Kata agnostik diambil dari bahasa Yunani yakni agnōstos. Kata ini bermakna “ketidaktahuan” yakni keterbatasan untuk menentukan benar atau tidaknya sesuatu. Dalam konteks ketuhanan, Agnostisisme adalah pemahaman terkait dengan ketidakmampuan manusia dalam menentukan ada atau tidaknya tuhan.
Agnostik pertama kali diperkenalkan oleh Huxley (1884) yang memperkenalkan konsep Agnostisisme dengan pendekatan sains dalam pembuktian eksistensi suatu entitas.
Daftar Isi
T.H. Huxley dan Agnostisisme
Terminologi agnostisisme pertama kali diperkenalkan seorang Biologist, T.H. Huxley (1884). Huxley menyebutkan bahwa agnostisisme merupakan metode penyelidikan berbasis bukti bukan berdasarkan keyakinan. Keyakinan memiliki sifat subjektif (doktrin) sehingga hal ini bertolak belakang dengan sains yang meletakkan kebenaran secara objektif.
Pernyataan Huxley merujuk kepada keberedaan sebuah zat / materi karena kita dapat membuktikan secara ilmiah dengan metode-metode yang sifatnya objektif sehingga dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa memperdulikan subjektifitas mereka sendiri.
Konsep agnostik yang diajukan oleh Huxley ini didasarkan pada prinsip epistemologi normatif atau saat ini banyak dikaitkan dengan “Evidentialisme”. Evindentialisme sendiri adalah sikap menyatakan bahwa seseorang yang mengetahui atau percaya bahwa kebereadaan suatu entitas tanpa adanya bukti rasional dan logis merupakan sebuah kesalahan.
Konsep Agnostis ini juga berlaku sebaliknya bahwa ketidakmapuan manusia membuktikan ketidakadaan tuhan membuat pernyataan ateis menjadi salah. Karena menurut metode saintifik, untuk menyatakan sesuatu itu tidak ada harus dibuktikan secara saintifik pula. Contoh dari pandangan adalah ketidakadaan eter dibuktikan oleh Michelson-Morley setelah melakukan pengukuran yang sangat presisi sehingga membuktikan bahwa tidak ada zat yang disebut eter. Sampai saat ini tidak satupun penelitian yang bertujuan membuktikan tidak ada tuhan sehingga kita tidak menyebutkan tuhan juga tidak ada.
Dengan demikian Ateis dan Agnostik adalah dua hal yang berbeda. Agnostik merupakan kesimpulan yang keluar dari orang-orang yang memahami dengan benar metode-metode sains dalam memutuskan eksistensi dari sebuah objek sedangkan ateis adalah bentuk lain dari keyakinan dimana mereka yakin bahwa tidak ada tuhan tanpa perlu butkti ada atau tidaknya tuhan.
Ateis lebih menekankan pada rasionalisme berdasarkan harapan bagaimana seharusnya sebuah kejadian jika tuhan itu ada. Misalnya jika tuhan adalah mahluk yang maha suci dan cinta kebenaran maka harusnya orang-orang tidak berasalah tidak akan mati dalam peperangan atau bencana. Premis “tuhan adalah mahluk yang maha suci dan cinta kebenaran” bukanlah hal yang bersifat saintifik melaikan diambil dari keyakinan orang-orang teis tentang konsep ketuhanan. Sehingga ateisme adalah keyakinan yang merupakan anti tesis dari teisme.
A. Tuhan dan Asal Usul Alam Semesta
Konsep ketuhanan yang dipahami oleh agama abrahamik, sebagai agama mayoritas yang ada di dunia ini sangat erat kaitannya dengan penciptaan dan asal-usul dunia ini. Dunia ini merujuk pada alam semesta dan beserta isinya. Rasionalisme yang dibangun dari agama tentang alam semesta ini sifatnya dari ketidakadaan kemudian diciptakan oleh entitas sehingga menjadi ada. Entitas ini selanjutnya disebut sebagai tuhan.
Seluruh agama Abrahamik juga kadang disebut sebagai agama langit atau agama samawi yakni kelompok agama yang mempercayai bahwa Nabi Ibrahim atau Abraham adalah bapak dari segala nabi yang mengajarkan tauhid kepada tuhan, Theos. Agama ini seperti Yahudi, Kristen, Islam, Bahá’í, Samaritanisme, Mandaeisme dan turunannya.
Kepercayaan agama Abrahamik diawali dengan doktrin tentang konsep ketuhanan. Doktrin ini selanjutnya disebut keimanan dimana Abrahamik percaya bahwa ada sebuah zat yang maha kuasa yang menciptakan segalanya. Zat ini sifatnya tunggal (Trinitas juga menyatakan hal yang sama) dan mengatur alam semesta ini sendirian. Konsep ini selanjutnya mengarah pada maha kuasa atau maha segalanya.
Dalam mengatur alam semesta, Tuhan menciptakan malaikat yang sifatnya gaib yang menjalankan peran-peran ketuhahan seperti mencatat amal baik dan buruk, menjaga surga dan neraka, mencabut nyawa, memberi rezeki dan sejenisnya. Sedangkan untuk urusan yang sifatnya keduniaan, tuhan mengutus nabi dalam menyampaikan kebenaran yang disebut Wahyu.
Manusia sebagai objek utama yang diatur dalam alam semesta lahir dari pendahuluanya dimana anak lahir dari bapak, bapak lahir dari kakek, kakek lahir buyut, begitu seterusnya. Konsep ini akan mengarahkan rasionalisme bahwa akan ada awal dari manusia atau manusia pertama yang melahirkan keturunan yang ada sampai hari ini. Manusia pertama ini disebut Adam.
B. Hawking dan Alam Semesta
Konsep yang sama juga digunakan terkait dengan eksistensi alam semesta. Doktrin alam semesta adalah adanya hari akhir yang disebut hari kiamat. Hari kiamat terjadi di masa yang akan datang dan manusia hidup pada hari ini. Dengan demikian karena ada akhirnya maka pasti ada permulaan. Meskipun tanpa bukti empirik, kepercayaan tentang adanya awal dari alam semesta ini selanjutnya disebut sebagai hari penciptaan.
Konsep hari ini penciptaan ini kemudian dihubungan dengan Teori yang diperkenalkan oleh Stephen Hawking tentang adanya awal mula dari alam semesta ini. Jika kita paham sains, khususnya Fisika Kuantum, maka kita dapat membedakan antara konsep abrahamik dan konsep Hawking tentang asal mula alam semesta adalah dua hal yang sangat berbeda.
Hawking berpendapat bahwa Alam semesta ini menciptakan dirinya sendiri berdasarkan hukum-hukum fisika. Hukum utama dari teori adalah hukum kekekalan energi dimana energi tidak dapat diciptakan dan tidak dapat dimusnakan. Dengan demikian jumlah energi yang ada di alam semesta ini akan selalu sama.
Awal semesta ini tidaklah seperti sekarang, hal ini didasarkan pada bukti bahwa ukuran alam semsta berkembang sangat cepat. Tidak ada yang mengetahui secara pasti luasnya alam semesta namun pengamatan dengan alat yang lebih maju selalu membuktikan bahwa apa yang diamati di masa lalu selalu lebih sedikit dibandingkan dengan masa sekarang.
Jika berkembangan maka energi bisa diciptakan? Tentu saja hal ini bertentangan dengan hukum kekakalan energi. Hawking kemudian memperkenalkan konsep dark energi sebagai anti dari energi positif. Energi positif adalah energi yang dapat dibuktikan eksistensinya yakni materi dan energi itu sendiri. Dark energi adalah energi yang muncul dari energi positif agar jumlah energi di awal akan selalu sama dengan sekarang.
Dark energi belum bisa diamati dan dikontrol sebaik energi positif, namun sebagian kecil dampak dari dark energi sudah dapat teramati. Salah satu bentuknya adalah ruang. Dimana Ruang yang berkembang akan seiring dengan semakin luasnya dan banyaknya materi yang tercipta.
Kita asumsikan jika ada energi positif yang tercipta sebesar 10, maka akan ada energi negatif yang tercipta yang besarnya -10. Hal ini membuat entalpi yang ada di alam semesta selalu 0.
Konsep ini tentu saja jauh berbeda dengan konsep abrahamik yang mengandalkan rasional semata. Dimana alam semesta pada awalnya tidak ada menjadi ada. Dari mana keberedaannya? Dari kehendap pencipta alam semesta yang kenginannnya dan kemampuan tidak bisa dibatasi.
C. Higgs-Boson dan Pembentukan Massa
Kauntum adalah paket-paket energi terkecil yang sifatnya diskrit. Saat ini ada banyak partikel kuantum yang dapat diamati, misalnya foton, fermion, boson dan sebagainya. Setiap paket ini diatur oleh hukum-hukum kuantum.
Sampai saat ini sains belum bisa membuktikan secara eksplisit tentang bagaimana bentuk alam semesta. Alam semesta yang dimaksud adalah seluruh materi (massa), energi dan ruang yang ini tercipta. Namun pada tahun 2012, Prof Peter Higgs menemukan partikel elementer yang diberi naman partikel Higgs-Boson.
Partikel Higgs-Boson dicipatakan dengan menambrakkan dua proton dengan kecepatan tinggi. Dampak dari tumbukan ini munculkan partikel pada level subatomik yang sifatnya tidak memiliki muatan listrik, Tidak memiliki putaran, Meluruh dengan cepat, Sangat tidak stabil, Terdapat dalam medan Higgs.
Partikel ini memiliki usia yang sangat pendek namun memiliki peran penting dalam memberikan massa pada partikel lainnya seperti elektron dan kuark. Bukti mengarah pada konsep massa dapat diciptakan. Massa sendiri adalah bentuk lain dari energi positif, hal ini sudah lama dibuktikan oleh Einstein melalui persamaan
E=mc^2
dimana sejumlah energi dapat diciptakan dari menghilangkan sejumlah massa dari reaksi peluruhan atau penggabungan atom. Konsep ini bahkan sudah terbukti dalam bentuk energi nuklir.
Dengan demikian Partikel Higgs-Boson diasumsikan sebagai partikel awal yang terbentuk pada saat alam semesta ini tercipta. Kata tercipta ini dipilih karena alam semesta menurut konsep partikel tidak diciptakan dirinya sendiri. Hal ini membuat Leon Lederman menyebut parikel Higgs-Boson sebagai partikel tuhan (sebelumnya disebut partikel terkutuk) sebagai bentuk sarkas bahwa alam semesta ini diawali dari partikel elementer.
D. Agnostik dan Kuantum
Pada akhirnya penemuan Partikel Higgs-Boson mengantarkan konsep alam semesta ini tercipta dengan sendirinya. Sehingga tidak ada campur tangan tuhan dalam penciptaan alam semesta.
Namun kesimpulan ini sama sekali tidak membuktikan tidak ada tuhan. Konsep ini hanya sebetas menunjukkan bahwa menurut sains tidak ada bukti sama sekali ada tuhan dalam penciptaan alam semesta, bukan berarti tidak ada tuhan. Konsep ini memperkuat manusia memiliki keterbatasan dalam membuktikan ada atau tidaknya tuhan dalam penciptaan alam semesta.
Pertanyaan Terakhir
Mari kita sama-sama sepakat terlebih dahulu bahwa Partikel Higgs-Boson ini membuktikan bahwa materi dapat tercipta dengan sendirinya. Sehingga jika pada awalnya entalpi alam semesta harus 0, maka konsekuensi dari energi positif ini adalah lahirnya energi negatif dalam kasus yang paling dekat adalah ruang.
Namun ada satu pertanyaan terakhir yang belum bisa dijawab. Setiap partikel kuantum yang ada tunduk pada hukum-hukum kuantum. Misalnya karakteristik foton untuk tunduk pada hukum-hukum kuantum tentang foton, dimana keberadaannya tidak bermassa dan dianggap sebagai partikel karena memiliki momentum saat berinteraksi dengan elektron.
Lantas jika Higgs-Boson ini adalah partikel elementer, maka partikel ini akan tunduk pada hukum-hukum yang mengatuk karakteristik Higgs-Boson.
Jadi yang manakah lebih dahulu? Partikel Higgs-Boson atau Hukum-Hukum Kuantum yang mengatur perilaku Higgs Boson?
Belum ada bukti yang menunjukkan yang mana tercipta lebih dahulu. Dalam hal ini kita masih dalam posisi Agnostik tentang duluan mana Partikel Higgs-Boson atau hukumnya? Dalam ini kita masih Agnostik dalam membentukannya.
Jadi Agnostik bukanlah kecenderungan orang percaya tuhan ada atau tidak ada. Agnostik adalah faham yang lebih jauh dari permainan kata “apakah kamu punya pikiran padahal kamu tidak memperlihatkan pikiran tersebut? Agnostik paham akan perbedaan terlihat dan tidak terlihat namun eksis. Agnostik membutuhkan bukti empirik terkiat keberadaan sesuatu tidak sebatas percaya atau tidak semata.
Agnostik membahas tuhan lebih jauh dari sekedar keyakinan semata dimana penganutnya harus paham sains terlebih dahulu.