Author: Ahmad Dahlan

  • Materi Fisika SMA – Rumus Koefisien Restitusi

    Materi Fisika SMA – Rumus Koefisien Restitusi

    AhmadDahlan.Net – Tahukah kalian, Tumbukan dalam fisika terbagi atas tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting sebagian, dan tumbukan tidak lenting sama sekali. Untuk menetukan jenis tumbukan yang dialami suatu benda, dibutuhkan yang namanya koefisien restitusi. Apakah yang dimaksud dengan koefisien restitusi? Untuk menjawab hal tersebut, perhatikan penjelasan berikut.

    A. Pengertian Koefisien Restitusi

    Koefisien restitusi merupakan ukuran yang menjelaskan jenis tumbukan yang dialami oleh benda. Koefisien restitusi diberi simbol e, dan merupakan harga negatif dari perbandingan antara kecepatan relatif kedua benda setelah terjadi tumbukan dan sebelum terjadi tumbukan

    B. Persamaan Koefisien Restitusi

    koefisien restitusi dapat dihitung menggunakan persamaan :

    e=\frac{-∆υ'}{∆υ}=\frac{-(υ_2'-υ_1')}{υ_2-υ_1}

    keterangan,
    e : koefisien restitusi
    υ1‘ : kecepatan benda pertama setelah tumbukan (m/s)
    υ2‘ : kecepatan benda kedua setelah tumbukan (m/s)
    υ1 : kecepatan benda pertama sebelum tumbukan (m/s)
    υ2 : kecepatan benda kedua sebelum tumbukan (m/s)

    e memiliki nilai terbatas antara 0 dan 1. Untuk tumbukan lenting sempurna e = 1, untuk tumbukan lenting sebagian 0<e<1, dan untuk tumbukan tidak lenting sama sekali e = 0.

    C. Contoh Soal

    Benda A yang bermassa 3 kg bergerak searah dengan benda B yang bermassa 5 kg dan memiliki kecepatan 4 m/s. Kedua benda tersebut bertumbukan secara lenting sempurna sehingga kecepatan kedua benda berubah. Benda A setelah bertumbukan kecepatannya berubah menjadi 7 m/s dan benda B kecepatannya berubah menjadi 3 m/s. Berapakah kecepatan benda A sebelum terjadi nya tumbukan?

    Pembahasan

    Dik :
    mA = 3 kg
    mB = 5 kg
    υB = 4 m/s
    υA‘ = 7 m/s
    υB‘ = 3 m/s

    Dit :
    υA = ?

    Pembahasan :

    Kedua benda saling bertumbukan secara lenting sempurna, sehingga diketahui koefisien restitusinya (e) adalah 1

    e=\frac{-(υ_B'-υ_A')}{υ_B-υ_A}
    1=\frac{-(7\ m/s-3\ m/s)}{4\ m/s-υ_A}
    (4\ m/s-υ_A)=-(7\ m/s-3\ m/s)
    4\ m/s-υ_A=-7\ m/s+3\ m/s
    -υ_A=-7\ m/s+3\ m/s-4\ m/s
    -υ_A=-8\ m/s
    υ_A=8\ m/s

    Jadi, kecepatan benda A sebelum terjadi tumbukan adalah 8 m/s.

  • Rumus Fisika – Rumus Periode Getaran Pegas

    Rumus Fisika – Rumus Periode Getaran Pegas

    Pernahkah kalian bermain ketapel? atau pernahkah kalian memperhatikan peer yang terdapat pada ayunan bayi? Kedua contoh peristiwa tersebut menggunakan konsep pegas dalam penggunaan nya. Bagaimana konsep pegas dalam fisika? Untuk menjawab hal tersebut, perhatikan penjelasan berikut.

    A. Pengertian Pegas

    Pegas merupakan benda elastik yang biasanya digunakan pada benda agar lebih nyaman ketika digunakan. Getaran pada pegas merupakan gerakan bolak – balik pegas melewati titik keseimbangan.

    Pegas yang memiliki titik keseimbangan pada posisi A, apabila diberi beban atau ditarik maka akan memanjang menjadi posisi B dan memendek menjadi posisi C. Satu getaran pada pegas ditandai dengan pegas yang bergerak memendek, memanjang, hingga memendek lagi. Sehingga, pergerakan pegas yang mengalami satu getaran adalah C – B – A – C.

    Simpangan dan amplitudo pada pegas ditandai dengan pergerakan pegas dari titik keseimbangan nya kemudian memanjang atau memendek. Sehingga, simpangan pada pegas adalah A – B atau A – C dan amplitudo pada pegas adalah A – B atau A – C.

    B. Persamaan Pegas

    1. Frekuensi

    Frekuensi getaran pada pegas dapat dihitung menggunakan persamaan :

    keterangan,
    f : frekuensi (Hz)
    n : banyak getaran
    t : waktu (s)
    T : periode (s)
    k : konstanta pegas (N/m)
    m : massa benda (kg)

    2. Periode

    Periode getaran pada pegas dapat dihitung menggunakan persamaan :

    keterangan,
    T : periode (s)
    t : waktu (s)
    n : banyak getaran
    f : frekuensi (Hz)
    k : konstanta pegas (N/m)
    m : massa benda (kg)

    C. Contoh Soal

    Sebuah pegas diberi beban dengan massa sebesar 150 gram. Apabila nilai konstanta pegas tersebut adalah 60 N/m, hitunglah frekuensi dan periode dari pegas !

    Pembahasan

    Dik :
    m = 150 gr = 0,15 kg
    k = 60 N/m

    Dit :
    f = ?
    T = ?

    Pembahasan :

    1. Frekuensi

    \[f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{\frac{k}{m}}\] \[f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{\frac{60\ N/m}{0,15\ kg}}=3,183 Hz\]

    2. Periode

    \[T=\frac{1}{f}=\frac{1}{3,183\ Hz} = 0,314\ s \]

    Jadi, frekuensi pegas tersebut adalah 3,183 Hz dan periode nya adalah 0,314 s

  • Rumus Fisika SMA – Rumus Hambatan dalam Hukum Ohm

    Rumus Fisika SMA – Rumus Hambatan dalam Hukum Ohm

    AhmadDahlan.Net – Tahukah kalian tentang arus listrik? Arus listrik merupakan banyaknya muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian tiap satuan waktu. Arus listrik ini berguna untuk menyalakan barang – barang elektronik yang ada di sekitar kita. Untuk mengatur besarnya arus listrik yang mengalir dalam sebuah rangkaian, dibutuhkan hambatan listrik. Apakah pengertian dari hambatan listrik tersebut? Untuk mengetahui hal tersebut, perhatikan penjelasan berikut.

    A. Pengertian Hambatan

    Hambatan listrik secara sederhana diartikan sebagai perbandingan antara tegangan listrik dan kuat arus listrik dalam suatu rangkaian. Satuan hambatan listrik adalah ohm (Ω) dengan simbol R. Hambatan listrik juga disebut dengan resistansi atau penahanan terhadap muatan listrik yang mengalir dalam suatu rangkaian. Hambatan listrik terdapat dalam komponen – komponen listrik yang biasa di gunakan dalam suatu rangkaian, seperti resistor.

    Komponen Listrik – Resistor

    Berdasarkan hukum Ohm hambatan listrik memiliki hubungan yang berbanding terbalik dengan kuat arus listrik. Sehingga, semakin besar hambatan yang terdapat dalam suatu rangkaian maka semakin kecil pula besar kuat arus listrik dalam rangkaian tersebut dan begitupula sebaliknya.

    B. Persamaan Hambatan

    Berdasarkan Hukum Ohm, hambatan listrik dapat di hitung menggunakan persamaan :

    R=\frac{V}{I}

    keterangan,
    R : Hambatan (Ω)
    V : Tegangan (Volt)
    I : Kuat Arus Listrik (Ampere)

    Terdapatnya perbedaan pada material komponen listrik yang digunakan dalam rangkaian akan mempengaruhi nilai dari hambatan listrik yang ada. Contohnya kabel yang terbuat dari tembaga akan memiliki hambatan listrik yang berbeda dari kabel yang terbuat dari besi. Hal ini karena kedua jenis material memiliki hambatan jenis yang berbeda. Sehingga, persamaan yang dapat digunakan untuk menghitung hambatan listrik nya adalah :

    R=P\frac{l}{A}

    keterangan,
    R : Hambatan (Ω)
    P : Hambatan jenis kawat (Ωm)
    l : Panjang kawat (m)
    A : luas penampang kawat (m2)

    C. Contoh Soal

    Dalam suatu rangkaian listrik, sebuah arus sebesar 2,5 A melewati sebuah resistor R. Besar tegangan yang diberikan pada ujung – ujung resistor adalah 100 V. Hitunglah berapa besar hambatan yang dimiliki oleh resistor R tersebut!

    Pembahasan

    Dik :
    I = 2,5 A
    V = 100 V

    Dit :
    R = ?

    Pembahasan :

    R=\frac{V}{I}
    R=\frac{100\ V}{2,5\ A}
    R=40\ Ω

    Jadi, besar hambatan yang dimiliki oleh resistor tersebut adalah 40 Ω

  • Kalor Jenis dan Kuantitas Energi Panas

    Kalor Jenis dan Kuantitas Energi Panas

    AhmadDahlan.NET – Secara sederhana, kuantitas energi panas dapat diartikan sebagai besar nilai energi panas. Sama dengan bentuk energi lainnya, besaran ini dinyatakan dalam satuan energi seperti Joule, Cal, PH, sejenisnya. Hanya saja Energi panas ini sedikit unik dimana nilainya tidak tersimpan dalam satu bentuk baku sama seperti jika kita menganalogikan energi potensial yang selalu ada pada bendengan dengan ketinggian h di atas permukaan bumi atau Energi kinetik untuk benda yang bergerak dengan kecepatan v.

    Panas hanya akan ditinjau ketika terjadi perpindahan energi tanpa ada perpindahan maka sulit untuk menyatakan kuantitas panas. Hal ini pula yang membuat panas disebut sebagai kalor atau anergi yang mengalir.

    A. Panas dan Perpindahan Energi

    Misalkan saja, kita memanaskan 1 kg besi dan 1 kg air secara terpisah dari suhu 0oC sampai 10oC. Agar mencapai suhu tersebut maka besi hanya membutuhkan sekitar 4 600 J, sedangkan air membutuhkan kalor sebanyak 42 000 J. Karena Besi hanya membutuhkan rata-rata energi panas sebesar 460 J untuk naik 1oC setiap kg, sedangkan air butuh sekitar 4200 J.

    Jika Energi Panas dapat ditinjau dalam keadaan diam (tidak berpindah), maka seharusnya dalam kondisi ini air harusnya memiliki hampir 10 kali energi panas yang lebih banyak dari besi. Namun jika kedua benda ini dicampurkan tidak akan pernah terjadi perpindahan panas sekalipun di antara kedua benda. Bahkan jika dalam kasus ini air hanya dipanaskan sampai 9oC maka panas dari besi justru mengalir ke air hingga suhu keduanya sama.

    Perpindahan energi panas hanya dapat terjadi pada kondisi dua buah objek (baik sistem atau lingkungan) yang memiliki suhu yang berbeda. Secara spontan panas akan mengalir dari benda bersuhu tinggi ke benda bersuhu rendah.

    Pertambahan energi yang dialami oleh sebuah benda akan berdampak pada peningkatan rata-rata energi kinetik benda pada tingkat partikel demikian pula sebaliknya jika energi panas keluar dari sebuah benda. Perubahan rata-rata energi kinetik inilah yang diinidikasikan sebagai suhu.

    B. Kalor Jenis

    Mari kita tinjau kembali kasus pemanasan 1 kg besi dan air yang telah dijelaskan di atas. Pada kasus tersebut terlihat bahwa pemanasan ke dua benda tersebut membutuhkan jumlah panas yang berbeda sekalipun perubahan suhunya sama. Perubahan suhu sebuah benda tergantung dari karakteristik benda tersebut dalam menyerap energi. Sifatnya ini disebut sebahai kalor jenis benda.

    Kalor jenis tidak lain adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikan 1 kg massa benda hingga mengalami perubahan suhu 1oC. Dalam satuan metrik besaran ini dinyatakan dalam JKg-1K-1 atau JKg-1C-1. Karakteristik benda mengalami perubahan suhu secara spesifik tidak hanya bergantung pada jenis benda tapi juga dari perubahan karakteristik benda terhadap perubahan suhu.

    Jadi, misalkan kita memanaskan 1 kg air dari suhu 14,5oC ke 15,5oC (naik 1oC) akan membutuhkan sekitar 4200 Joule. Jika jumlah airnya dinaikkan dua kali lipat maka jumlah kalor yang dibutuhkan juag dua kali dari 1 kg, namun tidak dengan menaikkan jika kita ingin menaikkan suhu nya sebesar 2oC. Struktur materi air khususnya gerakan air di suhu 15,5oC sudah berbeda dengan 14,5oC. Dengan demikian nilai untuk menaikkan dari suhu 14,5oC ke 15,5oC akan berbeda dengan dari 15,5oC ke 16,5oC.

    Demikian pula dengan jenis materi, perbedaan Jenis materi juga menentukan kalor jenisnya. Besi dalam bentuk padatan kira-kira mampu menampung sekitar 460 J agar naik sebesar 1oC setiap Kg-nya namun Aluminium mampu menampung energi panas sebesar 904 J. Hal terkadang membuat Kalor Jenis juga disebut sebagai Kapasista Kalor Jenis. Daya tampung kalor sebuah benda juga tidak hanya bisa dinyatakan dalam Kg tapi juga Mol sehingga ditulis JMol-1oC-1. Kedua besaran ini sama-sama menunjukkan jumlah zat namun untuk tendesi yang berbeda.

    Rata-rata jumlah kebutuhan kalor yang dibutuhkan benda agar dapat mengalami perubahan suhu dapat dihitung dengan persamaan:

    Q = mc \Delta T

    Dimana :

    Q : Jumlah Kalor (J)
    m : Massa (Kg)
    c : Kalor Jenis (JKg-1oC-1)
    ΔT = Perubahan suhu (oC)

    Contoh Kasus

    Budi memasukkan sebongas es batu 0,5 kg bersuhu -10C ke dalam 2 Liter air bersuhu 50⁰C. Jika dianggap tidak ada kalor yang mengalir ke lingkungan, berapa suhu akhir campuran yang didapatkan budi?

  • Tren Penelitian dan Publikasi Artikel Jurnal Internasional Pendidikan Fisika yang Terindeks Scopus

    Tren Penelitian dan Publikasi Artikel Jurnal Internasional Pendidikan Fisika yang Terindeks Scopus

    AhmadDahlan.NET – Pengajar dalam bidang studi fisika dalam hal ini yang tergabung dalam bidang kajian pendidikan fisika baik guru maupun dosen memiliki tugas utama menemukan dan melaksanakan pembelajaran fisika. Dalam melaksanakan tugas ini Pengajar Pendidikan Fisika harus fokus pada dua aspek yakni :

    1. Materi Fisika sebagai salah satu cabang ilmu sains
    2. Metode Pembelajaran yang tepat untuk karakteristik mater fisika

    Aspek pertama membuat pengajar harus fokus pada penguasan konten fisika yang berkaitan dengan materi fisika yang mencakup hukum, konsep, teori dan penerapan ilmi fisika. Aspek kedua adalah sisi dimana pengajar harus menguasai aspek pedagogik dalam mengejar yang mencakup metode, staretegi dan pendekatan.

    Kedua hal tersebut merupakan kajian yang terpisah namun pada proses implementasi-nya dalam pembelajaran kedua aspek ini harus dipadukan agar dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan jika memungkin juga efisien. Kedua aspek tersebut adalah Pedagogical and Content Knowledge (PCK).

    Pengajar Fisika memiliki dua peran dalam profesinya yakni praktisi yang mengajarkan konten terkait fisika dan pendidikan fisika dan akademisi yang tidak lepas dari bidang kajian penelitian. Seorang akademisi di bidang pendidikan fisika harus terlibat secara aktif dalam bidang penelitian sebagai seorang peneliti maupun pasif sebagai seorang pengamat perkembangan pendidikan fisika melalui kajian jurnal-jurnal yang relevan baik secara nasional maupun internasional.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tahun 2025, Jurnal yang mempublikasikan kajian Pendidikan Fisika secara spesifik sangatlah terbatas. Hasil penelusuruan yang dilakukan melalui Portal ScimagoJR menemukan hanya ada satu jurnal Open Acces yang ditemukan secara spesifik menyebutkan Pendidikan Fisika sebagai fokus artikel mereka.

    Metode yang digunakan dalam menemukan Jurnla tersebut dengan melalukan filter terhadap 36 ribu jurnal yang terindeks dengan spesifikasi sebagai berikut :

    1. Subject Area : All Subject Area
    2. Subject Category : Education
    3. Region : Global
    4. Type : Journal
    5. Years : 2020
    6. Open Acces Type

    Berdasarkan filter tersebut, Portal Scimago menunjukkan hasil 356 jurnal yang terindeks scopus. Langkah selanjutnya adalah memilih Jurnal yang spesifik mengkaji bidang pendidikan fisika dan hasilnya hanya terdapat satu jurnal yang diterbitkan khusus membahasa tentang pendidikan fisika yakni :

    Update 2025

    NoNama JurnalReputasiNegaraFrek/Thn
    1Physical Review Physics Education ResearchQ1USA2

    Hasil yang terbatas ini membuat kajian tentang trend penelitian pendidikan fisika sulit dilakukan sehingga dilakukan penambahan Jurnal dengan indikator baru yang boleh tidak mengandungkan kata Pendidikan Fisika (Physics) di nama Jurnal tapi memuat artikel yang fokus pada bidang Pendidikan Fisika misalnya kata kunci Science Education. Hasil yang ditemukan sebagai berikut :

    Nama JurnalReputasiNegaraFrek/ThnImpact Factor
    Journal of Turkish Science EducationQ2Turki40,448
    Education SciencesQ1Swiss120,731
    Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology EducationQ2Turki 120,554
    Journal of Baltic Science EducationQ2Lithuania60,338
    Jurnal Pendidikan IPA IndonesiaQ3Indonesia40,334
    Journal of Technology and Science EducationQ2Spanyol20,392
    Canadian Journal of Science, Mathematics and Technology EducationQ2Canada40,440
    Cakrawala PendidikanQ3Indonesia20,226
    *Educational Sciences: Theory and PracticeQ3Turki40,283
    Nordic Studies in Science EducationQ3Swedia30,331
    Journal on Efficiency and Responsibility in Education and ScienceQ3Rep. Ceko40,356
    Asia-Pacific Forum on Science Learning and TeachingQ4Hongkong40,116

    *Diskontinu tahun 2022 dan 2023, kemudian listing lagi tahun 2024

    Daftar Jurnal Pendidikan Sains Diskontinue Scopus

    Nama JournalTahun
    International Journal of Education in Mathematics, Science and Technology2022

    Untuk mengunjungi Jurnal Internasional Beruptasi Terindeks Scopus Pada Bidang Kajian Pendidikan Fisika, link jurnal terdapat pada nama masing-masing jurnal.

    Update As Soon As Possible. ASAP!!!

  • Membuat Tulisan di Pascal dengan Perintah writeln dan write

    Membuat Tulisan di Pascal dengan Perintah writeln dan write

    AhmadDahlan.NET – Membuat tulisan di pascal dapat dilakukan dengan perintah write dan writeln. Tujuan dari perintah ini bisa adalah memberikan informasi mengenai program yang berjalan dari sisi user.

    Contoh sintak penulisan :

    Program Latihan_Tulis;
    Uses crt;
    Begin
      Writeln('Selamat di Program Pelatihan Pemograman Dengan Bahasa Pascal');
      Writeln('                Jurusan Fisika UNM            ');
      Writeln('   It is Just The Begining, Do not take to serious   ');
    End.

    Jika Program di atas di jalankan maka hasilnya akan seperti berikut :

    Contoh program pelatihan Algoritma dengan Pascal

    Sintaks yang digunakan dalam penulisan di bahasa Pascal dapat dilakukan dengan penrintah Writeln dan write. Adapun perbedaan kedua perintah tersebut adalah :

    1. writeln : digunakan untuk menulis chart (huruf) di baris baru
    2. write : digunakan untuk menulis chart (huruf) bukan di barus baru sehingga chart akan ditulis setelah perintah.

    Misalnya lakukan perintah berikut :

    Program Latihan_Tulis_2;
    Uses crt;
    Begin
    Program Latihan_Tulis_2;
    Uses crt;
    Begin
      Writeln('  Selamat di Program Pelatihan Pemograman Dengan Bahasa Pascal');
      Write('Jurusan Fisika UNM ');
      Write('It is Just The Begining, Do not take to serious   ');
    End.

    Hasil programnya harus seperti berikut :

    Contoh Penulisan dengan perintah write dan writeln

    Contoh Program Sederhana

    Program contoh;
    Uses 
     crt;
    Var 
     Gaya_Total, Gaya_1, Gaya_2: integer;
    Begin
     Gaya_1:=20; {gaya ke kanan}
     Gaya_2:=50; {ke kiri}
     Gaya_Total:=Gaya_1-Gaya_2;
     writeln('Gaya Pertama  :',Gaya_1,'Newton');
     writeln('Gaya Kedua    :',Gaya_1,'Newton');
     writeln('----------------------------+');
     writeln('Gaya Total:',Gaya_Total,' Newton');
    End.

    Silahkan ketikkan perintah berikut :

    Contoh program penjumlahan sederhana dengan menggunakan writeln di Pascal

    Latihan Writeln dan write

    1. Buatlah program serupa dengan program di atas dengan menggunakan perintah writeln dan write untuk menunjukkan informasi mengenai jumlah mahasiswa, jumlah mahasiswi, Persentase Jumlah Mahasiswa dan persesntease jumlah mahasiswi di dalam kelas! Satuan yang digunakan dinyatakan dalam ‘orang’.
  • Materi Fisika SMA – Rumus Gerak Parabola

    Materi Fisika SMA – Rumus Gerak Parabola

    AhmadDahlan.Net – Pernahkan kalian memperhatikan pergerakan bola basket yang di lemparkan menuju ring nya? Bola basket yang dilemparkan bergerak melalui lintasan yang berbentuk parabola. Gerakan benda yang bergerak pada lintasan yang berbentuk parabola disebut sebagai gerak parabola. Adapun penjelasan lebih lengkap mengenai gerak parabola adalah sebagai berikut.

    A. Pengertian Gerak Parabola

    Gerak parabola merupakan gabungan dari gerak lurus beraturn (GLB) pada sumbu x dan gerak lurus berubah beraturan (GLBB) pada sumbu y. Gerak ini memiliki lintasan berbentuk parabola, dengan bentuk lintasan sebagai berikut :

    Gerak Parabola dalam Sumbu X & Sumbu Y

    B. Persamaan Gerak Parabola

    1. Kedudukan Benda

    Jarak dan Ketinggian Benda

    Jarak (x) dan ketinggian (y) benda yang bergerak parabola dapat di hitung menggunakan persamaan :

    x=υ_{0x}×t=υ_0\ cosθ\ t

    dan

    y=υ_{0y}×t-1/2gt^2=υ_0\ sinθ×t-1/2gt^2

    keterangan,
    x : jarak benda (m)
    υ0x : kecepatan awal benda di sumbu x (m/s)
    υ0 : kecepatan awal benda (m/s)
    t : waktu (s)
    y : ketinggian benda (m)
    υ0y : kecepatan awaal benda di sumbu y (m/s)
    g : percepatan gravitasi (m/s2)

    Jarak dan Ketinggian Maksimum Benda

    Jarak maksimum dan ketinggian maksimum benda yang bergerak parabola dapat di hitung menggunakan persamaan :

    x_m=\frac{υ_0^2\ sin^22θ}{g}

    dan

    y_m=\frac{υ_0^2\ sin^2θ}{2g}

    keterangan,
    xm : jarak maksimum benda (m)
    υ0 : kecepatan awal benda
    g : percepatan gravitasi (m/s2)

    2. Kecepatan

    Kecepatan Awal Benda

    Kecepatan awal benda dapat di hitung menggunakan persamaan :

    υ_0=\sqrt{υ_0\ _x^2+υ_0\ _y^2}

    dimana,

    υ_{0x}=υ_0\ cosθ

    dan

    υ_{0y}=υ_0\ sinθ

    keterangan,
    υ0 : kecepatan awal benda (m/s)
    υ0x : kecepatan awal benda di sumbu x (m/s)
    υ0y : kecepatan awaal benda di sumbu y (m/s)

    Kecepatan Benda

    Kecepatan benda dapat dihitung menggunakan persamaan :

    υ_t=\sqrt{υ_x^2+υ _y^2}

    dimana,

    υ_x=υ_0\ cosθ

    dan

    υ_y=υ_0\ _y-gt=υ_0\ sinθ-gt

    keterangan,
    υ0 : kecepatan awal benda (m/s)
    υ0x : kecepatan awal benda di sumbu x (m/s)
    υ0y : kecepatan awaal benda di sumbu y (m/s)
    t : waktu (s)
    g : percepatan gravitasi (m/s2)

    3. Waktu

    Waktu yang dibutuhkan benda mencapai ketinggian maksimum (ty m)

    waktu yang digunakan benda untuk mencapai ketinggian maksimum dapat dihitung menggunakan persamaan :

    t_{ym}=\frac{υ_0\ sinθ}{g}

    keterangan,
    ty m : waktu untuk mencapai ketinggian maksimum (s)
    υ0 : kecepatan awal benda (m/s)
    g : percepatan gravitasi (m/s2)

    Waktu yang dibutuhkan benda mencapai Jarak maksimum (tx m)

    waktu yang digunakan benda untuk mencapai jarak maksimum dapat dihitung menggunakan persamaan :

    t_{xm}=\frac{2\ υ_0\ sinθ}{g}

    keterangan,
    tx m : waktu untuk mencapai jarak maksimum (s)
    υ0 : kecepatan awal benda (m/s)
    g : percepatan gravitasi (m/s2)

    C. Contoh Soal

    Sebuah bola di lemparkan ke udara dengan sudut elevasi sebesar 37o dan kecepatan awal sebesar 30 m/s. Ketinggian yang dapat dicapai oleh bola pada saat t = 2 s adalah … (sin 37o = 3/5) (cos 37o = 4/5)

    Pembahasan

    Dik :
    θ = 37o
    υ0 = 30 m/s
    t = 2 s

    Dit :
    ketinggian benda pada saat t = 2 s (y)

    Pembahasan :

    y=υ_0\ sinθ×t-1/2gt^2
    y=(30\ m/s)\ (sin(37^0))×(2\ s)-1/2(10\ m/s^2)(2\ s)^2
    y=(30\ m/s)\ (3/5)×(2\ s)-1/2(10\ m/s^2)(4\ s^2)
    y=36\ m-20\ m
    y=16\ m

  • Materi Fisika SMA – Rumus Gerak Melingkar Berubah Beraturan

    Materi Fisika SMA – Rumus Gerak Melingkar Berubah Beraturan

    AhmadDahlan.Net – Dalam Fisika, gerak melingkar terbagi menjadi dua, yaitu gerak melingkar beraturan dan gerak melingkar berubah beraturan. Sebelumnya kita telah membahas mengenai gerak melingkar beraturan, kali ini kita akan membahas mengenai gerak melingkar berubah beraturan. Berikut penjelasan yang lebih lengkap mengenai gerak melingkar berubah beraturan (GMBB).

    A. Pengertian Gerak Melingkar Berubah Beraturan

    GMBB adalah gerak melingkar dengan kecepatan sudut yang berubah-ubah, namun percepatan sudutnya tetap. Pada GMBB, kecepatan tersebut akan meningkat apabila searah dengan percepatannya. Sebaliknya, kecepatan akan menurun ketika berlawanan dengan perubahan percepatannya.

    B. Persamaan Gerak Melingkar Berubah Beraturan

    1. Perpindahan Sudut

    Perpindahan sudut pada gerak melingkar beraturan dapat dihitung menggunakan persamaan :

    ∆θ=ω_0t+1/2αt^2

    atau

    θ=θ_0+ω_0t+1/2αt^2

    keterangan,
    ∆θ : perpindahan sudut (rad)
    ω0 : kecepatan sudut awal (rad/s)
    t : waktu (s)
    α : percepatan sudut (rad/s2)
    θ0 : sudut awal (rad)
    θ : perpindahan sudut (rad)

    2. Kecepatan

    Pada GMBB terdapat 2 jenis kecepatan, yaitu kecepatan tangensial (linear) dan kecepatan anguler (sudut). Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung kecepatan tangensial adalah :

    υ_t=υ_0+at

    atau

    υ_t^2=υ_0^2+2as

    keterangan,
    υt : kecepatan linear (m/s)
    υ0 : kecepatan linear awal (m/s)
    a : percepatan tangensial (m/s2)
    t : waktu (s)
    s : perpindahan (m)

    Sedangkan, kecepatan sudut dapat dihitung menggunakan persamaan :

    ω_t=ω_0+αt

    atau

    ω_t^2=ω_0^2+2αθ

    keterangan,
    ωt : kecepatan sudut (rad/s)
    ω0 : kecepatan sudut awal (rad/s)
    α : percepatan sudur (rad/s2)
    t : waktu (s)
    θ : perpindahan sudut (rad)

    3. Percepatan

    Pada GMBB terdapat 2 jenis percepatan, yaitu percepatan tangensial (linear) dan percepatan anguler (sudut). Percepatan termasuk kedalam besaran vektor, sehingga memiliki besar dan arah. Apabila percepatan tangensial dan percepatan anguler bernilai positif, maka arahnya searah dengan perubahan kecepatan benda. Sehingga benda mengalami GMBB dipercepat, begitupun sebaliknya.

    Adapun persamaan yang digunakan untuk menghitung percepatan tangensial adalah,

    a=\frac{∆υ}{∆t}=\frac{υ_t-υ_0}{∆t}

    atau

    a=α×r

    keterangan,
    a : percepatan tangensial (m/s2)
    ∆υ : perubahan kecepatan (m/s)
    ∆t : selang waktu (s)
    v2 : kecepatan akhir (m/s)
    v1 kecepatan awal (m/s)
    α : percepatan sudut (rad/s2)
    r : jari – jari (m)

    Sedangkan, percepatan sudut dapat dihitung menggunakan persamaan :

    α=\frac{∆ω}{∆t}=\frac{ω_t-ω_0}{∆t}

    atau

    α=\frac{ω_0+ω_t}{2}

    keterangan,
    α : percepatan sudut (rad/s2)
    ∆ω : perubahan kecepatan sudut (rad/s)
    ∆t : selang waktu (s)
    ωt : kecepatan sudut akhir (rad/s)
    ω0 kecepatan sudut awal (rad/s)

    C. Contoh Soal

    Sebuah wahana bermain bergerak melewati lintasan yang berbentuk lingkaran. Wahana ini bergerak dengan kecepatan sudut awal sebesar 10 rad/s. Setelah 2 detik, kecepatan sudut wahana tersebut bertambah menjadi 40 rad/s. Tentukanlah :
    a. percepatan sudut
    b. kecepatan sudut pada saat t = 1 s

    Penyelesaian

    DIk :
    ω0 = 10 rad/s
    ωt = 40 rad/s
    t = 2 s

    Dit :
    α = ?
    ωt pada t = 1 s

    Pembahasan :
    a. Percepatan sudut

    α=\frac{ω_t-ω_0}{∆t}
    α=\frac{40\ rad/s-10\ rad/s}{2\ s}=\frac{30\ rad/s}{2\ s}
    α=15\ rad/s^2

    b. Kecepatan sudut pada t = 1 s

    ω_t=ω_0+αt
    ω_t=10\ rad/s+(15\ rad/s^2)(1\ s)
    ω_t=25\ rad/s
  • Teknik Penyajian Algoritma Dengan Pseudocode dan Flow Chart

    Teknik Penyajian Algoritma Dengan Pseudocode dan Flow Chart

    AhmadDahlan.NET – Teknik penyajian Algortima dapat dilakukan dengan dua cara yakni (1) Pseudocode dan (2) Diagram Alir atau Flow Chart.

    A. Pseudocode

    Pseudocode diartikan secara harifash sebagai kode semu sesauai dengan asalah katanya pseudo: semu dan code: kode. Tehsnisnya, Pseudocode adalah deskripsi dari algoritima pemograman yang disajikan dalam bentuk bahasa Pemograman. Tujuan agar pemograman lebih mudah dipahami oleh pembuat dan programmer lain yang mungkin saja bekerja dengan program yang sama.

    Pseudocode ini unik untuk setiap bahasa Program dimana semua code harus ditulis sesuai dengan struktur, hanya saja belum sampai pada level sintaks. Jadi inisnya hanya berisi informasi mengenai program apa yang sedang kamu baut.

    Struktur penulisan Pseudocode secara sebagai berikut :

    1. Nama Program
    2. Deklarasi
    3. Algortima

    Contoh Pseudocode sebagai berikut :

    Nama
    Konversi_Nilai
    
    Deklarasi
    Nilai : Integer
    
    Algoritma
    INPUT number
    If Nilai > 70 
      Then Print "Lulus"
    Else
     Print "Gagal"

    Struktur diatas bukanlan sintak bahasa Pemograman, hanya memberikan sinyal kepada orang lain mengenai program yang dibuat. Jika ditulis dalam sintak pemograman, maka struktur harus mengikuti sintaks masing-masing bahasa Program.

    Misalnya saya tuliskan dalam bahasa Pascal

    program konversi_nilai;
    uses crt;
    var nilai:integer;
    begin
    write('masukkan nilai :'); readln(nilai);
    if nilai >70 then writeln('Lulus')
    else writeln('Gagal');
    readln;
    end.

    Misalnya saja ingin membuatnya dalam bahasa Python maka Sintaksnya seperti berikut :

    nilai = float(input("Masukkan Nilai: "))
    if nilai > 70:
        print("Lulus")
    else:
        print("Gagal")

    B. Flow Chart

    Tehnik penyajian Algoritma yang lainnya adalah menggunakan Flow Chart atau dianggram alir. Flowchart sendiri adalah deskripsi algoritma yang disajikan dalam bentuk bagan-bagan yang telah disepakati terlebih dahulu mengenai penggunaan simbolnya.

    Adapaun simbol-simbol yang disepakai sebagai berikut :

    Simbol dan lambang dalam Flowchart

    Simbol-simbol disusun sesaui dengan alur yang diharapkan programmer. Sebagai contoh kita sajikan Program yang ada di bagian Pseudocode ke dalam Flowchart.

    Algoritma dan Pemograman Flowchart diangram Alir If program

    Pada pengembangan Program Kompleks, biasanya FLowchart sudah tidak pernah dikembangkan lagi karena terlalu memakan tempat dan banyak. Namun Flowchart adalah dasar pengembangan Algoritma yang paling memudahkan untuk para pemula.

  • Pengertian Algoritma Pemrograman

    Pengertian Algoritma Pemrograman

    AhmadDahlan.NET – Pengertian algoritma pemrograman adalah metode yang berisi langkah-langkah sistematis dan tersusun secara berurutan untuk menyelesaikan sesuai masalah. Dalam dunia digital dan pemograman, Algoritma biasanya berisi instruksi (perintah) untuk menjalankan serentetan kode yang disebut sebagai program.

    A. Algoritma dan Pemrograman

    Komputer adalah perangkat pengelola data digital yang digunakan secara luas saat ini. Mulai dari Calculator, Smart TV, Smartphone sampai pada Computer itu sendiri, semuanya membantu kerja manusia dengan metode perhitungan super cepat (Compute).

    Meskipun sedemikian cerdasnya, namun Computer tidaklah mampu berfikir bahkan AI sekalipun. Manusia harus mengajari mereka terlebih dahulu untuk melakukan sebuah aktifitas baru sampai akhirnya membantu manusia melakasanakan kegiatan tersebut lebih cepat dari kemampuan manusia menghitung.

    Kata Ajar ini dalam hal ini adalah memberikan informasi berupa langkah-langkah yang harus dilakukan oleh komputer ketiak dihadapkan oleh sebuah masalah. Langkah-langkah inilah yang disebut sebagai Algoritma. Algoritma digunakan untuk menyusun code dan strukturnya sehingga berisi instruksi yang jelas dan akan dijalankan oleh komputer.

    Algortima sendiri sudah diperkenalkan oleh Abu Ja’far Muhammad Ibn Musa Al Khwarizmi sekitar tahun 825 M melalui metode Aljabar hanya saja belum sampai ke ranah digitial. Namun gagasan Aljabar yang disampaikan Al Khawarizmi menjadi dasar dalam semua komputasi yang dilakukan saat ini.

    Contoh Algoritma Sederhana.

    “Saya akan pergi ke pasar besok jika Tidak Hujan dan Ada kendaraan di rumah”.

    Maka urutan langkah yang akan dilakukan secara naluriah adalah melihat kondisi cuaca esok. Jika esok hujan atau tidak ada kendaraan maka saya tidak akan ke pasar.

    Saya akan hanya kepasar kalau ke dua syarat Tidak Hujan dan ada kendaraan terepenuhi.

    B. Karakteristik Algoritma Pemrograman

    Hampir semua buku panduan dan petunjuk memiliki karakter yang sama dengan karakteristik Algoritm dan Pemrograman. Kedua hal tersebut memiliki karakteristik :

    1. Presisi – Dalam hal ini instruksi dan solusi yang diberikan jelas dan tidak bermakna ambigu. Setiap langkah harus jelas dan semua aspek dan hanya bermakna satu. Jika tidak maka sistem algoritme akan selalu mengeksekusi isntruksi pertama kecuali disela dengan tanda khusus misalnya Parentheses.
    2. Input didefenisikan dengan baik – Jika suatu algoritma meminta input maka yang harus dilakukan menyediakan kolom input bagi developer dan memberikan input untuk user.
    3. Output didefenisikan dengan baik – Algoritma harus mendefenisikan output yang jelas berdasarkan input yang dimasukkan.
    4. Terbatas – Algoritma harus terbatas dan memiliki bagian akhir. Tanpa bagian akhir, algoritma tidak akan tereksekusi.
    5. Feasible – Layak, disampaikan sederhana, singkat sesuai dengan masalah yang ingin diselesaikan.
    6. Language Independent – Tidak ada satupun pemrograman yang tidak menggunakan bahasa tertentu misalnya C, Pascal, Phyton, PHP dan sejenisnya, namun Algoritma tidak terikat pada bahas atertentu. Semua jalur pikir Algoritme berlaku untuk semua bahasa hanya saja berbeda di sintak. Sintakslah yah terikat dengan bahasa.

    C. Tipe Algoritma

    Ada beberapa jenis algoritma yang tersedia. Beberapa algoritma penting adalah

    1. Algoritma Brute Force: Ini adalah pendekatan paling sederhana untuk suatu masalah. Algoritma brute force adalah pendekatan pertama yang datang untuk menemukan ketika kita melihat masalah.
    2. Algoritma Rekursif: Algoritma rekursif didasarkan pada rekursi. Dalam hal ini, masalah dipecah menjadi beberapa sub-bagian dan disebut fungsi yang sama lagi dan lagi.
    3. Algoritma Backtracking: Algoritma backtracking pada dasarnya membangun solusi dengan mencari di antara semua solusi yang mungkin. Dengan menggunakan algoritma ini, kami terus membangun solusi dengan kriteria berikut. Setiap kali solusi gagal, kami menelusuri kembali ke titik kegagalan dan membangun solusi berikutnya dan melanjutkan proses ini sampai kami menemukan solusi atau semua solusi yang mungkin diperhatikan.
    4. Algoritma Pencarian: Algoritma pencarian adalah algoritma yang digunakan untuk mencari elemen atau kelompok elemen dari struktur data tertentu. Mereka dapat dari jenis yang berbeda berdasarkan pendekatan mereka atau struktur data di mana elemen harus ditemukan.
    5. Algoritma Sorting: Sorting adalah mengatur sekelompok data dengan cara tertentu sesuai dengan kebutuhan. Algoritma yang membantu dalam melakukan fungsi ini disebut algoritma pengurutan. Umumnya algoritma pengurutan digunakan untuk mengurutkan kelompok data secara meningkat atau menurun.
    6. Algoritma Hashing: Algoritma hashing bekerja mirip dengan algoritma pencarian. Tetapi mereka berisi indeks dengan ID kunci. Dalam hashing, kunci diberikan ke data tertentu.
    7. Algoritma Divide and Conquer: Algoritma ini memecah masalah menjadi sub-masalah, memecahkan satu sub-masalah dan menggabungkan solusi bersama untuk mendapatkan solusi akhir. Ini terdiri dari tiga langkah berikut:
      1. Membagi
      2. Menyelesaikan
      3. Menggabungkan
    8. Algoritma Greedy: Dalam algoritma jenis ini solusi dibangun bagian demi bagian. Solusi dari bagian selanjutnya dibangun berdasarkan manfaat langsung dari bagian selanjutnya. Satu solusi yang memberikan manfaat paling banyak akan dipilih sebagai solusi untuk bagian selanjutnya.
    9. Algoritma Pemrograman Dinamis: Algoritma ini menggunakan konsep menggunakan solusi yang sudah ditemukan untuk menghindari perhitungan berulang dari bagian masalah yang sama. Ini membagi masalah menjadi submasalah kecil yang tumpang tindih dan menyelesaikannya.
    10. Algoritma Acak: Dalam algoritma acak kami menggunakan angka acak sehingga memberikan manfaat langsung. Nomor acak membantu dalam memutuskan hasil yang diharapkan.