browser menyediakan alat tulis dan pengeditan yang mudah digunakan yang memungkinkan pengguna membuat situs Wiki dengan cepat. Dibandingkan dengan blog, yang tidak mengizinkan pengguna untuk mengedit posting, wiki memungkinkan pengguna untuk menulis informasi baru dan mengedit informasi yang diposting oleh orang lain di situs web kolaboratif. Konten berubah setiap kali pengguna berinteraksi dengan halaman. Wikipedia, ensiklopedia kolaboratif gratis adalah jenis wiki yang terkenal. Konten di Wikipedia sering kali dibuat, diperbarui, dan diubah oleh pengguna agar tetap terbaru, tidak seperti ensiklopedia komersial yang sering kali mahal dan ketinggalan zaman.
Integrasi Wiki ke Pengajaran. Wiki menyediakan alat bagi guru dan peserta didik untuk membuat dan berbagi informasi media online dengan orang lain. Ini menggeser peran peserta didik menjadi produsen daripada konsumen pengetahuan, sehingga mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi. Guru dapat menggunakan aplikasi seperti Wikidot atau Wikispaces Classroom, host wiki gratis yang memungkinkan guru membuat ruang online dengan pengeditan visual yang mudah digunakan oleh sebagian besar peserta didik. Peserta didik mengakses Wiki menggunakan perangkat digital apa pun dengan browser web. Selain itu, peserta didik dapat bekerja bersama saat satu peserta didik berada di rumah dan peserta didik lainnya berada di perpustakaan terdekat.
Wiki dapat memiliki berbagai topik dan tujuan. Misalnya, wiki yang dibuat oleh peserta didik dapat berfokus pada ulasan buku otobiografi, landmark sejarah, ide untuk kewirausahaan, cara bertindak hijau, menjaga kesehatan, cara menghentikan penindasan maya, dan sebagainya. Untuk membantu peserta didik sekolah dasar mempelajari tentang dinosaurus, peserta didik dapat membuat wiki dinosaurus dengan deskripsi dan gambar buatan peserta didik tentang spesies populer. Peserta didik lain yang mengunjungi wiki dinosaurus diundang untuk menambahkan gambar mereka sendiri dan fakta tambahan. Seorang guru bahasa Inggris dapat meminta peserta didiknya mempublikasikan reaksi mereka terhadap bacaan sejarah kemerdekaan misalnya. Selain itu, wiki bekerja dengan baik saat melibatkan peserta didik dalam debat. Banyak contoh wiki pendidikan yang tersedia di situs Internet seperti Wikis Pendidikan dan Wikiversity. Guru juga menggunakan wiki untuk membuat sumber belajar bagi peserta didiknya. Situs-situs ini mencakup hal-hal seperti salinan digital dari materi yang dibuat oleh guru, kalender tugas, dan tautan ke materi pendukung. Guru sering kali membuat topik khusus untuk memberikan kegiatan pengayaan dan informasi melebihi apa yang ada di buku teks. Pelajaran IPS dapat didukung dengan wiki yang menyertakan foto sejarah orang terkenal, latar, dan dokumen. Wiki yang dibuat oleh guru dapat bersifat pribadi atau terbuka bagi orang lain untuk menyumbangkan ide dan komentar.
c. Aplikasi Produktivitas
Aplikasi produktivitas online, juga dikenal sebagai alat kantor online, adalah aplikasi Web 2.0 untuk tugas-tugas umum seperti pengolah kata, presentasi, kalkulasi dan grafik Spreadsheet, dan pemetaan konsep. Jenis alat produktivitas ini memungkinkan pengguna membuat dan mengedit dokumen secara online sambil berkolaborasi dalam waktu nyata dengan pengguna lain. Teknologi Cloud dapat digunakan untuk menyimpan file, membuatnya tersedia di semua perangkat dengan koneksi Internet.
Banyak dari alat ini memungkinkan untuk menyimpan file ke komputer lokal atau perangkat seluler menggunakan berbagai format file. Sebagian besar aplikasi produktivitas online ini gratis atau jauh lebih murah untuk di akses. Sekolah dan distrik biasanya memilih untuk menggunakan aplikasi produktivitas, seperti Google Docs atau OpenOffice, daripada suite perangkat lunak tradisional yang mahal seperti Microsoft Office.
Integrasi Aplikasi Produktivitas Ke Pengajaran. Aplikasi produktivitas Web 2.0 menawarkan fungsionalitas yang serupa dengan yang tradisional. Pengolah kata mendukung penulisan, pemformatan, dan pengeditan dokumen tertulis; Spreadsheet melakukan penghitungan dan membuat bagan; dan aplikasi presentasi memungkinkan pembuatan slide dengan teks, gambar, dan animasi. Perbedaan utama dengan aplikasi Web 2.0 adalah kemampuan dua peserta didik atau lebih untuk mengerjakan satu dokumen secara bersamaan sementara setiap peserta didik menggunakan perangkat digital yang berbeda. Perbedaan dalam kumpulan data ini dapat menjadi dasar untuk diskusi di kelas tentang kemungkinan alasan untuk hasil yang berbeda.
Prezi adalah alat produktivitas Web 2.0 yang biasanya digunakan untuk presentasi dan mendongeng. Ide, informasi, dan media diatur di kanvas, dan presentasi antarmuka memungkinkan pengguna untuk menavigasi dengan memperbesar dan memperkecil konten presentasi. Prezi dapat digunakan secara kolaboratif, dengan banyak pengguna yang memiliki kemampuan untuk mengedit presentasi. Pelajaran IPS untuk peserta didik sekolah dapat melibatkan peserta didik dari berbagai lokasi di seluruh Indonesia yang berbagi cerita digital tentang budaya atau keluarga, misalnya, bagaimana merayakan ulang tahun, makanan favorit, lagu daerah, pakaian adat dan lain-lain. Melihat Integrasi Teknologi untuk contoh lain penggunaan aplikasi produktivitas, Prezi untuk pelajaran sains dapat dilakukan lintas kelas.
Mengintegrasikan aplikasi produktivitas Web 2.0 mendukung ide, keterlibatan, dan interaksi sosial. Alat-alat ini juga membantu mempersiapkan peserta didik untuk karir di masa depan di mana kolaborasi dan keterampilan komunikasi yang baik diperlukan untuk mencapai kesuksesan.
d. Bookmark Sosial
Bookmark sosial memungkinkan pengguna untuk mengatur, menyimpan, mengelola, dan mencari sumber daya yang ditandai secara online. Bookmark menggunakan perangkat agregasi atau koleksi untuk menyimpan alamat halaman web. Bookmark sosial dari host seperti Diigo atau Delicious memberi pengguna tautan ke sumber belajar online yang ingin di ingat dan di bagikan, dengan Diigo sebagai salah satu alat bookmark sosial yang paling kuat. Selain menandai sumber daya web yang berguna, pengguna Diigo juga dapat mengatur, menyorot, membuat anotasi dan berbagi koleksi halaman web. Bookmark ini biasanya bersifat publik, tetapi dimungkinkan untuk menyimpannya secara pribadi atau membagikannya hanya dengan grup tertentu, seperti peserta didik Anda. Biasanya bookmark dapat dilihat secara kronologis, menurut kategori atau tag atau ditemukan menggunakan mesin pencari layanan bookmark. Saat layanan ini berkembang fitur tambahan telah disertakan. Ini termasuk penambahan peringkat, komentar, impor dan ekspor bookmark dari browser, email bookmark, dan fitur jejaring sosial lainnya.
Integrasi Bookmark Sosial Ke Pengajaran. Fitur bookmark sosial menjadikannya alat penelitian yang berguna untuk mendukung projek peserta didik. Fokus dan alat anotasi memungkinkan peserta didik mengidentifikasi dan berbagi konten web tertentu daripada mengirimkan tautan web melalui email ke anggota grup yang harus meninjau situs web dengan cermat untuk menemukan informasi tertentu. Misalnya, bookmark sosial akan mendukung pelajaran sekolah yang melibatkan kelompok peserta didik membuat wiki tentang ilmuwan terkemuka.
Bookmark sosial juga dapat diintegrasikan sebagai alat untuk membantu peserta didik sekolah meningkatkan pengetahuan dan keterampilan matematika. Saat topik matematika baru diperkenalkan, peserta didik dapat menandai situs web dengan tip, ide, dan praktik yang membantu mempelajari keterampilan tersebut. Penanda buku dikategorikan berdasarkan keterampilan matematika, misalnya ekspresi aljabar, polinomial, nilai absolut, dan sebagainya. Peserta didik menambahkan catatan untuk membagikan bagaimana informasi dapat membantu mereka memahami konsep atau bagaimana memecahkan masalah dengan lebih baik. Bookmark sudah tersedia bagi peserta didik untuk ditinjau dan dipraktekkan saat di sekolah atau di rumah.
e. Berbagi Multimedia
Banyak aplikasi Web 2.0 mendukung berbagi multimedia seperti audio, video, dan gambar. Aplikasi populer yang mendukung berbagi multimedia adalah podcast untuk audio, video, dan teks, YouTube untuk video, dan papan pin, seperti Pinterest untuk gambar dan sumber belajar berbasis web.
f. Berbagi Audio
Podcast adalah file multimedia digital online yang dapat diunduh atau diakses secara online dengan aplikasi player. Banyak podcast tersedia untuk digunakan dalam pengajaran dalam bentuk ceramah, musik, mendongeng, suara alam dan sains, dan suara lain seperti lalu lintas atau peralatan konstruksi. Selain itu, guru dan peserta didik dapat membuat dan berbagi podcast dengan orang lain menggunakan aplikasi seperti Podcast Generator atau VoiceThread.
g. Berbagi Video
Situs Web 2.0 yang mendukung berbagi video biasanya menawarkan kepada pengguna kesempatan untuk tidak hanya mengunggah dan melihat video, tetapi juga untuk menambahkan komentar dan peringkat, serta melaporkan video yang tidak pantas kepada administrator situs. YouTube adalah sumber daya Web 2.0 untuk berbagi video gratis yang banyak digunakan. Opsi lainnya termasuk Vimeo, Veoh, dan Vine dirancang untuk menerima video berdurasi 6 detik yang diputar untuk ditonton berulang kali. Yang penting bagi guru adalah TeacherTube, situs gratis bagi guru untuk mengunggah, melihat, dan meninjau video pembelajaran tentang konten di kelas serta kiat dan ide mengajar.
8. Pinboards
Pinboard online memungkinkan pengguna untuk mengatur foto, video, dan informasi lainnya ke papan digital menurut area topik. Pinterest adalah aplikasi pinboard Web 2.0 gratis yang populer di mana pengguna “menyematkan” konten Web pada papan tema khusus yang mereka atau orang lain buat. Papan dapat bersifat pribadi atau publik. Meskipun Pinterest menyertakan banyak papan guru, ada juga papan pin khusus untuk pendidik, seperti eduClipper yang memungkinkan pengguna terdaftar dari aplikasi gratis untuk “menjepitkan” konten dari situs web manapun sambil secara otomatis merekam informasi sumber untuk tujuan kutipan. Papan pin yang berfokus pada pendidikan mengatur konten berdasarkan area seperti pelajaran, unit, tingkat kelas, atau area subjek.
Penggunaan Web Multimedia 2.0 untuk berbagi audio, video, dan gambar dapat menumbuhkan suasana kegembiraan, motivasi, dan pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dan menarik perhatian mereka.
Mengintegrasikan Audio Sharing. File audio online tersedia untuk semua level kelas dan mata pelajaran. Guru dapat mengintegrasikan podcast cerita yang sedang dibaca oleh berbagai pembaca untuk menawarkan suara baru di luar guru. Cerita dapat disampaikan dengan berlangganan melalui podcast seperti Children’s Fun Storytime dan Storynory. Pelajaran sains untuk peserta didik sekolah dapat ditingkatkan dengan podcast dari situs-situs seperti Tumble Science, Astronomy Cast, dan This Week in Science. Podcast audio adalah tambahan yang sangat baik saat mengajarkan pelajaran IPS dan sejarah karena memungkinkan peserta didik untuk mendengarkan rekaman sebenarnya dari tokoh-tokoh sejarah.
Mengintegrasikan Berbagi Video. Mirip dengan audio, banyak video online tersedia untuk integrasi pelajaran. Situs video dengan fitur Web 2.0 memungkinkan pengguna untuk menambahkan komentar dan peringkat, dan dapat memungkinkan pengunggahan video yang dibuat pengguna. Situs belajar.id menyediakan video gratis yang direkomendasikan oleh guru yang dikategorikan menurut subjek dan tingkat kelas. Misalnya, guru bahasa memiliki akses ke video, yang mencakup percakapan dasar dalam bahasa misalnya, menunjukkan rasa terima kasih, mengajukan pertanyaan, dan menerima undangan. Geografi memiliki video tentang gurun pasir, ekosistem, zaman es, sungai, gunung berapi dan lain-lain. Guru dapat menambahkan ide dan komentar untuk setiap sumber daya. Situs OpenEd menyediakan video pendidikan secara gratis yang dapat dicari berdasarkan kelas, mata pelajaran, dan standar pembelajaran.
Situs berbagi video Web 2.0 yang sangat populer adalah YouTube, yang menyediakan banyak video pendidikan. Namun, video ini adalah di antara semua video lainnya dan memerlukan penggunaan istilah penelusuran umum untuk menemukan sumber daya yang dapat mendukung pembelajaran peserta didik. Oleh karena itu, guru mungkin ingin menggunakan TeacherTube, yang dirancang untuk menyediakan berbagai sumber daya digital bagi guru. Video dikelompokkan berdasarkan daftar gabungan bidang subjek dan tingkat kelas dan mencakup video yang disiapkan secara profesional serta video yang dibuat oleh peserta didik dan guru dengan berbagai tingkat kualitasnya, seperti yang dapat dicatat dalam komentar dan peringkat pemirsa.
Mengintegrasikan Pinboards. Koleksi gambar dan sumber digital tersedia untuk umum di papan pin seperti Pinterest dan EduClipper untuk diintegrasikan oleh guru ke dalam pelajaran. Saat menelusuri Pinterest untuk “literasi sekolah”, beberapa kategori sumber belajar dengan tab dibuat di bagian atas halaman. Diantara kategori tersebut adalah: kegiatan, pusat, strategi dan grafik organisator. Setiap tab menawarkan banyak papan pin yang dibuat oleh guru dan peserta didik yang kemudian ditautkan ke contoh lebih lanjut terkait dengan topik tersebut. Situs EduClipper menawarkan akses ke Klip, Papan, dan Portofolio yang dibuat oleh orang lain dan alat untuk membuat sumber daya serupa. Akun gratis ditawarkan untuk peserta didik dan guru. Saat mengintegrasikan sumber daya papan pin, guru dapat memilih papan yang dibuat oleh orang lain yang selaras dengan pelajaran, seperti persamaan linier,
Sekutu D-Day, atau ironi pengajaran, atau membuat papan pin sumber daya sendiri agar sesuai dengan persyaratan pelajaran khusus. Pinboard juga merupakan alat yang sangat baik bagi peserta didik untuk menunjukkan pemahaman mereka tentang suatu topik. Misalnya, sekelompok kecil peserta didik sekolah dasar dapat membuat papan pin sumber daya yang menggambarkan kehidupan selama kerajaan Majapahit. Setiap kelompok akan menyertakan peta konsep yang menunjukkan bagaimana sumber daya mewakili periode waktu. Papan peserta didik serupa dapat berfokus pada konsep sains, tema yang direpresentasikan dalam karya sastra, atau gambar peserta didik tentang inovasi teknik.
Penting bagi Guru dan peserta didik untuk berhati-hati saat menggunakan gambar yang bukan milik Anda. Pastikan Anda dan peserta didik Anda menggunakan gambar-gambar ini dengan atribusi dan sesuai dengan hak cipta setiap gambar atau lisensi creative commons. Lisensi creative commons akan memberi perincian tentang bagaimana sumber daya dapat digunakan dan jenis atribusi apa yang diperlukan.
9. Social Networks
Layanan atau situs jejaring sosial memfasilitasi koneksi dan interaksi online pengguna yang biasanya memiliki latar belakang, minat, dan pengalaman yang sama. Pengguna dapat berbagi ide, pesan, informasi, dan multimedia dengan orang-orang di jaringan mereka. Google+, Facebook, Twitter, dan Tumblr adalah contoh jejaring sosial. Jejaring sosial menawarkan cara bagi pengguna untuk bergabung dengan orang lain yang tertarik dengan topik atau masalah serupa melalui kelompok komunitas. Grup dapat terbuka untuk siapa saja dengan minat yang sama atau dapat ditetapkan sebagai grup “tertutup” yang memerlukan undangan sebelum seseorang dapat bergabung. Karena grup “terbuka” dibagi di seluruh Internet, informasi di situs ini tersedia untuk siapa saja di seluruh dunia.
Beberapa situs jejaring sosial membatasi jumlah teks yang dapat digunakan pengguna di setiap kiriman, mendorong komunikasi singkat saat bertukar informasi. Misalnya, Twitter, jaringan online untuk berbagi laporan status terkini dan terkini dalam pesan yang sangat singkat, membatasi posting, atau “tweet,” hingga 140 karakter. Menanggapi konsep catatan cepat, pengguna membuat jenis singkatan untuk mengkomunikasikan ide-ide mereka. Guru perlu membantu peserta didik mengetahui kapan waktu yang tepat untuk menggunakan jalan pintas dan kapan mereka perlu menggunakan keterampilan menulis formal.
Integrasi Jaringan Sosial Ke Pengajaran. Penggunaan jaringan sosial yang meluas dan global, seperti Facebook mengakibatkan banyak situs berisi konten yang tidak pantas untuk tujuan pendidikan. Oleh karena itu, sistem sekolah seringkali membatasi akses ke situs jejaring sosial, yang mungkin berarti bahwa meskipun Guru membuat aplikasi pendidikan, tetapi mungkin tidak dapat menggunakannya dengan peserta didik. Namun, ada situs jejaring sosial yang menyediakan lingkungan kelas yang ramah dan aman bagi peserta didik. Edmodo adalah platform pembelajaran sosial yang sering digunakan sebagai jaringan sosial yang menghubungkan guru, peserta didik, dan orang tua di dalam kelas, sekolah, atau distrik. Edmodo dapat digunakan untuk memposting tugas, membuat polling peserta didik, berbagi klip multimedia, membuat grup belajar, mem-posting kuis, dan berbagi kalender acara dan tenggat waktu tugas. Peserta didik dapat mengirimkan tugas dan guru dapat menilai serta memberi anotasi pada tugas secara langsung dalam Edmodo.
Pilihan lainnya adalah Biblionasium yang merupakan jejaring sosial yang berfokus pada membaca untuk peserta didik sekolah dasar dan menengah. Guru membuat dan menambahkan peserta didik ke kelas yang mencakup rak buku virtual dari buku wajib dan yang direkomendasikan untuk dibaca peserta didik. Situs mencatat bacaan peserta didik dan melacak kemajuan menuju tantangan membaca. Peserta didik membagikan resensi buku pribadi mereka dengan orang lain di kelas dan di luar jika situs terbuka untuk ruang kelas lain. Orang tua juga dapat bergabung untuk mendorong membaca di rumah dan selama musim panas. Banyak guru yang mengintegrasikan Twitter ke dalam pengajaran mereka karena postingan singkat yang terdiri dari 140 karakter mengharuskan peserta didik untuk menulis dengan ringkas, namun informatif. Sifat realtime dari “tweet” menambah rasa akuntabilitas sehingga meningkatkan keterlibatan dan interaksi peserta didik (Tang & Foon Hew, 2017). Twitter dapat digunakan untuk mendukung diskusi dan debat di antara anggota grup mengenai masalah saat ini atau masa lalu, seperti perubahan iklim, spesies yang terancam punah, hak sipil, dan sebagainya. Saat mencari di Twitter atau situs media sosial lainnya, gunakan hashtag (#) sebelum istilah pencarian. Misalnya, jika ingin menghubungkan peserta didik dengan pakar dari seluruh dunia yang secara teratur berbagi pemikiran, ide, dan data di tweet mereka, Guru dapat menyarankan untuk mem-follow pakar atau ahli tersebut.
10. Mashup
Situs web Mashup menyediakan data terkini dan real-time dari berbagai aplikasi dan situs web untuk memenuhi tujuan situs web dan kebutuhan pengguna. Situs mashup umum menyertakan informasi dari peta interaktif, seperti Google Maps, dikombinasikan dengan data bersamaan dari berbagai sumber, yang mencakup Layanan Cuaca Nasional, restoran, hotel, laporan kejahatan, atau lalu lintas. Mashup populer lainnya adalah situs berita online yang berfokus pada berita dunia, nasional, atau lokal. Situs-situs ini menawarkan siaran langsung dan cerita teks dari berita terkini serta video dan cerita yang diarsipkan. Banyak situs berita juga membahas topik seperti kesehatan, politik, hiburan, sains, dan teknologi.
Mengintegrasi Mashups Ke Pengajaran. Integrasi sumber daya mashup bekerja dengan baik ketika penggunaan data terkini dan real-time akan meningkatkan dan memperdalam pembelajaranpeserta didik. Misalnya, peserta didik dapat memanfaatkan situs mashup untuk mempelajari lebih lanjut tentang geografi atau keterampilan pemetaan. Mereka dapat menggunakan situs mashup yang menggabungkan informasi pemetaan dan satelit untuk mengidentifikasi lokasi tertentu di kota-kota di seluruh dunia. Tugasnya mungkin untuk menemukan jenis bangunan atau monumen tertentu menggunakan situs seperti Google Maps, di mana peserta didik dapat dengan mudah menunjukkan tempat tertentu, mendapatkan petunjuk arah, atau melihat peta untuk mengidentifikasi kedekatan lokasi dengan area sekitarnya.
Pelajaran pemecahan masalah mungkin melibatkan peserta didik dalam merencanakan perjalanan imajiner ke kota bersejarah, seperti Roma, Mesir, atau Washington, DC. Para peserta didik dapat ditugaskan untuk menemukan rute terpendek melalui kota saat mereka “mengunjungi” situs sejarah yang ditargetkan. Alat “tampilan jalan” di Google Maps memungkinkanpeserta didik untuk merasakan citra 3D seolah-olah mereka sedang berjalan di jalanan. Juga tersedia foto 3D dari monumen dan bangunan utama yang diambil dari dalam dan sekitar situs. Peserta didik dapat menjelajahi Air Mancur Trevi Roma, Piramida Agung Mesir di Giza, atau berjalan-jalan melalui National Mall di Washington, DC. Peserta didik kemudian mengkomunikasikan pemikiran dan pemahaman mereka melalui berbagai modalitas menggunakan multimedia dalam mashup. Guru dapat mengintegrasikan mashup untuk mendukung pembelajaran peserta didik dalam matematika, geografi, dan sains. Misalnya, jika mengerjakan estimasi dalam matematika, Guru dapat meminta peserta didik memperkirakan jarak berjalan kaki antara rumah dan sekolah. Setelah mereka menebak jaraknya mereka dapat menggunakan peta online, seperti Google Map yang menyediakan petunjuk arah dari satu titik ke titik lainnya dan pilihan untuk memilih berjalan kaki sebagai metode perjalanan.
Hasilnya menunjukkan jarak dan perkiraan waktu untuk dua atau tiga rute. Pelajaran geografi atau sains dapat didasarkan pada informasi dari situs gabungan Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) yang menyediakan data waktu nyata dan peta interaktif yang menunjukkan lokasi dan skala peristiwa seperti gempa bumi, gunung berapi, banjir, dan tanah longsor. Juga termasuk data arsip yang dapat dicari berdasarkan lokasi, tahun, dan topik. Guru dapat memandu peserta didik untuk membandingkan data tersebut dengan informasi geologi yang mereka miliki di garis patahan global dan lempeng tektonik.
Peserta didik juga dapat membuat mashup mereka sendiri menggunakan perangkat lunak seperti Glogster untuk membuat poster dan garis waktu digital yang terdiri dari informasi dan multimedia dari berbagai sumber. Glogster memungkinkan peserta didik untuk menggabungkan foto, klip audio dan video, tayangan slide, informasi berbasis teks, tautan ke situs web lain, dan animasi ke dalam poster online. Projek Glogster dapat diselesaikan untuk mendemonstrasikan cerita peserta didik yang ditulis dan diilustrasikan, penggambaran peserta didik tentang Tea Party, atau contoh erosi di negara bagian asal mereka.
Memilih Sumber Daya Web 2.0
Saat memilih sumber daya Web 2.0 untuk diintegrasikan ke dalam pengajaran, gunakan model ASSURE untuk menentukan bagaimana sumber daya yang akan mendukung tujuan pengajaran. Untuk membantu pemilihan, gunakan pedoman di Rubrik Seleksi: Sumber Daya Web 2.0. Misalnya, dengan rubrik guru dapat mengidentifikasi format sumber daya (blog, wiki, aplikasi produksi, dll.) dan mencatat informasi yang berguna untuk perencanaan pelajaran, seperti lokasi sumber daya, bidang subjek, tingkat kelas, serta standar, kekuatan, batasan, dan fitur khusus. Selain itu, Rubrik dapat digunakan untuk menilai kualitas sumber daya Web 2.0 berkaitan dengan seberapa baik itu selaras dengan tujuan pelajaran, memberikan informasi yang akurat dan terkini, memberikan latihan untuk keterampilan yang relevan, memiliki potensi untuk mendorong kolaborasi di antara peserta didik dan seterusnya. Rubrik Memilih Sumber Daya Web 2.0
D. Keuntungan menggunakan Web 2.0 untuk pengajaran
Secara kolektif, Web 2.0 menawarkan kesempatan kepada pengguna untuk berkontribusi, berinteraksi, menanggapi, dan belajar dari informasi dalam waktu bersamaan (real-time) serta arsip multimedia yang mencerminkan komunitas yang saling berhubungan (Greenhow & Askari, 2017). Perangkat Web 2.0 yang dijelaskan dalam unit ini menargetkan keterampilan dan memberi peserta didik kesempatan belajar di luar akses informasi sederhana. Guru memiliki beberapa sumber belajar Web 2.0 yang siap dan tersedia untuk mendukung serta meningkatkan pembelajaran dengan berbagai tingkat kemampuan dan kebutuhan, seperti yang terlihat dalam teknologi untuk semua peserta didik.
Meskipun ada berbagai macam sumber belajar Web 2.0 yang berkisar dari blog, wiki, jejaring sosial, podcast, dan mashup. Sumber belajar Web memiliki beberapa keuntungan secara umum, yang meliputi:
Portabilitas. Informasi dapat diakses dan digunakan di mana saja di perangkat seluler seperti laptop, tablet, dan ponsel serta komputer desktop.
Mudah diproduksi. Aplikasi Web 2.0 menyediakan alat yang mudah digunakan untuk membuat dan berbagi konten digital seperti podcast atau video online.
Penonton otentik. Saat mengembangkan keterampilan melek huruf dan komunikasi, alat Web 2.0 interaktif seperti blog dan wiki menawarkan peluang untuk menjangkau pembaca autentik di luar kelas yang dapat memberikan umpan balik yang berharga.
Keterhubungan. Komunikasi Web 2.0 antar peserta didik memfasilitasi, mendorong, dan mendukung kolaborasi.
Kesadaran sosial. Peserta didik menjadi lebih peka terhadap orang lain melalui situs jejaring sosial di mana mereka memiliki akses ke informasi untuk belajar tentang satu sama lain.
Gratis. Banyak alat Web 2.0 tersedia untuk keperluan pendidikan tanpa biaya.
A. Keterbatasan menggunakan Web 2.0 untuk pengajaran
Saat memutuskan alat Web 2.0 mana yang akan diintegrasikan ke dalam pengajaran, penting untuk mempertimbangkan dengan cermat batasan yang dicatat dari sumber daya online ini untuk membantu membuat keputusan yang tepat. Perhatian ekstra diperlukan terkait penggunaan Web 2.0 untuk mendukung pengajaran, karena banyak sumber daya, seperti Facebook, YouTube, dan Twitter digunakan secara ekstensif untuk tujuan non-pendidikan. Ini secara substansial meningkatkan kemungkinan peserta didik mengakses konten atau pengguna yang tidak pantas, yang menimbulkan pertanyaan berikut ini.
Akses ke perangkat keras canggih yang diperlukan. Beberapa alat Web 2.0 interaktif memerlukan kemampuan perangkat keras yang tidak tersedia pada model teknologi seluler yang lebih murah.
Ketidakstabilan aplikasi open source. Karena banyak aplikasi Web 2.0 bersifat open source (gratis) sehingga tidak dibeli dan dilisensikan, guru mungkin berencana untuk menggunakan aplikasi tertentu, hanya untuk mengetahui bahwa aplikasi tersebut tidak lagi tersedia atau sekarang hanya dapat digunakan jika membayar biaya.
Kualitas pesan. Karena mudah dibuat dan gratis, banyak jenis postingan Web 2.0 berkualitas buruk dan tidak disiapkan dengan baik.
Kredibilitas. Hanya karena sesuatu muncul di Web tidak membuatnya menjadi sumber yang otentik atau berwibawa. Alat web 2.0 membuatnya sangat mudah untuk memposting informasi yang mungkin tidak akurat.
Bias. Blog mungkin bersifat sangat subjektif, ditulis oleh individu sebagai cara untuk mengekspresikan ide dan posisi mereka kepada audiens.
Masalah keamanan. Karena sifat sumber daya yang terbuka, adalah penting bahwa guru memastikan peserta didik memahami perlunya kehati-hatian dan mendapatkan persetujuan orang tua atau wali sebelum membagikan informasi pribadi.
Kemungkinan penindasan maya. Cyberbullying dapat berkisar dari mengganggu seseorang secara online hingga situasi yang jauh lebih berbahaya, jika tidak ditangani dengan benar. Pusat Penelitian Penindasan Maya memberikan contoh insiden aktual dan informasi kontak untuk mencari bantuan.
Ahmaddahlan.NET – Navbar pada website adalah menu yang berisi link terstruktur dan berfungsi mengarahkan user ke laman lain dari laman yang sedang ditampilkan. Sebagaimana yang telah disepakati sebelumnya jika website adalah sekumpulan laman yang dapat diakses oleh user, maka Navigasi berfungsi membantu user untuk menemukan laman-laman yang mereka ingin akses.
Ada beberapa macam bentuk navigasi yang saat ini bisa ditemui di laman website, seperti link tautan website sebelumnya. Hanya saja Link tautan website bersifat khusus merujuk pada satu artikel tertentu, terkadang user membutuhkan navigasi yang lebih bersifat umum sehingga bisa memilih informasi yang ingin diakses.
Sistem Navigasi Bar
Navigasi Bar atau NavBar adalah nama yang disematkan untuk mendefinisikan sistem navigasi yang dikumpulkan pada satu bagian pada tampilan website. Bentuknya yang pada umumnya berbentuk panjang sama dengan title membuat website designer menyebutnya sebagai bar (balok).
NavBar pada umumnya berisi menu yang berisi kelompok informasi umum yang sejenis yang di grup menggunakan mekanisme laman, label, category ataupun tag. Informasi tersebut kemudian menampilkan kumpulan (list) informasi dan laman khusus dari website tersebut.
Gambar di atas adalah bentuk Navigasi bar dari website program studi Pascasarjana Fisika Universitas Negeri Makassar. Navbar tersebut disusun sesuai dengan standar borang penilaian Akreditasi Program Studi BAN PT. NavBar berisi informasi yang memudahkan proses akreditasi dimana setiap standar dijadikan menu yang memudahkan sistem pengaksesan informasi secara online tanpa harus mengecek dokumen secara manual.
Tidak ada aturan khusus tentang tata letak dari Navigasi Bar di sebuah website, namun berdasarkan skor User Experience, letak navigasi bar yang paling baik adalah Top Navigasi, Bottom Navigasi, Footer dan Sidebar Navigasi.
a. Top NavBar
Sesuai dengan namanya Top NavBar berada pada bagian atas dan biasanya ditemukan di bawah header. Hampir tidak ada webiste yang tidak mengaplikasi sistem TOP Navbar karena posisi ini menjadi posisi paling nyaman meletakkan menu dan kumpulan kategori di website kita.
Top Nav Bar ini berisi menu-menu yang kaitannya sangat erat dengan hubungan Niche dan tema Website secara umum. Tujuannya untuk meningkatkan Bounce Rate dari situs. Bounce Rate itu sendiri adalah kecenderungan pengunjung untuk mengunjungi laman / artikel lain dalam website ini.
b. Footer atau Bottom NavBar
Footer atau Bottom NavBar adalah menu navigasi yang diletakan di bagian bawah dari website, letaknya posisi paling bawah dimana pengunjung bisa membaca setelah artikel terbaca habis. Letaknya juga sebagai penanda dari ujung website, namun terkadang menu ini sulit ditemukan pada sisi Home Page karena sistem loading otomatis artikel akan menggeser menu ini.
Menu yang paling umum ditemukan pada bagian NavBar ini lebih merujuk pada identitas situs. Identitas situs tersebut seperti About Site, Privacy Policy, Disclaimer, Contact Us, dan sejenisnya. Informasi ini lebih memduahkan proses klarifikasi dan mempertimbangkan validasi dari informasi jika benar-benar dianggap penting atau dibutuhkan sebagai rujukan.
c. SideBar
Sidebar adalah posisi menu atau kotak yang berada di sisi kiri dan kana dari website. Posisi ini dibuat tepat disamping Body Post yang menjadi salah satu posisi yang paling banyak diamati oleh user selama berada di dalam website.
Posisi yang sangat baik di mata user ini membuat banyak pengembang website memanfaatkan posisi ini menamptkan hal-hal yang sangat ingin developer tunjukkan ke user. Informasi tersebut biasanya artikel unggulan, populer post dan terkadang disisipkan iklan yang nilainya jauh lebih komersial dilettakan di posisi sidebar dibanidngkan di posisi lain.
Ahmaddahlan.NET – Pada saat mengembangkan website, seorang developer harus memiliki orientasi kepada user yang sebisa mungkin dianggap sebagai orang awam dalam dunia IT. Hal ini membuat developer harus mengembangkan sistem tata kelola webiste yang tidak melibatkan aktifitas coding dalam menerbitkan kontent yang lebih dikenal dengan istilah CMS.
Saat ini mayoritas website dikembangkan untuk menyajikan informasi baik untuk berita, hobi maupun pembelajaran. Termasuk pada situs-situs e-Learning yang menggunakan LMS yang tidak lain adalah pengembangan CMS dengan layanan memenuhi kebutuhan administrasi kelas dan pembelajaran.
A. CMS
CMS adalah singkatan dari content management system atau sistem yang dikembangkan untuk mengelola penerbitan konten-konten dari website tersebut. Mengembangkan sebuah website tentu saja tidak semudah menerbitkan content pada website tersebut tapi mengembangkan infrastruktur dari website tersebut yang salah satu tujuannya adalah menyajikan konten kepada user.
CMS ini adalah sistem yang dikembangkan agar user selain dari developer webiste bisa dengan mudah membuat artikel di sebuah laman website tanpa harus masuk ke dalam system back-end website yang sangat tidak user friendly. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bagian Back-end berisi file-file yang disusun dengan bahasa program dengan nama direktori yang aneh dan hanya bisa dimengerti oleh webiste developer. Bahkan sebagain besar website developer juga tidak mengerti fungsi dari file-file tersebut secara keseluruhan.
CMS pada umumnya memiliki dua elemen yakni
CMA (Content Management Application)
CDA (Content Delivery Application)
Elemen pertama adalah CMA dimana user (content creator) bisa melakukan tata kelola konten dari website tanpa harus berhadapan langsung dengan HTML, meskipun dalam kasus ini HTML bukanlah bagian dari Back-End. Elemen ini bisa digunakan untuk membuat konten, mengedit konten dan menghapus konten tanpa perlu memiliki keahlian dasar website. Namun bagi mereka yang mengerti HTML dasar, bisa saja menyajikan konten dengan cara yang lebih menarik.
Pada umumnya dari elemen CMA, content creator bisa mengelola tiga aspek konten dari website yakni penampilan blog post, blog page dan tata kelola tampilan menggunakan HTML. Namun setiap CMS dikembangkan dengan fitur yang berbeda tergantung dari pengembang dan komunitas dari pengguna CMS tersebut.
Elemen berikutnya adalah CDA yang tidak lain adalah sistem atau aplikasi yang disediakan CMS untuk memberikan informasi kepada user, content creator, dan webmaster tentang perubahan yang terjadi pada website mereka. Perubahan-perubahan tersebut lebih bersifat informatif dan hanya pada lapisan fron-end saja seperti
penambahan jumlah conten baik page maupun post
izin pengindeksan
Tata kelola tingkatan akun
Mounting Top Level Domain
Tata kelola Breadcrumps
Tata kelola kebijakan website
Widget Managament
HTML Editor Tampilan
Tata kelola aplikasi pihak III dan Plugging
Pengarsipan
Selain 10 point tersebut, setiap CMS memiliki karakteristik tersendiri dari CDA mereka. Semakin lengkap layanan diberikan semakin banyak pula penggunanya seperti saat ini CMS WordPress menjadi juara tata kelola Website. 60 % website yang online di seluruh dunia menggunakan CMS berbasis WordPress.
Fitur lain dari CMS yang sangat membantu dalam tata kelola website adalah fitur managemen akun. dalam CMS khususnya lemen CDA, Admin webiste bisa membuat beberapa tingkatan akun dan dikelola melalui tampilan UI. Admin bisa menambahkan akun lain dan memberikan tingkat otorisasi berbeda dari setiap tingkatan akun. Pada umumnya tingkatan otorisasi akun ini dibagi ke dalam :
Admin
Editor
Content Creator
Contributor
Subscriber
Akun adminitrator adalah akun paling tinggi dimana akun tersebut bisa melakukan seluruh aktifitas yang ada pada level akun dibawahnya dan begitu seterusnya. Namun 5 label di atas bukanlah pakem yang ada di setiap CMS, setiap cms lagi-lagi membagi akun berdasarkan karakteristik, seperti pada WordPress Mutisite dikenal dengan istilah Super Admin, sedangkan di CMS OJS (Onlien Journal System) akun Editor memiliki peran yang tidak bisa dilakukan akun Admin yakni membuat edisi jurnal sekalipun Admin memiliki otoritas lebih tinggi dari Editor, dan akun Admin yang mengangkat akun Editor.
Tampilan Dashboard CMS WordPress
B. Jenis-Jenis CMS
CMS dikembangkan oleh banyak pihak dan sampai sata ini sudah tercata lebih dari 100 jenis cms yang digunakan secara terbuka di seluruh dunia. Tentu saja website privat seperti perbangkan, militer dan pengeloal dokumen rahasia perusahaan dan negara juga menggunakan CMS namun tidka bisa digunakna secara terbuka.
Blogger yang digunakan untuk mengelola webiste dengan ekstensi domain bawaan Blogspot.com adalah salah satu jenis CMS non-open Source tapi bisa digunakan secara gratis oleh siapa saja. Selain itu kita juga mengenal Wordress sebagai salah satu CMS pesaing Blog. Berikut ini adlah beberapa CMS populer dari seluruh dunia.
Blogger
WordPress.com
WordPress.org
Drupal
Jomla
Moodle
Radian CMS
Mamboo
Typo3
Djanggo CMS
Wix
MediaWiki, dll
Sama seperti penggunaan aplikasi, CMS dikembangkan dalam banyak tipemulai dari edisi premium yang berbayar seperti Magneto, Closed Soruce tapi gratis seperti Blogger, Open Source tapi berbayar seperti Worpdress.com dan Open Source gratis seperi WordPress.org.
Data di atas di update tahun 2019 dimana 239 juta website yang ada menggunakan CMS berbasis Wordpess.org termasuk dengan situs yang sedang anda baca ini, menggunakan CMS berbasis WordPress.org setelah sebelumnya, sejak 2014 sampai dengan tahun 2018 masih menggunakan basis Blogger.
Alasan utama dari banyaknya pengguna Worpdress ini karena CMS ini berbasis Open Source yang gratis namun bisa dipadukan dengan banyak framework sehingga bisa dimanipulasi menjadi website berbasis aplikasi termasuk juga bisa dijadikan sebagai LMS dengan tambahan Pluggin dan Frame Work bertema edukasi.
Ahmaddahlan.NET – HTML adalah singkatan dari HyperText Markup Language merupakan bahasa yang digunakan untuk menyusun tampilan dari sebuah website.
A. Pengertian HTML
HTML dikembangkan dengan konsep Markup yang secara harfiah bisa digantikan sebagai penanda. Sehingga untuk memanggil fungsi yang dibutuhkan maka yang dipanggil adalah penanda yang sudah disepekati oleh pengembangan HTML, sebuh saja untuk warna maka untuk membuat tampilan berwarna merah maka kita akan menggunakan code Red.
Pada pengembangannya, warna merah tidak hanya merah dengan gradasi red 255, green 0 dan blue 0, ada banyak warna merah seperti warna Crimpson yang diwakili uni code #DC143C. Untuk itu dibuat unicode yang selalu diupdate sesuai dengan kebutuhan.
Markup atau penanda ini selanjutnya disebut secara sebagai Tag, sehingga kedepannya sata belajar HTML kebanyakan kita akan berbicara tentag.
HTML digunakan untuk menyusun tampilan dasar pada website namun terkadang tampilannya akan terlihat kaku, karena HTML hanya merupakan tag, Tag ini bisa diatur sedemikian rupa sehingga memberikan warna dan style pada HTML. Proses ini disebut sebagai CSS atau Cascading Style Sheet.
HTML akan menghasilkan tampilan sederhana yang jika dipadukan dengan CSS akan membuat website semakin styles. Agar webistes semakin indah, HTMLS bisadipadukan lagi dengan Javascript. Javascript ini akan memberikan efek-efek yang keren seperti animasi dan sejenisnya pada tampilan website anda.
1. Sejarah HTML
HTML dikembangkan oleh TIM Bernes-Lee pada tahun 1980 saat bekerja di CERN. CERN ini adalah perusahaan yang bergerak di bidang Fisika Nuklir. Sejarah HTML muncul pada saat perusahaan membutuhkan software yang digunakna untuk memudahkan akses dokumen.
Tahun 1989, Tim kemudian memperkenalkan ide tentang penggunaan Hypertext berasis Internet untuk mengakses dokumen-dokumen yang dimaksud tanpa harus memabca satu-satunya. Software yang dikembangkan ia kembangkan disebut ENQUIRE yang merupakan cikal bakal dari HTML.
Dalam proses pengemabngan Tim meminta bantuan kepada Robert Cailliau yang merupakan system engginer di CERN, lalu keduanya mengadopsi proyek yang diikembangkan di CERN dan diperkenalkan sebagai HTML Tag pada tahun 1991.
Pada awalanya HTML tags yang diperkenalkan hanya berisi 18 tags dikembangkan berdasarkan Standard Generalized Markup Language. 18 Tag tersebut adalah
<title>
<nextid>
<a>
<isindex>
<plaintext>
<listing>
<p>
<h1>…<h6>,
<address>
<hp1>,
<hp2>
<dl>
<dt>
<dd>
<ul>
<li>
<menu>
<dir>
Karena dikembangkan berdasarkan SGML bisa dikatakan jika HTML adalah implemnetasi dari SGML.
2. Perkembangan HTML
Peran HTML yang sangat vital dalam pengembangan website dari sisi front-end membuat HTML sering kali dikembangkan. Uniknya setiap pengembangan tidak tumpang tindih dengan edisi terbaru jadi kita masih menggunakna tag html lama jika tetap ngotot ingin menunjukkan tampilan jadul dari website kita.
Adapaun veris-versi dari HTML tersebut adalah
[Draft] HTML 1.0 (Juni 1993) adalah versi HTML pertama, namun tidak resmi dirilis;
HTML 2.0 (24 November 1995) adalah versi HTML kedua yang resmi pertamakali beredar di pasaran dan dirilis oleh IETF;
[Draft] HTML 3.0 (28 Maret 1995) versi ini gagal beredar, karena banyak perubahan yang memicu perdebatan;
HTML 3.2 (14 Januari 1997) versi resmi yang dirilis W3C pertamakali.
HTML 4.0 (24 April 1998) versi pengembangan dari yang seblumnya;
HTML 4.01 (24 Desember 1999) versi perbaikan dari HTML 4.0;
XHTML 1.0 (26 Januari 2000) pengembangan dari HTML 4.01 dengan mengadopsi XML;
XHTML 2.0 (Augustus 2002—Juli 2006) versi kedua dari XHTML;
HTML 5 (28 Oktober 2014) versi html saat ini.
B. Belajar HTML Dasar
HTML merupakan bahasa program paling kompleks dimana bahasa telah disusun lebih mudah dikenali dan disamakan dengan bahasa manusia. Hanya saja HTML berada pada posisi bahasa program paling atas atau paling sederhana.
Untuk belajar HTML kita tidak perlu menginstal aplikasi khusus karena HTML bisa diketikkan dimana saja seperti Microsoft Word atau bahkan Note Pad. Sedangan untuk membuka file HTML kita hanya membutuhkan aplikasi Browser.
Membuat File HTML pertama
Agar lebih mudah paham mari kita membuat dokumen pertama dengan nama My-Simple-Document.HTML.
Langkah yang harus dilakukan silahkan buka Notepad atau sejenisnya lalu ketikka code berikut !
<!DOCTYPE html>
<html lang="en">
<head>
<title>My Simpel Document</title>
</head>
<body>
<p> <b>Hai Every one </b>, This is my first HTML Document</p>
<p> There is Nothing Here!!!</p>
</body>
</html>
Setelah itu silahkan save as tulisan tersebut dengan nama My-Simple-Document.HTML. Setelah itu kamu sudah memiliki file dengan nama di atas lalu silahkan buka dengan menggunakan Web Browser, maka anda akan menemukan tampilan sebagai berikut :
Hai Every one , This is my first HTML Document
There is Nothing Here!!!
Selain ekstesni .html, file tersebut juga bisa disimpan dengan dengan ekstensi .xhtml dan .htm. Jika tidak menggunakan ekstensi tersebut, misalnya .txt maka file yang terbuka hanya kaan menunjukkan apa yang telah ketikkan semata.
Ahmaddahlan.Net – Website di era Industri 4.0 adalah sebuah hal yang telah kita temui sehari-hari. Secara tehnis, website dapat diartiken sebagai sebuah laman atau lebih yang tersimpan dalam sebuah server dan dapat diakses dari perangkat di luar dari server itu sendiri. Sebuah halaman kosong namun dapat diakses melalui jaringan global (internet) seharusnya sudah dapat disebut sebagai website, namun defenisi ini tidak cukup untuk mengambarkan Website itu sendiri.
A. Pengertian Website
Website merupakan sekumpulan laman yang dapat diakses melalui sebuah alamat (domain). Website berisi laman-laman yang di dalamnya terdapat kontent yang akan dikunjungi oleh user melalui url parameter dari laman tersebut.
Untuk mengakses sebuah website kita harus memiliki hubungan dengan jaringan dengan server yang secara global di sebut dengan internet. Salah satu caranya adalah memanfaatkan jasa ISP (Internet Service Provider), lalu masuk melalui sebuah browser. Setelah masuk dari sebuah browser, alamat dari laman atau situs yang dituju kemudian diketikkan dengan lengkap, setelah itu barulah lamat tersebut muncul. Jika tidak lengkap atau kurang satu karakter saja, maka laman tidak akan ditemukan yang dikenal sebagai eror 404.
Ahmaddahlan.net ini sendiri adalah satu domain yang telah terhubung dengan sebuah website data base sehingga dapat dikunjungi. Domain inilah yang disebut banyak orang sebagai website, lalu konten yang dibutuhkan dari website ini disebut laman (page). Laman dan Home memiliki url berbeda, namun pada initinya laman berada di direktori dari home website itu sendiri.
Untuk lebih mudahnya mari kita lihat salah satu laman dari Ahmaddahlan.net yakni :
Jika diperhatikan, setelah domain utama ada tanda garing (/) yang dibaca sebagai slash. Slash ini menjadi penanda anda masuk ke sub directory dari Ahmaddahlan.Net yakni laman jenis-dan-model-model-e-learning.
Hal ini serupa ketika anda membuka file di computer anda, jika anda membuka sebuah file yang ada simpdan di dalam folder maka sebenarnya anda sedang mengunjungi alamat dari file tersebut. Pada OS Windows bisa dilihat do box diatas, biasanya tulisannya D://Nama Folder/Sub Foder/…/nama file.extensifile. Me skipun memiliki alamat, PC anda tidak bisa disebut sebagai website karena tidak dapat dikunjungi oleh orang lain.
Apakah semua laman atau direktori yang ada webiste bisa dikunjungi? Tentu saja tidak, bergantung pada developer websitenya namun pada umunya sebuah website yang online hanya menunjukkan kurang dari 20% dari file yang ada sisianya adalah file sistem yang tidak bermanfaat untuk dikungjungi atau malah bisa jadi kunci masuk bari para pengguna iseng untuk meretas situs tersebut.
Sebagai contoh berikut ini screenshoot directory dari Ahmaddahlan.Net yang Hosting terletak di Singapura. User tentu saja tidak bisa mengakses file-file berikut ini karena Server tidak mengizinkan file ini bisa diakases dari luar.
Wesite ini berjalan pada php versi 7.3.21-1, versi paling akhir dari jenis PHP sedangkan jenis server yang digunakan adalah NGinX dengan server type MySQL. Sedangkan dari sisi operatyng sistem, Ahmaddahlan.net berjalan di OS Ubuntu 18.04 64 Bit.
a. Website Pengindeks
Saat ini ada beberapa situs/website yang memberikan layanan pengindeksan website. Tujuan dari peng-indeks-an ini agar website tersebut mudah ditemukan sesuai dengan kata kunci atau informasi yang dibutuhkan. Website pengindeks tersebut seperti Google, Bing, Yahoo, Amazon, Yandex, dan lain-lain.
Setiap mesin pengindeks memiliki metode peng-indeks-san yang sesuai dengan kriteria mereka sendiri, jadi meskipun developer mengizinkan situsnya dirayapi oleh mesin pengindeks, namun belum tentu mesin pengindeks akan memasukkan situs mereka dalam list. Hal inlah yang menyebabkan mungkin saja sebuah situs ditemukan di Bing tapi tidak muncul di Google atau website pegindeks lainnya
Banyaknya situs-situs yang diindeks oleh mesin pengindeks dan panjangnya URL paramater dari sebuh laman yang ingin dikunjungi membuat orang-orang lebih suka menemukan situs yang mereka tuju melalui situs pengindeks situs ini. Hal tersebut membuat website-website ini dikenal dengan sebutan Searh Enggine atau mesin mencari.
b. Deep Weeb
Deep Weeb merupakan salah satu jenis website yang bisa diakses secara terbatas. Hal ini disebabkan dibutuhkan akses khusus untuk masuk ke laman-lama deep web. Penyebanya karena developer Deep Web tidak menginzinkan laman mereka bisa diakses oleh sembarang orang termasuk juga oleh Search Enggine. Alasan utamanya pembuatan mekanisme adalah adalah keamaan dari sisi pengembang website.
Lawan dari Deep Web disebut surface web. Hal ini dianalogikan seperti bongkahan es, situs surface mengizinkan halaman dijelajahi oleh lain karena isi dari situsnya lebih bersifat umum. Hal ini berbading terbalik dengan deep web, developer merancangnya tidak bisa diakses karena isinya biasanya bersifat penting dan memberikan peluang untuk dibobol ketika dapat diakses oleh orang lain.
Sebuah website tidak bisa dikotakkan menjadi Surface Web saja atau Deep Web saja, karenea sejatinya semua webiste itu memiliki laman yang tidak bisa diakses oleh orang sedangkan laman lainnya bisa diakses. Dalam kasus ini website yang deep pada tingkat laman.
Contoh deep web sederhana adalah MIPA learn. Setiap orang mungkin saja mengakses masuk dasboard utama mipa learn, namun isi dari setiap akun mahasiswa, dosen dan admin hanya bisa dikases oleh yang bersangkutan dan pemegang sisi back end website dan super admin.
Pada awalnya Blogger merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut orang-orang yang menggunakan Blogger.com sebagai saran publikasi mereka, namun saat ini Blogger sudah digunakan untuk orang-orang yang mengelola konten-konten dari sebuh situs untuk ditunjukkan ke publik, jadi meskipun menggunakan CMS WordPress mereka tidak disebut worpdress-er tapi tetap saja disebut blogger.
Blog sejatinya adalah website sekalipun itu memiliki ekstensi dari sub domain blogspot.com misalnya Ahmaddahlan.blogspot.com atau ekstensi dari Wordpess.com. Blogger memiliki kecenderungan menggunakna CMS sebagai media mereka mengelola konten untuk ditampilkan di blog. CMS itu sendiri adalah Conten Manajemen System atau sejenis apliaksi yang dijadikan platfrom untuk mengelola konten-konten dan laman dari website.
Keleluasan memaksimalkan fitur dari CMS tergantung dari Komunitas dna pengembang CMS itu sendiri, misalnya saja CMS WordPress yang dikembangkan dengan sistem Open Source membuat CMS ini bisa dirombak habis dan dipadukan beberapa framework sehingga bisa menjadi webiste multi porpuse.
Blogger juga merupakan salah satu jenis CMS gratis namun tidak termasuk open Source, sehingga user tidak akan bisa mengutak-ngutik isi dari laman Blogger, keculai tidak hal yakni Blog Post, Page dan Tampilan Skin atau laman HTML. Selain CMS gratis ada juga CMS permium yang berbayar namun keberedaannya banyak digunakan oleh perusaan dan profesional semata yang tmalas ribet CMS berbasis open Source, menurut pengalaman penulis sendiri ada lebih dari sekiat 50 jenis CMS yang bisa digunakan gratis namun terkadang ada yang layanan sudah down atau tidak dapat digunakan lagi, namun pertumbuhan CMS baru juga tetap ada.
B. Jenis-Jenis Tampilan Website
Berdasarkan tampilannya, Webiste dibagi atas dua jenis
a. Website Statis
Webiste statis dikembangkan tanpa data base yang bersifat dynamis, yang dengan kata lain informasi yang ada di website persis sama dengan sisi host website.
Website statis dikembangkan dengan bahasa HTML (Hypertext Markup Language) dan terkadang disertai dengan CSS (Cascading Style Sheet). CSS berperan memberikan tampilan yang menarik bagi webiste bahkan bisa terlihat persis sama dengan website dinamis.
Webiste statis dikembangkan lebih sederhana namun jika laman yang dibuat terlalu gemuk, bisa membuat webiste ini menjadi lebih berat. Interaksi yang terjadi yang terjadi pada websitet statis hanya satu arah yakni user (client) meminta ditampilkan data yang ada oleh Host.
Perubahan dari Website statis dilakukan dengan cara mengubah langsung HTML atau website secara keseluruhan, dan seluruh perubahan akan persis sama yang dilihat oleh user. Conoth developer website statis ini adalah What you See is What You Got dan Articulate Sorylyne.
b. Website Dynamis
Website Dynamis adalah website yang mampu menyimpan informasi dari sisi user agar menampilakn informasi unik sesuai dengan aktifitas user selama berada di website. Karena dapat menyimpan infomrasi, webiste Dynamins tidak cukup dikembangkan hanya dengan HTML dan CSS semata, dibutuhkan bahasa program yang lebih dalam.
Biasanya website dynamis akan bekerja baik dengan bahasa program seperti Perl, PHP, JavaScript, Phyton, Ruby dan lain-lain. Meskipun sederhana namun laman yang anda baca ini menyimpan informasi mengenai aktifitas anda, dan penyimpannya pun dilakukan oleh dua pihak yakni sisi Host Ahmaddahlan.net dan juga pihak ketiga yang bekerja sama dengan Ahamdahalan.Net seperti Google misalnya.
Meskipun menyimpan informasi dan bentuk Cookies, website dynamis ini memenuhi aturan perlindungan data pribadi dan GDPR, sehingga anda bisa mematikan penyimpana informasi tersebut melalui settingan di Browser anda.
Tingkat dynamis dari website bergantung dari jenis layanan yang diberikan, semakin banyak layanan diberikan semakin rumit pula sisi dynamis dari website tersebut, sebagai konsekuensinya maka server akan semakin berat dan terkdang masalah ini akan berpengaruh pada kecepatan akses pada sisi client atau user.
C. Unsur-Unsur Website
Sebuah laman dapat dikatakan sebagai Webiste jika memenuhi tiga unsur.
A. Hosting
Hosting merupakan penyedia ruang penyimpanan dari website seperti gambar, kata, script, dan seluruh data yang berkaitan dengan webiste. Sistem hosting dapat dibuat pararel dimana sebuah webiste yang dikungjungi mengambil data dari dua host. Tujuannya untuk membantu meringankan kinerja hosting. Umunya sistem ini dikenal dengan istilah CDN atau Content Delivery Network, namun ada banyak sistem lain yang digunakan selain CDN.
B. Domain
Domain merupakan alamat yang dituju untuk mengkases sistus. Domain ini tunduk pada pada protokol seperti HTTP atau HTTPS. Sebuah domain bisa saja memiliki nama atau dikenal dengan nama TLD (Top Level Domian) seperti Google.com, Ahmaddahlan.Net dan sejenisnya, namun bagi mereka yang sudah memiliki akses Publik, maka otomatis mereka punya IP publik, yakni IP yang bisa diakses memlaui jaringan internent. contoh IP akses seperti 135.133.168.12.
Mekanisnme penulisan IP bergantung dari Protokol masing masing webiste, seperti Protocol Webiste ini hanya mengizinkan akses naked url atau url tanpa WWW, namun ada juga webiste sebaliknya yakni harus diakses dengan URL penuh dengan pakai WWW. ada juga setting webiste yang menggunakan keduanya. baik www dan non-www.
C. Konten
Alasan utama mengunjungi sebuah situs tentu saja adalah konten yang ada di dalamnya. Tanpa konten sebuh situs tidak layak disebut sebagai Webiste sekalipun konten hanya singgel page semata.
Semakin menarik dan berguna dari sebuah situs maka semakin ramai pula pengunjungnya. Nmaun kadang ada situs yang menarik tapi memiliki sedikit kegunaan, seperti tiktok.