Author: Ahmad Dahlan

  • Infografik Sebagai Media Pembelajaran

    Infografik Sebagai Media Pembelajaran

    Ahmaddahlan.NET – Sejak perkembangan massive digital grafik dan desain, kira-kira tahun 2010-an, infografik yang dulunya disajikan dalam bentuk poster cetak, kini tumbuh pesat di era digital sebagai media komunikasi yang informatif dan menarik. Infografik tidak hanya digunakan untuk menyampaikan informasi bersifat umum tapi juga sudah menjadi media populer dalam bidang pembelajaran baik non-formal maupun formal.

    A. Definisi Infografik

    Berdasarkan asal katanya, Infografik dapat diartikan sebagai sebuah presentase visual yang menunjukkan informasi ataupun data. Defenisi spesifik dari infografik adalah media dua dimensi yang berisi kumpulan gambar, bagan, dengan sedikit penggunaan kata untuk menyampaikan ikhtisiar dari sebuah topik.

    Contoh infografik yang menunjukkan posisi planet dalam tata surya

    Infografik adalah media yang sangat bermanfaat dalam bidang komunikasi visual. Pada umumnya desain yang disajikan unik dan kreatif akan efektif dalam menyampaikan informasi karena membuat pembaca bisa berlama-lama dengan infografis tersebut.

    Hal yang penting dari infografik adalah visual harus lebih dari sekedar unik dan kreatif akan tetapi berisi informasi yang benar dan penting untuk dipahami pembaca melalui infografik. Desainer harus mempertimbangkan pergeseran informasi atau miss understanding saat menuangkan ide ke dalam infografik mereka. Tidak seperti slide presentasi, Perancang tidak memiliki kesempatan memberikan penjelasan secara oral dari topik yang mereka masukkan sehingga informasi harus disampaikan dengan jelas meskipun mungkin menggunakan banyak kata.

    B. Manfaat dari Infografik

    Infografik memiliki tujuan membuat informasi yang komplek menjadi lebih sederhana untuk dicerna dengan maanfat sebagai berikut :

    • Menyediakan ikhtisiar dari sebuah topik
    • Menjelaskan kompleks proses lebih sederhana
    • Menyajikan hasil penelitian dan data survey
    • Merangkum artikel dan laporan yang panjang
    • Memudahkan proses membandingkan dua atu lebih topik
    • Meningkat minat dan ketertarikan dengan isu yang disajikan di dalam infografik.

    Tidak semua orang mungkin bisa membaca dengan baik dan benar informasi yang disajikan dalam bentuk kaliamt panjang dan bertele-tele, sehingga infografik bis amenjadi alternatif untuk membuat penyajikan lebih sederhana. Meskipun demikian, hal ini tidak berarti bahwa Infografik bisa menggantikan posisi artikel yang membutuhkan informasi yang lebih detil dan sistematis.

    Pergeseran Informasi

    Dalam topik-topik sains, infografik juga efektif digunakan sebagai media pembelajaran. Topik-topik sains yang sifatnya terkadang abstrak seperti elektoron, cahaya, gelombang, ledakan, gaya dan sejenisnya bisa dengan mudah divisualisasikan melalui infografis, demikian pula dengan topik yang sifatnya makro seperti Bumi, Planet, Tata Surya yang sulit diamati secara holistik dengan indera penglihatan.

    Hanya saja, dalam dunia sians ukuran, proporsi dan dimensi dari objek itu penting. Misalkan saja kita bisa dengan mudah membuat gambar bumi melingkat dan planet Jupiter disampingnya hanya saja jika ukuran tidak dipertimbangkan bisa menimbulkan miss understanding.

    Seperti gambar di bawah ini.

    Infografis mengenai posisi dan daftar palnet dalam di sistem tat surya

    Dalam gambar di atas menunjukkan informasi mengenai radius rata-rata dari masing-masing palnet hanya saja dimensi dan ukurannya tidaklah proporsional seperti yang dijasikan pada gambar. Jika peserta didik tidak fokus pad ainfomrasi radius maka akan ada kemungkinan memicu miss understanding dengan menganggap ke empat planet dalam ini memiliki ukuran yang sama.

    Hal ini harus menjadi perhatian khusus bagi para desainer dan pembuat infografis sebagai media pembelajaran dengan topik-topik sains.

    C. Estetika Infografik

    Dalam merancang infografis sisi estetikanya dapat dikembangkan berdasarkan aspek :

    1. Ukuran Banner – Ukuran banner adalah ukuran panjang x lebar dari infografis yang ingin dibuat. Ukuran ini dipengaruhi oleh device yang akan melihatnya misalnya jika dirancang untuk Smartphone maka ukuran banner biasanya 4 : 5 dengan dimensi minimal 1000 px agar gambarnya tidak pecah.
    2. Skema Warna – Skema warna adalah seni memilih warna-warna yang digunakan dalam membuat infografis. Pemilihan warnanya biasanya didasari oleh collo pallate.
    3. Tipografi – Seni menata susunan huruf dan kata dengan tujuan membuat pembaca nyaman dengan infografis yang dibuat.
    4. Komposisi -Komposisi adalah seni meletakkan Point of Interest dari Infografis yang disusun terhadap negative space yang tersedia.
  • Memahami Teori Dasar dan Pengertian Tipografi Dalam Desain Grafis dan Media Pembelajaran

    Memahami Teori Dasar dan Pengertian Tipografi Dalam Desain Grafis dan Media Pembelajaran

    AhmadDahlan.NET – Tipografi adalah seni dalam menata huruf dan kata untuk menyampaikan informasi yang jelas, terbaca dan menarik bagi pembaca. Tipografi pertama kali diperkenalkan untuk tujuan komersial yakni meningkatan minat baca orang lain terhadap sebuah produk yang mungkin saja mereka tidak butuh akan tetap menarik untuk digunakan, namun dalam era pembelajaran berbasis e-Learning, Typografi juga sangat penting dipelajari dalam menyusun media pembelajaran yang menarik.

    Tipografi menyangkut berbagai aspek seperti gaya huruf, penampilan dan struktur huruf yang bertujuan untuk membuat tesk semakin nyaman dibaca dan sesuai dengan konteks yang diinformasikan.

    Sejarah Tipografi

    Setelah huruf latin digunakan secara luas, perkembangan tipografi sudah dimulai sejak abad ke-11. Tulisan-tulisan banyak dijadikan sebagai dokumen resmi kerajaan dengan gaya penulisan yang rumit agar sulit ditiru dan dipalsukan oleh orang tidak bertanggung jawab. Namun gaya tulisan kemudian bergeser sejak tulisan dijadikan sebagai media untuk menyampikan informasi broadcast dalam bentuk poster kemudian dipajang di titik ramai seperti pasar dan lapangan.

    Gaya tulisan yang mudah dibaca secara luas baik oleh orang terpelajar dan orang awam menginisaiasi ilmu tipografi. Revolusi tipografi berkembang pesat terutama di barat khususnya eropa yang mayoritas menggunakan huruf latin sedangkan kebudayaan pengguna huruf arab seperti huruf arab sendiri, china dan jepang lebih kearah kaligrafi. Di era modern, Tipografi tidak hanya membahas huruf latin semata tapi juga jenis-jenis huruf arab.

    Perkembangan tipografi tumbuh dengan pesat di eran modern terutama pada saat dunia cetak modern dan digital tumbuh pesar. Keberadaan Internet memicu ledakan kreatifitas Tipografi dari berbagai kalangan. Penyebabnya adalah pertukaran ide dan karya yang semakin cepat. Karya yang dimintai banyak orang akan dengan mudah populer sedangkan karya kurang dimintai akan hilang dengan sendirinya.

    Manfaat Tipografi

    Tipografi tidak hanya mencakup pemilih jenis huruf yang indah, Tipografi adlah kompnen yang sangat vital untuk sisi tampilan user interface. Tipografi yang baik bisa menunjukkan hirarki visual, tampilan yang seimbang, ruang istirahat dan mempengaruhi tampilan secara keseluruhan. Tipografi adalah unsur yang menentukan keterbacaan agar informasi bisa tersampikan secara menyeluruh dengan ruangan yang efektif dan efisien.

    Selain itu ada efek lain yang bisa dikesan dengan gaya tipografi

    1. Elegansi dari tulisan
    2. Mempengaruhi mengambil keputusan untuk melanjutkan membaca atau tidak
    3. Membuat nyaman pembaca

    Element Tipografi

    Element tipografi adalah segala aspek dalam seni tipografi yang bisa merubah visualisasi dari desain yang dibuat.

    A. Typeface

    Typeface adalah perwajahan dari huruf atau disebut sebagai jenis huruf. Sebenarnya ada dua istilah yang dekat dengan istilah ini yakni (1)Typeface dan (2) fonts. Typeface ada jenis family hurufnya sedangkan fonts adalah gaya penulisan hurufnya. Mudahnya seperti informasi berikut :

    Perbedan Typeface dan Fonts yang ada di Tipografi

    Ada beberapa jenis kelompok jenis Typeface huruf yakni

    1. Serif yang terlihat lebih klasik dengan ekor (stroke) di bagian hurufnya. Umunya dilihat di jenis family huruf Times New Roman,
    2. Sans-Serif dengan dengan gaya huruf yang minimlais tanpa ekor dan lebih modern,
    3. decorative yang lebih komplicated dan unik
    4. Kaligrafi yang gayanya terinspirasi dari jenis huruf arab
    5. Handwriting yang mirip dengan tulisan tangan
    6. Code yang mirip dengan huruf yang digunakan programer dasar yang sedikit memakan memory computer
    7. Blackletter dengan gaya eropa klasik lebih mirip dengan gothic
    Jenis Jenis Typeface dari huruf

    Aturan umunya biasanya seorang desainer tidak akan menggunakan lebih dari 3 jenis huruf dalam desain mereka. Jenis huruf utama mengunakna perpaduan antara Serif dan Sans – Serif ditambah sedikit jenis yang lain namun jumlah minor.

    B. Kontras

    Kontras bisa diartikan sebagai berbeda yakni aturan dimana sebuah penulisan huruf di buat berbeda untuk menunjukkan penekakan yang ingin disampaikan oleh penulis. Umumnya digunakan untuk menyatakan :

    1. Pesan yang menarik
    2. Pesan berarti
    3. Point dan ide utama yang ingin dijelaskan
    4. Penarik perhatian.

    Ada banyak teknik digunakan untuk membuat kontras seperti memain jenis huruf, warna, gata, ukuran dan sebaginya.

    Perbedaan elemen kontras dalam tipografi

    C. White Space

    Ada banyak istilah yang digunakan untuk menyebutkan white space, bisanya desainer menyebutnya sebagai negatif space atau ruang yang warnanya sangat kontras dengan tulisan yang dijadikan sebagai background. White space juga biasa disebut sebagai ruang bernafas dimana ruang sengaja dibuat lebih lega agar mata tidak lelah pada saat membaca informasi dari desain yang dibuat.

    Jenis Tipografi dengan memanfaatkan kelebihna Negative Space dan white Space

    D. Konsiten

    Konsiten digunakan pada saat anda membuat desain lebih dari satu laman dan saling berhubungan. Misalnya desain dalam bentuk flayer atau browsur yang hasil cetaknya dilipat sehingag dibaca berdasarkan laman-laman yang ada. Buatlah pembaca lebih fokus ke bacaan dengan membuat desain dengan gaya yang sama di setiap lamannya.

    Sebagai contoh desain laporan kreatif CPNS dibawah ini yang harus dikerjakan dalam bentuk laporan kreatif.

    [googleapps domain=”drive” dir=”file/d/1FlrHUkhgK-qfTtP6ms95qfoACVf6RUdM/preview” query=”” width=”100%” height=”800″ /]

    E. Tata Letak

    Tata letak adalah menentukan posisi dimana huruf, logo dan paragraf diletakkan. Unsur-unsur lain yang mungkin saja dibutuhkan dalam media seperti gambar, grafik juga dipertimbangkan posisinya. Unsur tata letak ini sebenarnya memiliki kajian yang lebih luas karena mencakup keseimbangan dari masing-masing elemen dalam tipografi dan seni dua dimensi. Misalnya saja dari pemilihan Color Pallate dan Negative space.

    F. Warna

    Dalam seni desain, warna adalah kompenen yang sangat penting. Elemen ini menjadi pint utama yang dilihat oleh pembaca saat membaca papa informasi dan sebagainya oleh karena banyak desainer akan menghabiskan banyak waktu untuk mempertimbangkan warna yang akan digunakan.

    Dalam desain tentu saja harus menggunakan minimal dua warna, nah kombinasi pemilihan warna disebut sebagai skema warna dan color pallate. Memilih warna yang tepat dan sesaui dengan karakter produk yang dibuat akan membuat pembaca nyaman namun sebaliknya salah memilih warna akan membuat musibah untuk desain kamu sekalipun informasi di dalamnya mungkin saja sangat penting.

    Skema waran merah mencolok mata dan mengguncang jiwa

    Untuk pemilihan lebih lanjut silahkan baca articel mengenai Skema Warna yang ada di website ini atau klik link di atas saja.

    G. Hirarki

    Hirarki adalah elemen yang menjelaskna mengenai posisi sub-informasi yang disampaikan terhadap seluruh informasi yang disampaikan Aturan sederhana dan umumnya mengikuti pola Heading pada HTML. Misalnya saja judul utama harusnya dibuat dari tulisan yang paling besar, kemudian sub judul lebih kecil, sub sub-judul jauh lebih kecil lagi. sedangkan informasi artikel dibuat paling kecil.

    Judul

    Sub Judul

    Sub Sub-judul

    Artikel disini jadi hurufnya paling kecil dan tidak di bold semua.

  • Skema Warna – Definisi dan Dasar Color Pallate

    Skema Warna – Definisi dan Dasar Color Pallate

    AhmadDahlan.NET – Skema Warna (Color Scheme) adalah susunan warna yang didasari dari sistem warna berdasarkan pigmen pembentuk warna. Perlu diketahui, bahwa karakteristik dari skema warna secara umum dibagi ke dalam dua pandangan yakni berdasarkan (1) Pigmen dan (2) karakteristik fisis. Sistem pigmen dikenal dengan sebuatn CMYK dimana hitam didapatkan setelah mencapurkan semua cat Cyan, Maghenta dan Yellow sedangkan sistem fisis menganut sistem RGB dimana mencampur panjang gelombang Red, Green dan Blue akan menghasilkan cahaya putih.

    Artikel berikut ini akan mengkaji skema warna (colour Scheme) dari pandangan Pigmen pemberi warna melalui metode Color Wheel.

    Skema warna adalah panduan untuk menentukan jenis warna yang akan digunakan dalam media visual baik itu cetak maupun elektronik. Meskipun kita sama-sama mengetahui bahwa pemilihan kombinasi warna lebih dititikberatkan dari sisi seni yang intuitif akan tetap memahami mekanisme pembentukan warna dan skema warna bisa menjadi dasar yang baik dalam mempelajari kombinasi warna.

    Setelah seseorang memahami skema warna, maka sisi artistik dari media yang dihasilkan akan ditentukan dari cita rasa seni masing-masing pembuatnya.

    Roda warna dasar dalam skema warna
    Color Wheel

    Sejarah Zonasi

    Sistem pewarnaan sudah sejak lama dikenal bahkan jauh sebelum zaman pra sejarah namun dalam dunia cetak terutama cetak Digital Ansel Adam, Fotografer Landscaper Amerika dianggap sebagai orang yang berjasa membuat warna lebih mudah dipahami.

    Ansel Adam memperkenalkan foto hitam putih melalui Zone System. Zone sistem ini adalah penjelasan mengenai bagaimana sebuah foto hitam putih dapat membuentuk image visual berdasarkan tingkat kecerahannya. Kecerahan ini direpresentasikan dimulai dari Hitam Pekat, sampai ke daerah Putih Terang. Kecerahan ini kemudian di bagi ke 10 level warna yang disebut sebagai Gray Scale (Skala Abu-Abu)

    Agar lebih mudah, di bawah ini adalah zone system kecerahan yang diperkenalkan Ansel Adam.

    Pembagian kotnras warna berdasarkan Zone System Ansel Adam

    10 Level kecerahan (Gray Scale) inlah yang mengisi elemen dari sebuah foto hitam putih sampai akhirnya visualisasi yang diabadikan melalui kamera kemudian dicetak di foto dapat dimengerti oleh manusia sebagai sebuah gambar (image).

    Perhatikan foto pemadangan yang diambil Ansel Adam berikut ini!

    Zone system Ansel Adam dengan warna hitam dan putih

    Dalam foto pemandangan yang ditunjukkan hanya terdri dari dari warna abu-abu yang ada pada Zone System Ansel Adam akan tetap manusia bisa dengan jelas melihat gambar gunung, aliran sungai dan awan yang mendung.

    Meskipun hitam putih (Achromatic) terdengar kontra dengan warna (Chormatic), namun Zone System yang ditemukan oleh Ansel Adam menjadi dasar digital graphics hingga hari ini.

    Misalkan saja jika kita berbicara sekilas mengenai warna Primer yang terdiri dari 3 Warna saja, maka pencampuran ketiga warna ini hanya bisa menghasilkan warna sekunder sebanyak 3 warna saja jadi totla terdapat 6 warna. Jika warna sekunder ini dicampurkan lagi dengan warna primer hanya akan menghasilkan kombinasi 6 warna dengan total warna adalah 12 warna.

    Misalnya campuran warna yang mungkin muncul tanpa zone system sebagai berikut :

    Warna IWarna IWarna Campuran
    MerahBiruUngu
    Biru KuningHijau
    KuningMerahJingga

    Namun Jika Merah, Biru dan kuning ini bis adibagi ke dalam 10 level, kombinasi warna yang muncul tentu saja jauh lebih banyak. Saat ini manusia sudah bisa menghasilkan layar dari kombinasi 3 warna primer tambah 3 Warna sekunder sampai 64 juta warna, meskipun mata manusia mungkin tidak bisa membedakan warna sebanyak itu.

    A. Warna

    Warna adalah kesan yang dihasilkan otak manusia melalui mekanisme biologis sebagi respon dari mata terhadap cahaya yang masuk ke dalamnya. Orang yang buta warna juga menangkap sinyal dengan panjang gelombang yang sama dengan orang bermata normal, hanya mata mereka tidak memiliki sensor yang bisa menangkap jenis warna tertentu sehingga warna tersebut tercampur dengan warna lain.

    Cahaya merupakan gsalah satu radiasi gelombang elektromagnetik (GEM) yang masuk dalam kategori Visible Light yang dapat ditangkap oleh mata manusia. Ultra Violet dan Infra Merah adalah jenis GEM yang panjag gelombang tidak bisa ditangkap oleh cahya meskipun karakteristik panjang gelombang dan frekuensinya hanya berbeda sedikit dengan visible light.

    Panjang Gelombang Cahaya

    Warna-warna primer dalam pandangan fisis, adalah Gelombang Elektromagnetik dengan panjang gelombang 380 nm sampai dengan 740 nm. Setiap pertambangan 1 nm cahaya sebenarnya sudah menghasilkan karakter warna yang berbeda hanya saja otak dan iris manusia terkadang tidak bisa menangkap perbedaan warna yang muncul dari GEM 740 nm dan 741 nm.

    Agar lebih mudah, Netwon membagi ke dalam 7 kategori agar analog dengan frekuensi tangga nada yakni Merah (625 – 740 nm), Jingga (590 – 625 nm), Kuning (565 to 590 nm), Hijau (520 – 565 nm), Biru (500 – 520 nm), Nila (435 – 500), dan ungu (380 – 435 nm). 7 rentang disingkat dengan akronim Mejikuhibiniu. Sayangnya sistem serapan kata asing membuat kita kebingungan member warna cyan sebagai biru dan blue sebagai biru di rentang warna ini.

    Panjang Gelombang Cahaya Tampak pada Gelombang Elektromagnetik

    B. Skema Warna

    1. Primery

    Warna primer adalah warna dasar yang teridiri dari Merah, Biru dan Kuning. Warna dasar ini adalah warna yang bisa dicampurkan untuk menghasilkan warna lain yang disbeut warna sekunder dan tersier. Mengabungkan warna-warna sekunder dan tersier tidak akan menghasilkan warna.

    Susuna Warna Primer Kuning Mearh Biru dai susunan roda skema warna

    2. Warna Sekunder

    Warna sekunder adalah campuran dari 2 atau 3 warna primer. Campuran ketiga warna ini menghasilkan tiga kemungkinan warna yakni Jingga (orange), Hijau dan Ungu.

    Susuna Warna Tersier dari sistem CMYK di Roda Skema Warna

    3. Tersier

    Warna terseier adalah warna yang dihasilkan dari mencampurkan satu warna sekunder dengan satu warna primer. Misalkan warna primer biru dicampurkan dengan warna sekunder ungu akan menghasilkan warna biru-ungu.

    Kombinasi pencampuran warna memungkinkan untuk menghasilkan 6 kombinasi warna saja. Jumlah total warna dari Primer, Sekunder dan Terisier jika digabungkan akan menghasilkan 12 warna yang melingkari Roda Skema Warna. Untuk memudahkan penyebutannya, warna tersier diberi nama berdasarkan pencampulan warnanya yakni :

    1. Kuning – Jingga
    2. Merah – Jingga
    3. Merah – Ungu
    4. Biru – Ungu
    5. Biru – Hijau
    6. Kuning – HIjau
    Susunan Warna warna Tersier di roda Skema Warna

    4. Achromatic

    Achormatic secara harfiah diartikan keadaan tanpa warna (a = Tanpa & Chroma = Warna). Susunan roda ini menunjukkan perbedaan gradasi warna mulai dari putih, abu-abu sampai hitam. Dalam dunia digital, Acromatik juga dapat diartikan keadaan dengan saturasi dengan natural hue.

    Warna Akormatik atau keadaan tanpa warna warna

    5. Monocromatik

    Monocromatik dalah keadaan hanya menunjukkan satu warna saja, misalnya warna merah maka hanya warna merha yang akan ditunjukkan oleh roda warna. Perbedaan gradasi warna berasal dari perbedaan Hue-nya saja. Skema warna ini sangat bermanfaat dalam menentukan bayangan atau sisi terang dari sebuah warna.

    Roda Warna untuk Skema Warna Monocromatik

    Berikut ini sampel dari beberapa Skema Warna dari Monokramotik

    Skema Warna dari beberapa Roda Monokormatik

    C. Color Pallate

    Dalam seni praktis, Color pallate diartikan sebagai aturan yang digunakan untuk memadukan dua warna atau lebiih dalam satu media. Color Pallet sangatlah beragam dan tergantung dari selera pembuatnya selema memiliki nilai estetika, namun pengembangan Color Pallate dasar dipilih melalui tehnis yang ada di roda warna.

    1. Dual Tone

    Dual Tone atau Dual Color adalah perpaduan dari dua jenis warna. Pada dasarnya Dual Tone di bagi ke dalam 3 jenis yakni Dichromatic, Diadic dan Complementery.

    a. Dichromatic

    Dichormatik adalah kombinasi warna yang teridir dari dua warna yang tidak saling berhubungan satu sama lain. Misalnya saka Kuning dan Biru, Biru dan Merah atau merah dan kuning.

    Kombinasi warna ini juga bisa berisi warna sekunder dan primer seperti hijau dan merah.

    Bagaimana dengan hijau dan jingga?

    Hijau berasal dari campuran kuning dan biru sedangkang jingga adalah merah dan kuning maka dua warna tidak masuk kategori Dichormatik karena sama-sama berasal dari warna kuning.

    Susuna warna pada Dichormatic

    b. Daidic

    Diadic adalah skema warna yang terdiri dari dua wanr ayang dipisahkan oleh satu warna pada roda warna. Misalnya Merah dan Jingga atau merha-jingga dan kuning-jingga, begitu seterusnya.

    Dengan demikian, Diadic adalah gabungan dari dua warna yang masih memiliki hubungan erat dengan warna asalnya.

    susunan warna diadic pada Skema warna roda

    c. Complementary

    Komplementer adalah skema warna yang terdiri dari dua warna yang saling berlawanan posisinya di roda warna. Misalnya warna kuning dan ungu atau merah dan hijau.

    Paduan warna dengan tipe Komplementeri

    2. Triple Tone

    Triple Tone adalah skema gabungan dari tiga warna yang ada pada roda warna. Kombinasi dari roda warna bis amenghasilkan 4 jenis Triple tone.

    a. Trichromatic

    Trichromatic adalah skema warna yang terdiri dari warna yang ada pada reseptor mata manusia. Tiga warna akan dengan mudah terlihat oleh mata manusia. Tiga warna tersebut adalah Merah, Biru dan Hijau. Trichromatic ini diambil dari warna dasar pada sistem fisis.

    Pemilihan warna dan skema Trichromatic

    b. Split Complementary

    Split Complementary adalah gabungan dari tiga warna yang terdiri dari warna utama yang didampingi oleh dua warna yang berasal dari dua warna yang mengapit warna komplemen.

    Misalkan warna kuning memiliki warna ungu maka pasangan dari warna kuning adalah Biru-Ungu dan Merah-Ungu. Warna utama tidak mesti warna primer tapi bisa dari warna apa saja.

    Split Complementary skema warna keren

    c. Triadic

    Triadic memiliki konsep yang sama dengan diadic hanya saja terpisah tiga warna. Jadi Kemungkinan kombinasi hanya akan membentuk pilihan warna yang selevel seperti Primer saja, Sekunder saja atau Tersier saja.

    Skema Warna Color Pallate Triadic

    d. Analog

    Skema Warna analaog adalah skema warna yang terdiri dari dua warna tersier dan satu warna sekunder dari pencampuran dua warna primer. Seperti mirip dengan komplemen dari warna triadik hanya saja kombinasi cuma tiga saja.

    Skema Warna Analog

    Akhir Kata

    Color Pallate pad sisi seni terkadang tidak mengikuti aturan tehnis sebagaimana aturan pemilihan warna yang memiliki pola yang ada di atas. Tidak hanya menambahkan jumlah warna seperti Tetra Color, Petra Color dan seterusnya. Pemilhan warna juga bisa diluar dari 12 warna yang ada pada roda warna.

  • Color Pallate dan Skema Warna basis Digital

    Color Pallate dan Skema Warna basis Digital

    Ahmaddahlan.NET – Dalam digital grafik, Color Pallate diartikan sebagai kemampuan layar dari perangkat elektornik untuk menampilkan berbagai jenis warna. Pada awal warna digital ditemukan, layar hanya bisa mendisplay warna yang berasal dari combiniasi warna merah, biru, dan hijau, sehingga jumlah komibinasi warnanya hanya 3! + Putih dan Hitam totalnya 8 warna adapaun kombinias warnanya sebagai berikut :

    NoLampu NyalaWarna Visual
    1Tidak adaHitam
    2MerahMerah
    3BiruBiru
    4HijauHijau
    5Merah + HijauKuning
    6Merah + BiruMaghenta
    7Biru + HijauCyan
    8Semua menyalaPutih

    Sebagai ilustrasinya sebagai berikut :

    Campuran Warna RGB berdasarkan Panjang Gelombang

    Seiring dengan perkembangan tekonologi layar dan jumlah warna dasar yang bisa dimasukan dalam sel-sel layar semakin beragam. warna merah misalnya bisa digunakan untuk memuncul tidak hanya merah dan mati tapi bisa memancarkan merah dengan berbagai intensitas sehingga kombinasi warna yang muncul semakin banyak. Layar default dari teknologi terkini mampu menghasilkan warna hingga 32 juta jenis warna.

    Kualitas Layar dan Perbedaan Warna

    Jenis-jenis warna yang divisualisasikan kemudian diberikan code berdasarkan sistem dan tehnis warna tersebut diciptakan. Visualisasi ini diberi code kemudian disimpan dalam library yang akan menghasilkan wanra yang sama setiap kali code tersebut dipanggil.

    Misalkan kita gunakan Library Warna berdasarkan RGB dengan code 245, 230, 66. Code ini akan divisualisasikan dengan warna kuning lembut yang berasal dari paduan 245 merah, 230 greeb, dan 66 biru.

    Visualisasi Warna berdasarkan library code warna

    Warna ini kemudian bisa ditranslate ke system code lain seperti HEX, CMYK, HSV, dan HSL disebut sebagai color value. (Baca lebih lanjut : Color Value).

    Dari tinjauan visualisasi, warna tidak hanya dipengaruhi dari jenis code yang digunakan tapi juga dari perangkat hardwarenya. Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas jika warna yang divisualisasikan berdasarkan jenis lampu yang digunakan. Jenis-jenis lampu ini bisa dikenal sebagai jenis layar seperti layar LCD, sRGB, LED, IPS dan sejenisnya. Visualisasi yang dihasilkan layar LCD dan LED untuk sumber code yang sama bisa jadi berbeda karena kemampuan translate dari masing-masing layar juga berbeda.

    Warna dalam Dunia Desain

    Warna dalam dunia desain membawa berdampak dalam dua hal yakni (1) memberikan informasi konkret mengenai objek dan (2) memberikan kesan pada objek yang ditampilkan. Sejak warna-warni ikut mengambil bagian dari seluruh sisi kehidupan manusia, tinjauan warna tidak hanya ditinjau dari karakteristik fisinya seperti panjang gelombang dan intensitas tapi juga aspek psikologisnya. Aspek psikologis ini bergangtung dari nilai-nilai sosial yang melekat pada budaya orang atau kelompok yang melihat warna.

    Kita misalkan saja menunjukkan warna merah pada restoran membuat selera makan orang-orang oriental dan barat semakin meningkat namun di Afrika hal ini mungkin saja menghasilkan dampak yang berbeda. Demikian pula dengan anak kecil yang suka dengan warna-warna yang sifatnya Vivid sedangkan orang dewasa kebanyakan menyukai warna ke arah pastel. Nilai-nilai yang melekat pada warna ini tidaklah tetap dan berubah seiring dengan pertumbuhan kebudayaan yang biasa dikenal dengan istilah sederhana yakni Trend.

    Aspek-aspek mengenia kombinasi warna dan psikologi yang melekat pada peserta didik dijadikan bahan pertimbangan dalam memilih warna-warna yag dituangkan dalam media. Pemilihan warna-warna haruslah bersesuai dna disebut sebagai Color Shema.

  • Media Pembelajaran Dua Dimensi Basis Digital

    Media Pembelajaran Dua Dimensi Basis Digital

    Ahmaddahlan.NET – Media dua dimensi adalah instrumen yang digunakan sebagai alat peraga pada bidang datang dengan dimensi panjang dan lebar misalnya spanduk, poster, banner, buku, dan sejenisnya. Pada era teknologi, Media dua dimensi bisa diatur sedimikian rupa sehingga menghasilkan efek visual yang membuatnya terlihat 3 dimensi.

    A. Jenis-Jenis Media Dua Dimensi

    Secara umum media dua dimensi dibagi ke dalam kategori sebagai berikut :

    1. Media Foto / Image

    Foto atau image umumnya adalah media yang diambil melalui kamera untuk mengabadikan objek yang dijadikan sebagai bahan pembelajaran. Pada era digital, media dua dimensi bisa dibuat dari objek yang dimanipulasi secara ditigital untuk menunjukkan objek-objek yang sulit dijangkau melalui lensa kamera seperti gambar bulan, bumi, matahari atau benda-benda kecil seperti mikorba, elektron dan sejenisnya.

    Karakteristisk dari media foto adalah :

    1. Lebih Konkrit
    2. Visualisasi objek pembelajaran yang sulit dilihat oleh mata langsung atau jauh.

    2. Sketsa

    Sketsa adalah gambar sederhana yang dilukisa dari sebuah objek tanpa detail. Metode pelukisan bisa dilakukan melalui sistem mekanik seperti pencil dan kertas atau dilakukan memanfaatkan media digital. Sketsa digunakan untuk menggambarkan media yang mungkin tidak dapat dilihat melalui alat indera dan alat optik. Objek-objek tersebut bisa seperti elektron, arah gaya, lintasan planet dan sejenisnya.

    Alat yang digunakan untuk membuat sketsa secara digital sangatlah beragam mulai dari hardware seperti tablet grafis, mouse dan sejenisnya sedangkan perangkat yang digunakna untuk ilustrasi sangatlah beragam seperti Corel Draw, Adobe Ai, Inscape, Paint, dan sejenisnya. Masing-masing peralatan membutuhkan keterampilan teknologi yang berbeda-beda.

    3. Diagram dan Chart

    Diagram adalah gambar sederhana yang disusun dari simbol dan garis yang merepresantasikan nilai dari sebuah objek berdasarkan satuan tertentu. Contoh penggunaan diagram yang efektif untuk menunjukkan untuk perubahan suatu besaran pada rentang waktu tertentu.

    Contoh penggunaan digaram misalnya menunjukkan jumlah penduduk dalam dari tahun ke tahun atau proporsi penggunaan hp berdasarkan merek atau harganya.

    4. Grafik

    Secara sepintas, Grafik memiliki bentuk sama seperti digaram batang yang dihubungankan dengan garis akan tetapi memiliki arti fisis yang berbeda. Bagan atau Diagram menunjukkan data yang sifatnya diskrit atau tidak memiliki kolerasi matematis sedangkan grafik menunjukkan hubungan antar variable yang ada dalam grafik.

    Karakteristik khusus dari grafik ini ada pada legenda-nya dimana garis horisontal (x) menunjukkan variable bebas sedangkan veritkal (y) adalah variable terikat.

    5. Poster / Infografik / banner

    Poster / Infografik / Banner adalah media dua dimensi popular yang didesain sesuai dengan trend. Tujuannya untuk memberikan informasi dengan menekankan pada sisi estetika dalam menyampaikan informasi agar pembaca lebih tertarik untuk melihat media tersebut.

    Media-media ini berbentuk dua dimensi dengan berbagai ukuran sesuai dengan media displaynya. Karena bersifat menarik, maka pertimbangan utama dari pembuatan ini dari sisi keindahan dan infom

  • Logo UNM Dengan Lingkaran dan Bintang Format PNG tanpa Latar Belakang

    Logo UNM Dengan Lingkaran dan Bintang Format PNG tanpa Latar Belakang

    Ahmaddahlan.NET – Berikut ini adalah logo terbaru Universitas Negeri Makassar yang digunakan dalam dokumen Resmi UNM seperti :

    1. Persuratan
    2. Sampul Skripsi
    3. Sampul Tesis
    4. Sampul Laporan Penelitian PNBP
    5. Sampul PKM

    Logo UNM

    Logo Universitas Negeri Makassar UNM Terbaru

    Logo UNM warna dasar Orange tanpa Nama pinggiran

    Logo UNM Orange Vektor terbaru HD

    Sebagai informasi untuk penggunaan Logo dalam sampul penelitian dan PKM, ukuran logo harus di atur 3,5 cm sampai 3,5 cm.

    Penjelasan Logo UNM

    Lingkaran yang berwarna terang sebagai simbol pusat penerang diibaratkan UNM menjadi Pusat Kajian Ilmu Pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian. pada lingkaran kecil terdapat tiga bentuk segitiga bermakna ganda yakni Lontara dan Layar Perahu Pinisi sebagai ciri khas daerah Sulawesi Selatan.

    Bentuk Segitiga berjumlah tiga bermakna Tridarma perguruan tinggi, condong kekanan menunjukkan kearah hal-hal yang baik.

    Bagian Luar lingkaran kecil terbagi atas dua bagian yaitu :   

    • Bagian atas menyimbolkan angin dan api bentuk lidah api yang meyerupai mahkota terdiri atas tujuh buah yang menyimbolkan pegangan hidup masyarakat Sulawesi Selatan, sebagai pertanda kematangan kemandirian seseorang yang mengibaratkan mahasiswa UNM tidak diluluskan sebelum ia memiliki bekal yang dapat dipergunakan dalam berwirausaha ataupun kegiatan lain di masyarakat. Bentuk lidah api mengandung makna bahwa para alumni UNM diharapkan menjadi pelopor dalam pembangunan dan kegiatan dalam masyarakat.
    • Bagian bawah menyimbolkan tanah air. pada bagian bawah terdapat empat bidang yang menggambarkan dasar falsafah hidup masyarakat Sulawesi Selatan dengan istilah Sulapa Eppa (empat persegi).

    Empat persegi mempunyai arti bahwa manusia berasal dari empat unsur yaitu tanah, air, api, dan angin, dan dimaknakan pula empat kesadaran yakni: sadar akan diri sendiri, sadar akan keberadaan orang lain (sesama), sadar akan semesta beserta isinya dan sadar akan adanya Tuhan Pencipta segalanya.

    Garis Horisontal berombak di dalam menandakan bahwa pada awal berdirinya, UNM memiliki enam fakultas dan tetap jaya dalam tantangan. warna keseluruhan terdiri atas gelap dan terang sebagi simbol siang dan malam, yang memaknakan bahwa manusia tidak dapat lepas dari kedua suasana, yakni: terang mengandung suci/agung, gelap mengandung makna kedalaman/ketekunan. Garis-garis terang membagi bidang-bidang gelap menandakan bentuk dinamis yang menyimbolkan UNM selalu dinamis dalam mengikuti perkembangan saman.

    Akhir Kata

    Terima Kasih. Silahkan di Share jika dianggap perlu

  • Uji Reliabilitas Instrumen Pada Pengukuran Skala-Skala Psikologi

    Uji Reliabilitas Instrumen Pada Pengukuran Skala-Skala Psikologi

    AhmadDahlan.NET – Reliabilitas instrumen adalah kehandalan dan daya tahan instrumen untuk menunjukkan hasil pengukuran yang sama ketika digunakan berulang kali. Tinjauan reliabilitas instrumen bisa konsisten terhadap perbedaan waktu, kondisi atau kombinasi dari keduanya. Misalkan sebuah hasil pengukuran menunjukkan hasil sebesar 26,3 m, maka Instrumen yang reliable akan menunjukkan hasil yang sama meskipun dilakukan pada kondisi dan waktu yang berbeda.

    Dalam pengukuran skala-skala psikologi manusia, sangat mustahil untuk membuat instrumen yang bisa menunjukkan hasil yang persis sama jika dilakukan ulang. Hal ini disebabkan aspek yang dinilai memang berubah dalam diri manusia tergantung dari kondisi, namun dalam upaya memastikan hasil pengukuran valid maka reliabilitas instrumen harus dipastikan. Validitas dan Reliabilitas adalah dua konsep yang berbeda namun beberapa asumsi dalm aspek-aspek psikologi bisa membuat dua hal ini saling berdiri satu sama lain.

    Perbedaan hasil pengukuran dalam ranah psikologi ini bisa dijadikan patokan untuk memastikan seberapa besar tingkat konsistensi dari hasil pengukuran. Karena berasal dari rasio dari pengukuran berulang maka Reliabilitas Instrumen dinyatakan dalam angka yang disebutkan sebagai koeifisien reliabilitas. Pada pengukuran menggunakan asumsi klasik, reliabilitas akan berada pada rentang 0 sampai 1.

    Standar penggunaan bisa diatur lebih lanjut dengan berbagai pertimbangan rasional. Misalnya sebuah pengukuran aspek A mungkin saja menggunakan isntrument dengan koefisien reliabilitas 0,70 namun aspek lain bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah. Kita hanya perlu mengemukakan pendapat rasional yang didasari oleh hasil peniltian dan pendapat pakar untuk mengetahui koefisien reliabitas sebuah instrumen yang akan digunakan.

    Aspek dan Uji Reliabilitas

    Reliabilitas sebuah instrumen dapat ditentukan dari berbagai aspek. Pertimbangan aspek bisa melekat pada instrumen yang digunakan dan bisa juga bergantung dari nilai objek yang diukur. Semuanya dikembalikan dari rasionaldari penyusunan instrumen. Sebuah instrumen mungkin saja hanya memiliki satu aspek reliabilitas dan tidak bisa diuji dengan aspek reliabilitas lain namun bisa jadi juga bisa diuji dengan berbagai metod.

    Jenis jenis aspek reliabilitas instrumen dilakukan dengan uji / test relibilitas instrumen adalah test-retest, test ekuivalensi, dan internal konsistensi. Setiap uji ini memiliki perbedaan pandangan reliabilitas dengan syarat uji yang berbeda. Test-Retest mengukur konsistensi instrumen yang digunakan berulang kali pada waktu yang berbeda, test ekuivalansi digunakan untuk mengukur konsistensi dua instrument yang dianggap indetik, dan test internal konsistensi digunakan untuk mengukurn konsistensi setiap item pada sebuah instrumen.

    Kesepakatan antar Rater juga terkadang bisa digunakan untuk mengetahui reliabilitas intrument. Test ini didasari oleh pendapat beberapa ahli menganai skore yang diberikan kepada isntrumen. Skore dari para ahli ini selanjutnya diolah untuk mendapatkan koefisien konsistensi antar rater dan disebut sebagai sebagai Agrement score. Test ini dilakukan dengan pertimbangan ketat dalam pemilihan rater yang dianggap memiliki kompetensi dalam menilai instrumen yang dikembangkan. Subjektifitas mungkin akan muncul dalam proses pembelian skor oleh pakar oleh karena itu kepercayaan dari koefisien reliabiliats dari Agreemnt score sangat bergantung dari jumlah rater yang dimintai pendapat.

    Perbedaan aspek dan syarat dalam pemilihan uji reliabilitas dalapt dilihat pada bagan berikut :

    Jumlah Testsatu instrumentsua Instrument
    Satu Split-Half
    Kuder-Richardson
    Cronbach’s Alpha
    Test Ekuivalensi
    DuaTest-Retest

    1. Test Retest

    Test Retest adalah uji reliabiltas untuk sebuah instrumen yang diujikan sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan yang muncul karena pengukuran dilakukan di waktu lain.

    Prosedur pengukuran dilakukan untuk sebuah instrumen yang diujikan pada kelompok subjek uji yang sama pada waktu yang berbeda. Hambatan dari tes ini muncul dari lama waktu yang dibutuhkan untuk subjek uji tidak lagi mengingat apa yang telah diujika sebelumnya namun kompetensi dan nilai yang ada pada instrumen tetap menjadi bagian dari individu dari masing-masing subjek uji.

    Misalkan saja kita mengujikan sebuah instrumen pada peserta didik yang sedang dalam program belajar. Rentang waktu yang lama akan membuat pengetahuan dari subjek yang diuji ikut bertambah. Hal ini membuat tets-retets menjadi sulit diukur karena bisa jadi pengetahuan masing-masing individu memang sudah berubah dari setelah test awal diberikan.

    Pengujian Test-Retest harus memenuhi aspek maturiti dan perkembangan pengetahuan individu-individu dari subjek untuk menjaga validitas uji reliabilitas yang dilakukan.

    2. Test Ekuvalensi

    Test ekuivalensi dilakukan untuk mengetahui relibilitas dari dua isntrumen yang disusun secara identik dari sisi konstruksi. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan akan menunjukkan aspek keidentikan instrumen dari sisi empirik (statistik).

    Prosedur test dilakuakn dengan memberikan dua instrumen kepada subjek test dalam waktu yang sama. Skore yang dihasilkan kemudian dianalisi dengan uji statisik korelasi.

    3. Test Internal Konsistensi

    Internal konsitensi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya keanehan (inkonsisten) dari item-item test yang diukur. Test Inskonsistensi dapat diukur dengan berbagai metode namun yang umum dilakukan dengan tiga cara yakni Split-half, Tes Kuder Richardson dan Alfa Cronbach.

    a. Split Half

    Split hal dilakukan dengan cara memisahkan item ke dalam dua bagian. Pemisahan bisa dilakukan dengan dua cara yakni berdasarkan ganjil-genap atau berdasarkan separuh bagian pertama dan separuh bagian akhir. Test ini lebih cocok digunakan untuk test dengan skor dikotomous.

    Perhitungan koefisien reliabiltas dilakukan menaggunakan rumus uji reliabilitas Spearman-Brown :

    r_{full} = \frac{2(R_{half})}{1+R_{half}}

    b. Kuder-Richardson

    Kuder-Ricahrdson (KR) adalah test uji konsistensi item instrumen yang disusun dengan repson test dikotomus (0 dan 1). Proses perbandingan dilakukan dengan dua cara yakni antar item atau setengah jumlah item dengan setengah jumlah item lainnya.

    Uji KR terdiri dari dua tes yakni KR 21 untuk tes yang soalnya memiliki tingkat kesulitan yang sama sedangkan KR20 bebas asumsi dari sisi tingkat kesulitan tes.

    KR-21

    r_{i}=\frac{k}{k-1}\left (1-\frac{M(k-M)}{ks^2}\right )

    KR-20

    r_{i}=\frac{k}{k-1}\left (\frac{s^2-\sum p_iq_i}{s^2}\right )

    Ket:

    • ri : Koefisien reliabilitas
    • pi : Jumlah jawaban benar pada masing-masing item
    • qi : 1 – pi
    • k : jumlah item dalam instrumen
    • M : Skor Mean
    • s : variansi

    c. Alfa Cronbach

    Alfa cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen non-test yang skornya tidak menunjukkan salah benar dari respon yang diberikan. Skala yang digunakan umumnya adalah rating skale seperti likert. Rumus Alfa Cronbach adalah :

    r_{ac}=\frac{k}{k-1}\left(1-\frac{\sum \sigma_b^2 }{\sigma_t^2} \right)

    Persamaan ini akan menghasilkan hasil yang sama dengan KR-20 untuk skor dikotomus, hanya saja Alfa Cronbach digunakan untuk instrumen non tes dengan rating skale.

    d. Skor Kesepakatan

    Skor ini muncul didapatkan dari pendapat dalam bentuk skor yang diambil dari pakar dan praktisi yang berkaitan dengan instrumen. Kensistensi dari rater dalam dihitung dengan banyak cara dan bergantung dengan jumlah raternya. Jenis-jenis test bisa menggunakan intenral konsistensi, persenati kesepakatan, gregory, dan lain-lian.

  • English Grammar – Preposition : Defenisi, Jenis dan Penggunaannya

    English Grammar – Preposition : Defenisi, Jenis dan Penggunaannya

    AhmadDahlan.NETPreposition adalah kata yang digunakan untuk melengkapi noun atau pronoun. Fungsinya menerangkan verb, noun maupun adjective. Kata Preposition menghungan antara object of preposition dengan jenis elemen dalam sebuah kaliam. Adapun object of preposition bisa berupa noun, pronoun, gerund, dan noun clause. Preposition analog dengan kata depan dalam bahasa Indonesia.

    A. Aturan penggunaan Preposition

    Preposition pada umumnya digunakan sebagai kata depan sehingga keterangan dari kata setelah propositon menjadi jelas baik dari tempat, waktu, dan sejenisnya. Namun ada beberapa aturan dimana preposition bisa berada di posisi lain. Aturannya sebagai berikut :

    1. Tidak boleh diikuti dengan kata verb tapi bisa dengan gerund
      1. She has been banned from driving for a month.
    2. Untuk object of preposition berbentuk relative pronoun, Preposition berada di bagian belakang :
      1. Here is the micrometers that you asked for
      2. It is the chance that he fight for
    3. Untuk object of preposition berbentuk interrogative pronoun maka posisi preposition juga berada di bagian akhir kalimat :
      1. What are you looking for?
      2. Which is side you on?
      3. What is going on?
    4. Untuk object of preposition berbentuk infinitive maka preposition berada setelah infinitive.
      1. I look for a book to write on.
      2. We need a motel to rest in.
    5. Menyataakan tujuan dari sebuah actifitas
      1. I hate being laughed at
    6. Dalam beberapa kaliamt tanya, prepostion bisa digunakan untuk menekankan pertanyaan.
      1. For whom is the cake?*

    * bentuk kalimat tanya dari who is the cake for?

    B. Jenis-Jenis Preposisi

    Preposition bisa dikelompokkan ke dalam beberapa jenis berdasarkan fungsinya seperti :

    a. Preposition of time

    Preposisi ini diikuti oleh keterangan waktu. Dalam bahasa Indonesia analog dengan kata “di” atau “pada”. Bentuk preposition of time yang paling umun adalah in, on, dan at.

    1. in – digunakan untuk menunjukkan rentang waktu yang panjang dan musimam seperti tahun, abad, dan musim.
      1. Newton law of motion were discovered in 1665
      2. The symposium will take place in this summer
    2. on – digunakan untuk menunjukkan waktu yang jelas namun masih memiliki rentangw aktu tertentu. Misalnya tanggal atau hari.
      1. The movie will be in theatre on July 1st.
      2. The class run on friday.
    3. at – digunakan untuk menunjukkan waktu yangs udah spesifik seperti jam.
      1. I woke up at 3 a.m this morning
      2. Please join to the meeting at 2 p.m.

    b. Preposition of place

    Prepossession of place menjelaskan kata benda berdasarkan pada tempatnya. Kata depan ini analog dengan “di” dan “pada” yang merujuk waktu pada bahasa Indonesia. Bentuk prepostion of time in, on, at, under, below, above, among, behind, in front of, near, dan lain-lain.

    1. in – digunakan untuk merujuk pada kata benda yang berada di dalam. Pada Addressing system, kata in digunakan untuk merujuk pada alamat yang umum seperti kabupaten, kota, provinsi dan hal-hal yang lebih besar.
      1. She was born in Makassar
      2. Proton and Neutron are in the center of atom
    2. on – digunakan untuk merujuk benda yang berada permukaan yang melekat benda yang tepat melekat pada benda tersebut. Dalam sistem addressing digunakan untuk merujuk pada alamat yang berada dalam satu kesatuan yang disepakati seperti nama jalan atau gang.
      1. The painting is on the wall
      2. The Pinisi Building is on Jalan Andi Petterani
    3. at – digunakan untuk merujuk benda yang letaknya sudah sangat spesifik.
      1. I meet the lecture at the meeting last night.
      2. The pint is at jl. Dg Tata Raya No. 5.

    Selain dari ke tiga preposition tersebut, masih ada banyak preposotion lainnya. Penggunaannya bisa diilustrasikan infografik berikut ini :

    Ilustrasi dan Infografik penggunaan Preposition

    c. Proposition of movement

    Preposition of Movement menunjukkan arah gerak yang dituju oleh suatu benda atau orang. Contoh kata preposition adalah to, into, onto, out , across, toward, through t, past, up, down, around, dan sejenisnya. Contoh penggunannya :

    • I like to turning around.
    • The man who ride the red superbike were running past the building
    • We need to get into the house quickly

    d. Preposition of Agent

    Preposisi ini diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau benda. Salah satu bentuk dari Preposition of Agent ini adalah by. Contoh penggunaan sebagai berikut :

    • The was eaten by Rudi
    • The Lecturer is led by Dahlan.

    3. Preposition of Instrument

    Proposition of Instrument digunakan untuk menjelaskan alat (instrumen) yang digunakan untuk melakukan suatu aksi. Bentuk proposisi ini adalah by, with, dan with the help of. Contoh penggunaannya adalah :

    • She went to America by plane
    • I get the sugar with spoon
  • Cara Menentukan Kecepatan Cahaya

    Cara Menentukan Kecepatan Cahaya

    Ahmaddahlan.NET – Defenisi sederhana dari kecepatan adalah jarak yang ditempuh oleh sebuah benda atau gelombang dalam satuan waktu tertentu. Persamaan sederhana membuat pengukuran kecepatan (kecepatan rata-rata) benda bisa dengan mudah dilakukan. Caranya cukup menghitung selisih waktu yang dibutuhkan untuk menempuh jarak tertentu lalu masukkan ke persamaan :

    \bar{v}= \frac{s}{t}

    s adalah jarak dalam meter dan t adalah selang waktu yang diukur dalam satuan sekon.

    Hal ini tidaklah mudah jika kita meminta anak kecil berjalan ke arah tertentu lalu diukur dengan stop watch namun bagaimana dengan cahaya? Mustahil kita bisa menyadari delai yang terjadi saat lampu berpendar dan akhirnya kita melihat cahayanya.

    Gelombang suara yang bergerak dengan kecepatan sekitar 340 m/s di udara masih bisa kita sadari delain antara suara dari sumber sampai akhirnya terdengar. Cukup dengan meminta teman kita berteriak sambil menelfon kita dari kejauhan mungkin sekitar 1000 meter maka kita akan mendengar suaranya lebih dahulu di telefon lalu sekitar 3 detik kemudian mendengar di udara.

    Angka tiga detik ini dari 1000 m : 340 m/s = 2,94 sekon. Yah tentu saja proses ini harus terjadi di tempat yang sangat sunyi agar suaranya bisa terdengar dari jarak tersebut. Tapi bagaimana dengan cahaya yang bergerak dengan kecepatan 3 x 108 m/s. Kalau kita ini ingi mengamati delai satu sekon dari cahaya yang bergerak. Kita harus terpisah sejauh sejauh 300.000.000 meter dari teman yang inisiatif menyalakan sumber cahaya di seberang sana.

    Jarak ini tempuh ini setara dengan 7,5 kali keliling bumi, itupun selisihnya hanya satu detik dan lintasannya harus lurus. Galileo Galilei tercatat pernah mencoba melakukan ini dengan membuka dan menutup Lantern, namun jarak lampu yang hanya beberapa mil tidak menghasilkan apa-apa.

    A. Pengukuran Kecepatan Cahaya Pertama

    Pengukuran kecepatan cahaya pertama kali dilakukan dilakukan oleh Ole Roemer pada tahun 1676. Pengukuran dilakukan berdasarkan pengamatan bulan dari planet Jupiter dengan geometri dari posisi Bumi, Matahari dan Jupiter. Berdasarkan dua hal tersebut terdapat perbedaaan 1000 detik lebih antara gerhana bulan di Jupiter dengan apa yang diamati di bumi. Perbedaan ini selanjutnya dihitung dengan mempertimbangkan jarak Bumi dan Jupiter lalu didapatkan kecepatan 214.000 km/s

    Kecepatan ini masih jauh dari 300.000 km/s, namun paling tidak di zamannya hal ini sudah sangat rasional mengingat perkiraan jarak antara planet pada masa tersebut belum bisa didefenisikan dengan tepat.

    B. Metode Bradley

    Metode pengukuran caha kemudian dikembangkan sesuai dengan perkembangan data-data pengamatan sains. Salah satu metode yang digunakan di tahap awal adalah dengan melakukan pengukuran bintang dengan gerakan revolusi bumi.

    Asumsi Bradley sederhana, ketika kita diam maka kita melihat hujan jatuh tegak lurus ke permukaan tanah namun ketika bergerak maka hujab terlihat seolah-olah jatuh ke arah berlawanan dengan gerak kita. Hal serupa juga terjadi dengan Cahaya bintang yang jika diamati diam harunya jatuh tegak lurus dengan permukaan bumi namun karena Bumi Berevolusi maka posisi bintang terlihat bergeser. Karena kecepatan revolusi bumi terhadap matahari sudah diketahui maka kita bisa mengukur kecepatan cahaya bintang seperti asumsi pada gambar di bawah ini :

    Ilustrasi Asumsi pnegukuran kecepatan cahaya berdasarkan penyimpangan posisi bintang

    Berdasarkan sudut yang terbentuk dari perubahan posisi bintang dan kecepatan revolusi bumi, Bradly (1728) berhasil menghitung kecepatan cahaya dengan nilai 301.000 km/s.

    C. Beam Splitter

    Beams Spliiter adalah instrumen yang terbuat dari optik yang memiliki karakteristik memantulkan sebagain cahaya dan sisinya dibiaskan. Prinsip ini kemudian diadopsi oleh Armand Hippolyte Fizeau dengan membuat perangkat yang terdiri dari Beams Splitter, Roda Gigi dan Cermin yang diletakkan 8 km jaraknya dari Beam Splitter.

    Bagan percobaannya sebagai berikut :

    Bagan Percobaan Fizeau Pengukuran Kecepatan Cahaya

    Roda gigi ini kemudian di atur dengan motor sehingga dapat bergerak dengan kecepatan tertentu. Tujuannya untuk membuat Cahaya yang dipantulkan oleh beam splitter menuju cerminsejuah 8 km tapi cahaya pantulan tidak bisa menembus roda. Hasil perhitungannya yang dipublikasikan pada tahun 1849 menunjukkan jika kecepatan cahaya sekitar 315.000 km/s.

    Satu tahun berikutnya, Léon Foucault memperbaiki eksperimen Fizeau dengan mengganti roda gigi dengan cermin yang bisa berotasi. Bagan percobaan Léon Foucault sebagai berikut :

    Bagan Percobaan Léon Foucault Pengukuran KEcepatan Cahaya

    Hasil pengukuran yang dipublikasi Foucault’s menunjukkan bahwa kecepatan cahaya sekitar 298.000 km/s. Selain itu Foucault juga menambahkan tabung berisi air diantara cermin yang berotasi dan cermin diam. Hasilnya, Foucault menemukan bahwa cahaya bergerak lebih lambat di medium air.

    Penemuan ini bertolak belakang dengan teori Corpuscular yang menyatakan bahwa cahaya adalah partikel kecil (cospuscules) yang bergerak lurus dengan kecepatan terbatas dan memiliki energi kinetik. Percobaan ini mendukung teori cahaya sebagai gelombang.

    Michelson and Morley

    Tahun 1881, Michelson dan Morley membuat sebuah interferometer yang digunakan untuk menemukan kehadiran ether yang dianggap sebagai medium cahaya untuk merambat. Interfermeter ini dikembangkan dengan dari percobaan Foucault dengan tujuan membandingkan gelobang fase gelombang awal dan fase gelombang pantulan yang ditangkap pada sebuah layar.

    Hasilnya penelitian menunjukkan bawah mereka gagal menemukan Ether dan disimpulkan bahwa cahay merambat tampa perantara. Hasil ini memicu dua hal baru dalam fisika yakni pengenalan cahaya sebagai gelombang elektromagnetik dan membantu Eistein dalam membuat teori relativitas dimana Cahaya akan bergerak sama untuk semua kerangka acuan. Percobaan ini pun menghasilkan pengukuran kecepatan cahaya pada 299,853 km/s.

    Penentuan Interfermoeter Michelson Morley Kecepatan Cahaya

    D. Persamaan Kecepatan Cahaya

    Hasil yang ditunjukkan oleh Michelson diterima sampai pada tahun 1926, pengukuran kecepatan cahaya dihitung dengan pendekatan fisika teoretik. Salah satunya adalah menggunakan teknik resonator berongga (cavity resonator). Perangkat ini menghasilkan arus listrik yang hasilnya mendukung teori Maxwell yang menyatakan bahwa cahaya dan listrik adalah fenomena gelombang elektromagnetik dan keduanya sama-sama bergerak dengan kecepatan yang sama.

    Hasilnya pernyataan ini digunakan untuk mengukur c tanpa melibatkan cahaya lagi namun dari membandingkan permeabilitas magnetik dan premeabilitas lisrtrik di ruang hampa. Rosa and Dorsey adalah ilmuwan yang melakukan pertama kali dan menemukan C sebesar 299,788 km/s.

    Tahun 1950, Louis Essen and A.C. Gordon-Smith juga membuat Resonator berongga dengan tujuan mengukur panjang gelombang cahaya dan frekuensnya. ASumsinay adalah kecepatan cahaya adalah total jarak yang ditempuh oleh cahaya (d) dibagi dengan selang waktu :

    c = \frac{d}{\Delta t}

    Misalkan lama waktu satu buah gelombang (λ) terbentuk disebut Periode maka persamaan gerak cahaya tidak lain adalah :

    c = vλ

    dimana v adalah frekuensi.

    Alat tersebut disebut Cavity Resonator Wavemeter. Cavity Resonator Wavemeter mampu menghasilkan arus listrik dengan frekuensi yang dapat diketahui. Panjang gelombang diukur dari diensi yang terbentuk di wavemeter dan berdasarkan persamaan c = vλ didapatkan kecepatan cahaya sebesar 299,792 km/s.

    Peran Teknologi Modern di Pengukuran Kecepatan Cahaya

    Dalam dunia fisika modern, banyak alat yang dapat digunakan untuk meningkatkan hasil pengukuran mengenai kecepatan cahaya. Salah satu menggunakan laser Monocromatic. Laser ini kemudian digunakan untuk menggantikan cahaya lampu biasa dari percobaan Fizeau and Foucault. Hasilnya tentu saja jauh lebih akurat.

    Selain penggunaan Cahaya, Pola cahaya yang terbentuk baik pantulan dan cahaya asal tidak lagi diamati dengan mata telanjang yang bisa saja banyak menghasilkan kesalahan. Pengamatan dilakukan berdasarkan frekuensi dan bentuk gelombang yang terkeam oleh Osiloskop. Hasilnya menunjukkan kecepatan cahaya di ruang hampa mencapai 300.000 km/s.

    Standar Satuan Panjang

    Penemuan mengenai kecepatan cahaya ini kemudian disepekati oleh ilmuwan untuk merubah defenisi panjang yang pada awalnya adalah jarak 1/10.000.000 meter dari kutub utara ke equator karena hal fakta lain ditemakan bahwa bumi tidaklah bulat sempurna sehingga hal ini tidak lah standar.

    1 Meter kemudian dirubah pad atahun 1983 dengan mengukur emisi gelombang cahaya atom Kryption-86 diruang hampa selama satu detik. Hasilnya 1 meter didefenisikan sebagai jarak yang ditempuah cahaya dalam selang waktu 1/299,792,458 detik dimana 1 detik adalah waktuparuh zat radioaktif atom Cesium-133.

  • English Grammar – Article : a, an, the dan Zero Article

    English Grammar – Article : a, an, the dan Zero Article

    AhmadDahlan.NETArticle adalah kata yang digunakan untuk mengindentifikasi apakah sebuah kata benda itu spesifik atau tidak. Article bisa digunakan untuk mendefenisikan benda konkrit, abstrak, klausa maupun frasa. Article analog dengan kata sandang dalam bahasa Indonesia.

    Dalam bahasa inggris, ada tiga jenis kata yang masuk kategori article yakni a, an, dan the. Berdasarkan tujuannya, Article bisa digunakan untuk menyandang tigas jenis benda yakni Indefinite, definite, dan generalization.

    a. Indefinite Article – a / an

    Indefinite article digunakan sebagai kata sandang untuk benda-benda yang belum spesifik dengan singular dan countable noun.

    Contoh penggunaannya :

    • A nucleus is surrounded by one or more electrons.
    • An electron orbit is depend on its energy

    Penggunaan article a diikuti dengan kata benda yang dibunyikan dengan huruf konsonan seperti a book, a force, atau a uniform sedangkan an untuk yang dibunyikan misalnya an orbits, atau an hours.

    b. Definite Article – the

    Kebalikan indefinite article, definite article digunakan sebagai kanda sandang untuk benda yang sudah spesifik atau sudah didefenisikan sebelumnya. The dapat digunakan untuk merujuk singular, plural, countable dan uncountable noun.

    Contoh penggunaannya :

    • Newton discovered the gravity law in 1665
    • The force of circular motion body depend on it radius, mass and velocity.

    c. Zero Article

    Zero article adalah aturan yang menjelaskan tentang jenis kata benda yang tidak boleh diikuti oleh article, seperti kata benda yang bersifat generalisasi. Zero article berlaku untuk plural countable dan uncountable noun. Contoh kata-katanya seperti nama, nama negara, nama bahasa, academic subjek dan sebagainya.

    Contoh penggunaannya :

    • I take physics instrument in this semester
    • The Journal articles are in French.

    Latihan

    1. __ volcano is __ mountain which erupt lava
    2. In electromagnets, ___ magnetic flux through __ surface is __ surface integral of ___ normal cpmpund of ___ magnetic filed B over that surface.
    3. __ SI Units of pressure is Pascal
    4. ___ magnetic interaction is described in term of __ vector filed
    5. Aurum is ___ best conductor of electricity.