Asesmen sumatif adalah asesmen yang dijadikan sebagai acuan dalam menilai hasil belajar peserta didik dan dilaksanakan pada akhir bagian program pembelajaran. Bentuk asesmen ini bisa dalam bentuk ujian mid semester dan ujian akhir semester. Asesmen ini juga terkadang disebut sebagai assessment of learning.
Daftar Isi
A. Apa Itu Asesmen Sumatif?
Asesmen sumatif adalah sebuah metode formal yang dilakukan untuk mengeveluasi hasil belajar peserta didik berdasarkan kriteria tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Kriteria ini bisa dalam bentuk standar kompetensi atau capaian pembelajaran yang ditetapkan oleh institusi pendidikan atau lembaga yang lebih besar seperti kementerian pendidikan.
Asesmen Sumatif dilaksanakan dengan seperangkat test yang disebut sebagai instrument tes. Tes ini dilaksanakan pada bagian akhir dari sebut unit, modul atau periode tertentu dalam program pembelejaran.
Hasilnya akan dipublikasikan sebagai nilai yang dicapai oleh peserta didik baik dalam bentuk angka (persentase ketercapaian) ataupun dinyatakan dalam bentuk angka (A, A-, B+, dst). Hasil ini juga menjadi indikasi dari bagi guru dalam mengukur keberhasilan mereka dalam melaksanakan program pembelajaran, sehingga tes ini sebaiknya tidak dilakukan oleh guru.
Institusi pada banyak negara termasuk Indonesia melakukan tes sumatif secara massive dalam skala nasional sebagai upaya mengukur keberhasilan program pendidikan yang mereka jalankan. Di Indonesia sendiri disebut sebagai Ujian Nasional (UN) yang namanya berubah-ubah seperti ujian akhir nasional (UAN), Evaluasi Tahap Akhir Nasional (EBTANAS) dan sebagainya.
Selain lembaga Negara, gabungan dari beberapa negara dalam bentuk organisasi juga berupaya membuat sebuah Benchmark yang digunakan sebagai standar keberhasilan pendidikan di negara anggota. Contoh organisasi tersebut adalah OECD (Organisation of Economics Developing Country) yang melakukan tes yang disebut PISA (Programme for International Student Assessment). Indonesia sendiri selalu berada pada papan bawah hasil tes ini. Hal ini mengindikasikan program pendidikan Indonesia masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara OECD lainnya.
Keterbatasan Asesmen Sumatif
Waktu pelaksanaan dan instrumen dalam bentuk satu set tes membuat sifat dari asesmen lebih ke arah ke artificial tes. Hal ini bertentangan dengan prinsip asesmen yang baik dimana tes yang dilakukan haruslah otentik (Authentic assessment) yakni menunjukkan kompetensi sesungguhnya peserta didik. Artificial test memiliki banyak keterbatasan yang membuat kompetensi peserta didik sendiri tidak bisa ditunjukkan secara maksimal. Hal tersebut disebabkan oleh :
- Lama waktu antara proses pelatihan/pembelajaran dan tes yang mungkin saja membuat peserta didik lupa dengan kompetensi yang akan diujikan.
- Bentuk instrumen yang tidak begitu baik dalam mengekspos kompetensi peserta didik.
- Kondisi psikologis peserta didik dalam tes akhir yang tertekan sehingga membuat kompetensi yang hendak diukur tidak dapat digunakan oleh peserta didik.
B. Jenis-Jenis Asesmen Sumatif
Asesmen sumatif dilaksanakan dengan bantuan instrumen dalam bentuk tes ataupun observasi unjuk kerja. Adapaun bentuk instrumen yang digunakan dalam asesmen sumatif seperti:
- Tes Essay yang berisi pertanyaan yang membutuhkan jawaban baik singkat maupun panjang
- Test Pilihan ganda
- Unjuk kerja (Performance assessment) dimana peserta didik diminta melakukan atau mempraktikkan seperangkat keterampilan yang dinilai melalui lembar observasi atau pedoman pensekoran.
- Tes lisan atau wawancara dengan pertanyaan yang terdiri dari instrumen tes bukan open ended question yang menanyakan pendapat
- Portofolio dan Laporan Projek.