Pulverisation atau Pulverisasi adalah proses pemberian gaya eksternal pada bahan padat dengan ukuran tertentu agar ukurannya lebih kecil dari ukuran awalnya. Proses ini juga kadang disebut sebagai proses penggerusan, penggilingan, dan sejenisnya. Pulverisasi banyak digunakan untuk dalam proses pembuatan tepung baik itu seperti penumbukan biji kopi, peracikan obat, penghalusan bahan tambang, cat dan sejenisnya.
A. Tujuan Pulverisation
Pada awalnya, Tujuan Pulverisation dibagi ke dalam kategori besar yakni :
Treatment awal proses separasi bahan aktif
Pembuatan sampel dengan bahan partikel dengan ukuran tertentu
Meningkatkan jumlah luas permukaan pada bahan pada uji reaktivitas bahan.
Seiring dengan meningkatnya kebutuhan dan teknik analisis sampel, tujuan dari Pulverisation Juga bertambah yakni
Modifikasi permukaan partikel
Pembentukan komposit partikulat
Proses mekanis pada amorfisasi
Proses preparasi pembentukan partikel
Perlakuan awal pada sintesis partikel
Pada percobaan fisika dan kimia yang lebih modern, Pulverisasi tidak hanya digunakan untuk mengecilkan ukuran partikel tapi juga bisa dijadikan proses pengembangn material baru.
B. Proses Pulverisasi
Sebagaimana yang telah dijelaskan diatas, Pulverisasi dilakukan dengan memberikan gaya eksternal pada bahan untuk membuat ukuran bahan menjadi kecil. Gaya yang diberikan pada bahan harus lebih besar dari batas elastisitas bahan sehingga membuat bahan pecah karena pengaruh gaya mekanik dari.
Proses pecahnya bahan terjadi karena propagasi dari gaya ke dalam struktur materi sampai pada akhirnya membuat partikel pecah ke banyak bagian.
Gaya yang diberikan haruslah tidak jauh lebih besar dari batas elastisitasnya agar bahan tidak pecah dalam ukuran besar. Selain itu pemberian gaya harus dilakukan secara kontinu untuk memastikan gaya terpropagasi sampai ke bagian tengah dari partikel.
Ada dua jenis penghancuran/penggilingan partikel yakni:
Penggilingan Permukaan (Surface Grinding)
Penggilingan Volume (Volume Grinding)
Surface Grinding terjadi jika partikel perlahan-lahan terpecah dari sisi permukaan membentuk partikel bahan yang lebih halus. Pada proses ini, gaya gesek lebih dominan yang bekerja pada partikel.
Pada Volume Grinding, proses penghancuran tidak hanya terjadi pada permukaan bahan tapi langsung membelah partikel. Belahan ini kemudian diberi gaya besar sehingga terbelah lagi menjadi partikel yang lebih kecil. Pada proses ini, kompresi gaya besar yang bekerja pada partikel.
Silabus adalah dokumen umum yang digunakan di berbagai negara sebagai rencana program pembelajaran. Hal ini membuat format komponen penyusun silabus menjadi bermacam-macam, bergantung dari kebijakan pendidikan di suatu negara.
A. Silabus
Silabus secara umum dideskripsikan dokumen yang berisi rancangan rencana program pembelajaran. Silabus disusun oleh guru ataupun tim guru yang mencakup pembelajaran mata pelajaran tertentu dengan rentang rencana paling sedikit 1 semester dan paling lama 1 tahun ajaran (Sumantri, 1988).
Sebagaimana yang disebutkan sebelumnya, format silabus bergantung dari kurikulum induk yang merancang standar pembelajaran dan lulusan, dalam hal ini kementerian Pendidikan. Namun sebuah silabus paling sedikit memberikan informasi mengenai
Mata Pelajaran
Capaian Pembelajaran / Standar Kompetensi
Materi Pokok / Topik
Kegiatan Pembelajaran
Sistem Evaluasi yang terkait dengan Teknik Evaluasi, Jenis Instrumen, dan Lembar Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber belajar utama dan Pendukung
Landasan Hukum Pengembangan Silabus
Peraturan pemerintah no. 13 tahun 2015 perubahan peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005, tentang Standar Nasional Pendidikan;
Permenpan dan RB nomor 15 tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya;
Peraturan Bersama Mendikbud. Dan Kepala BKN nomor 03/III/PB/2011 dan nomor 8 tahun 2011 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan Angka Kreditnya;
Permendikbud. RI nomor 39 tahun 2013 tentang Petunjuk Teknis Jabatan Fungsional Pamong Belajar dan angka Kreditnya.
Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang standar Isi pendidikan dasar dan menengah.
Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang standar Proses pendidikan dasar dan menengah.
B. Komponen Silabus
Komponen silabus adalah bagian-bagian yang muncul dalam silabus berdasarkan terjemahan dari unsur-unsur dan informasi yang harus di dalam silabus
1. Mata Pelajaran
Komponen pertama adalah Mata Pelajaran. Komponen ini berisi informasi mengenai mata pelajaran yang akan dituangkan dalam silabus. Komponen ini memiliki informasi terkait dengan
Mata Pelajaran
Kelas / Semester
Jam Pelajaran (JP)
Jumlah Pertemuan
Contoh dari komponen ini sebagai berikut :
Mata Pelajaran
:
Fisika
Kelas / Semester
:
XI IPA / Genap
Jam Pelajaran
:
3 x 45 menit
Jumlah Pertemuan
:
4 Kali Pertemuan
2. Capaian Pembelajaran / Standar Kompetensi
Capaian Pembelajaran adalah hasil belajar yang diharapkan didapatkan peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran. Istilah CP ini diperkenalkan untuk Kurikulum Merdeka Belajar sedangkan pada Kurikulum 2013 dikenal dengan istilah Standar Kompetensi.
CP ini bisa dilihat berdasarkan surat keputusan menteri mengenai standar pembelajaran, misalnya untuk Kurikulum Merdeka maka CP ini bisa dilihat di Permen No. 008/H/KR/2022 tentang Capaian Pembelajaran, sedangkan untuk Kurikulum 2013 dapat dilihat dari Permen No. 22 Tahun 20015 tentang Standar Isi.
Contoh CP untuk Mata Pelajaran Fisika SMA
CP Fase E
Peserta didik mampu mendeskripsikan gejala alam dalam cakupan keterampilan proses dalam pengukuran, perubahan iklim dan pemanasan global, pencemaran lingkungan, energi alternatif, dan pemanfaatannya.
CP Fase F
Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip vektor, kinematika dan dinamika gerak, fluida, gejala gelombang bunyi dan gelombang cahaya dalam menyelesaikan masalah, serta menerapkan prinsip dan konsep kalor dan termodinamika, dengan berbagai perubahannya dalam mesin kalor.
Peserta didik mampu menerapkan konsep dan prinsip kelistrikan (baik statis maupun dinamis) dan kemagnetan dalam berbagai penyelesaian masalah dan berbagai produk teknologi, menerapkan konsep dan prinsip gejala gelombang elektromagnetik dalam menyelesaikan masalah.
Peserta didik mampu memahami prinsip-prinsip gerbang logika dan pemanfaatannya dalam sistem komputer dan perhitungan digital lainnya.
Peserta didik mampu menganalisis keterkaitan antara berbagai besaran fisis pada teori relativitas khusus, gejala kuantum dan menunjukkan penerapan konsep fisika inti dan radioaktivitas dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi.
3. Materi Pokok/Pembelajaran
Materi Pokok adalah topik-topik pembelajaran yang berkaitan dengan CP yang telah ditentukan. Materi ini dikembangkan oleh guru dengan pertimbangan:
Potensi dan Tingkat Usia Peserta Didik
Relevansi dengan Karakteristik Daerah
Kebermanfaatan bagi peserta didik
Struktur Keilmuan
Dimensi Kognitif : Faktual, Konseptual, Prosedural dan Metakognitif
Materi-materi tersebut tidak terikat pada buku mata pelajaran manapun sehingga dalam kasus ini guru harus bertanggung jawab memilih atau menyusun materi. Jika kurikulum pusat sudah menentukan topik-topik yang akan dibahas maka fungsi guru adalah menjabarkan materi tersebut. Dengan demikian tidak wajib bagi seorang guru mengikuti buku ajar tertentu.
Reigeluth (1987) mengklasifikasikan materi pembelajaran berdasarkan 4 jenis yakni
Fakta : Bersifat Asosiatif antara objek, peristiwa atau simbol yang ada dalam kehidupan nyata.
Konsep : Sekelompok objek atau fenomena yang digambarkan berdasarkan karakteristik umum atau simbol – simbol tertentu.
Prinsip : Hubungan yang kuat antara konsep-konsep dan dampak yang dihasilkan.
Prosedur : Pengetahuan yang menunjukkan langkah atau urutan yang sistematis.
4.Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah aktivitas yang akan dilakukan peserta didik dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran ini diharapkan mendapatkan pengalaman belajar berupa interaksi yang terjadi antara guru, peserta didik, lingkungan dan sumber belajar di dalam kelas sebagai upaya mencapai kompetensi dasar yang ingin dicapai.
Pengalaman belajar ini didapatkan peserta didik melalui pemilihan pendekatan, strategi, metode dan model pembelajaran. Pendekatan ini harus menganut prinsip student centered (berpusat pada peserta didik).
5. Indikator
Indikator adalah tanda yang dapat dilihat secara konkret oleh guru yang mengindikasikan bahwa peserta didik telah memiliki kompetensi yang ingin dicapai dalam pembelajaran. Indikator ini dikembangkan sesuai dengan Capaian Pembelajaran, Karakteristik Materi dan Daya Dukung dari satuan pendidikan dalam hal ini adalah sekolah.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mengembangakn Indikator adalah:
Setiap Capaian Pembelajaran Terdiri dari beberapa Indikator.
Indikator disusun menggunakan Kata Kerja Operasional sesuai dengan ranah yang dicapai.
KTSP : Afektif, Kognitif, dan Psikomotorik
Kurtilas : Spiritual, Sikap, Pengetahuan dan Keterampilan
Kurikulum Merdeka : Pengetahuan dan Keterampilan Proses
Level KKO yang dipakai paling rendah memiliki level yang sama dengan CP.
6. Sistem Penilaian
Sistem penilaian adalah proses yang dilakukan untuk mengetahui apakah Kompetensi yang diharapkan telah dicapai peserta didik. Sistem penilaian ini berisi tentang teknik yang digunakan misalnya Tes dan Non Tes, instrumen yang digunakan dan proses penilaian seperti tes tertulis, laporan, dan unjuk kerja.
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu informasi mengenai seberapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kompetensi. Durasi waktu yang digunakan dipertimbangkan standar nasional pelaksanaan pembelajaran, program tahunan sekolah, kalender akademik, dan bobot dari kompetensi dasar yang ingin dicapai.
8.Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara sumber, serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya. Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar serta materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
C. Contoh Format Silabus
Nama Sekolah : SMAN 1 Jakarta Mata Pelajaran : Fisika Kelas / Semester : XI IPA / Ganjil Jam Pelajaran (JP) : 3 x 45 menit Jumlah Pertemuan : 4 Pertemuan
No
Capaian Pembelajaran
Materi Pokok
Kegiatan Pembelajaran
Indikator
Penilaian
Alokasi Waktu
Sumber Belajar
1
Peserta didik mampu menerapkan prinsip dan konsep kalor
1. Suhu dan Kalor
2. Kalor Jenis dan Asas Black
3. Kapasitas Panas
4. Perpindahan Panas: Konduksi dan Konveksi
1. Melakukan Percobaan Sederhana Pembuatan skala pada termometer
2. Melakukan percobaan sederhana asas Black
3. Melakukan percobaan kalor kalori meter
4. Melakukan percobaan Konduksi Panas pada metal
1. Membuktikan konsep konversi suhu
2. Menerapkan asas Black dalam menghitung suhu campuran air.
3. Membuktikan kalor jenis zat cair
4. Menerapkan persamaan Perpindahan panas secara konduksi dalam menentukan suhu ujung logam yang dipanaskan.
Potensial Energi secara umum didefinisikan adalah bentuk energi yang tersimpan (Stored Energy) yang tergantung keadaan dari bentuk energi yang ditinjau. Dalam fisika, Energi Potensial ditemukan dalam bentuk Potensial Gravitasi, Potensial Listrik, Potensial Kimia, Potensial Pegas, dan Potensial Termodinamika. Energi ini baru dapat dimanfaatkan ketika diubah ke dalam bentuk energi lain.
A. Potensial Termodinamika
Potensial termodinamika adalah besaran skalar berupa fungsi keadaan yang menunjukkan kesetimbangan dan stabilitas sebuah sistem termodinamika. Energi potensial Termodinamika paling umum dinyatakan dalam empat bentuk yakni
Entalpi (H)
Energi Dalam (U)
Energi Bebas Helmholtz (F)
Energi Bebas Gibbs (G)
Dalam tinjauan Fisika, Energi Dalam ditinjau dengan fungsi U(V,T) sebagai potensial Termodinamika sedangkan dalam tinjauan kimia, Entalpi H(P,T) digunakan sebagai fungsi keadaan.
1. Energi Dalam (U)
Persamaan umum termodinamika ditunjukkan melalui fungsi
Dimana {F,q} melambatkan Konjugat variabel Intensif dan Ekstensi yang menunjukkan karakteristik dari sebuah sistem. Singkatnya pada gas:
{F, q} → {−P, V }
Sedangkan pada sistem magnetik dinyatakan dalam:
{F, q} → {B,M}
Potensial Kimia
Jumlah partikel yang ada dalam sistem merupakan variabel ekstensif alami dari energi bebas. Jumlah partikel dari jenis yang berbeda (j) disimbolkan Nj, dimana j mulai dari 1,…, α. Masing-masing variabel intensif (µ) dari setiap µj, mewakili potensial kimia dari sistem.
Potensial kimia sebuah gas indekti dengan energi fermi dari sebuah gas dalam keadaan Fermi, yakni pada tekanan yang rendah. Namun beberapa partikel bisa saja melewati batas membran melalui proses difusi yang bisa berdampak pada nilai Nj, dengan demikian jumlah partikel tidak harus konstan.
a. Energi Dalam Gas (U)
Energi dalam gas setara dengan
dU =TdS-PdV+µdN
dalam gas monoatomik, maka
T=\left(\frac{∂U}{∂S} \right)_{V,N}
-P=\left(\frac{∂U}{∂V}\right)_{S,N}
µ=\left(\frac{∂U}{∂N}\right)_{S,N}
Fungsi Respon. Fungsi Respon adalah fungsi yang pentil dalam eksperimen yang didapatkan melalui persamaan diferensial biasa orde dua dari energi dalam.
persamaan dasar untuk gas ideal, dengan U(S,V) sebagai potensial termodinamika. S,V adalah variabel natural bebas.
2. Potensial Termodinamika vs Persamaan Keadaan
Variabel alami untuk U adalah S dan V, dengan demikian maka Fungsi U(S,V) berlaku pada sebuah sistem tertentu. Turunan dari fungsi dapat digunakan untuk menentukan semua karakteristik termodinamika dari sebuah sistem. Persamaan keadaan ini dinyatakan
U=U(T,V,N)
untuk energi internal U sebaliknya –bukan– potensi termodinamika. Ini karena turunan persamaan di atas menghasilkan panas spesifik CV dan persamaan energi :
Perhatikan kedua persamaan tersebut tidak bergantung S dan P.
3. Mekanika Klasik vs Termodinamika
Sebagaimana pengantar yang diberikan di atas, bahwa bentuk energi Potensial. Dengan demikian kita bisa membuat analogi antara Energi Potensial menurut mekanika (EP) dan energi Potensial menurut Termodinamika dalam bentuk Energi dalam (U)
B. Transformasi Legendre
Sekalipun sangat baik digunakan dalam bentuk analisis matematis, Persamaan U(S,V,N) dalam menganalisis Potensial Termodinamika di dalam lab sangat sulit. Hal ini disebabkan Variable S yang sangat sulit dikontrol. Untuk tujuan praktis, maka kajian Potensial Termodinamika dianalisis dengan Transformasi Legendre.
Pada Mekanika Klasik, Transformasi Legendre menghubungkan adalah fungsi Legendre L(q,q˙) dengan fungsi Hamilton H(q,p). Dimana q adalah koordinat umum dan q˙ dan p adalah kecepatan dan momentum. Dimana P
p=\left(\frac{∂L}{∂\dot{q}} \right)_q
Pada koordinat q konstan dan
H(q, p) = p\dot{q} − L(q, \dot{q})
1. Transformasi Legendre di Termodinamika
Mari kita misalkan bentuk transformasi adalah:
U(S,V,N) → H(S,P,N)
dimana
H(S,P,N) = U(S,V,N) + PV
dan
P=-\left(\frac{∂U}{∂V} \right)_S
Perhatikan bahwa tekanan didefinisikan sebagai kemiringan (negatif) energi dalam U sehubungan dengan volume V , dalam analogi dengan transformasi dari kecepatan q˙ ke momentum p = ∂L/∂q˙ dalam mekanika klasik. Namun perhatikan konvensi tanda yang berbeda.
Diferensial. Transformasi Legendre dapat dievaluasi dengan
dH = d(U + P V ) = (T dS − P dV + µdN) + (P dV + V dP)
dH diferensial dari entalpi dalam variabel S, P dan N. Hasilnya adalah:
dH = T dS + V dP + µdN
2. Bentuk Potensial Termodinamika
a. Entalpi (H)
Entalpi (H) adalah istilah dalam termodinamika yang menyatakan jumlah energi dari suatu sistem termodinamika. Entalpi terdiri dari energi dalam sistem, termasuk satu dari besaran potensial termodinamika dan fungsi keadaan, juga volume dan tekanannya (merupakan besaran ekstensif) Satuan SI dari entalpi adalah Joule, namun digunakan juga satuan British thermal unit dan kalor.
Entalphi (H) didefinisikan :
H = U + PV
Dalam koordinat Alamnya :
dH = F dS + V dP
Perubahan Entalphi (H) ketika sistem mengalami Proses infinitesimal adalah :
dH = dU + PdV + VdP
Dari Hukum ke-1, untuk proses yang reversibel :
TdS = dU + P dV
Maka ditulis :
dH = T dS + V dP
Karena S dan P sebagai koordinat alami dari H maka ditulis H = H(S,P) dan persamaannya :
\left ( \frac{dH}{dS} \right)_P= T
\left ( \frac{dH}{dS} \right)_P= V
Fungsi Entalphi (H) ini, mampu melukiskan sifat – sifat zat murni. Sifat zat murni dapat dilukiskan dengan diagram H-S-P, yang berupa suatu permukaan dengan T dan V menyatakan nilai kemiringan fungsi H tersebut.
b. Energi Dalam (U)
ENERGI THERMAL/ENERGI DALAM (U) :
Energi dalam (U) adalah total Energi Kinetik (Ek) dan Energi Potensial (Ep) yang ada di dalam sistem. Oleh karena itu Energi Dalam bisa dirumuskan dengan persamaan : U = Ek + Ep.
Namun karena besar Energi Kinetik dan Energi Potensial pada sebuah sistem tidak dapat diukur, maka besar Energi Dalam sebuah sistem juga tidak dapat ditentukan, yang dapat ditentukan adalah besar Perubahan Energi dalam suatu sistem.
Perubahan energi dalam dapat diketahui dengan mengukur Kalor (Q) dan Kerja (W), yang akan timbul bila suatu sistem bereaksi. Oleh karena itu, perubahan energi dalam dirumuskan dengan persamaan :
U = Q + W
Jika sistem menyerap kalor, maka Q bernilai positif (+)
Jika sistem melepaskan kalor ke lingkungan, maka Q bernilai negative (-)
Jika sistem melakukan kerja, maka W pada rumus tersebut bernilai positif (+)
Jika sistem dikenai kerja oleh lingkungan, maka W bernilai negative (-)
Sebagai fungsi termodinamik, Energi dalam (U) dapat dinyatakan sebagai fungsi dua koordinat termodinamik yang mana saja. Misalnya :
U = U(P,V) U = U(P,T) U = U(V,T)
Dalam koordinat alamnya :
dU = T dS – P dV
Dari Hukum ke-1, untuk sistem hidrostatis :
dU = dQ – P dV
Karena S dan V sebagai koordinat alami dari U maka ditulis U = U(S,V) dan persamaannya :
\left ( \frac{dU}{dS} \right)_V= T
\left ( \frac{dU}{dV} \right)_s= -P
c. Fungsi Helmholtz (F)
Energi bebas Helmholtz (F) adalah potensial termodinamika yang mengukur kerja yang “bermanfaat” dari sistem termodinamika tertutup dengan suhu dan volume yang konstan. Perbedaan negatif energi Helmholtz sama dengan jumlah maksimal kerja yang dapat dilakukan suatu sistem dalam proses termodinamika dengan volume konstan.
Fungsi Helmholtz atau energy bebas Helmholtz, didefinisikan sebagai :
F = U – TS
Dalam koordinat alamnya :
dF = S dT – P dV
Untuk proses reversible infinitesimal, perubahan kecil dari F :
dF = dU – T dS – S dT
Dari Hukum ke-1 , untuk proses reversibel :
dU – TdS = – P dV
sehingga :
dF = – P dV – S dT
Karena T dan V sebagai koordinat alami dari F maka ditulis F = F(T,V) dan persamaannya :
\left ( \frac{dF}{dT} \right)_T= -P
\left ( \frac{dF}{dT} \right)_V= -S
Fungsi Helmholtz, didefinisikan oleh karena banyak proses kimia yang berlangsung secara isoterm dan isovolum.
d. Fungsi Gibbs
Energi bebas Gibbs (G) adalah suatu potensial termodinamika yang dapat digunakan untuk menghitung kerja reversibel maksimum yang dapat dilakukan oleh sistem termodinamika pada suhu dan tekanan konstan (isotermik, isobarik).
Penurunan energi bebas Gibbs (Joule dalam SI) adalah jumlah maksimum pekerjaan non-ekspansi yang dapat diekstraksi dari sistem termodinamika tertutup; maksimum tersebut dapat dicapai hanya dalam proses yang sepenuhnya reversibel.
Ketika sebuah sistem berubah secara reversibel dari keadaan awal ke keadaan akhir, penurunan energi bebas Gibbs sama dengan kerja yang dilakukan oleh sistem ke lingkungannya, dikurangi dengan kerja dari gaya tekanan.
Energi Gibbs (G) juga merupakan potensial termodinamika yang diminimalkan saat sistem mencapai kesetimbangan pada tekanan dan suhu konstan. Derivasinya sehubungan dengan koordinat reaksi sistem yang hilang pada titik kesetimbangan. Dengan demikian, pengurangan G adalah kondisi yang diperlukan untuk spontanitas proses pada tekanan dan suhu konstan.
Fungsi Gibbs atau energy bebas Gibbs didefinisikan sebagai :
G = H – TS
Dalam koordinat alamnya :
dG = V dP – S dT
Untuk proses reversible infinitesimal :
dG = dH – T dS – S dT
Dari Hukum ke-1, untuk proses reversible :
dH – T dS = V dP
sehingga :
dG = V dP – S dT
Karena P dan T sebagai koordinat alami dari G maka ditulis G = G(P,T) dan persamaannya :
\left ( \frac{dG}{dP} \right)_T= V
\left ( \frac{dG}{dT} \right)_P= -S
Fungsi Gibbs adalah untuk menjelaskan proses yang berlangsung secara isotermal dan isobarik seperti pada proses perubahan fase.
di mana:
H = Entalpi (Joule) U = Energi Dalam /Energi Thermal (Joule) F = Fungsi Helmholtz / Energi Bebas Helmholtz (Joule) G = Fungsi Gibbs / Energi Bebas Gibbs (Joule) P = Tekanan (Pa) V = volume (m3) T = Suhu (K)
Kontrak Perkuliahan atau Kontrak Pembelajaran adalah perjanjian dalam bentuk dokumen yang dilakukan antara Dosen Pengampu Mata Kuliah dan Mahasiswa. Dokumen ini menjadi standar evaluasi bagi tiga pihak yang berkepentingan terhadap mata kuliah yakni (1) Unit Penjaminan Mutu, (2) Dosen Pengampu dan (3) Mahasiswa.
A. Format Kontrak Kuliah
Kontrak Kuliah dianggap sah dan benar jika memenuhi SPMI. Hanya saja SPMI adalah dokumen yang sifatnya unik berdasarkan lembaga yang menyusun SPMI tersebut, dalam kasus ini kembali ke Perguruan Tinggi Masing-Masing.
Artikel ini berisi panduan penyusunan Format Kontrak Kuliah yang berlaku secara umum. Sebagai data dukung kontrak kuliah yang disepakati di awal pertemuan.
1. Aspek Kontrak Kuliah
Aspek Kontrak kuliah adalah point-point teknis dan penting yang harus ada dalam perjanjian yang disepakati. Selain point-point teknis, Identitas tentang perkuliahan juga penting sebagai pihak yang terlibat dalam kontrak tersebut.
a. Identitas
Identitas kontrak berisi informasi yang terkait dengan institusi, mata kuliah dan capaian pembelajaran. Adapun uraian yang dari identitas ini adalah :
Kop Kontrak / Sesuaikan dengan Kop Program Studi
Identitas Mata Kuliah
Deskripsi Mata Kuliah
Materi dan Topik
Tugas Mahasiswa
b. Rencana Pembelajaran
Rencana pembelajaran atau berisi kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan selama satu semester ke depan. Isinya adalah ringkasan dari dokumen RPS yang direncanakan.
Ringkasan RPS dituangkan dalam bentuk Kolom yang berisi 16 baris atau sesuai jumlah pertemuan yang disepakati. Contoh Tabel dapat dilihat sebagai berikut:
Pertemuan
Topik Bahasan
Bahan Acuan
1
2
3
4
5
6
7
8
Ujian Tengah Semester
9
10
11
12
13
14
15
16
Ujian Akhir Semester
c. Kriteria Penilaian
Kriteria Penilaian adalah standar yang digunakan oleh dosen dalam mengeluarkan nilai. Standar ini sebenarnya bisa dibuat bebas berdasarkan Teori, namun jika merujuk pada kurikulum Indonesia dan SN Dikti yang menyarankan mata kuliah dilaksanakan dengan model Project Based Learning dan/atau Case Method maka bobot aktivitas minimal 50%.
Contoh Kriteria Penilaian
Kehadiran : Minimal 75% atau 12 Kali hadir di luar MID dan Final (Syarat Penilaian)
Aktivitas Perkuliahan dan Analisis Kasus : 20 %
Tugas Project : 30%
Tugas Terstruktur : 30 %
Quiz : 0 %
Midterm Tes Semester : 20%
Final Tes : 0 %
d. Tata Tertib Pembelajaran
Tata tertib adalah aturan perkuliahan yang disepakati. Pada umumnya setiap perguruan tinggi sudah memiliki aturan akademik yang disusun dalam bentuk dokumen. Hanya saja Dosen biasanya masih membutuhkan tambahan kebijakan yang sesuai dengan kriteria mata kuliah.
B. Format Kontrak Kuliah
Sebagai pengajar / Dosen di Universitas Negeri Makassar, berikut ini adalah format Kontrak kuliah yang saya gunakan dikelas.
Kontrak Kuliah Mata Kuliah Termodinamika Semester GAnjil TA 2023/2024
Nama Mata Kuliah
:
Termodinamika
Bobot SKS
:
3 SKS
Dosen Pengampu
:
Ahmad Dahlan S.Pd., M.P
Hp
:
email
:
ahmaddahlan@unm.ac.id
Jadwal (Hari/Jam)
:
Senin, 7.30 – 10.05
Ketua Kelas / Wakil Kelas
:
1. Deskripsi Mata Kuliah
Mata kuliah Termodinamika berisi kajian yang mencakup aplikasi, analisis, evaluasi dan sintesis mengenai Konsep hukum 0 Termodinamika, Konsep Temperatur, Sistem Termodinamika, Besaran dalam Termodinamika, Fase, Perubahan fase (Padat, Cair dan Gas), gas Ideal terkait dengan Persamaan Keadaan, Kalor, Kapasitas Panas, konsep dan aplikasi dari Hukum I Termodinamika, Hukum II termodinamika: entropi, prinsip entropi maksimum, dan proses Carnot, Entropi dan energi sebagai potensial termodinamik, transformasi Legendre, energi bebas, entalpi serta menciptakan perangkat yang mengimplementasi teori, Prinsip dan hukum Termodinamika.
2. Capaian Pembelajaran
Mahasiswa mampu menganalisis Konsep hukum 0 Termodinamika, Konsep Temperatur, Sistem Termodinamika, Besaran dalam Termodinamika, Fase dan Perubahan fase (Padat, Cair dan Gas)
Mahasiswa menganalisis konsep gas Ideal terkait dengan persamaan Keadaan, Kalor dan Kapasitas Panas.
Mahasiswa mampu menganalisis konsep dan aplikasi dari Hukum I Termodinamika
Mahasiswa mampu menganalisis konsep Hukum II termodinamika: entropi, prinsip entropi maksimum, dan proses Carnot
Mahasiswa mampu menganalisis konsep Entropi dan energi sebagai potensial termodinamik, transformasi Legendre, energi bebas, entalpi
Mahasiswa mampu menciptakan perangkat yang mengimplementasi teori, Prinsip dan hukum Termodinamika.
3. Materi Bacaan
Cengel, Y.A., Boles, MA & Kanoglu (2015). Thermodynamics An Engineering Approach. Tifth Edition.
Zemansky, M. W., dan Dittman, R. H. 1997. Heat and Thermodynamics 7th Edition. USA: McGraw-Hill
Cengel, Yunus A dan M.A, Boles. 2005. Thermodynamics and Engineering Approach 5th Edition. McGraw-Hill Collage. Boston
Giancoli, D. 2014. Physics for Scientists & Engineers with Modern Physics Fourth Edition. USA : Pearson.
Tipler, P dan Mosca, G. 2008. Physics for Scientists and Engineers with Modern Physics. USA : W. H. Freeman and Company.
4. Tugas Mahasiswa
Analisis Bahan Pembuatan Termometer
Simulasi Phet Karakteristik dan Hukum-Hukum Gas Ideal
Proyek Termodinamika
5. Kriteria Penilaian
Standar Penilaian Berdasarkan Pasal 33 Peraturan Akademik UNM Tahun 2021.
No
Skor Penguasaan
Nilai dalam Huruf
Nilai Dalam Angka
1
91 – 100
A
4
2
86 – 90,99
A-
3,75
3
81 – 85,99
B+
3,25
4
76 – 80,99
B
3,00
5
71 – 75,99
B-
2,75
6
66 – 70,99
C+
2,25
7
61 – 65,99
C
2,00
8
56 – 60,99
C-
1,75
9
51 – 55,99
D+
1,25
10
46 – 50,99
D
1,00
11
41 – 45,99
D-
0,75
10
< 41
E
0
Nilai C-, D+, D, D- dan E dinyatakan tidak lulus.
Selain nilai A sampai dengan nilai E, digunakan pula nilai K yang berarti kosong.
Nilai K adalah nilai yang diberikan kepada mahasiswa yang mengundurkan diri dari satu mata kuliah atau lebih berdasarkan alasan yang dapat diterima.
Mereka yang tidak mengikuti ujian semester tanpa pemberitahuan secara tertulis diberikan nilai E.
Mahasiswa dengan Kehadiran kurang dari 75% diberikan nilai E.
Kriteria Penilaian dan Bobot Skor
No
Kriteria Penilaian
Persentase
1
Partisipasi Aktif dalam Perkuliahan
20%
2
Tugas Terstruktur (Proyek)
30%
3
Quiz
10%
4
Ujian Tengah Semester
20%
5
Ujian Akhir Semester
20%
6. Rencana Pembelajaran
Pertemuan Ke
Topik
1
Fenomena Perpindahan Kalor, Sistem Termodinamika dan Hukum 0 Termodinamika
2
Konsep Temperatur, Besaran dalam Termodinamika dan Fase, Perubahan fase (Padat, Cair dan Gas),
3
Gas Ideal terkait dengan Persamaan Keadaan, Kalor, Kapasitas Panas, konsep dan
4
Hukum I Termodinamika
5
Hukum II termodinamika: Entropi dan prinsip Entropi maksimum,
6
Mesin Panas, Prinsip Carnot, dan Mesin Pendingin
7
Energi sebagai potensial termodinamik,
8
Ujian Tengah Semester
9
Entropi dan transformasi Legendre
10
Entalpi dan Energi bebas
11
Pemaparan Rencana Proyek Termodinamika
12
Laporan Progress Pelaksanaan Proyek Termodinamika
13
Laporan Progress Pelaksanaan Proyek Termodinamika
14
Laporan Progress Pelaksanaan Proyek Termodinamika
15
Seminar Proyek Termodinamika
16
Ujian Akhir Semester
7. Tata Tertib Perkuliahan
Pakaian bagi Mahasiswa Pendidikan Wajib Mengenakan
Kemeja
Celana Kain (Pria) dan Rok Dibawah Lutut (Wanita)
Dilarang Mengenakan Pakaian Ketat untuk Wanita.
Sepatu
Tidak Mengenakan Pakaian Dengan warna mencolok, Perhiasan dan Make Up berlebih
Toleransi keterlambatan paling lama 15 menit, Lewat dari itu dianggap Absen.
Mahasiswa masih diizinkan masuk jika keterlambatan kurang dari 30 menit, lewat dari itu dilarang masuk.
Selama pembelajaran/ujian berlangsung HP/gadget dimatikan (silent), kecuali ada pemberitahuan atau kasus khusus.
Pengumpulan tugas yang terlambat paling lama 1 minggu dari waktu yang dijadwalkan skornya hanya 50%.
Keterlambatan tugas lebih dari satu minggu diberi skor 0%.
Tugas hasil Copy Paste atau Plagiarisme lebih dari 30% tidak diperiksa.
Pelaksanaan ujian dilaksanakan sesuai dengan Kalender Akademik UNM kecuali ada kasus khusus pada perguruan tinggi.
Mahasiswa yang berbuat curang, nyontek dan ujian dengan hasil sama akan diberi nilai 0.
Tidak ada ujian susulan kecuali kasus khusus
Orang Tua Meninggal (dibuktikan)
Tugas dari Perguruan Tinggi dan dibuktikan oleh Surat Tugas paling rendah Dekan FMIPA.
Sakit keras sehingga harus di Opname dengan syarat dapat mengikuti ujian paling lambat 1 Hari sebelum penutupan penginputan nilai di SIA UNM. (Dibuktikan dengan surat keterangan dari Rumah Sakit / Bukan Keterangan Dokter)
Demikian Kontrak Kerja ini dibuat dan dipergunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Makassar, 26 Maret 2023
Dosen Pengampu
Ahmad Dahlan S.Pd., M.Pd NIP. 19900326 201903 1 013
Getaran dan Gelombang adalah materi yang membahas tentang gerakan bolak-balik yang terjadi di alam. Gerakan ini ditinjau dari hukum-hukum fisika yang mengatur tentang fenomena yang berkaitan
Elektronika adalah mata kuliah yang membahas tentang fenomena elektron yang mengalir melalui perangkat elektronik. Materi Elektron dikaji berdasarkan jenis aliran dan pemanfaatannya dalam kehidupan manusia.
Teknologi dan Media Pembelajaran adalah bagian penting dalam mengadaptasi perkembangan dunia dalam pembelajaran. Teknologi dan Media Pembelajaran itu sendiri merupakan produk dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Dengan demikian penggunaan TIK memberikan tawaran inovasi pembelajaran yang membuat pembelajaran jauh lebih mudah baik untuk guru maupun peserta didik.
Seiring kemajuan teknologi dan informasi, dunia pendidikan juga turut menyesuaikan diri dengan adanya kemajuan ini. Teknologi telah memudahkan proses belajar mengajar baik bagi tenaga pendidik maupun peserta didik. Dengan kemajuan teknologi ini dunia pendidikan menawarkan pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran. Untuk Pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan yang cermat. Model ASSURE memberikan langkah yang efektif untuk mengintegrasikan teknologi, media dan metode dalam pembelajaran. Langkah- langkah tersebut adalah: menganalisis peserta didik, merumuskan standar dan tujuan, memilih strategi dan sumber daya, memanfaatkan sumber daya, partisipasi pembelajar yang seimbang, serta menilai dan merevisi.
Pada unit ini mahasiswa diharapkan mampu (1) memahami prinsip pembelajaran yang efektif, (2) merancang pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi, media dan metode pembelajaran, (2) mempraktikan rancangan pembelajaran dengan model ASSURE.
Mahasiswa PPG yang berbahagia, sebelum lebih jauh mempelajari materi pembelajaran pada unit ini silahkan bapak ibu renungkan teknologi, media dan metode apa saja yang telah Anda gunakan dalam pembelajaran. Silahkan isikan dalam kolom berikut:
No
Teknologi
Media
Metode
1
2
3
Lebih jauh pada topik ini para mahasiswa diharapkan dapat memahami (1) apa itu model ASSURE, (2) dapat mengidentifikasi tiga jenis komponen dalam menganalisis peserta didik, (3) dapat menyusun standar dan tujuan belajar, (4) dapat memilih strategi dan sumber pembelajaran, (5) dapat menyajikan contoh langkah dasar dalam memanfaatkan sumber daya pembelajaran, (6) dapat menyusun metode untuk meningkatkan partisipasi peserta didik dengan menggunakan teknologi dan media pembelajaran, (7) dapat menyusun teknik untuk mengevaluasi belajar peserta didik. (poin)
Merancang Teknologi Dan Media Untuk Pembelajaran
A. Prinsip pembelajaran yang efektif
Saudara mahasiswa yang berbahagia, pada topik kali ini kita akan merancang integrasi teknologi media dan strategi untuk pembelajaran dengan tujuan proses belajar dapat berlangsung efektif. Nah menurut Anda apa yang harus dilakukan supaya pembelajaran dapat berlangsung efektif:
Pembelajaran efektif jika : …………..…….
Guru berperan membangun pengalaman belajar yang mendorong hasil belajar yang telah ditentukan. Kadang-kadang hasil tersebut mungkin didasarkan pada standar pembelajaran di daerah atau pada level nasional atau bisa jadi didasarkan pada hasil yang dinegosiasikan dengan peserta didik secara individu. Arah mana pun yang diambil, guru perlu memikirkan bagaimana melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Guru harus mencari cara untuk meningkatkan praktik terbaik dalam pembelajaran, penting untuk mempertimbangkan bagaimana melibatkan peserta didik dalam pembelajaran. Karena sudah umum di semua kelas adalah variasi tingkat dan kebutuhan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka penting menentukan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik. Dengan kemampuan dan keterampilan guru dalam membedakan kebutuhan belajar untuk memastikan bahwa semua peserta didik memperoleh pengetahuan cukup dan tepat. Tentu ini tantangan tersendiri bagi guru dalam merancang pembelajaran bagi peserta didik. Misalnya, guru menawarkan bahan bacaan mendalam untuk peserta didik yang membaca di atas rata-rata kelas supaya memiliki pengalaman belajar yang lebih lama, dan menawarkan lembar kerja dengan petunjuk dan kunci jawaban bagi peserta didik yang kesulitan memahami konsep pada topik tertentu.
Penelitian terus dilakukan dan berkembang dari waktu ke waktu untuk menguji dan melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, hal ini dimaksudkan supaya proses pengajaran menjadi lebih efektif. Prinsip-prinsip pengajaran yang efektif menawarkan cara untuk melibatkan peserta didik dalam pembelajaran terlepas dari tingkat kemampuan awal peserta didik. Beberapa prinsip yang dapat dilakukan guru supaya pembelajaran efektif (Smaldino, 2019:24);
Melakukan penilaian pengetahuan sebelumnya. Sebelum memberikan pembelajaran dengan benar, guru perlu mengumpulkan informasi yang relevan tentang pengetahuan dan tingkat keterampilan setiap peserta didik. Guru perlu mengetahui pengetahuan apa yang telah diperoleh peserta didik sebelumnya. Untuk belajar dari sebagian besar materi dan kegiatan, peserta didik harus memiliki pengetahuan dan keterampilan prasyarat (Newby, Stepich, Lehman, & Russell 2010).
Mempertimbangkan perbedaan individu. Peserta didik memiliki keberagaman dan variasi dalam hal kepribadian, bakat, pengetahuan tentang materi pelajaran dan banyak faktor lainnya. Cermati berbagai kebutuhan belajar peserta didik, misalnya; bahasa yang digunakan di rumah, kebiasaan belajar atau hal-hal lainnya. Guru perlu mempertimbangkan teknologi dan media yang dimiliki peserta didik dan sumber belajar apa yang penting untuk membantu peserta didik belajar. Pengajaran yang efektif memberi peluang peserta didik untuk maju pada tingkat yang berbeda, mencakup materi yang berbeda dan bahkan berpartisipasi dalam kegiatan yang berbeda.
Tujuan pembelajaran. Agar guru dan peserta didik mengetahui ke mana arah pembelajaran dan apa yang harus dicapai, tujuan harus ditentukan. Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan hasil atau standar yang diharapkan.
Mengembangkan keterampilan metakognitif. Keterampilan monitoring, evaluasi, dan penyesuaian pendekatan belajar dapat meningkatkan dan membantu peserta didik menjadi pembelajar seumur hidup. Peserta didik membutuhkan bantuan dalam memahami bagaimana peserta didik belajar dan sumber daya apa yang membantu dalam proses tersebut.
Memberikan sentuhan interaksi sosial. Guru dan teman sebaya berfungsi sebagai tutor atau anggota kelompok yang dapat memberikan sejumlah dukungan pedagogis dan sosial. Peserta didik mendapatkan pengalaman dan keahlian ketika berkolaborasi dengan orang lain di dalam dan di luar kelas.
Memasukkan konteks yang realistis. Peserta didik kemungkinan besar mengingat dan menerapkan pengetahuan autentik yang disajikan dalam konteks dunia nyata. Pembelajaran hafalan mengarah pada “pengetahuan tak bermakna”; yaitu, peserta didik mengetahui sesuatu tetapi tidak dapat menerapkannya dalam kehidupan nyata. Peserta didik mendapat manfaat dari pemahaman bagaimana pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan dunia di sekitar mereka.
Melibatkan peserta didik dalam praktik pembelajaran yang sesuai. Pengalaman belajar yang paling efektif adalah mengharuskan peserta didik untuk mempraktikkan keterampilan yang membangun ke arah hasil yang diinginkan. Partisipasi peserta didik dapat meningkatkan keterlibatan dalam belajar. Berlatih, terutama dalam berbagai konteks, meningkatkan tingkat retensi dan kemampuan untuk menerapkan pengetahuan, keterampilan, atau sikap baru. Latihan dan praktik mendorong pembelajaran yang lebih dalam dan tahan lama (Morrison & Lowther, 2010).
Tawarkan umpan balik yang sering, tepat waktu, dan konstruktif. Pembelajaran membutuhkan informasi yang akurat tentang miskonsepsi, kesalahpahaman dan kelemahan. Peserta didik perlu mengetahui apakah pemikiran mereka berada di jalur yang benar. Umpan balik dapat datang dari seorang guru, tutor, program perangkat lunak, sistem penilaian permainan, atau diri sendiri. Selain mengetahui bahwa tanggapannya salah, peserta didik perlu mengetahui mengapa mereka tidak berhasil dan bagaimana dapat meningkatkan kinerjanya. Selanjutnya, mengetahui rincian tentang tanggapan yang benar dan akurat dalam hal bagaimana dan mengapa dapat membantu peserta didik lebih memahami tentang apa yang telah mereka pelajari.
B. Prinsip penggunaan teknologi yang efektif
Guru saat ini harus menjadi guru yang kompeten dalam penggunaan teknologi dalam pengajaran. Guru tidak hanya perlu menggunakan teknologi secara efektif dalam pembelajaran, tetapi juga dapat membimbing peserta didik dalam menggunakan alat tersebut untuk meningkatkan pembelajaran pada peserta didik. Munculnya teknologi yang lebih baru membutuhkan keputusan penting yang terkait dengan alat terbaik untuk diintegrasikan ke dalam pengajaran.
Standar teknologi pendidikan untuk peserta didik sebagaimana dirangkum dalam daftar yang diterbitkan oleh International Society for Technology in Education (ISTE) tahun 2012, yaitu:
peserta didik kreatif dan inovatif dalam penggunaan teknologi
peserta didik secara efektif berkomunikasi dan menggunakan teknologi secara kolaboratif
peserta didik menggunakan teknologi untuk mengumpulkan informasi
peserta didik menggunakan teknologi untuk berpikir kritis, memecahkan masalah, dan pengambilan keputusan
peserta didik menunjukkan sebagai bagian dari warga dunia yang baik
peserta didik terampil menggunakan sumber daya teknologi
Masih banyak lagi standar sebagai elemen penting untuk mencapai kesuksesan dalam memperoleh pengetahuan dan keterampilan peserta didik. Guru diharapkan dapat meningkatkan kemampuan peserta didik untuk terlibat dalam penggunaan teknologi untuk mendukung pembelajaran dan meningkatkan keterampilan literasi teknologi mereka. Selain itu, Guru diharapkan untuk meningkatkan pembelajaran dengan melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang membutuhkan “Empat C” berpikir kritis, kolaborasi, komunikasi, serta kreativitas dan inovasi.
Guru harus menggabungkan pengetahuan dan keterampilan yang terkait dengan materi pelajaran dan keterampilan literasi informasi. Dengan menggunakan teknologi guru juga harus membantu peserta didik untuk mengetahui cara mempelajari informasi dan mengkomunikasikan pengetahuan. Misalnya, dalam pelajaran sains tentang cuaca, guru dapat menyajikan masalah kepada peserta didik yang mengharuskan mereka untuk mencari situs web untuk data atau informasi, menggunakan alat komunikasi untuk berkolaborasi dengan pakar luar, menghasilkan solusi untuk masalah secara kolaboratif, dan mempresentasikan ide mereka kepada teman sekelas menggunakan sumber daya kreatif. Dengan mengikuti instruksi Anda dengan cara itu, guru telah membahas banyak standar yang dengannya peserta didik akan diukur dan akan memberi mereka praktik terbimbing dalam mengembangkan pengetahuan dan keterampilan mereka.
C. Prinsip penggunaan media yang efektif
Belajar dari berbagai sumber media dapat memberi informasi yang komplek dan menantang. Pengguna sumber belajar memerlukan keterampilan literasi media untuk mengetahui cara mengakses-nya, cara memahami dan menganalisis konten dan cara membuat pesan media baru (Stansbury, 2009).
Teks, televisi, video, dan sejumlah sumber media yang tercakup dalam buku teks semuanya merupakan sumber informasi yang valid dan vital. Peran guru adalah membimbing peserta didik untuk menggunakan media sebagai sumber belajar dengan cara yang bijak, aman, dan produktif. Misalnya, peserta didik perlu belajar menemukan berbagai sumber untuk memverifikasi fakta yang mungkin mereka dengar di berita atau baca di koran. Peserta didik perlu belajar untuk menjadi pengguna kritis dari sumber belajar untuk memastikan bahwa peserta didik mendapat informasi dan kesimpulan yang baik serta akurat. Seperti disebutkan sebelumnya, Standar ISTE untuk peserta didik dan “Empat C” mengatasi banyak kemampuan yang dibutuhkan peserta didik untuk menjadi konsumen yang sukses dari sumber daya media di sekitar mereka.
Selain itu, pendekatan pengajaran harus memberi peserta didik kesempatan untuk mengeksplorasi bagaimana menggunakan media dan mengkomunikasikan pengetahuan. Nanti di buku teks guru akan melihat contoh bagaimana membimbing peserta didik untuk menggunakan berbagai media untuk mengekspresikan pengetahuan dan keterampilan.
Untuk memandu guru dalam merancang pembelajaran yang efektif, ditawarkan model ASSURE yang dikembangkan oleh Smaldino dkk. Model ASSURE terdiri dari enam langkah yang dirancang untuk membantu guru merencanakan pelajaran yang mengintegrasikan penggunaan teknologi dan media pembelajaran secara efektif. Untuk mengilustrasikan cara menggunakan model, akan dideskripsikan agar mudah dipahami disertai dengan studi kasus di kelas untuk mendemonstrasikan implementasi setiap langkah.
1) Model ASSURE
Pengajaran yang efektif membutuhkan perencanaan yang cermat termasuk mengajar dengan menggunakan perangkat teknologi dan media pembelajaran. ASSURE merupakan langkah yang digunakan untuk memastikan pembelajaran berlangsung efektif. Langkah tersebut adalah: Analyze learners (menganalisis peserta didik), State standards and objectives (merumuskan standar dan tujuan pembelajaran), Select Strategies and resources (memilih strategi dan sumber belajar), Utilize resources (memanfaatkan sumber belajar), Require learner participation (partisipasi peserta didik dalam pembelajaran), serta Evaluate and revise (menilai dan merevisi pembelajaran). Beberapa aspek pengajaran dan pembelajaran tetap konsisten selama bertahun-tahun, seperti tahap progresif atau “peristiwa pengajaran” yang terjadi (Gagné, 1985). Penelitian telah menunjukkan bahwa pelajaran yang dirancang dengan baik dimulai dengan membangkitkan minat peserta didik dan kemudian beralih untuk menyajikan materi baru, melibatkan peserta didik dalam praktik dengan umpan balik, menilai pemahaman mereka, dan memberikan kegiatan tindak lanjut yang relevan (Smaldino et al., 2012).
Arahan Model ASSURE adalah fitur karakteristik peserta didik, mendapatkan tujuan yang dinyatakan dan memilih media dengan bahan terbaik untuk program pengajaran (Reyes et al., 2017). Hassan (2014) mengemukakan bahwa model ini sangat baik untuk rencana pengajaran apapun terutama jika konsep pembelajaran retentif diberikan pertimbangan yang kuat. Dia mengidentifikasi enam langkah yang terlibat yaitu (Olayinka et al., 2018):
Analisis peserta didik: Perencanaan untuk audiens dan karakteristik mereka (misalnya; usia, jenis kelamin, latar belakang sosial ekonomi, kesiapan mental dan gaya belajar).
Merumuskan tujuan: Tutor didorong untuk mempertimbangkan kelas audiens, perilaku mereka dan jenis gelar yang mereka pelajari.
Memilih teknologi/media/bahan: Pilih dari kumpulan bahan atau modifikasi atau buat yang baru.
Memanfaatkan materi: Pratinjau materi dan teks materi/media atau teknologi.
Membutuhkan partisipasi peserta didik: Bawa peserta didik untuk mengumpulkan pandangan dan saran mereka.
Mengevaluasi media/teknologi dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
1. Analyze learners (Analisis Siswa)
Model ASSURE merupakan pendekatan sistematis untuk menganalisis karakteristik peserta didik yang dapat mempengaruhi kemampuan untuk belajar. Informasi analisis peserta didik digunakan untuk merencanakan pelajaran yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Analisis peserta didik menguji tiga jenis informasi: karakteristik umum, kompetensi spesifik, dan perbedaan kebutuhan pembelajaran.
Karakter umum
Sangat penting untuk memahami karakteristik umum yang dapat mempengaruhi pembelajaran peserta didik. Karakteristik ini berkisar dari variabel konstan, seperti jenis kelamin dan etnis, hingga variabel yang bervariasi secara teratur, seperti sikap dan minat. Tinjau catatan peserta didik untuk mengidentifikasi perbedaan usia peserta didik Anda untuk lebih memahami pola perilaku atau kemampuan untuk fokus selama kegiatan belajar. Ketika merencanakan kerja kelompok, pertimbangkan perbedaan gender yang dapat mempengaruhi perhatian dan kemauan peserta didik untuk berpartisipasi. Misalnya, kelompok jenis kelamin laki-laki dan perempuan dapat bekerja dengan baik di kelas awal sekolah dasar tetapi menghambat pembelajaran untuk beberapa peserta didik sekolah menengah. Ketika peserta didik mewakili beberapa kelompok etnis, pilih bahan ajar dan contoh yang memberikan prioritas pada identitas dan nilai budaya. Misalnya, pilih
gambar digital dengan anak-anak dari etnis yang sama dengan peserta didik untuk meningkatkan koneksi dalam topik pelajaran. Setelah memiliki pemahaman latar belakang tentang karakteristik umum peserta didik, pasangkan dengan pengamatan terhadap sikap dan minat peserta didik untuk merancang dan menerapkan pelajaran yang bermakna dan memenuhi kebutuhan unik setiap peserta didik.
Kompetensi spesifik
Penelitian mengungkapkan bahwa pengetahuan awal peserta didik tentang mata pelajaran tertentu mempengaruhi bagaimana dan apa yang mereka pelajari lebih dari sifat psikologis apapun (Dick, Carey, & Carey, 2014). Oleh karena itu, komponen penting dalam merancang pelajaran adalah mengidentifikasi kompetensi awal peserta didik Anda. Anda dapat melakukannya secara informal (seperti melalui pertanyaan di dalam kelas) atau dengan cara yang lebih formal (seperti meninjau hasil tes standar atau memberikan tes dan penilaian buatan guru).Tes masuk adalah penilaian yang menentukan apakah peserta didik memiliki prasyarat, atau kompetensi, untuk mendapatkan manfaat dari instruksi. Misalnya, jika anda akan mengajar peserta didik menghitung luas bangun-bangun geometris, tes masuk harus berfokus pada keterampilan perkalian untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perbaikan sebelum pelajaran. Keterampilan prasyarat penting untuk banyak pelajaran adalah kemampuan membaca.
Setelah kompetensi awal yang spesifik diidentifikasi, daftarkan kompetensi tersebut dalam pelajaran anda dan sertakan tes masuk untuk mengidentifikasi peserta didik yang membutuhkan perbaikan sebelum pelaksanaan pelajaran dan juga untuk mengidentifikasi mereka yang telah menguasai apa yang anda rencanakan untuk diajarkan.
Perbedaan kebutuhan belajar
Untuk memastikan pembelajaran bagi semua peserta didik, guru harus mengidentifikasi dan menganalisis perbedaan unik dan kebutuhan masing-masing peserta didik. Penelitian telah menunjukkan bahwa peserta didik memiliki kecerdasan ganda, preferensi dan kekuatan persepsi, berbagai perilaku pemrosesan informasi, berbagai motivasi, dan faktor fisiologis berbeda yang memengaruhi pembelajaran. Sebagai contoh; penelitian dasar kecerdasan majemuk Howard Gardner (2011) menunjukkan bahwa seseorang dapat memiliki berbagai kemampuan dalam delapan bidang:
Verbal-linguistik
Matematika logika
Visual/spasial
Tubuh-kinestetik
Musical
Naturalis
Interpersonal/intrapersonal
Eksistensial
Guru dapat memiliki akses ke beberapa penilaian online gratis untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai preferensi belajar peserta didiknya. Misalnya, apakah seorang peserta didik lebih suka belajar dengan materi visual, dengan mendengarkan rekaman pendengaran, atau dengan pengalaman kinestetik langsung (Hatami, 2012). Informasi yang dipelajari dari menganalisis karakteristik umum, kompetensi masuk khusus, dan perbedaan serta kebutuhan pembelajaran peserta didik akan memandu proses pengambilan keputusan saat merancang pembelajaran ASSURE.
2. State Standards and Objectives (Merumuskan Standar dan Tujuan)
Langkah kedua dalam model ASSURE adalah menyatakan standar dan tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran biasanya ditulis oleh guru atau sekolah, dengan mengidentifikasi hasil yang sangat spesifik. Penting untuk dicatat bahwa tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang apa yang akan dicapai setiap peserta didik, bukan bagaimana pelajaran akan diajarkan. Penting untuk menyatakan standar dan tujuan pembelajaran untuk setiap pelajaran karena mereka berfungsi sebagai dasar untuk tiga komponen penting dari rencana pelajaran ASSURE, yaitu sebagai berikut:
Strategi, Teknologi dan Pemilihan media
Berupa pernyataan yang jelas tentang apa yang harus diketahui dan harus dapat dilakukan peserta didik pada akhir pelajaran, sebagaimana dinyatakan dalam standar dan tujuan seperti memilih strategi, teknologi, dan media yang akan memastikan pembelajaran dengan hati-hati.
Penilaian
Menyatakan standar dan tujuan pembelajaran juga membantu memastikan penilaian pembelajaran peserta didik yang akurat. Hasil peserta didik yang dinyatakan secara eksplisit berfungsi sebagai panduan saat membuat penilaian untuk mengukur pengetahuan dan keterampilan yang ditargetkan.
Harapan Belajar Peserta didik
Peserta didik akan lebih mampu untuk mempersiapkan dan berpartisipasi dalam kegiatan belajar ketika mereka mengetahui hasil yang diharapkan. Tujuan pembelajaran dapat dilihat sebagai jenis kontrak antara guru dengan peserta didik.
Rumusan ABCD untuk menentukan tujuan pembelajaran
Tujuan yang dinyatakan dengan baik memberikan proses yang mudah diikuti untuk menulis tujuan pembelajaran. Selain itu, rumusan tujuan pembelajaran atau kompetensi dapat dikembangkan dengan menggunakan rumusan ABCD (Pribadi, 2011: 67). Rumusan ABCD merupakan akronim dari komponen-komponen sebagai berikut:
a. Audience (Peserta didik)
Audience diperlukan untuk siapa tujuan itu dimaksudkan. Tujuan pembelajaran berfokus pada apa yang akan diketahui dan dapat dilakukan peserta didik setelah proses pembelajaran. Penting untuk secara jelas mengidentifikasi peserta didik yang ditargetkan termasuk karakteristiknya.
b. Behavior (Perilaku)
Perilaku penting untuk didemonstrasikan Perilaku yang dimaksud ini dinyatakan sebagai perilaku yang dapat diamati, seperti menentukan, mengkategorikan, atau mendemonstrasikan. Istilah yang tidak jelas seperti tahu, mengerti, dan menghargai tidak mengkomunikasikan kinerja yang dapat diamati. Sebagai contoh, daripada meminta peserta didik “memilih jawaban yang benar pada tes tentang konservasi air,” mintalah mereka “membandingkan dan membedakan dua sistem konservasi air untuk mengidentifikasi mana yang paling ramah lingkungan.”
c. Condition (Kondisi)
Kondisi diperlukan di mana perilaku akan diamati. Situasi dan kondisi atau lingkungan yang memungkinkan bagi peserta didik dapat belajar dengan baik. Penggunaan media dan metode serta sumber belajar menjadi bagian dari kondisi belajar ini. Kondisi ini sebenarnya menunjuk pada istilah strategi pembelajaran tertentu yang diterapkan selama proses belajar mengajar berlangsung.
d. Degree (Tingkat)
Degree yang dimaksud di sini adalah Degree of Mastery/Proficiency atau tingkat kemahiran. Dimana pengetahuan atau keterampilan baru harus dikuasai. Persyaratan akhir dari tujuan yang dinyatakan dengan baik adalah tingkat akurasi atau kemahiran yang dengannya kinerja minimal yang dapat diterima akan dinilai. Tentunya peserta didik dapat melebihi harapan yang telah ditetapkan. Kriteria ini dapat dinyatakan dalam bentuk persentase (%), menggunakan kata-kata seperti tepat/benar, waktu yang harus dipenuhi, dan kelengkapan persyaratan yang dianggap dapat mengukur pencapaian kompetensi.
3. Select Strategies and Resources (Memilih Strategi dan Sumber Belajar)
Langkah selanjutnya dalam menciptakan pembelajaran yang efektif yang mendukung pembelajaran melalui penggunaan teknologi dan media yang tepat adalah pemilihan strategi dan sumber belajar yang sistematis, yang meliputi teknologi dan media, serta bahan pelajaran. Panduan berikut membahas proses seleksi.
Memilih strategi pembelajaran
Semua strategi pembelajaran, baik yang berpusat pada guru atau peserta didik, harus melibatkan peserta didik dalam pembelajaran aktif. Ketika mengidentifikasi strategi instruksional untuk sebuah pelajaran, pertama-tama pertimbangkan di mana pendekatan yang berpusat pada guru harus digunakan dan di mana strategi yang berpusat pada peserta didik mungkin lebih tepat.
Marzano dan Heflebower (2012) mengusulkan bahwa guru saat ini perlu menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang membangun kognitif dan konatif keterampilan. Keterampilan kognitif mempersiapkan peserta didik untuk (1) menganalisis dan menggunakan informasi, (2) mengatasi masalah dan isu yang kompleks, dan (3) menciptakan pola dan model mental untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan membangun pengetahuan baru. Di sisi lain, keterampilan konatif mempersiapkan peserta didik untuk (1) memahami dan mengendalikan diri, dan (2) memahami dan berinteraksi dengan orang lain. Jenis kegiatan ini mempersiapkan peserta didik untuk karir masa depan yang membutuhkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang serupa.
Pertimbangan utama lainnya untuk memilih strategi instruksional adalah menjaga peserta didik tetap termotivasi untuk belajar. Dengan kata lain, strategi harus dirancang untuk mendorong peserta didik untuk percaya bahwa mereka memiliki kompetensi untuk berhasil dan cukup kontrol/otonomi untuk membuat pilihan selama proses pembelajaran. Penting juga untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan dan menerima pengakuan dari guru, keluarga, dan orang lain yang penting secara sosial bagi mereka (Usher & Kober, 2012).
Memilih sumber belajar
Saat memilih sumber daya untuk pelajaran ASSURE, keputusan dibuat mengenai teknologi dan media serta jenis bahan pendukung yang diperlukan untuk mencapai hasil pelajaran. Selain memilih materi pendukung, guru sering kali perlu memodifikasi materi yang ada atau merancang materi baru untuk memenuhi tujuan pelajaran tertentu. Pedoman dan alat untuk membuat keputusan ini mengikuti.
Teknologi dan media – Dalam memeriksa permainan edukatif, carilah latihan dan umpan balik yang relevan. Saat memilih buku cerita audio, cari fungsi seperti definisi yang disematkan dan kemudahan untuk kembali ke bagian yang telah dibaca sebelumnya. Untuk membantu proses ini, rubrik pemilihan disediakan untuk teknologi dan media utama yang disajikan dalam bab-bab tertentu.
Rubrik seleksi – Rubrik seleksi menyediakan prosedur sistematis untuk menilai kualitas teknologi dan media tertentu. Setiap rubrik mencakup serangkaian kriteria pemilihan yang konsisten (seperti yang ditunjukkan di sini) serta kriteria untuk teknologi atau media yang ditentukan (misalnya, perangkat lunak aplikasi, audio). Anda perlu memutuskan kriteria mana yang paling penting untuk digunakan dalam membantu peserta didik Anda mencapai tujuan pembelajaran yang dinyatakan.
Kriteria rubrik seleksi
Kesesuaian dengan standar, hasil, dan tujuan
Informasi yang akurat dan terkini
Bahasa yang sesuai dengan usia
Tingkat minat dan keterlibatan
Kualitas teknis
Kemudahan penggunaan (untuk peserta didik atau guru)
Bebas bias
Panduan pengguna dan petunjuk arah
Rubrik pemilihan adalah template dengan kolom terpisah untuk memasukkan judul media, sumber, dan deskripsi singkat beserta skala penilaian yang telah ditentukan untuk menilai teknologi/media yang ditinjau.
Memilih, memodifikasi, atau merancang bahan belajar
Dalam memilih strategi pembelajaran, pertama-tama kita harus mempertimbangkan di mana pendekatan yang berpusat pada guru diimplementasikan dan kapan melakukan pendekatan yang berpusat pada peserta didik. Contohnya ketika sedang melakukan pembelajaran mengenai fotosintesis kita dapat menggunakan pendekatan guru sebagai fasilitator.
Guru disini dapat menggunakan media yang mendukung untuk memfasilitasi belajar peserta didik. Guru dapat menggunakan sumber daya belajar seperti proyektor,animasi video, serta alat peraga untuk memperlihatkan proses fotosintesis. Marzano dan Heflebower (2012) mengusulkan bahwa guru saat ini perlu menerapkan strategi pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam kegiatan yang membangun kognitif dan konatif keterampilan.
Keterampilan kognitif mempersiapkan peserta didik untuk (1) menganalisis dan menggunakan informasi, (2) mengatasi masalah dan isu yang kompleks, dan (3) menciptakan pola dan model mental untuk memperoleh pemahaman yang lebih dalam dan membangun pengetahuan baru. Di sisi lain, keterampilan konatif mempersiapkan peserta didik untuk (1) memahami dan mengendalikan diri, dan (2) memahami dan berinteraksi dengan orang lain (hal. 9).
Jenis kegiatan ini mempersiapkan peserta didik untuk karir masa depan yang membutuhkan penerapan pengetahuan dan keterampilan yang serupa. Kemudian pertimbangan untuk memilih strategi pembelajaran yang selanjutnya adalah menjaga agar peserta didik tetap termotivasi untuk mengikuti pembelajaran. Penting juga untuk memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berinteraksi dengan dan menerima pengakuan dari guru, keluarga, dan orang lain yang penting secara sosial bagi mereka (Usher & Kober, 2012). Dalam memilih,memodifikasi atau merancang bahan terdapat 3 langkah yaitu :
Memilih bahan yang tersedia
Bisanya bahan yang tersedia bersifat off the shell yaitu bahan yang siap pakai tersedia dari sekolah, distrik, maupun sumber yang sudah ada. Berikut langkah untuk memilih bahan yang tersedia :
a) Melibatkan ahli media perpustakaan
Ahli media perpustakaan biasanya lebih mengetahui bahan ajar yang sesuai untuk digunakan, arsip yang ada di perpustakaan dapat digunakan untuk memeriksa materi dari sekolah untuk mengetahui media yang cocok untuk materi tersebut.
b) Bergabung dengan guru yang lain
Untuk guru yang sudah berpengalaman bertahun-tahun dengan media alternatif dalam mendukung materi mungkin akan bisa memberi masukan lebih banyak. Bergabung dengan guru lain akan memunculkan kumpulan ide bersama.
c) Survey online
Education World adalah situs yang diperbarui setiap hari dan menawarkan ulasan aplikasi, situs web, dan produk teknologi serta rencana pelajaran, sumber daya siap kelas, artikel pengembangan profesional, dan alat media sosial untuk terhubung dengan guru lain.
Mengubah material yang ada
Teknologi memunculkan banyak materi tersedia di berbagai platform pendidikan. Banyak sumber daya pendidikan yang disediakan sebagai file digital bebas hak cipta. Mengubah material yang ada contohnya adalah ketika materi yang tersedia hanya bentuk cetak dan tulisan bisa diubah menjadi sebuah powerpoint di mana materi di dalamnya ditambahkan dengan video dan gambar yang mendukung proses pembelajaran.
Merancang bahan belajar baru
Ketika bahan yang sudah jadi tidak tersedia atau bahan yang sudah ada tidak dapat dengan mudah dimodifikasi, Anda perlu merancang bahan pelajaran Anda sendiri, yang dapat berkisar dari mencetak flip chart dengan tangan hingga menggunakan laptop Anda untuk membuat handout, presentasi, atau blog online.
4. Utilize Resources (memanfaatkan sumber belajar)
Langkah ini melibatkan perencanaan peran guru untuk memanfaatkan sumber pelajaran (misalnya, teknologi, media, dan bahan) dengan:
Melakukan review sumber belajar
Selama proses seleksi kita mengidentifikasi sumber pelajaran yang sesuai dengan pelajar. Pada tahap ini, kita perlu melihat teknologi dan sumber media yang dipilih dalam kaitannya dengan tujuan pembelajaran. Tujuannya adalah untuk memilah bagian-bagian yang langsung selaras dengan pelajaran. Meskipun dalam pemilihan materi mungkin telah melibatkan pemeriksaan ulasan yang diterbitkan, uraian singkat distributor, dan penilaian rekan kerja, penting bagi kita untuk melihat kembali materi tersebut sebelum menggunakannya. Tinjauan menyeluruh tidak hanya memungkinkan kita menggunakan sumber daya secara maksimal, tetapi juga memastikan bahwa peserta didik tidak terpapar konten atau bahasa yang tidak pantas di beberapa permainan digital, video, dan majalah online atau cetak.
Siapkan sumber belajar
Selanjutnya, kita perlu menyiapkan sumber daya yang akan mendukung kegiatan pembelajaran. Langkah pertama adalah mengumpulkan semua bahan dan peralatan yang diperlukan. Tentukan urutan penggunaan bahan dan peralatan dan apa yang akan kita lakukan. Simpan daftar bahan dan peralatan yang dibutuhkan untuk setiap pelajaran dan garis besar urutan presentasi kegiatan. Terakhir, rencanakan waktu untuk berlatih menggunakan sumber sebelum mengimplementasikan pelajaran.
Menyiapkan lingkungan belajar
Dimanapun aktivitas pembelajaran akan berlangsung, fasilitas harus diatur agar sumberdaya dapat digunakan secara efektif. Kita harus memeriksa apakah peralatan berfungsi dengan baik. Atur fasilitas sehingga semua peserta didik dapat melihat dan mendengar dengan baik. Atur tempat duduk sehingga peserta didik dapat melihat dan mendengar satu sama lain ketika pembelajaran kooperatif atau kolaboratif disertakan.
Persiapkan peserta
Penelitian dasar tentang pembelajaran memberitahu kita bahwa apa yang dipelajari dari suatu kegiatan sangat bergantung pada bagaimana peserta didik dipersiapkan untuk pelajaran (Gagné, Wager, Golas, & Keller, 2004). Instruksi yang efektif juga memerlukan pemanasan yang tepat, yang dapat mencakup satu atau lebih:
Pendahuluan yang memberikan gambaran luas tentang isi pelajaran
Alasan yang menjelaskan bagaimana konten terkait dengan aplikasi dunia nyata
Pernyataan memotivasi yang menciptakan kebutuhan untuk mengetahui isinya
Isyarat yang mengarahkan perhatian pada aspek-aspek tertentu dari pelajaran
Berikan pengalaman belajar
Sekarang kita siap untuk memberikan pengalaman instruksional. Pengalaman belajar yang berpusat pada guru seringkali melibatkan presentasi, demonstrasi, latihan dan praktik, atau tutorial. Penyediaan pengalaman belajar ini mungkin memerlukan penggunaan berbagai sumber.
Seperti yang diprediksi oleh Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl (1956) lebih dari 60 tahun yang lalu, ekonomi global saat ini akan menuntut peserta didik untuk memiliki pengalaman dan praktik menerapkan, menganalisis, mensintesis, dan mengevaluasi daripada hanya mengetahui dan memahami informasi. Ini mengikuti pandangan konstruktivis bahwa belajar adalah proses mental aktif yang dibangun dari pengalaman autentik yang relevan atau praktek yang diterima peserta didik umpan balik informatif, tanggapan yang membuat mereka mengetahui sejauh mana mereka telah mencapai tujuan dan bagaimana meningkatkan kinerja mereka. Kurikulum nasional, Common Core State Standards, dan standar teknologi memiliki penerapan langsung ketika merencanakan partisipasi aktif peserta didik dalam kegiatan yang bermakna di mana peserta didik menggunakan berbagai teknologi, media, dan sumber daya untuk mendukung pembelajaran.
Praktik
Tujuan pelajaran Anda secara eksplisit menyatakan apa yang diharapkan peserta didik untuk diketahui dan dilakukan setelah instruksi. Dengan demikian, sangat penting untuk meminta partisipasi peserta didik melalui praktik eksplisit dengan pengetahuan dan keterampilan baru. ISTE-S mendukung tingkat partisipasi peserta didik ini melalui penggunaan berbagai teknologi dan media (ISTE, 2007).
Inovasi yang menginspirasi; Salah satu cara umum yang membutuhkan partisipasi peserta didik adalah melalui penggunaan teknologi peserta didik dapat mengekspresikan kreativitas dan ide-ide inovatif mereka. Misalnya, anak kecil dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang kata-kata kosakata baru, ketika menggunakan perangkat lunak seperti KidPix untuk menemukan gambar yang mewakili kata-kata baru dan menambahkan definisi pribadi dalam kata-kata mereka sendiri. Contoh lain melibatkan peserta didik sekolah menengah membuat presentasi PowerPoint yang menggambarkan tren musik rakyat Amerika selama 100 tahun terakhir. Kegiatan ini membutuhkan ringkasan ide-ide kunci dari dokumen sejarah, memilih foto dan klip suara terbaik, dan mengurutkan konten dengan cara yang bermakna. Di tingkat sekolah menengah,peserta didik IPS dapat menggunakan Spreadsheet untuk memeriksa tren populasi nasional selama abad yang lalu dan membuat prediksi pertumbuhan untuk 100 tahun ke depan.
Mendukung kerjasama; Kunci untuk mempersiapkan peserta didik untuk karir masa depan adalah untuk melibatkan mereka dalam kegiatan kolaboratif di mana mereka harus berkomunikasi melalui berbagai metode. Misalnya, saat menggunakan gambar diam yang diproyeksikan dari peserta didik yang tinggal di Alaska, Anda dapat melibatkan peserta didik dalam diskusi yang hidup di mana mereka membandingkan diri mereka dengan peserta didik di foto. Peserta didik kemudian dapat bertukar email dengan peserta didik Alaska untuk mendapatkan pengetahuan langsung tentang kehidupan di Alaska. Sebagai contoh lain, jika hasilnya adalah untuk meningkatkan kesadaran peserta didik tentang hak dan tanggung jawab mereka untuk mengungkapkan pendapat, kelompok peserta didik dapat menulis dan mengirimkan ide-ide mereka ke bagian opini publik dari situs web berita lokal.
Membangun keterampilan literasi informasi; Internet menyediakan peserta didik dengan akses instan ke sumber daya tak terbatas. Namun, peserta didik membutuhkan keterampilan literasi informasi untuk mengidentifikasi, mengevaluasi, dan menggunakan informasi untuk “membuat keputusan berdasarkan informasi, menerapkan pengetahuan pada situasi baru, dan menciptakan pengetahuan baru” (ALA, 2007, hlm. 5). Sebagai seorang guru, penting bagi Anda untuk merencanakan kegiatan yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam memproses informasi dan melaporkan hasil yang bermakna untuk tugas yang diberikan. Penelitian peserta didik juga harus memasukkan informasi dari buku, majalah, dan orang-orang, karena sumber yang beragam akan lebih memastikan bahwa peserta didik tidak hanya memotong dan menempelkan informasi berbasis web ke dalam pekerjaan mereka. Misalnya, jika peserta didik Anda ingin membuat peta konsep peristiwa yang mempengaruhi hak-hak perempuan, Anda ingin menetapkan harapan untuk menggunakan berbagai sumber daya digital dan nondigital, memparafrasekan konten.
Mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi; Kurikulum hari ini dan standar teknologi mengharuskan peserta didik untuk mendemonstrasikan penerapan pemikiran kritis melalui kegiatan seperti merencanakan dan menyelesaikan projek yang sukses, memecahkan masalah, dan menarik kesimpulan. Penting bagi peserta didik dari segala usia untuk secara teratur memeriksa informasi melalui penggunaan alat-alat seperti perangkat elektronik (misalnya, probe sains dan mikroskop), peralatan audio dan video digital (misalnya, kamera dan papan tulis), dan berbagai aplikasi (misalnya, Spreadsheet dan Database). Jika peserta didik menjawab pertanyaan
“Apakah orang dengan suara terbanyak memenangkan pemilihan presiden?” mereka dapat mengunduh hasil pemilu ke dalam Spreadsheet untuk membandingkan suara elektoral dengan total suara populer. Untuk menentukan apakah kolam buatan aman untuk ikan seperti kolam alami, peserta didik dapat mengumpulkan sampel air dan menggunakan berbagai probe elektronik untuk mengumpulkan data untuk dibandingkan dalam Spreadsheet. Peserta didik pada tingkat awal sekolah yang belajar warna dapat memecahkan masalah berikut: “Dapatkah kamu menemukan pelangi di kamar kami?” Pasangan peserta didik akan menggunakan kamera digital untuk memotret item yang cocok dengan setiap warna pelangi untuk buku aktivitas “Pelangi di Kamar Kita”.
Alat teknologi yang dirancang khusus untuk melibatkan peserta didik dalam pemecahan masalah termasuk permainan digital dan simulasi. Permainan menggunakan kompetisi, intrik, dan rasa ingin tahu sebagai kendaraan bagi peserta didik untuk mendapatkan pengetahuan konten. Contoh yang sangat baik adalah Math Blaster, perangkat lunak pemenang penghargaan yang melibatkan peserta didik dalam permainan aksi cepat untuk mempelajari konten matematika berbasis standar. Simulasi menggunakan fitur serupa; namun memungkinkan peserta didik fleksibilitas yang besar dalam membuat pilihan yang mempengaruhi hasil dalam permainan.
SimCity adalah permainan simulasi terkenal di mana peserta didik merancang dan mengelola berbagai sistem untuk satu atau lebih kota. Desainnya membahas berbagai sistem yang diperlukan untuk mendukung warga; misalnya listrik, air, pajak, pendidikan, transportasi, rumah sakit, dan polisi. Perencanaan juga perlu memasukkan identifikasi zona yang berbeda di dalam kota, seperti perumahan, bisnis, rekreasi, dan industri, dengan tetap memperhatikan faktor lingkungan dan keamanan. Tujuan keseluruhannya adalah untuk menciptakan kota mandiri dengan anggaran berimbang.
Menggunakan perangkat lunak pendidikan untuk praktik; Perangkat lunak pendidikan menyediakan sumber daya yang sangat baik untuk melibatkan peserta didik dengan beragam kemampuan dalam kegiatan pembelajaran individual yang berfokus pada pengetahuan dan keterampilan konten inti. Program ini memungkinkan peserta didik dengan kemampuan di bawah rata-rata untuk bergerak dengan kecepatan mereka sendiri menyelesaikan kegiatan latihan sambil menerima umpan balik dan perbaikan segera. Banyak program perangkat lunak memberikan saran kepada peserta didik untuk mencoba kegiatan yang lebih menantang setelah menunjukkan penguasaan keterampilan sebelumnya.
Menggunakan media lain untuk praktik; Diskusi, kuis singkat, dan latihan aplikasi dapat memberikan kesempatan untuk latihan dan umpan balik selama petunjuk. Panduan dan manual guru sering menyarankan teknik dan kegiatan untuk memunculkan dan memperkuat tanggapan peserta didik. Namun, banyak dari sumber daya tersebut tidak mengintegrasikan penggunaan teknologi dan media. Oleh karena itu, Anda perlu menggunakan komponen model ASSURE yang dapat diterapkan untuk memutuskan di mana penggunaan alat ini oleh peserta didik.
Balikan (feedback)
Dalam semua kasus, peserta didik harus menerima umpan balik pada pekerjaan mereka. Umpan balik dapat berasal dari guru, atau peserta didik dapat bekerja dalam kelompok kecil dan saling memberikan umpan balik. Dalam suatu proses pembelajaran, umpan balik atau feedback sangatlah penting. Feedback ini diperlukan untuk mengoptimalkan pembelajaran. Dengan adanya feedback dapat mengajarkan peserta didik untuk menilai penampilan, yang dimana mereka tidak dapat melihat dan merasakan kesalahan sendiri, dan peserta didik lainlah yang dapat melihat dan mengevaluasi hal tersebut. Umpan balik juga dapat menjadi bagian dari aktivitas pemeriksaan diri yang dilakukan secara mandiri atau dengan mentor, sering kali menggunakan teknologi. Brookhart (2008) menjelaskan berbagai komponen umpan balik untuk dipertimbangkan guru, seperti kapan diberikan, kriteria yang digunakan, kejelasan umpan balik kepada peserta didik, dan nada adalah umpan balik yang positif dan akan mendorong peserta didik agar selalu mengalami peningkatan.
6. Evaluate and revise (evaluasi dan revisi)
Komponen terakhir dari model ASSURE, Evaluasi dan Revisi, sangat penting untuk pengembangan kualitas pengajaran, namun komponen desain pelajaran ini sering diabaikan. Tanpa langkah ini, seringkali tidak mungkin untuk mengetahui apakah instruksi berhasil atau bagaimana merevisi strategi yang gagal. Hal ini juga mempersulit untuk menilai kemanjuran berbagai jenis teknologi dan media tanpa meluangkan waktu untuk mengevaluasi penggunaannya.
Dampak evaluasi terhadap pembelajaran peserta didik
Pertanyaan pamungkas mengenai instruksi adalah apakah peserta didik telah mempelajari apa yang seharusnya mereka pelajari. Dapatkah mereka menunjukkan kemampuan yang ditentukan dalam standar dan tujuan yang dinyatakan? Langkah pertama dalam menjawab pertanyaan ini diambil menjelang awal model ASSURE, ketika Anda merumuskan tujuan pembelajaran Anda, termasuk kriteria kinerja yang dapat diterima. Langkah selanjutnya adalah mengembangkan tugas penilaian yang menuntut peserta didik untuk mendemonstrasikan perilaku yang dinyatakan dalam tujuan.
Metode penilaian pencapaian tergantung pada sifat tujuan. Beberapa tujuan pembelajaran memerlukan keterampilan kognitif yang relatif sederhana-misalnya, menyatakan hukum Ohm atau meringkas prinsip-prinsip Deklarasi Kemerdekaan. Tujuan pembelajaran seperti ini cocok untuk tes tertulis konvensional.
Tujuan lain mungkin memerlukan perilaku tipe proses (misalnya, menguraikan cerita, memecahkan persamaan kuadrat, atau mengklasifikasikan hewan), penciptaan produk (misalnya, patung, komposisi tertulis, presentasi Prezi, atau portofolio), atau menunjukkan sikap (misalnya, memilih untuk membaca selama kegiatan waktu luang, menempatkan kertas bekas di tempat sampah, atau makan makanan ringan yang sehat). Jenis tujuan pembelajaran ini membutuhkan lebih komprehensif, penilaian autentik, seperti evaluasi berbasis kinerja demonstrasi peserta didik belajar dalam konteks alami.
Mengevaluasi dan merevisi strategi sumber belajar
Evaluasi juga mencakup penilaian strategi instruksional Anda dan sumber daya yang digunakan untuk mendukung pelajaran. Apakah strategi instruksional itu efektif? Bisakah mereka ditingkatkan? Apakah sumber daya teknologi dan media membantu peserta didik dalam memenuhi tujuan pembelajaran? Apakah mereka efektif dalam membangkitkan minat peserta didik? Apakah mereka mendukung partisipasi peserta didik?
Sebuah komponen kunci untuk evaluasi dan revisi pelajaran adalah masukan peserta didik. Anda dapat meminta masukan peserta didik tentang keefektifan media tertentu, seperti video, kegiatan, atau seluruh pelajaran.
Anda juga dapat memperoleh umpan balik peserta didik mengenai strategi pengajaran Anda dan penggunaan teknologi dan media melalui diskusi dan wawancara. Misalnya, Anda mungkin belajar bahwa peserta didik lebih suka belajar mandiri daripada presentasi kelompok pilihan Anda. Atau mungkin peserta didik tidak menyukai pilihan sumber online Anda dan merasa mereka akan belajar lebih banyak dari menonton video. Peserta didik Anda juga dapat memberitahu Anda, secara halus atau tidak, bahwa penampilan Anda sendiri meninggalkan sesuatu yang diinginkan.
Evaluasi Pengajaran; Meskipun evaluasi pengajaran Anda mungkin menimbulkan beberapa kekhawatiran, informasi yang dihasilkan akan memberikan umpan balik yang sangat baik untuk menangani bidang-bidang perbaikan yang dibutuhkan dan untuk merayakan bidang- bidang pengajaran berkualitas tinggi. Ada empat tipe dasar evaluasi guru: diri sendiri, peserta didik, rekan, dan administrator.
Evaluasi diri, guru dapat membuat rekaman audio atau video pembelajaran yang kemudian didengarkan atau dilihat lain waktu saat menggunakan lembar evaluasi.
Peserta didik di kelas awal dapat memberikan umpan balik yang berharga melalui survei yang sesuai dengan usia. Peserta didik mungkin enggan untuk “mengevaluasi” guru mereka dalam diskusi kelas terbuka, tetapi mungkin berbagi ide dalam kelompok atau mengirimkan komentar secara anonim.
Rekan, biasanya guru lain, untuk duduk di belakang ruangan dan mengamati keterampilan mengajar Anda. Umpan balik dapat diberikan dalam evaluasi terbuka (lembar kertas kosong) atau Anda dapat merancang formulir yang membahas bidang-bidang di mana Anda ingin menerima umpan balik.
Di sebagian besar sekolah, administrator mengunjungi guru dalam urutan terjadwal, seringkali setiap tahun, setengah tahunan, atau lebih sering karena peningkatan akuntabilitas guru. Anda dapat meminta administrator untuk mengunjungi lebih sering secara “tidak resmi”. Banyak sekolah memiliki formulir standar yang digunakan administrator untuk mengamati guru dan memberikan umpan balik kepada mereka. Anda juga dapat memberi tahu administrator Anda tentang karakteristik lain yang Anda ingin dia amati.
Revisi strategi dan sumber belajar
Langkah terakhir dari siklus instruksional adalah duduk dan melihat data penilaian dan evaluasi. Periksa perbedaan antara tujuan dan apa yang sebenarnya terjadi. Apakah prestasi peserta didik tidak mencapai satu atau lebih tujuan pembelajaran? Bagaimana reaksi peserta didik terhadap strategi instruksional dan sumber pelajaran? Apakah guru puas dengan nilai bahan yang dipilih?, selanjutnya lakukan refleksi pelajaran dalam setiap komponennya. Buat catatan segera setelah selesainya pelajaran, dan rujukan sebelum menerapkan pelajaran lagi. Jika data evaluasi menunjukkan kekurangan, Kembalilah ke bagian rencana yang salah dan merevisinya. Model akan berfungsi, tetapi hanya jika terus menggunakannya untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Teori kinetik gas mendeskripsikan tentang sifat makroskopik sejumlah besar gas yang terdiri dari partikel submikroskopik, baik itu dalam bentuk atom maupun unsur, yang bergerak secara random dengan kecepatan konstan. Gerakan partikel pada gas ini akan segera membentuk lenting sempurna jika bertumbukan baik antar partikel maupun dengan dinding pembatas gas.
Teori Kinetik ini menjelaskan tentang karakteristik makroskopik dari sejumlah gas terkait dengan besaran tekanan, temperatur, volume, viskositas, dan konduktivitas termal. Besaran ini dikaji berdasarkan jenis gasnya dan gerakan dari gas tersebut.
A. Gas Ideal
Teori Kinetik Gas hanya berlaku pada gas-gas ideal. Gas Ideal sempurna ini adalah gas khayal, karena praktis sulit ditemukan di alam namun karakteristik gas pada umumnya sudah mendekati ideal. Adapun model gas ideal memiliki karakteristik sebagai berikut:
Gas terdiri dari dari molekul dengan ukuran yang sangat kecil dibandingkan jarak terpisah antar gas, sehingga volume yang ditempati partikel gas dapat diabaikan jika dibandingkan volume gas secara keseluruhan.
Interaksi gaya antar molekul sangat lemah baik itu gaya tarik atau gaya tolak menolak sehingga dapat diabaikan.
Partikel bergerak lurus secara random dengan kecepatan konstan. Sebagai benda, partikel dalam gas ideal tunduk pada hukum Newton tentang gerak. Jika tumbukan maka terjadi tumbukan lenting sempurna, dengan demikian energi kinetik di dalam gas sifatnya ideal.
Energi kinetik rata-rata dari gas berbanding lurus dengan suhu mutlak dalam gas.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka gas ideal ini memiliki volume yang terisi oleh ruang kosong. Hal ini sangat kontras dengan fase benda dalam keadaan cair dan padat dimana interaksi gaya antar partikel sangatlah berpengaruh.
Pada keadaan standar, partikel gas bergerak dengan kecepatan 100 m/s sampai 1000 m/s. Kecepatan ini membuat setiap partikel gas diperkirakan mengalami tumbukan sebanyak 1010 kali setiap sekon. Karena jarak antar gas yang sangat jauh maka tinjauan gerak gas dapat dilakukan secara individu berdasarkan hukum Newton.
Setiap kali terjadi tumbukan, (tumbukan lenting sempurna) dan gas bergerak dengan kecepatan yang dianggap sama, maka setelah tumbukan partikel bergerak dengan kecepatan yang sama hanya saja terjadi perubahan arah. Jika terjadi perubahan kecepatan, mengingat sangat sulit gas berada dalam keadaan ideal sempurna, maka perubahan kecepatan ini sangatlah kecil. Sehingag Δv sebanding dengan akselerasinya (a)
Berdasarkan hukum II Newton, gaya F = ma bekerja pada permukaan seluas A dengan demikian F = PA.
Interpretasi Energi Kinetik Berdasarkan Suhu
Energi kinetik dari sebuah benda yang bergerak dinyatakan dalam persamaan:
E_k = \frac{1}{2}mv^2
Berdasarkan teori kinetik molekul, rata-rata energi kinetik dari benda ini berbanding lurus dengan suhu mutlak dari gas tersebut. Peningkatan suhu dari gas praktis membuat kecepatan gerak dari gas meningkat. Hal ini terbukti melalui percobaan gas ideal yakni
Hukum Boyle yang menyatakan bahwa tekanan dari sejumlah gas tergantung dari seberapa banyak molekul yang menabrak permukaan dinding. Jika gas ditekan sampai volume lebih kecil maka jumlah gas yang sama di awal akan menabrak dinding yang lebih sempit. Dengan demikian tekanan gas akan naik.
Hukum Charles yang menyatakan bahwa peningkatan suhu dari sebuah gas membuat energi kinetik dari gas meningkat. Ketika sejumlah partikel bergerak dengan cepat dalam keadaan yang relatif sama, maka partikel gas harus saling berjauhan sehingga jumlah gas yang menabrak permukaan harus selalu sama dalam satu waktu yang sama. Sehingga peningkatan suhu ini harus dibarengi dengan penambahan volume agar tekanan tetap sama.
Hukum Avogadro yang menyatakan bahwa penambahan jumlah molekul yang berada dalam sebuah ruang tertutup akan menambah jumlah tumbukan dari antara dinding ruang setia satuan waktunya.
B. Model Matematis Hukum Gas Ideal
Pemodelan matematis dari hukum gas ideal sangat membantu dalam memahami karakteristik mikroskopik dari gas. Berdasarkan penjelasan sebelumnya maka setiap partikel dari gas ideal ini tunduk pada hukum Newton. yakni
F=ma=m\frac{dv}{dt}
dimana m adalah massa partikel dan v adalah kecepatan partikel. Arah gerak dari partikel gas ini akan berubah ke arah berlawanan ketika menumbuk dinding dengan kata lain kita asumsikan bahwa kecepatan ke arah dinding sebesar +v dan setelah tumbukan menjadi -v. Kesepakatan ini bisa dilakukan sebaliknya.
Misalkan sebuah partikel gas berada dalam sebuah ruang berbentuk kubus dengan panjang l. Partikel kemudian bergerak ke arah sumbu x kemudian menumbuk dinding sehingga terpantul ke arah berlawanan. Ketika bergerak ke arah dinding maka kecepatan adalah +v dan ketikan kembali kecepatan adalah -v. Dengan demikian, perubahan kecepatan dari benda ini adalah 2v, sehingga perubahan momentumnya adalah 2mv.
Setelah tumbukan, maka partikel harus bergerak sejauh l agar mengalami tumbukan dengan dinding sebelahnya, dengan demikian jumlah tumbukan setiap satuan waktunya adalah :
\frac{v_x}{2l}
Dengan demikian gaya yang bekerja pada dinding adalah
Abad 21 tidak sekedar angka, ada banyak budaya baru yang lahir di berbagai belahan dunia. Budaya baru ini cenderung lahir karena pertumbuhan dan perkembangan teknologi yang sangat pesat sehingga mampu menghilangkan sekat antar negara. Demikian pula dengan karakteristik peserta didik yang ikut berubah, Lingkungan belajar abad 21 menjadi semakin banyak tantangan.
Perubahan Budaya ini menghasilkan banyak pertanyaan baru pula dalam dunia pembelajaran, seperti
Bagaimana lingkungan belajar abad 21?
Perangkat teknologi apa saja yang dapat mendukung pembelajaran abad 21?
Apakah masih terdapat kesenjangan Teknologi yang berada dalam lingkungan Abad 21 dan bagaimana cara mengatasinya?
A. Teknologi dan Media Pembelajaran
1. Teknologi dan media pembelajaran
Media pembelajaran adalah hal yang tidak dapat dilepaskan dari perkembangan teknologi. Peran ini baik mendukung dan kadang kala sebagian perkembangan teknologi justru menghambat pembelajaran.
Buatlah list mengenai perangkat teknologi dan media pembelajaran yang mungkin dikembangkan atau digunakan dalam perangkat tersebut!
Pendidikan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dalam hal ini peserta didik. Kebutuhan tersebut dikategorikan sebagai pengetahuan, keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan perubahan zaman sehingga mereka dapat mengejar karir setelah menempuh proses pendidikan. Salah satu aspek yang penting adalah pengetahuan dan keterampilan menggunakan teknologi dan media secara cermat, terarah dan terukur sehingga dapat menumbuhkan kreativitas, inovasi, komunikasi serta keterampilan menyelesaikan masalah yang bersifat nyata.
Peran teknologi ini membuat banyak asosiasi dan institusi pendidikan yang merekomendasikan pendekatan baru dengan harapan pembelajaran yang lebih luas dan merata bagi seluruh peserta didik. Lembaga-lembaga yang terdepan dalam melakukan riset terkait teknologi dan pembelajaran seperti Partnership for 21st Century Learning (P21), Program International Student Assessment (PISA), International Society for Technology in Education (ISTE) dan masih banyak lagi.
a. Teknologi pembelajaran
Teknologi adalah perangkat baru yang diciptakan manusia untuk memudahkan pekerjaan yang mereka kerjakan. Dalam pembelajaran, teknologi diasosiasikan dengan perangkat yang digunakan sebagai sumber dan media belajar. Kata ini juga dapat diasosiasikan dengan perangkat elektronik dalam pembelajaran seperti Komputer, Tablet, Proyektor, Perangkat Jaringan dan sebagainya.
Upaya mendorong pembelajaran yang lebih baik dapat dilakukan dengan menciptakan lingkungan belajar yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi yang diajarkan. Upaya ini dimulai dengan pengambilan keputusan tentang teknologi dan media apa yang digunakan dalam pembelajaran. Dalam hal ini guru harusnya sudah memahami karakteristik peserta didik yang dihadapi di kelas.
Selanjutnya guru memiliki tugas menetapkan tujuan pembelajaran yang selanjutnya dijadikan dasar untuk menentukan strategi dan bahan ajar yang akan disampaikan. Sebagai pelengkap dari langkah ini maka guru kemudian memilih teknologi dan media yang terbaik agar dapat melaksanakan proses pembelajaran secara optimal.
Sebagian guru memandang teknologi sebagai “obat” untuk semua kelas, penting untuk dicatat bahwa sumber belajar berbasis teknologi tidak secara otomatis membuat guru lebih mahir dalam proses pembelajaran. Guru harus berpengalaman dalam praktik terbaik untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam kurikulum dan pembelajaran. Perlu ada model yang dikembangkan sebagai alat bantu untuk merencanakan dan memastikan bahwa teknologi dan media digunakan secara maksimal, tidak hanya sebagai pengganti bahan ajar cetak atau pesan lisan.
Teknologi saat ini menawarkan beberapa manfaat bagi guru (Smaldino, 2019:3) diantaranya:
Teknologi menjadi salah satunya adalah kemampuan untuk menyimpan dan mengakses informasi dalam jumlah besar secara digital, baik sebagai teks, audio, visual, game, atau video, dalam file komputer, DVD, atau dalam ruang penyimpanan cloud
Keuntungan unik lain dari teknologi saat ini adalah kemampuan beradaptasinya untuk memenuhi berbagai kebutuhan peserta didik, seperti yang terlihat di teknologi untuk semua peserta didik. Guru dapat membedakan pembelajaran dan akses ke pengalaman belajar dengan berbagai perangkat teknologi.
Keuntungan ketiga dari teknologi adalah peserta didik tidak lagi terbatas pada ruang kelas. Melalui pusat media sekolah dan jaringan komputer seperti Internet, dunia menjadi ruang kelas bagi setiap peserta didik.
b. Kesenjangan teknologi
Ketika merencanakan integrasi teknologi dalam pembelajaran perlu untuk mengikuti isu-isu dan perkembangan teknologi, termasuk isu tentang “kesenjangan digital”, kesenjangan digital dapat mempengaruhi pilihan metode dan pendekatan pembelajaran. Namun untuk situasi saat ini khususnya pasca pandemic Covid 19 kesenjangan digital atau kesenjangan teknologi di sekolah semakin menyempit. Saat ini hampir sebagian besar peserta didik dari semua tingkat ekonomi memiliki akses yang lebih besar ke perangkat digital yang terkoneksi dengan Internet di sekolah akan tetapi belum semua peserta didik memiliki akses ketika berada di rumah. Oleh karena itu menjadi perhatian penting untuk menjembatani kesenjangan digital bagi peserta didik yang mungkin tidak memiliki komputer di rumah (Barnett, 2013). Kesenjangan teknologi di Indonesia masih sangat bervariasi, untuk daerah perkotaan hampir tidak ada hambatan di perangkat dan jaringan, namun untuk sebagian daerah pinggiran masih ada keterbatasan perangkat dan jaringan.
Selain ketersediaan perangkat dan jaringan, kemampuan menggunakan perangkat juga masih belum merata, untuk sebagian generasi z dan post gen z relatif lebih mudah untuk beradaptasi dan memanfaatkan perangkat digital, namun untuk generasi sebelumnya masih perlu penyesuaian dan adaptasi.
Kesenjangan Teknologi!
2. Format media pembelajaran
Media, bentuk jamak dari medium, adalah sarana komunikasi. Berasal dari bahasa Latin medium “antara”, istilah ini mengacu pada segala sesuatu yang membawa informasi antara sumber dan penerima. Tujuan media adalah untuk memfasilitasi komunikasi dan pembelajaran.
Media dibahas lebih rinci dalam bab-bab selanjutnya, tetapi sebagai gambaran umum, mari kita lihat enam kategori dasar media yang digunakan dalam pembelajaran: teks, audio, visual, video, manipulatif (objek), dan orang.
Teks, media yang paling umum digunakan, terdiri dari karakter alfanumerik yang dapat ditampilkan dalam format apapun – papan tulis, layar komputer, buku, poster, dan sebagainya.
Audio, media lain yang biasa digunakan dalam pembelajaran, mencakup apa pun yang dapat Anda dengar; suara manusia, musik, suara mekanis (mesin mobil berjalan), kebisingan, dan sebagainya. Ini mungkin hidup atau direkam.
Visual juga secara teratur digunakan untuk mempromosikan pembelajaran dan menyertakan diagram di layar komputer, gambar di papan tulis, foto, grafik dalam buku, kartun, dan sebagainya.
Video adalah media visual dan audio yang menampilkan gerakan dan dapat disimpan dalam DVD atau flash drive, streaming dari Internet, dalam bentuk animasi komputer, dan sebagainya.
Meskipun sering tidak dianggap sebagai media, objek dan model nyata adalah manipulatif tiga dimensi yang dapat disentuh dan ditangani oleh peserta didik. Semakin populer adalah manipulatif digital, yang mewakili objek tiga dimensi dan dapat dimanipulasi secara digital.
Kategori media yang keenam dan terakhir adalah orang. Fakta nya, orang sangat penting untuk belajar. Peserta didik belajar dari guru, peserta didik, dan orang dewasa.
Ada banyak jenis media dalam setiap kategori, yang akan kita sebut sebagai format media/bentuk fisik di mana pesan digabungkan dan ditampilkan. Format media termasuk, misalnya, papan tulis dan buku (teks dan visual), slide PowerPoint atau Prezi (teks dan visual), CD atau Podcast (suara dan musik), DVD (video dan audio), dan multimedia komputer (audio, teks, dan videonya). Masing-masing memiliki kekuatan dan keterbatasan yang berbeda dalam hal jenis pesan yang dapat direkam dan ditampilkan. Memilih format media bisa menjadi tugas yang kompleks, mengingat beragamnya media dan teknologi yang tersedia, keragaman pelajar, dan banyak tujuan yang ingin dicapai.
a. Bahan ajar
Saudara mahasiswa yang berbahagia, coba Anda ingat-ingat lagi ketika belajar bahan ajar apa saja yang pernah Anda gunakan?
Bentuk bahan ajar yang pernah digunakan? ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
Ketika memilih format media, situasi atau pengaturan pembelajaran (misalnya, kelompok besar, kelompok kecil, instruksi mandiri), variabel peserta didik (misalnya, pembaca, non-pembaca, preferensi pendengaran), dan sifat tujuan (misalnya, kognitif, afektif, keterampilan motorik, interpersonal) harus dipertimbangkan, serta kemampuan presentasi dari masing-masing format media (misalnya, gambar diam, video, kata-kata tercetak, kata-kata lisan).
dirancang dengan baik dialami sedemikian rupa sehingga mereka dapat dengan mudah dicatat, disimpan, diingat, dan digunakan dalam berbagai cara.
1) Peran teknologi dan media dalam pembelajaran
Teknologi berperan penting dalam pembelajaran. Peran Teknologi dalam pembelajaran diantaranya yaitu teknologi sebagai alat (tools), dalam hal ini digunakan sebagai alat bantu bagi peserta didik untuk belajar, misalnya dalam mengolah kata, mengolah angka, membuat unsur grafis, membuat basis data (database), membuat program administratif untuk peserta didik, guru dan staf, data kepegawaian, keuangan dan sebagainya. Teknologi berfungsi sebagai ilmu pengetahuan (science). Dalam hal ini teknologi sebagai bagian dari disiplin ilmu yang harus dikuasai oleh peserta didik.
Teknologi berfungsi sebagai bahan dan alat bantu untuk pembelajaran (literacy). Dalam hal ini teknologi dimaknai sebagai bahan pembelajaran sekaligus sebagai alat bantu untuk menguasai sebuah kompetensi berbantuan komputer. Bergmann & Sams (2012) menciptakan ungkapan “ruang kelas terbalik” untuk menggambarkan model instruksi yang memadukan instruksi langsung dengan pengalaman belajar konstruktivis. Idenya menggabungkan peluang instruksional berbasis teknologi dengan pembelajaran yang dipandu guru. Peserta didik dapat mengumpulkan informasi melalui video, eksplorasi online, dan format audio di luar pengaturan instruksional yang kemudian mereka gunakan di kelas untuk memperluas pemahaman mereka tentang konten dengan bimbingan guru.
3. Guru digital
Ketika pengajaran berpusat pada guru, teknologi dan media digunakan untuk mendukung penyajian pengajaran. Misalnya, guru dapat menggunakan papan tulis elektronik untuk menampilkan variasi grafik batang saat peserta didik memprediksi pertumbuhan populasi dari waktu ke waktu. Guru juga dapat menggunakan bagan saku untuk menunjukkan bagaimana arti kalimat berubah ketika kartu kata disusun ulang. Memproyeksikan video langsung dari kebun binatang dapat memfasilitasi presentasi tentang kebiasaan makan burung. Tentu saja, bahan ajar yang dirancang dengan baik dapat meningkatkan dan mendorong pembelajaran. Perangkat digital memperluas dan meningkatkan kemampuan guru untuk memenuhi berbagai peran dan tanggung jawab yang terkait dengan sosok seorang pendidik. Perangkat teknologi lebih memungkinkan guru “digital” untuk merencanakan dan memberikan pengajaran interaktif sambil berpartisipasi dalam komunitas praktik global dengan sesama pendidik.
a. Pembelajaran digital
Pembelajaran guru “digital” mencakup media dan interaktif. Presentasi pembelajaran dengan mulus mengintegrasikan video dan audio digital yang dialirkan dari file berbasis Internet yang berasal dari klip pendek yang menunjukkan konsep tertentu hingga film dokumenter berdurasi penuh. Contohnya adalah DVD yang menunjukkan segmen dalam gerakan lambat atau cepat atau sebagai gambar diam untuk memperkuat hasil yang ditargetkan untuk peserta didik. Presentasi PowerPoint atau Prezi mengintegrasikan animasi, suara, dan hyperlink yang dipilih secara strategis dengan informasi digital untuk meningkatkan pembelajaran.
b. Sistem Respon Personal
Guru digital menggunakan perangkat digital genggam, seperti: Sistem Respon Pribadi (SRP), untuk mengumpulkan dan menampilkan secara grafis jawaban peserta didik atas pertanyaan guru. PRS, yang biasa disebut “clicker”, adalah keypad nirkabel yang mirip dengan remote TV yang mengirimkan respon peserta didik. Menggunakan PRS selama instruksi meningkatkan interaktivitas peserta didik-guru dalam pengaturan seluruh kelas (Moss & Crowley, 2011). Penggunaan PRS dalam pendidikan termasuk mengukur pemahaman peserta didik tentang konsep, membandingkan sikap peserta didik tentang ide-ide yang berbeda, memprediksi situasi “bagaimana jika”, dan memfasilitasi latihan dan praktik keterampilan dasar.
c. Alat Penilaian Seluler
Perangkat digital seluler, seperti ponsel pintar dan tablet, memungkinkan guru merekam data penilaian peserta didik secara langsung ke perangkat seluler yang mentransfer data ke komputer untuk pembuatan laporan. Misalnya, perangkat digital seluler digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang kinerja akademik peserta didik (Gee, 2012). Guru dapat mengumpulkan data dari waktu ke waktu dan menghasilkan bagan dan grafik yang membantu menunjukkan bagaimana pembelajaran peserta didik telah berubah selama tahun ajaran. Perangkat seluler memungkinkan guru mengumpulkan informasi langsung dari peserta didik mereka.
Seorang guru kelas empat menggunakan Kode Respon Cepat (QR) untuk mengumpulkan informasi tentang peserta didiknya saat mereka memasuki kelas setiap pagi. Dia memberikan pekerjaan rumah peserta didik yang merupakan ringkasan dari apa yang peserta didik pelajari dan bagaimana perasaan mereka tentang sekolah, yang kemudian dikirimkan kepadanya setiap pagi. Dia menggunakan sistem kode QR yang dipasang sekolah sebagai cara cepat untuk mengumpulkan informasi.
d. Komunitas praktek
Guru digital berpartisipasi dalam kegiatan komunitas praktik (CoP), di mana kelompok pendidik dengan tujuan bersama dari seluruh bangsa dan seluruh dunia berbagi ide dan sumber belajar. Interaksi berbasis internet ini memungkinkan guru untuk berkolaborasi dan bertukar ide dan materi. CoP dapat mencakup pendidik yang mengajar mata pelajaran dan tingkat kelas yang sama atau pendidik dengan minat dan kebutuhan yang sama, seperti integrasi teknologi, manajemen kelas, atau bekerja dengan peserta didik yang berbakat. Guru yang tertarik untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam pengajaran mereka dapat memanfaatkan sumber daya dan jaringan para ahli, mentor, dan kolega baru yang didukung oleh berbagai komunitas web.
Contohnya adalah Teacher Focus, komunitas virtual yang menawarkan kesempatan untuk bekerja sama dengan guru di seluruh negeri dan untuk belajar tentang kemajuan dalam praktik terbaik. Teacher Focus menawarkan kepada guru untuk sebuah topik yang menarik, kalender acara, dan diskusi terfokus yang terkait dengan konten dan tingkat kelas. Contoh lainnya adalah menumbuhkan empati berbasis teknologi di kelas matematika, guru matematika, guru sains dan guru seni dapat berkolaborasi dan belajar untuk meningkatkan penggunaan teknologi oleh peserta didik dalam meningkatkan empati peserta didik dengan merancang pembelajaran berbasis projek yang berjudul “Energi Counter”. Projek ini menggabungkan pembelajaran sains tentang nutrisi dan kandungan gizi makanan untuk kesehatan tubuh, serta pembelajaran art tentang ilustrasi berbasis cat air, dengan pembelajaran matematika berkaitan dengan operasi bilangan rasional dan rasio.
e. Standar teknologi untuk Guru
Standar untuk Guru memberikan pedoman dasar untuk menjadi apa yang kita sebut guru digital (ISTE, 2012b). Setiap bab dari teks mencakup bagian pengembangan profesional untuk membantu menekankan pentingnya standar teknologi dan untuk membangun pengetahuan dan keterampilan dengan mendemonstrasikan keterampilan profesional dan membangun kegiatan portofolio profesional yang secara langsung terkait dengan standar guru digital.
Pedoman teknologi berfungsi untuk membantu guru bergerak maju dalam pemahaman tentang menyediakan pengaturan pembelajaran yang efektif dan menggunakan teknologi untuk memfasilitasi pengalaman belajar bagi semua peserta didik. Sebagian besar sekolah secara mandiri telah mengadopsi format integrasi teknologi bagi guru untuk memasukkan teknologi ke dalam kelas. Pastikan untuk memeriksa kebijakan sekolah dan perhatikan peluang pengembangan profesional untuk memperluas pengetahuan dan keterampilan guru dengan integrasi teknologi.
f. Standar kurikulum
Semua guru diharapkan untuk mempertimbangkan hasil belajar bagi peserta didiknya berdasarkan standar kurikulum. Hasil ini sering menjadi bagian dari praktik penilaian skala besar yang memastikan bahwa semua peserta didik memiliki konten pengetahuan dan keterampilan yang sama. Penyesuaian dalam strategi dan materi pengajaran perlu dilakukan untuk memastikan bahwa semua peserta didik akan memiliki kesempatan yang sama untuk berhasil dalam pengalaman belajar mereka.
Peserta didik diharapkan terlibat aktif dalam membaca dan menulis sebagai komponen integral dari pembelajaran dalam semua bidang. Konsep bahwa belajar adalah sebuah proses dengan membaca, menulis menjadi standar setiap tingkat yang kelas mencerminkan apa yang telah dipelajari dan apa yang akan diikuti.
Pengetahuan dan keterampilan guru dalam proses pembelajaran dengan peserta didik secara individu untuk memfasilitasi pembelajaran sangatlah penting. Guru harus memiliki fleksibilitas dalam merancang pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar peserta didik dan untuk mendorong keberhasilan dalam semua aspek pembelajaran.
4. Siswa digital
Pembelajaran era digital memungkinkan peserta didik mampu mendapatkan pengetahuan berlimpah ruah serta cepat dan mudah. Pembelajaran era digital sekarang sudah tidak lagi berpusat pada guru tetapi sudah bergeser. Pembelajaran saat ini harus berpusat pada peserta didik itu sendiri (student centered). Kegiatan yang berpusat pada peserta didik memungkinkan guru untuk menghabiskan waktu mereka untuk menilai dan mengarahkan pembelajaran, berkonsultasi dengan peserta didik secara individu, mengajar mereka secara satu per satu dalam kelompok kecil.
Peserta didik digital belajar di ruang kelas dimana mereka belajar dengan menggunakan teknologi dan media yang memperluas kemampuan peserta didik secara mandiri.
a. Perangkat digital
Meskipun pembelajaran sudah pada era digital dan peserta didik diharuskan menggali informasi yang digali sendiri, seorang guru perlu untuk membelajarkan atau melatih peserta didik untuk menggunakan perangkat digital secara manual, serta dilatih untuk mengenal algoritma yang berkembang di masyarakat. Dalam contoh penggunaan alat digital peserta didik, peserta didik digital menggunakan perangkat nirkabel seluler dalam berbagai cara masuk dan keluar dari lingkungan sekolah dengan mengambil teknologi di mana diperlukan. Misalnya peserta didik menggunakan internet dengan tablet nirkabel, peserta didik lain mungkin membawa perangkat seluler ke perpustakaan untuk membuat catatan dari artikel surat kabar komunitas online. Ataupun pasangan peserta didik mungkin menggunakan kamera digital untuk menangkap contoh gambar simetri yang ditemukan sekolah.
b. Komunikasi digital dengan lainnya
Ponsel pintar, tablet, dan laptop mengirimkan pesan video, suara, teks, dan animasi yang mana mereka gunakan untuk mendengarkan pelajaran, musik, berita, dan olahraga, serta menonton film. Peserta didik berkomunikasi dengan perangkat digital mereka melalui perintah suara, catatan tertulis, atau dengan menggunakan layar sentuh. Komunitas belajar peserta didik meluas ke seluruh dunia melalui alat komunikasi interaktif berbasis web dan situs media sosial seperti blog (jurnal pribadi yang dapat diakses publik) wiki (informasi web yang dapat diedit oleh pengguna terdaftar manapun) dan podcast (file audio dan video yang terdistribusikan melalui internet yang diformat untuk diunduh langsung ke perangkat seluler).
c. Pedoman teknologi untuk Siswa
Standar teknologi untuk peserta didik memberikan enam keterampilan penting yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai kesuksesan di sekolah dan karir masa depan, peserta didik harus ditumbuhkan kesadaran untuk belajar dan membangun keterampilan teknologi secara mandiri. Berikut standar penggunaan teknologi bagi peserta didik(Smaldino, 2019,13):
Jadilah kreatif dan inovatif saat menggunakan teknologi sebagai bagian dari pengalaman belajar
Menjadi efektif dalam komunikasi dan menggunakan teknologi untuk kolaborasi
Gunakan perangkat digital untuk mengumpulkan, menganalisis, dan menerapkan informasi
Gunakan perangkat digital untuk menunjukkan kemampuan berpikir kritis, memecahkan masalah yang mengarah pada keputusan yang efektif
Tunjukkan pemahaman tentang menjadi warga dunia (yang terhubung dan terkoneksi)
Menggunakan sumber belajar teknologi secara kompeten.
d. Teknologi untuk Inklusi
Di ruang kelas era digital, guru akan bekerja dengan peserta didik yang memiliki keragaman dari kebutuhan belajar. Banyak peserta didik akan menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa kedua mereka. Ada juga peserta didik yang memiliki tantangan belajar atau keterbatasan fisik dan akan membutuhkan bantuan untuk dapat untuk berpartisipasi dalam kegiatan kelas. teknologi dapat memberikan jenis dukungan yang dibutuhkan peserta didik ini untuk berhasil dalam pembelajaran. Guru perlu membuat pilihan dan keputusan tentang penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan pembelajaran bagi semua peserta didik di ruang kelas mereka. Untuk peserta didik penyandang disabilitas, perlu disusun standar aksesibilitas untuk memandu pengembangan dan distribusi bahan ajar elektronik yang dapat diakses, termasuk Braille dan text-to-speech.
e. Respon terhadap Intervensi
Ada banyak sumber belajar di sekolah yang tersedia untuk peserta didik yang memiliki keterbatasan fisik dalam belajar. Dengan tambahan Response to Intervention (RTI), program penilaian dan bantuan pembelajaran yang sesuai di sekolah, kebutuhan peserta didik dapat dikenali lebih awal. Seringkali peserta didik yang memiliki keterbatasan berada di ruang kelas reguler diberikan sumber belajar teknologi yang membantu kemampuan mereka untuk berhasil di kelas.
Seorang guru perlu mencari bantuan dari guru spesialis di sekolah untuk memastikan bahwa peserta didik tersebut memiliki akses ke teknologi yang sesuai untuk kebutuhan belajar mereka.
f. Rancangan umum untuk peserta didik disabilities
Pedoman tambahan termasuk konsep rancangan umum pembelajaran untuk peserta didik disabilitias atau dikenal universal design for learning (UDL), yang diciptakan untuk memperluas kesempatan belajar bagi semua individu, terutama peserta didik disabilitas (Center for Applied Special Technology [CAST], 2014). Kerangka kerja UDL terdiri dari tiga prinsip utama:
Beragam cara representasi (Multiple means of representation), untuk memberikan beragam pilihan pemahaman kepada peserta didik, bahasa, ekspresi dan simbol matematika, dan persepsi
Berbagai sarana tindakan dan ekspresi (Multiple means of action and expression), untuk memberikan pilihan kepada peserta didik untuk fungsi eksekutif, ekspresi dan komunikasi, dan tindakan fisik
Berbagai cara keterlibatan (Multiple means of engagement), untuk memberikan pilihan bagi peserta didik untuk pengaturan diri.
5. Lingkungan belajar yang efektif
Tren guru masa depan adalah beralih dari strategi dan alat pengajaran tradisional ke penggunaan perangkat digital dengan pendekatan pembelajaran yang lebih memenuhi kebutuhan peserta didik. Namun, transisi-nya sangat bervariasi. Prensky (2006) menggambarkan guru dalam proses adopsi dan adaptasi terhadap teknologi bergerak baik lambat atau cepat, melalui proses empat fase, yaitu: (1) mencoba-coba, (2) melakukan hal-hal lama di cara lama, (3) melakukan hal lama dengan cara baru, dan (4) melakukan hal baru dengan cara baru. Proses yang dijelaskan oleh Prensky dimulai dengan Fase 1, “berkecimpung” dengan teknologi dengan menambahkan alat teknologi secara acak ke beberapa situasi pembelajaran. Pada Fase 2, untuk melakukan hal-hal lama dengan cara lama, seperti pemakaian power point atau handout. Fase 3 mulai menggunakan cara baru seperti model 3-D virtual untuk mendemonstrasikan materi. Terakhir fase ke-4 memanfaatkan sepenuhnya cara baru dalam pemanfaatan teknologi seperti inovasi pemrograman.
a. Kontinum pembelajaran: tradisional ke digital
Banyak ruang kelas saat ini telah mencapai Fase 4 sebagaimana diungkapkan oleh Prensky dengan mengadopsi dan mengadaptasi lingkungan dengan perangkat digital yang mendukung dan meningkatkan kemampuan guru dan peserta didik “digital”.
Misalnya, situs web kelas yang menyediakan akses ke kalender pekerjaan rumah, rincian tugas, sumber belajar online, dan sering kali menawarkan akses ke orang tua untuk laporan tentang kemajuan belajar peserta didik. Dalam fase ini, tiga jenis pengajaran utama digunakan: pengajaran tatap muka (faceto-face instruction), pembelajaran jarak jauh (distance learning), dan pembelajaran campuran (blended learning). Selama pandemic kita semua pernah mengalami pengajaran tatap muka di sekolah, di rumah, dan selama kegiatan ekstrakurikuler.
Pembelajaran jarak jauh terjadi ketika guru dan peserta didik tidak berada di lokasi fisik yang sama selama pengajaran. Sampai hari ini, sebagian besar negara bagian menawarkan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipasi dalam kelas virtual/online. Sekolah lain menawarkan kursus yang menggabungkan pengajaran tatap muka dengan pembelajaran jarak jauh untuk membuat pengajaran campuran, memungkinkan peserta didik untuk melihat demonstrasi guru dan bekerja dengan peserta didik lain selama kegiatan langsung, seperti laboratorium, pertunjukan seni drama dan musik, atau gedung 3-D model. Di beberapa negara lain sekarang telah menambahkan persyaratan kelulusan bahwa peserta didik lulus harus telah menyelesaikan setidaknya satu kursus campuran atau benar-benar online.
b. Pusat sumber belajar sekolah
Banyak perpustakaan sekolah telah digabungkan menjadi apa yang sekarang disebut pusat media dan perpustakaan atau ada juga yang menyebut dengan e-library, pusat sumber belajar menawarkan sumber bacaan perpustakaan tradisional tetapi sekarang juga mencakup berbagai aset teknologi informasi. Sebagian besar pusat media dan perpustakaan dilengkapi dengan beberapa komputer yang terhubung ke Internet, seringkali dengan langganan sumber belajar online, seperti perpustakaan buku digital, bahan referensi, dan perangkat lunak pendidikan.
Pusat media dan perpustakaan memberi berbagai materi pendukung kelas mulai dari peralatan lab hingga perangkat lunak dan video khusus mata pelajaran. Peran pustakawan dan/atau spesialis media terus berkembang untuk menuntut peningkatan keahlian dalam mengakses berbagai sumber daya digital, serta memahami teknologi komputer dasar untuk membantu peserta didik menggunakan perangkat digital.
c. Cara berpikir dan belajar di masa depan
Dalam melihat ke arah pemikiran dan pembelajaran masa depan, kehadiran model dan lingkungan belajar baru yang terinspirasi secara digital. Inovasi adalah inti dari tren yang muncul saat ini seperti yang terlihat dalam penelitian dan pengembangan sistematis yang sedang berlangsung untuk meningkatkan pembelajaran (Guston, 2016). Dasar dari tren masa depan adalah pembelajaran siber, atau penggunaan teknologi komputasi dan komunikasi Web 2.0 untuk mendukung pembelajaran.
Meskipun cyber learning melibatkan integrasi teknologi baru yang selalu berubah dan berinteraksi dengan orang lain di luar kelas, hal ini sangat bergantung pada teori dan praktik pembelajaran berbasis pada penelitian yang mengharuskan peserta didik untuk berpikir kritis dan memecahkan masalah yang bermakna. Implikasi untuk pemikiran dan pembelajaran masa depan dibahas mengenai model dan lingkungan belajar di masa depan.
Model belajar masa depan sangat dipengaruhi oleh pemikiran dan pembelajaran digital seperti; literasi coding, dan pembelajaran yang saling terhubung (connected learning), dipersonalisasi (personalized learning), dan belajar lintas bidang (transdisciplinary learning)
Sementara untuk lingkungan belajar masa depan akan lebih dekat “menyerupai pekerjaan dunia nyata dan lingkungan sosial yang memfasilitasi interaksi organik dan pemecahan masalah lintas disiplin”. Lingkungan ini akan membutuhkan akses ke infrastruktur yang kuat dan komprehensif yang mencakup konektivitas di mana-mana, perangkat pembelajaran yang kuat, dan konten pembelajaran digital berkualitas tinggi yang semuanya didukung dengan kebijakan penggunaan yang bertanggung jawab.
Lingkungan ini juga akan mendukung dan meningkatkan penggunaan teknologi baru oleh peserta didik seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence), augmented reality, robotika, dan perangkat layar sentuh (wearable devices).
6. Masalah Hak Cipta: Hukum Hak Cipta
Salah satu permasalahan era digital adalah hak cipta. Untuk melindungi kepentingan pencipta, produsen, dan distributor karya asli teknologi informasi dan seni, negara-negara mengadopsi Undang-Undang hak cipta. Hak Cipta mengacu pada hak hukum atas suatu karya asli. UU ini mengatur kondisi dimana setiap orang dapat menyalin, keseluruhan atau sebagian, karya yang asli dapat ditransmisikan dalam media apapun. Tanpa adanya Undang-Undang Hak Cipta, penulis, seniman, dan produser media tidak akan menerima kompensasi yang pantas mereka dapatkan. Untuk konteks di Indonesia hak cipta sudah diatur dalam Undang-Undang No.28 tahun 2014 tentang Hak Cipta.
7. Penggunaan Wajar
Penggunaan wajar memberikan pengecualian hak cipta yang penting bagi guru dan peserta didik. Sebagian kecil dari karya berhak cipta dapat digunakan dalam pengajaran bila dikutip dengan benar dan dicatat bahwa materi tersebut memiliki hak cipta dan oleh siapa. Meskipun tidak ada pedoman mutlak untuk menentukan apa yang merupakan penggunaan wajar dalam lingkungan pendidikan.
a. Mencari Izin untuk menggunakan hak cipta
Dalam meminta izin untuk menggunakan materi hak cipta, umumnya yang terbaik adalah menghubungi distributor atau penerbit materi dari pada pembuatnya. Apakah pencipta adalah pemegang hak cipta atau tidak, distributif atau penerbit umumnya menangani permintaan izin dan menetapkan biaya. (poin)
C. Ruang Kolaborasi
Mahasiswa PPG yang berbahagia, Anda telah mempelajari tentang teknologi dan media yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik. Selain itu juga dipelajari tentang teknologi dan media di sekolah, guru dan peserta didik digital, lingkungan belajar yang efektif di abad 21, sampai pada kode etik dan hak cipta. Nah setelah selesai mempelajari materi-materi tersebut silahkan Anda diskusikan dalam kelompok yang beranggotakan 3-5 orang. Mekanisme menentukan kelompok silakan diatur mandiri. Adapun topik yang Anda diskusikan dalam kelompok kecil sebagai berikut:
Peran teknologi dan media dalam pembelajaran
Langkah-langkah apa yang akan dilakukan untuk mewujudkan menjadi guru profesional dan guru digital
Bentuk-bentuk media dan teknologi yang pernah bapak/ibu gunakan di sekolah masing-masing
Kode etik dan hak cipta
Diskusi dilakukan dalam forum learning management system (LMS) atau tools yang telah disediakan. Hasil diskusi selanjutnya dapat dituangkan dalam bentuk tulisan singkat beserta isian atau pertanyaan-pertanyaan tentang teknologi, media dan bahan ajar yang digunakan
Salah satu bentuk soal yang paling banyak ditemukan di TOEFL adalah soal tentang Noun. Bentuk paling umum dari soal ini adalah melengkapi potongan noun atau justru menemukan bentuk noun yang pas untuk melengkapi soal TOEFL Noun.
Contoh Soal Noun TOEFL
[quiz-cat id=”5923″]
Pembahasan Soal TOEFL Noun
1. The __________ were very scared of the guy wearing a pirate costume
a. Child b. Children c. Childs d. Childish
Perhatikan kata were yang merupakan auxiliary verb tipe pas yang membutuhkan noun dalam bentuk jamak. Nah pilihan yang disediakan dalam bentuk jamak hanya Children.
Child : Noun Singular Childish : Adjective Childs : Gak ada kata model begini di bahasa Inggris.
2. My family ____________ only four members
a. consisted b. consists of c. is consists d. consist of
Pada kalimat di atas belum terdapat kata kerja sehingga yang dibutuhkan adalah kata kerja dan hanya ada satu yakni “Terdiri” atau Consist. Consists dalam bahasa inggris selalu berpasangan dengan of. dengan demikian sisa jawaban yang mungkin benar ada dua yakni consists of dan consist of.
Kunci jawaban benar ada pada kata My Family. My Family adalah kata benda singular (tunggal). Dengan demikian kata kerja yang cocok harus v+e/es dan yang benar hanya consists of.
Tips!!! My Family adalah kata benda singular berapapun jumlah anggota keluarganya. Bentuk jamaknya adalah Families.
3. The students always ________ 30 minute break before the next exam
a. had b. have c. has d. having
Cara yang sama dengan nomor 2, perhatikan kata Students dalam bentuk jamak, maka verb yang sesuai hanya satu yakni have.
Mengapa bukan had?
Informasi yang disampaikan dalam bentuk general fact yakni fakta tanpa penekanan kejadian maka struktur yang tepat adalah Simple Present.