Ahmad Dahlan God does not play dice with the Cosmos.

Mengenal Society 5.0 – Issu dan Tawaran Solusi di Era Industri 4.0

4 min read

Society 5.0 sebuah pengantar

AhmadDahlan.NET – Kemajuan teknologi dan kebudayaan Manusia sebagai mahluk perkakas di muka Bumi kini telah berada pada Industri 4.0 dan Society 5.0. Dua konsep ini adalah dua hal yang berbeda namun saling terhubungan satu sama lain.

A. Industi 4.0 dan Apa Itu Society 5.0

Manusia adalah mahluk perkakas yang sejak zaman purba sampai hari selalu berupaya memudahkan hidup mereka dengan membuat perkakas (teknologi). Mulai dari Kapak berimbas yang dibuat dari pecahan batu obisidan di zaman paleolitikum sekitar 3 juta tahun lalu, lalu manusia mulai mengenal cara melebur batu menjadi logam di zaman perunggu sekitr 8.000 tahun lalu sampai hari ini manusia sudah bisa mulai berfikir untuk menaklukkan Planet mars dengan pesawat mereka yang jarak terdekatnya sekitar 62 juta kilometer dari bumi dengan estimasi lintasan planetnya.

1. Era Industri

Beberapa penemuam teknologi yang berhasil diciptakan berhasil merubah kebudayaan yang pada skala global dikelompokkan ke dalam 4 gap besar, konsep ini disebut sebagai Era Industri (Industrial Age). Industri 1.0 ditandai dengan penemuan mesin uap oleh James Watt dan berhasil memicu revolusi Industri di London sekitar 1760-1830. Pada era ini kebergantungan manusia terhadap energi alam seperti angin dan angin untuk menggerakan kincir semakin berkurang. Manusia bisa melakukan kegiatan produksi industri besar dan trasnportasi kapan saja tanpa menunggu musim seperti sebelum Mesin Uap di temukan. Hanya saja, bentuk mesin uap yang besar membuat hanya sebagian orang dan industri bisa mengendalikan dan memanfaatkan energi ini.

Energi listrik kemudian ditemukan dan digunakan secara meluas pada tahuan 1870. Energi jauh lebih ramah dibandingkan dengan mesin uap. Pada masa ini juga mesin diesel dan mesin Bensin sudah ditemukan dan mulai menggantikan mesin uap yang tidak begitu efisien dalam mengkonversi energi. Energi listrik ini kemudian dimanfaatkan dengan menggunakan motor listrik untuk kebutuhan manusia seperti menyalakan lampu, radio, setrika dan kegiatan industri yang ukurannya lebih kecil dari Industri di era mesin uap. Era ini kemudian ditandai sebagi Era Industri 2.0.

Industri 3.0 dimulai saat semi konduktor ditemukan sekitar tahun 1969. Semi Konduktor ini unik karena energi listrik besar yang arahnya bolak-balik di Industri 2.0 bisa diarahkan menjadi satu arah saja. Konsep ini menjadi pembuka gerbang digital pertama dimana jika arus listrik yang lewat sesuai maka sinyal diizinkan jika arahnya berlawanan tidak akan lewat. Gerbang digital ini kemudian dikonversi menjadi sinyal masuk 1 dan tidak sinyal 0, bersama dengan logika matematis kemudian industri komputerisasi pun dimulai. Jadi Industri 3.0 juga ditandai dengan penemuan semikonduktor sebagai bahan dasar mikrochip kumputer.

Saat ini kita berada di Industri 4.0 dimana tekonologi kominikasi sudah bisa dilakukan dengan sangat detail melalui jaringan Internet. Jaringan internet Global ini bisa menguhubungan satu perangkat dengan perangkat lain. Jika dirancang satu perangkat sebagai kontroler dan perangkat lain sebagai eksekutor maka di industri 4.0, mesin-mesin pabrik bisa dijalankan dari jauh. Sistem ini dikenal dengan sistem remote.

Hal lain dari Industri 4.0 selain sistem remoting adalah Big Data. Komunikasi manusia yang dilakukan di jaringan internet ini memungkinkan perakaman data dari setiap aktifitas yang ada disana. Data-data ini tidak hanya bersifat tehnis seperti menunjukkan alamat melalui peta digital, melakukan pembayaraan online dan sejenisnya tapi juga data-data yang melibatkan psikologis manusia seperti kesukaan terhadap warna, jenis kelamin, makanan, tempat nongkrong dan sejenisnya. Ini adalah ruh dari Society 5.0 yang tanpa Industri 4.0 hampir mustahil untuk diwujudkan.

Infografis sederhana Industri 4.0

Penciri Utama era Industri:

  1. Industri 1.0 – Mesin Uap
  2. Industri 2.0 – Energi Listrik
  3. Industri 3.0 – Semi Konduktor dan Komputerisasi
  4. Industri 4.0 – Remoting dan Jaringan Internet

2. Era Society

Era Society dibagi berdasarkan kebudayaan yang dibangun oleh manusia dari aspek sosial untuk pemenuhi kebutuhan hidup seperti sandang, pangan, dan papan. Papan dalam ini lebih kompleks dari sekedar tempat tinggal semata tapi juga meliputi kebutuhan hidup lain yang sifatnya gaya hidup.

Kita mulai dari kebiasan berburu manusia purba yang awalnya dilakukan secara individu. Bertahan hidup bisa dilakukan lebih mudah dan aman jika dilakukan secara bersama maka para manusia purba ini mulai membuat komunitas untuk berburu untuk mendapatkan hewan lebih besar. Komunitas ini menjadi penciri utama dari Society 1.0.

Kelemahan dari kehidupan berburu ini adalah keberadaan sumber daya alam akan terus menipis karena pasokan makanan hanya berasal dari daerah tinggal sekitar komunitas. Hal ini membuat kehidupan manusia purba hidup no maden, berpindah dari satu daerah ke daerah lain, jika bertemu dengan komunitas lain ada kemungkinan terjadi perang jika kedua komunitas ngotot untuk hidup di tempat yang sama.

Agar bisa lebih stabil dalam menjaga kehidupan komunitas, manusia kemudian berfikir cara mengelola lahan dan berternak. Meskipun pada awalnya masih tetap bergantung pada kesuburan tanah sehingga no maden masih tetap dilakukan sampai pada akhirnya teknologi pertanian terutama untuk cara menyuburkan tanah ditemukan. Kehidupan komunitas manusia inipun sudah mulai menetap di satu daearah. Komunitas-komunitas kemudian mulai menetapkan diri tinggal di satu tempat tertentu.

Antar komunitas ini kemudian mulai bertukar hasil produksi dengan cara barter, kemudian memilih satu barang sebagai alat tukar agar lebih mudahkan proses perdagangan dan jadilah manusia berada pada society 2.0.

Kemudian Society 3.0 dimulai dengan perkembangan industri 1.0 dimana manusia sudah mulai mengenal teknologi komunikasi dan mesin termodinamis. Setelah revolusi industri, interaksi komunikasi manusia bisa dilakukan lebih cepat dibandingkan sebelumnya. Manusia bisa berpergian dengan cepat dengan kendaraan bertenaga mesin baik antar daerah maupun antar pulau. Pertukaran teknologi yang sebelumnya hanya terjadi pada komunitas tetangga bisa dilakukan dengan komunitas yang terpisah antar pulau. Komunikasi pun bisa dilakukan dengan cepat dengan saluran telefon dan radio yang memungkinkan terjadinya pertukuaran suara dan gambar

Komunikasi melalui gelombang radio memungkinkan manusia melakukan komunikasi dua arah secara langsung namun tidak dengan komunikasi massal. Komunikasi massal (broadcasting) hanya bisa dilakukan dengan satu arah dan hanya pihak-pihak yang memilikinya. Saat ini makna komunitas ini sudah banyak berubah dari yang dulunya hanya menentap pada daerah tertentu, saat ini bentuk komunitas semakin kompleks seperti kerajaan, negara, perserikatan antar negara dan perserikatan antar kondisi negara.

Selanjutnya Society 4.0 dicirikan dengan adanya jaringan internet yang digunakan secara meluas. Komunikasi antar negara yang jauh bisa dilakukan tanpa melalui sistem broadscating karena setiap orang sudah memiliki alat komunikasi di genggaman mereka. Hasilnya setiap individu bisa mengambil bagian dalam ketersediaan informasi yang ada di dunia.

Dampaknya adalah kurangnya kontrol karena pada siste Broadcasting, lembaga penyiar akan melakukan verifikasi yang berlapis sebelum akhirnya menyampaikan berita, namun tidak dengan era Industri 4.0 dan Society 4.0. Kontrol akan berita dan informasi menjadi sulit dilakukan karena banyaknya sumber informasi. Tidak heran jika beberapa ahli memberi label masa Society 4.0 sebagai era disrupsi informasi atau malam era Post Truth. Post Truth adalah erah dimana informasi akan terlebih dahulu disebar sebelum akhirnay di klarifikasi.

Masalah ini menjadi landasan untuk menghadirkan Society 5.0 dimana ada sebuah sistem yang diciptakan untuk meminimilasir beredarnya informasi yang tidak valid atau bahkan hoax. Pada era Society 4.0, proses konfirmasi dilakukan dengan dua cara yakni melalui (1) bantuan lembaga yang kompeten seperti kominfo, lembaga akademisi, dan media massa besar. Cara yang kedua adalah melalui literasi dari individu yang mendapatkan informasi tersebut.

Solusi dari masalah disrupsi informasi dan post Truth ini adalah kemajuan era Industri 4.0 yang memungkinkan manusia mencipatkan kecerdasan buatan (AI). Perbedaan mendasarnya dengan algoritman non AI adalah adanya kemampuan mesin menganalisis data dan mengambil keputusan sendiri mengenai data tersebut. Selain menganalisis, AI ini bisa melakukan eksekusi terhadap kesimpulan yang diberikan. Meskipun demikian AI ini tidak secanggih tulisan-tulisan sains fiksi yang ada di film I Robot atau Terminator.

Ilustrasi Sederhana pengembangan AI Dasar :

Ilustrasi Pengambilan Kesimpulan pada AI Sederhana

Misalkan ada ribuan data yang ada di internet, kemudian Ai akan membuat kategori data tersebut berdasarkan data yang tersebar. Karena data sifatnay dinamis maka programer tidak bisa menentukan kriteria data di awal membuat program. Jadi dalam hal ini AI lah yang membuat kategori data ini dan bersifat dinamis. Dari data-data ini kemudian dikelompokkan berdasarkan kedekatan. Jika Algoritma sederhana dimasukka misalkan nilai yang banyak adalah kebenaran maka A yang menjadi kesimpulan yang benar dari hamparan data ini.

Ilustrasi dari Industri 4.0 dan Society 5.0

Tugas AI adalah membuat kategori dari data yang sifatnya dinamis, namun tidak bisa membuat data. Data yang disajikan berasal dari perilaku manusia di internet baik dari sisi tehnis mupun dari sisi psikologi seperti penjelasan sebelumnya di Point Industri 4.0. Karena data-data ini berasal dari manusia yang nilainya ditentukan berdasarkan aspek sosial dan budaya maka konsep ini dikembangkan sebagai Konsep Society 5.0.

Ahmad Dahlan God does not play dice with the Cosmos.

Rumus Fisika Materi Kinematika

Berikut ini adalah kumpulan Rumus Fisika pada materi Kinematika. Kinematika sendiri adalah kajian tenang gerak benda tanpa meninjau penyebab gerak benda. Rumus Pada Materi...
Ahmad Dahlan
38 sec read

Tanggung Jawab Ilmuwan

Ilmu berkembang dari pengetahuan dengan dasar-dasar pembenaran (Gambar 1). Implikasi dinamika perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan adanya hubungan erat antar cabang ilmu, dipertanyakannya nilai-nilai etik...
Ahmad Dahlan
1 min read

Tinggalkan Balasan