Author: Ahmad Dahlan

  • Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group

    Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group

    Non equivalent Control Group Design

    Non equivalent Control Group adalah desaian penelitian quasi eksperimen. Dasain penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang dipilih tanpa proses rambang (random). Hal ini bisa jadi disebabkan objek penelitian tidak berasal dari kelompok homogen.

    Penelitian dimulai dengan melakukan pretest pada ke dua kelompok sebelum pemberian treatment. Setelah itu dilakukan pemberian perlakuan lalu pada bagian akhir dilakukan posttest.

    A. Desain Penelitian

    Desain penelitian Non-Equivalent Control Group

    Keterangan

    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Pretest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Pretest kelompok tanpa perlakuan
    O3 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O4 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol dan memanipulasi langsung.
    2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
    3. enelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
    4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
    5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
  • Desain Penelitian Posttest-only Control Group

    Desain Penelitian Posttest-only Control Group

    Posttest-only Control Group

    Posttest-only Control Group adalah desain penelitian yang menggunakan kelas kontrol dan kelas perlakuan. Pengukuran dampak pemberian perlakuan terhadap perubahan nilai dari variabel dependen dilakukan setelah proses perlakuan di berikan.

    Peran dari Kelas Kontrol dalam penelitian adalah memberikan keyakinan bahwa perlakuan memberikan hasil atau dampak yang lebih baik dibandingkan pada kelas yang dibiarkan berjalan tanpa perlakuan.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian Posttest only Control group deisgn

    Keterangan

    R : Random / Rambang
    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    Subjek PenelitianProbabilistik – Sampel dipilih secara Random / Rambang dari populasi yang homogen.
    Tujuan PerlakuanMenunjukkan dampak signifikan pada nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
    Validitas InternalValiditas hasil penelitian dan kesimpulan tinggi dengan kontrol ketat terhadap variabel lain yang mungkin saja ikut berpengaruh terpadah perubahan nilai variabel dependen.

    FaQ

    Q: Bagaimanakah Contoh Judul Penelitian dengan desain posttest only control group?
    A : Tujuan dari penelitian adalah melihat hasil penerapan sebuah perlakuan pada sebuah subjek yang berdampak variabel yang belum ada sebelumnya. Misalnya saja hasil belajar Fisika pada materi Hukum Newton. Dapat diasumsikan bahwa kedua kelompok sebelumnya belum memiliki hasil belajar fisika pada materi hukum Newton sehingga pretest dianggap tidak perlu untuk diukur.

  • Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group

    Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group

    Pretest-Posttest Control Group

    Pretest-Posttest Control Group dalah desain penelitian yang melibatkan dua kelompok yakni kelas kontrol dan kelas perlakuan (eksperimen). Variabel dependen diukur sebelum perlakuan diberikan baik dikelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Setelah perlakuan diberikan, pengkuran perubahan variabel diuji melalaui posttest. Hal ini membuat desain penelitian masuk dalam kategori desain penelitian ekspereimen sesungguhnya (True Experiment).

    Desain penelitian ini memberikan perbandingan antara peran perlakuan terhadap perubahan variabel dan perubahan variabel secara alami tanpa adanya perlakuan. Dengan demikian pada kelas kontrol, tetap ada perlakuan yang diberikan hanya saja perlakuan sifatnya konvensional atau sebagaimana perlakuan yang didapatkan pada umumnya.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian True Eksperimen Pretest postest control group design

    Keterangan

    R : Random / Rambang
    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Pretest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Pretest kelompok tanpa perlakuan
    O3 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O4 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    Subjek PenelitianProbabilistik – Sampel dipilih secara Random / Rambang dari populasi yang homogen.
    Tujuan PerlakuanMenunjukkan perbedaan signifikan pada variabel dependen antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebagai dampak langsung dari perlakuan yang diberikan.
    Validitas InternalValiditas perlakuan tinggi dengan kontrol ketat terhadap variabel lain yang mungkin saja ikut berpengaruh terpadah perubahan nilai variabel dependen.
  • Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

    Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

    One-group pretest-posttest

    One-group pretest-posttest adalah desain penelitian pra eksperimen yang melibatkan satu kelompok yang diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan bertujuan untuk melihat perubahan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Variabel yang diharapkan berubah diukur sebanyak dua kali yakni sebelum perlakuan diberikan (pretest) dan setelah perlakuan diberikan (post test).

    Perubahan variabel yang terjadi diasumsikan sebagai dampak dari perlakuan yang diberikan. Hanya saja desain penelitian ini tidak melibatkan kelompok kontrol sehingga desain ini tidak bisa menjamin bahwa baik ada atau tidaknya perlakuan memang dapat merubah variabel dependen secara alami. Desain ini penelitian juga kadang dikelompokan dalam desain Quasi Eksperimen sederhana.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian Pra Eksperimen one group pretest-posttets
    Desain Penelitian one group pretest-posttest

    Keterangan :

    O1 : Pretest
    x : Perlakuan
    O2 : Posttest

    B. Karakteristik

    KarakteristikValue / Nilai
    Subjek PenelitianNon Probabilistik – Subjek dipilih tanpa mempertimbangkan karakteristik umum sample penelitian. Sampel atau subjek dipilih berdasarkan karakteristik khusus sampel khususnya yang berkaitan dengan perlakuan yang diberikan.
    Tujuan PerlakuanPemberian perlakuan bertujuan untuk melihat peruabahan nilai variabel sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
    ValiditasMetode sampel non probalistik dan tidak adanya kelompok kontrol membuat validitas desain penelitian ini rendah. Hasil penelitian tidak memberikan jaminan seberapa besar perubahan yang terjadi jika perlakuan tidak diberikan (Perkembangan alami dan maturity).
    Analisis DataAnalisis statistik deskriptif, tendensi pusat data, distribusi frekuensi, kategorisasi, dll. Analisis uji Gain dapat digunakan untuk menunjukkan besar perubahan nilai.
    KesimpulanKesimpulan bersifat deskriptif. Uji gain hanya menunjukkan kategorisasi pertumbuhan skore variabel yang diukur.
    Hasil PenelitianKesimpulan tidak dapat digeneralisasi dan hanya berlaku pada subjek yang diteliti

    FaQ

    Q : Apakah dapat dilakukan uji statistik inferensil dalam bentuk uji banding (t atau F) mengingat terdapat dua data yakni pre-test dan post-tes.
    A : Tidak bisa, data yang didapatkan dari kelompok yang tidak berasal dari kelompok homogen, shingga syarat sampel probabilistik pada uji banding t atau F tidak dapat terpenuhi.

    Q : Jika tidak diambil dari sample homogen, Apakah bisa dilakukan uji statistik inferensial non parametrik?
    A : Tidak, karena syarat untuk uji inferensial berasari dari metode sampel probabilistik.

  • Desain Penelitian One-Shot Case Study

    Desain Penelitian One-Shot Case Study

    Penelitian one-shot case studi adalah penelitian yang digunakan untuk melihat dampak perlakuan pada sekelompok subjek penelitian. Desain ini tidak memiliki kelompok kontrol dan subjek yang tidak diuji homogenitas sehingga masuk dalam kategori Penelitian Pra Eksperimen.

    One Shot Case Study

    One-shot case study adalah desain penelitian yang memberikan perlakukan pada satu kelompok, kemudian hasil perlakuan diukur dengan pengujian setelah perlakuan diberikan. Satu kelompok dalam penelitian ini tidak memberikan jaminan bahwa perlakuan yang diberikan adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi nilai variabel dependent.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian One Shoot Case Study
    Desain Penelitian One Shoot Case Study

    Keterangan

    x : Perlakuan
    O : Post test

    B. Karaketristik

    KarakteristikValue / Nilai
    Subjek PenelitianNon Probabilistik – Subjek dipilih tanpa mempertimbangkan karakteristik umum sample penelitian. Sampel atau subjek dipilih berdasarkan karakteristik khusus, misalnya berkaitan dengan perlakuan yang diberikan.
    Tujuan PerlakuanPemberian perlakuan bertujuan untuk melihat dampak secara umum pada kelompok setelah mendapatkan perlakuan.
    Validitas InternalSangat Rendah – Sulit untuk ditarik kesimpulan umum karena tidak melibatkan kelompok perlakuan. Hal ini membuat kesimpulan bahwa perlakuan menjadi alasan satu-satunya perubahan pada variable dependen.
    Analisis DataAnalisis statistik deskriptif, tendensi pusat data, distribusi frekuensi, kategorisasi, dll.
    KesimpulanKesimpulan ditarik berdasarkan standar baku seperti distribusi frekuensi, standar penilaian, dan standar kategorisasi.
    Hasil PenelitianKesimpulan tidak dapat digeneralisasi dan hanya berlaku pada subjek yang diteliti

    FaQ

    Q : Apakah desain penelitian ini membutuhkan Hipotesis?
    A : Secara umum penelitian eksperimen selalu membutuhkan hipotesis karena kita menyusun solusi dari masalah yang ditemukan dalam bentuk perlakuan. Hanya saja subjek dari desain penelitian ini tidak rambang (random) sehingga internal validitas rendah dan hipotesisi tidak memenuhi kriteria uji inferensial.

  • Desain Instruksional dalam Pembelajaran Bauran

    Desain Instruksional adalah serangkaian proses perencanaan, analisa, desain, pengembangan, penerapan dan evaluasi instruksi dalam setting pendidikan atau pelatihan baik formal maupun informal yang terstruktur dan teratur namun fleksibel (Reigeluth & An, 2021).

    Saat merancang sebuah pembelajaran, guru sering memulai dengan perspektif apa yang akan mereka ajarkan. Sebaliknya, seorang desainer instruksional memulai dengan sudut pandang sebuah pemecahan masalah, bukan hanya berpikir tentang apa yang mereka akan ajarkan, tetapi lebih menitikberatkan pada bagaimana nanti mereka mengajarkannya dengan cara yang efektif, efisien, dan memotivasi. Sebuah instruksi (proses membantu orang lain mempelajari sesuatu yang baru) dapat sesederhana menunjukkan prosedur singkat yang diikuti.

    “Mengapa dan Bagimana” Desain Instruksional

    Langkah awal desain instruksional adalah mengidentifikasi masalah kemudian fokus terhadap apa yang harus dilakukan untuk menyampaikan ilmu, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setelah itu, menentukan cara yang paling mudah bagi peserta didik untuk menguasai materi. Dengan instruksi yang dirancang dengan baik, pembelajaran akan lebih efektif, efisien dan memotivasi, menghemat waktu dan uang, meningkatkan kinerja dan meningkatkan kemampuan peserta didik. Dalam konteks pendidikan, desain instruksional membantu guru memenuhi, memotivasi, dan mempercepat kebutuhan peserta didik dengan lebih baik.

    “kapan dan di mana” Desain Instruksional

    Desain instruksional dapat diterapkan dalam situasi apa pun, baik formal maupun informal, di mana orang terlibat dalam pembelajaran yang memiliki tujuan tertentu. Beberapa contoh umum desain instruksional dalam konteks yang berbeda-beda adalah konteks pendidikan tinggi dimana desain instruksional yang dirancang bertujuan untuk membantu fakultas untuk meningkatkan pelatihan, membantu fakultas untuk bertransformasi dan beradaptasi dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran online.

  • Kecepatan Sesaat

    Kecepatan Sesaat

    Pada saat mobil dikendarai di jalan tol, kecepatan mobil yang dikendarai berubah-ubah. Kadang 40 km/h kadang tiba-tiba berubah 80 km/h. Kecepatan yang terbaca pada spedometer adalah kecepatan sesaat. Kecepatan sesaat ini yang membawa momentum dan inersia dari sebuah benda yang bergerak.

    Konsep Kecepatan Sesaat

    Kecepatan sesaat (v) adalah besar kecepatan pada saat t dengan interval waktu Δt mendekati 0. Kecilnya interval waktu pengukuran ini membuat besarnya kecepatan tersebut memiliki nilai yang sama dengan kecepatan rata-rata.

    Kecepatan sesaat ini dapat diukur menjadi :

    v = \lim_{Δt→0}\frac{\Delta x}{\Delta t} \ \ \ \ \ ...(1)

    Δt dalam kasus ini adalah :

    Δt=t_2-t_1 \ \ \ \ \ ...(2)

    kecepatan pada saat t ini ada diantara t2 dan t1 dengan selang waktu antara t ke t2 dan t ke t1 sangat kecil.

    t_2 < t < t_1 \ \ \ \ \ ...(3)

    Posisi (x) pada saat t dapat digambarkan pada grafik di bawah ini.

    Kecepatan sesaat t

    Perhatikan tanda panah yang ada pada t2 dan t1, tanda tersebut menujukkan jika Δt yang dimaksud sangat kecil atau mendekati 0, namun nilainya tidak 0. Karena t1 ≤ t ≤ t2, maka kita dapat asumsikan jika t1 = t. Dengan demikian maka t2 akan lebih dekat dengan t1. Ilustarinya dapat diasumsikan berubah menjadi :

    Grafik Kecepatan Sesaat dimana t mendekati 0

    Karena Δt = t2 − t1 dan t1 = t, maka persamaan ini menjadi :

    Δt = t_2 − t \ \ \ \ \ ...(4)

    Persamaan ini dapat ditulis menjadi :

    t_2 = t + Δt \ \ \ \ \ ...(5)

    Dengan demikian Δt adalah interval waktu antara t dan t + Δ.

    Grafik Kecepatan Sesaat dimana t mendekati 0

    Interval waktu (Δt) yang singkat ini akan sama dimanapun Δx diukur. Dengan demikian Δx menjadi :

    Δx = x_{t+Δt}− x_t

    Dengan demikian persamaan (1) dapat ditulis menjadi :

    v=\lim_{Δt→0}\frac{x_{t+Δt}− x_t}{Δt}

  • Gerak Lurus Beraturan

    Gerak Lurus Beraturan

    Gerak Lurus Beraturan (GLB) merupakan konsep gerak dalam fisika dimana kecepatan gerak sebuah partikel konstan. GLB bekerja berdasarkan hukum I Newton dimana sigma gaya-gaya yang bekerja pada partikel adalah 0. Hanya saja, GLB umumnya, ditinjau dalam kajian Kinematika yakni meninjau gerak tanpa memperhatikan penyebab geraknya.

    Konsep GLB

    Konsep GLB digambarkan sebagai gerak partikel dengan kecepatan konstan pada lintasan lurus. Kecepatan konstan ini dapat dilihat jika perubahan posisi (ds) sama pada selang waktu (dt) yang sama.

    v=\frac{ds}{dt} \ \ \ \ \ \ ...(1)

    A. Grafik v-t

    Dalam grafik v terhadap t, Kecepatan ditunjukkan oleh garis datar lurus. Garis ini mengindikasikan bahwa kecepatan akan selalu sama atau tidak akan pernah berubah terhadap waktu.

    Grafik kecepatan terhadap Waktu GLB

    B. Grafik s-t

    Sebagaimana yang dijelaskan sebelumnya, jika GLB adalah gerak dengan kecepatan tetap seiring waktu, dengan demikian perubahaa jarak (ds) akan selalu sama pada iinterval waktu yang sama (dt). Pada grafik s terhadap t, kemiringan dari grafik s-t akan selalu sama.

    Bentuk grafik dariu GLB adalah

    Grafik S terhadap t gerak lurus beraturan GLB

    Dari grafik ini dapat dilihat bahwa gradien (m) grafik ini adalah

    m=\frac{x_2-x_1}{t_2-t_1} \ \ \ \ \ ...(2)

    m pada persamaan 2 ini memiliki nilai konstan yang selanjutnya disebut sebagai kecepatan. Jika m diganti dengan v, maka Persamaan 2 ini dapat ditulis dalam bentuk :

    v(t_2-t_1)=(x_2-x_1) \ \ \ \ \ ... (3)

    Karena jarak (x) adalah besaran yang nilainya bergantung dari seberapa lama benda bergerak maka komponen x pada persamaan (3) dipindahkan ke sisi kanan. Persamaan (3) ditulis menjadi :

    (x_2-x_1) =v(t_2-t_1) \ \ \ \ \ ... (4)

    Misalkan kita tinjau sebuah partikel bergerak dari keadaan awal pada saat t = 0 dengan demikian t1 dapat disebuat sebagai t0. Tinjauan ini juga membuat x1 disebut sebagai posisi awal pada saat t = 0 atau x0.

    Gerak benda pada saat t dapat ditulis sebagai berikut :

    (x_t-x_0) =v(t-t_0) \ \ \ \ \ ... (5)

    Atau

    x_t=x_0+v(t-t_0) \ \ \ \ \ ... (6)

    karena t0 = 0 maja persamaan 6 dapat ditulis menjadi

    x_t=x_0+vt \ \ \ \ \ ... (7)

    Dimana

    xt = posisi pada saat t (m)
    x0 = posisi awal (m)
    v = Kecepatan gerak (m/s)
    t = selang waktu t (s)

    x0 dalam persamaan (7) berfungsi sebagai kerangka acuan sebuah GLB ditinjau. Jika kita memulai menghitung x0 pada titik acuan awal atau 0 meter, maka persamaan 7 berubah menjadi

    x_t=vt \ \ \ \ \ ... (8)

    Persamaan 7 dan persamaan 8 ini disebut sebagai persamaan umum GLB.

  • Cuplikan RPS MK Fisika Dasar untuk Prodi Pendidikan Biologi

    Cuplikan RPS MK Fisika Dasar untuk Prodi Pendidikan Biologi

    Selamat datang di mata kuliah Fisika Dasar untuk Program Studi Pendidikan Biologi. RPS utuh dapat di akses melalui LMS di bagian pengantar Kuliah Fisika Dasar.

    RPS MK Fisika Dasar untuk Prodi Biologi

    A. Deskripsi Mata Kuliah

    Mata kuliah Fisika Dasar untuk program Studi Pendidikan Biologi memaparkan materi pendukung fisika untuk mengkaji bidang kajian Biologi.

    B. Topik Kajian

    1. Besaran dan Operasi Vektor
    2. Dinamika Gerak
    3. Dinamika Fluida
    4. Usaha dan Energi
    5. Hukum Termodinamika
    6. Optik Geometri
    7. Optik Fisis
    8. Listrik Statis
    9. Listrik Dinamis

    Distribusi Topik Kajian

    1. Petermuan I. Besaran dan Operasi Vektor
    2. Pertemuan II. Kinematika
    3. Pertemuan III. Dinamika Gerak
      • Hukum Newton
      • Gerak Pada Bidang Miring
      • Perbedaan Gerak Tergelincir dan Gerak Menggelinding
    4. Pertemuan IV. FLuida Statis
    5. Pertemuan V. Fluida Dinamis
    6. Pertemuan VI. Fluida Dinamis
      • Teorema Toricelli
      • Venturimeter
      • Tabung Pivot
      • Gaya Angkat Pesawat Terbang
    7. Pertemuan VII. Usaha dan Energi
    8. Pertemuan VIII. Ujian Tengah Semester
    9. Pertemuan IX. Perpindahan Kalor
    10. Pertemuan X. Hukum Termodinamika
    11. Pertemuan XI. Konsep Dasar Optik Geometri
    12. Pertemuan XII. Konsep Dasar Optik Geometri
      • Lup
      • Mikroskop
    13. Pertemuan XIII. Konsep Dasar Optik Fisis
      • Difraksi Cahaya
      • Interferensi
    14. Pertemuan XIV. Rangkaian Listrik (Listrik Statis)
      • Hukum Ohm
      • Rangkaian Seri-Pararel
    15. Pertemuan XV. Listrik Dinamis
      • Muatan Listrik
      • Medan dan Gaya Listrik
    16. Pertemuan XVI. Ujian Akhir Semester

    C. Penilaian dan Evaluasi

    NoAspekPersentaseDeskripsi
    1Aktivitas Partisipatif50Analisi kasus dilakukan dalam bentuk praktikum Fisikka Dasar yang dilaksanakan dalam Lab Kom Fisika Dasar
    2Hasil Proyek0Tidak ada Proyek Dalam Mata kuliah ini. Seluruh aktifitas dititikan beratkan pada analisis kasus melalui praktikum
    3Tugas10Mengerjakan seluruh tugas yang diberikan pada akhir setiap pertemuan.
    4QuizTidak ada kuis
    5Ujian Tengah Semester20Ujian tengah semester untuk seluruh topik pada pertemuan 1 sampai 7
    7Ujian Akhir Semester20Ujian tengah semester untuk seluruh topik pada pertemuan 9 sampai 15