Fisika Dasar
- Besaran dan Satuan
Selamat datang di mata kuliah Fisika Dasar untuk Program Studi Pendidikan Biologi. RPS utuh dapat di akses melalui LMS di bagian pengantar Kuliah Fisika Dasar.
Mata kuliah Fisika Dasar untuk program Studi Pendidikan Biologi memaparkan materi pendukung fisika untuk mengkaji bidang kajian Biologi.
No | Aspek | Persentase | Deskripsi |
---|---|---|---|
1 | Aktivitas Partisipatif | 50 | Analisi kasus dilakukan dalam bentuk praktikum Fisikka Dasar yang dilaksanakan dalam Lab Kom Fisika Dasar |
2 | Hasil Proyek | 0 | Tidak ada Proyek Dalam Mata kuliah ini. Seluruh aktifitas dititikan beratkan pada analisis kasus melalui praktikum |
3 | Tugas | 10 | Mengerjakan seluruh tugas yang diberikan pada akhir setiap pertemuan. |
4 | Quiz | – | Tidak ada kuis |
5 | Ujian Tengah Semester | 20 | Ujian tengah semester untuk seluruh topik pada pertemuan 1 sampai 7 |
7 | Ujian Akhir Semester | 20 | Ujian tengah semester untuk seluruh topik pada pertemuan 9 sampai 15 |
Mata Kuliah Eduprener Bisnis Digital merupakan mata kuliah rumpun wirausaha dalam bidang pendidikan sebagai penciri Kampus Universitas Negeri Makassar. Edupreneur bisnis digital usaha pada pengusaha yang memanfaatkan teknologi digital untuk menciptakan, memasarkan, dan mengelola produk atau layanan pendidikan.
CPL dan CPMK Terlampir pada Dokumen RPS
No | Aspek | Persentase | Deskripsi |
---|---|---|---|
1 | Aktivitas Partisipatif | 30 | Analisis Bisnis digital yang sukse s dalam bidang pendidikan. Analisis didasarkan pada studi kasus terkait dengan (1) produk, (2) Target pasar, dan (3) skema bisnis yang diterapkan pada bisnis tersebut. |
2 | Hasil Proyek | 30 | Tugas proyek dalam mata kuliah ini mengembangkan proposal bisnis digital dalam bidang pendidikan. Proposal dikembangkan mencakup tentang analisis (1) produk, (2) Target pasar, dan (3) skema bisnis yang diterapkan pada bisnis tersebut. |
3 | Tugas | 20 | Mengerjakan seluruh tugas yang diberikan pada akhir setiap pertemuan, |
4 | Quiz | – | Tidak ada kuis |
5 | Ujian Tengah Semester | 20 | Ujian tengah semester untuk seluruh topik pada pertemuan 1 sampai 7 |
7 | Ujian Akhir Semester | – | Tidak ada ujian semester pada MK Eduprener Bisnis Digital diganti dengan proyek |
Operasi matematis pada array dalam bahasa C melibatkan penambahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan berbagai manipulasi lainnya pada elemen-elemen array. Berikut adalah contoh-contoh bagaimana melakukan operasi matematis dasar pada array:
Menjumlahkan semua elemen dalam array:
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int jumlah = 0;
for (int i = 0; i < 5; i++) {
jumlah += angka[i];
}
printf("Jumlah elemen: %d\n", jumlah); // Output: 15
return 0;
}
Mengurangi semua elemen dalam array dari elemen pertama:
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {20, 1, 2, 3, 4};
int hasil = angka[0];
for (int i = 1; i < 5; i++) {
hasil -= angka[i];
}
printf("Hasil pengurangan: %d\n", hasil); // Output: 10
return 0;
}
Mengalikan semua elemen dalam array:
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int hasil = 1;
for (int i = 0; i < 5; i++) {
hasil *= angka[i];
}
printf("Hasil perkalian: %d\n", hasil); // Output: 120
return 0;
}
Membagi elemen pertama dengan elemen-elemen berikutnya dalam array:
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {100, 2, 2, 5, 1};
int hasil = angka[0];
for (int i = 1; i < 5; i++) {
hasil /= angka[i];
}
printf("Hasil pembagian: %d\n", hasil); // Output: 5
return 0;
}
Menjumlahkan elemen-elemen dua array dan menyimpan hasilnya dalam array ketiga:
#include <stdio.h>
int main() {
int array1[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int array2[5] = {5, 4, 3, 2, 1};
int hasil[5];
for (int i = 0; i < 5; i++) {
hasil[i] = array1[i] + array2[i];
}
printf("Hasil penjumlahan dua array: ");
for (int i = 0; i < 5; i++) {
printf("%d ", hasil[i]);
}
// Output: 6 6 6 6 6
return 0;
}
Mengalikan setiap elemen array dengan sebuah skalar:
#include <stdio.h>
int main() {
int array[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int skalar = 3;
for (int i = 0; i < 5; i++) {
array[i] *= skalar;
}
printf("Hasil perkalian skalar: ");
for (int i = 0; i < 5; i++) {
printf("%d ", array[i]);
}
// Output: 3 6 9 12 15
return 0;
}
Menghitung rata-rata nilai elemen dalam array:
#include <stdio.h>
int main() {
int array[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int jumlah = 0;
float rataRata;
for (int i = 0; i < 5; i++) {
jumlah += array[i];
}
rataRata = (float)jumlah / 5;
printf("Rata-rata: %.2f\n", rataRata); // Output: 3.00
return 0;
}
Menemukan nilai maksimum dan minimum dalam array:
#include <stdio.h>
int main() {
int array[5] = {3, 1, 4, 1, 5};
int max = array[0];
int min = array[0];
for (int i = 1; i < 5; i++) {
if (array[i] > max) {
max = array[i];
}
if (array[i] < min) {
min = array[i];
}
}
printf("Nilai maksimum: %d\n", max); // Output: 5
printf("Nilai minimum: %d\n", min); // Output: 1
return 0;
}
Dengan memahami operasi-operasi matematis ini, Anda dapat melakukan berbagai manipulasi data pada array dalam bahasa C, memungkinkan implementasi algoritma yang lebih kompleks dan efisien.
Operasi pada array dalam bahasa C mencakup berbagai manipulasi data seperti mengakses, memperbarui, mengurutkan, menyalin, dan menghapus elemen. Berikut adalah beberapa operasi dasar dan cara melakukannya:
Anda dapat mengakses elemen array menggunakan indeks, dimulai dari 0.
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
printf("Elemen pertama: %d\n", angka[0]); // Output: 1
printf("Elemen terakhir: %d\n", angka[4]); // Output: 5
return 0;
}
Anda dapat memperbarui nilai elemen array dengan memberikan nilai baru ke indeks tertentu.
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
angka[2] = 10; // Ubah nilai elemen ketiga menjadi 10
printf("Elemen ketiga setelah diperbarui: %d\n", angka[2]); // Output: 10
return 0;
}
Dalam bahasa C, Anda harus menyimpan ukuran array secara eksplisit karena bahasa ini tidak menyimpan informasi ukuran array. Namun, Anda bisa menggunakan sizeof
untuk menghitungnya jika array tersebut bukan parameter fungsi.
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int jumlah_elemen = sizeof(angka) / sizeof(angka[0]);
printf("Jumlah elemen: %d\n", jumlah_elemen); // Output: 5
return 0;
}
Anda bisa menggunakan algoritma pengurutan seperti Bubble Sort, Selection Sort, atau fungsi pustaka seperti qsort
untuk mengurutkan array.
#include <stdio.h>
void bubbleSort(int arr[], int n) {
int i, j, temp;
for (i = 0; i < n-1; i++) {
for (j = 0; j < n-i-1; j++) {
if (arr[j] > arr[j+1]) {
temp = arr[j];
arr[j] = arr[j+1];
arr[j+1] = temp;
}
}
}
}
int main() {
int angka[5] = {5, 3, 2, 4, 1};
int n = sizeof(angka) / sizeof(angka[0]);
bubbleSort(angka, n);
for (int i = 0; i < n; i++) {
printf("%d ", angka[i]);
}
return 0;
}
Untuk menyalin array, Anda dapat menggunakan loop untuk menyalin setiap elemen satu per satu.
#include <stdio.h>
int main() {
int angka1[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int angka2[5];
for (int i = 0; i < 5; i++) {
angka2[i] = angka1[i];
}
for (int i = 0; i < 5; i++) {
printf("%d ", angka2[i]);
}
return 0;
}
Menghapus elemen dari array memerlukan penggeseran elemen berikutnya ke kiri untuk menutup celah.
#include <stdio.h>
void hapusElemen(int arr[], int n, int posisi) {
for (int i = posisi; i < n-1; i++) {
arr[i] = arr[i+1];
}
}
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int n = sizeof(angka) / sizeof(angka[0]);
int posisi = 2; // Menghapus elemen ketiga
hapusElemen(angka, n, posisi);
n--; // Mengurangi ukuran array setelah penghapusan
for (int i = 0; i < n; i++) {
printf("%d ", angka[i]);
}
return 0;
}
Anda dapat mencari elemen tertentu dalam array menggunakan loop untuk memeriksa setiap elemen.
#include <stdio.h>
int cariElemen(int arr[], int n, int target) {
for (int i = 0; i < n; i++) {
if (arr[i] == target) {
return i; // Mengembalikan indeks elemen yang ditemukan
}
}
return -1; // Mengembalikan -1 jika elemen tidak ditemukan
}
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int target = 3;
int indeks = cariElemen(angka, 5, target);
if (indeks != -1) {
printf("Elemen %d ditemukan pada indeks %d\n", target, indeks);
} else {
printf("Elemen %d tidak ditemukan\n", target);
}
return 0;
}
Dengan memahami operasi-operasi dasar ini, Anda dapat mengelola array secara efektif dalam bahasa C, memungkinkan manipulasi data yang lebih kompleks dan pengembangan algoritma yang efisien.
Dalam bahasa C, array adalah struktur data yang terdiri dari sekumpulan elemen yang memiliki tipe data yang sama. Array memungkinkan kita untuk menyimpan beberapa nilai dalam satu variabel yang dapat diakses melalui indeks. Berikut adalah penjelasan dasar mengenai array di bahasa C, termasuk cara deklarasi, inisialisasi, dan penggunaan array.
Untuk mendeklarasikan array di bahasa C, kita perlu menentukan tipe data dari elemen array dan ukuran array. Contoh sintaks untuk mendeklarasikan array:
tipe_data nama_array[ukuran];
Contoh:
int angka[5]; // Deklarasi array dari 5 elemen bertipe int
Array bisa diinisialisasi pada saat deklarasi atau setelah deklarasi. Inisialisasi dapat dilakukan secara eksplisit dengan memberikan nilai awal pada elemen-elemen array.
Contoh inisialisasi saat deklarasi:
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5}; // Array dengan nilai awal 1, 2, 3, 4, 5
Jika jumlah elemen yang diinisialisasi kurang dari ukuran array, elemen-elemen yang tidak diinisialisasi akan secara otomatis diisi dengan nilai 0 (untuk tipe data numerik).
int angka[5] = {1, 2}; // Array dengan nilai awal 1, 2, 0, 0, 0
Elemen dalam array dapat diakses menggunakan indeks, dimulai dari 0 hingga ukuran array – 1.
Contoh:
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
printf("%d\n", angka[0]); // Output: 1
printf("%d\n", angka[4]); // Output: 5
return 0;
}
Kita dapat mengubah nilai elemen array dengan mengaksesnya melalui indeks dan memberikan nilai baru.
Contoh:
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
angka[2] = 10; // Mengubah nilai elemen ketiga (indeks 2) menjadi 10
printf("%d\n", angka[2]); // Output: 10
return 0;
}
C juga mendukung array multidimensi, yang pada dasarnya adalah array dari array. Array dua dimensi sering digunakan untuk merepresentasikan matriks.
Contoh deklarasi dan inisialisasi array dua dimensi:
int matriks[2][3] = {
{1, 2, 3},
{4, 5, 6}
};
Mengakses elemen array dua dimensi:
#include <stdio.h>
int main() {
int matriks[2][3] = {
{1, 2, 3},
{4, 5, 6}
};
printf("%d\n", matriks[0][1]); // Output: 2
printf("%d\n", matriks[1][2]); // Output: 6
return 0;
}
Berikut adalah contoh program lengkap yang menggunakan array:
#include <stdio.h>
int main() {
int angka[5] = {1, 2, 3, 4, 5};
int i;
// Menampilkan nilai awal array
for (i = 0; i < 5; i++) {
printf("angka[%d] = %d\n", i, angka[i]);
}
// Mengubah nilai elemen array
angka[2] = 10;
// Menampilkan nilai array setelah diubah
for (i = 0; i < 5; i++) {
printf("angka[%d] = %d\n", i, angka[i]);
}
return 0;
}
Dalam program ini, array angka
diinisialisasi dengan nilai awal dan kemudian salah satu elemennya diubah. Program ini juga menunjukkan cara iterasi melalui elemen-elemen array menggunakan loop for
.
Dengan pemahaman dasar ini, Anda bisa mulai bekerja dengan array dalam bahasa C untuk menyimpan dan mengelola sekumpulan data yang memiliki tipe yang sama.
Metode Finite Difference (Perbedaan Hingga) adalah teknik numerik yang digunakan untuk mendekati solusi persamaan diferensial. Metode ini menggantikan turunan kontinu dengan perbedaan terhingga (finite differences) yang dapat dihitung secara numerik. Berikut adalah penjelasan lebih mendalam mengenai metode ini:
Turunan pertama dan kedua dari suatu fungsi 𝑓(𝑥)f(x) dapat didekati menggunakan finite differences. Misalnya, untuk mendekati turunan pertama 𝑓′(𝑥), kita bisa menggunakan formula forward difference, backward difference, atau central difference.
f'(x)≈\frac{f(x+h)-f(x)}{h}
di mana h adalah langkah kecil (step size).
f'(x)≈\frac{f(x)-f(x-h)}{h}
f'(x)≈\frac{f(x+h)-f(x-h)}{h}
Turunan kedua 𝑓′′(𝑥) dapat didekati dengan central difference:
f''(x)≈\frac{f(x+h)-2f+f(x-h)}{h^2}
Dalam konteks persamaan diferensial parsial, finite difference digunakan untuk mendiskritisasi ruang dan waktu. Sebagai contoh, pertimbangkan persamaan panas satu dimensi:
\frac{∂u}{∂t}≈\alpha\frac{∂^2u}{∂x^2}
dengan kondisi batas dan kondisi awal yang diberikan.
Kita bisa mendiskritisasi ruang dan waktu menjadi grid, dengan 𝑥𝑖 = 𝑖Δ𝑥 dan tn=𝑛Δ𝑡. Kemudian, solusi 𝑢(𝑥,𝑡) didekati dengan u𝑖n yang berarti 𝑢(𝑥𝑖 ,tn).
Pendekatan finite difference untuk turunan ruang dan waktu dapat ditulis sebagai:
\frac{∂u}{∂t}≈\frac{u_i^{n+1}-u_i^n}{\Delta t}
\frac{∂^2u}{∂x^2}≈\frac{u_{i+1}^{n}-2u_i^n+u_{i-1}^{n}}{\Delta x^2}
Dengan menggantikan turunan dalam Persaman Difereinsal Parsial dengan finite differences, kita mendapatkan skema eksplisit atau implisit. Untuk skema eksplisit, substitusi ini menghasilkan:
\frac{u_i^{n+1}-u_i^n}{\Delta t}=α\frac{u_{i+1}^{n}-2u_i^n+u_{i-1}^{n}}{\Delta x^2}
yang bisa direorganisir untuk menghitung u𝑖n+1:
u_i^{n+1}=u_i^n+\frac{α Δ t}{(Δx)^2}(u_{i+1}^{n}-2u_i^n+u_{i-1}^{n})
Berikut adalah contoh sederhana implementasi metode finite difference untuk persamaan panas dalam bahasa pemrograman Matlab:
% Parameter
L = 1.0; % Panjang batang
T = 0.5; % Waktu total
alpha = 0.01; % Konduktivitas termal
nx = 10; % Jumlah grid ruang
nt = 100; % Jumlah grid waktu
dx = L / (nx-1); % Ukuran langkah ruang
dt = T / nt; % Ukuran langkah waktu
k = alpha * dt / dx^2;
% Inisialisasi grid dan kondisi awal
u = zeros(1, nx);
u_new = zeros(1, nx);
u(floor(nx/2) + 1) = 1; % Kondisi awal: puncak di tengah (MATLAB indexing starts from 1)
% Loop waktu
for n = 2:nt
for i = 2:nx-1
u_new(i) = u(i) + k * (u(i+1) - 2*u(i) + u(i-1));
end
u = u_new;
end
% Plot hasil
x = linspace(0, L, nx);
plot(x, u);
xlabel('Posisi');
ylabel('Suhu');
title('Distribusi Suhu pada Batang');
grid on;
L
, T
, alpha
, nx
, nt
, dx
, dt
, dan k
diatur.u
dan u_new
diinisialisasi sebagai vektor baris dengan panjang nx
yang diisi dengan nol.u(floor(nx/2) + 1) = 1
). Perhatikan bahwa indeks MATLAB dimulai dari 1, sehingga floor(nx/2) + 1
digunakan untuk mengakses elemen tengah.nt
, mensimulasikan perkembangan waktu (loop dimulai dari 2 karena MATLAB indeks dimulai dari 1).nx-1
, menghitung suhu baru berdasarkan formula finite difference eksplisit.u_new
untuk setiap titik dalam grid, vektor u
diperbarui dengan nilai u_new
.plot
MATLAB.Dengan menjalankan kode MATLAB ini, Anda akan mendapatkan visualisasi distribusi suhu pada batang setelah waktu 𝑇=0.5T=0.5 detik.
Metode Finite Difference adalah alat yang kuat dan fleksibel untuk mendekati solusi dari persamaan diferensial. Dengan mengubah turunan menjadi perbedaan hingga, metode ini memungkinkan kita untuk memecahkan masalah yang sulit secara analitik melalui pendekatan numerik.
Rumus Fisika dan Mamatika kebanyakan menggunakan huruf yunani / Latin Greek sebagai simbol dari besaran. Huruf ini sudah diadaptasi oleh HTML dan TeX.
Letter | TeX | Entity | Unicode |
---|---|---|---|
Α | Α | x391 | |
Β | Β | x392 | |
Γ | \Gamma | Γ | x393 |
Δ | \Delta | Δ | x394 |
Ε | Ε | x395 | |
Ζ | Ζ | x396 | |
Η | Η | x397 | |
Θ | \Theta | Θ | x398 |
Ι | Ι | x399 | |
Κ | Κ | x39A | |
Λ | \Lambda | Λ | x39B |
Μ | Μ | x39C | |
Ν | Ν | x39D | |
Ξ | \Xi | Ξ | x39E |
Ο | Ο | x39F | |
Π | \Pi | Π | x3A0 |
Ρ | Ρ | x3A1 | |
Σ | \Sigma | Σ | x3A3 |
Τ | Τ | x3A4 | |
Υ | \Upsilon | Υ | x3A5 |
Φ | \Phi | Φ | x3A6 |
Χ | Χ | x3A7 | |
Ψ | \Psi | Ψ | x3A8 |
Ω | \Omega | Ω | x3A9 |
Note that the Unicode numbers above are consecutive with one exception: there is no Unicode character x3A2 between Ρ and Σ. The reason is given below.
Letter | TeX | Entity | Unicode |
---|---|---|---|
α | \alpha | α | x3B1 |
β | \beta | β | x3B2 |
γ | \gamma | γ | x3B3 |
δ | \delta | δ | x3B4 |
ε | \epsilon | ε | x3B5 |
ζ | \zeta | ζ | x3B6 |
η | \eta | η | x3B7 |
θ | \theta | θ | x3B8 |
ι | \iota | ι | x3B9 |
κ | \kappa | κ | x3BA |
λ | \lambda | λ | x3BB |
μ | \mu | μ | x3BC |
ν | \nu | ν | x3BD |
ξ | \xi | ξ | x3BE |
ο | ο | x3BF | |
π | \pi | π | x3C0 |
ρ | \rho | ρ | x3C1 |
ς | \varsigma | ς | x3C2 |
σ | \sigma | σ | x3C3 |
τ | \tau | τ | x3C4 |
υ | \upsilon | υ | x3C5 |
φ | \phi | φ | x3C6 |
χ | \chi | χ | x3C7 |
ψ | \psi | ψ | x3C8 |
ω | \omega | ω | x3C9 |
Berikut ini adalah kumpulan Rumus Fisika pada materi Kinematika. Kinematika sendiri adalah kajian tenang gerak benda tanpa meninjau penyebab gerak benda.
Keterangan :
v : Kecepatan (m/s)
s : jarak (m)
t : waktu (s)
Contoh soal
Berapakah jarak yang ditemupah sebuah mobil yang begerak lurus di jalan tol dengan kecepatan 10 m/s selama 1 menit?
Jawaban :
Dik :
v : 10 m/s
t : 1 menit = 60 s
Dit :
s : ….
Penyelesaian
v=\frac{s}{t}
10= \frac{s}{60}
s= (10)(60)=600 \ m
Jadi jarak tempuhnya adalah 600 meter.
Keterangan :
a: Percepatan (m/s2)
Δv : Perubahan Kecepatan (m/s)
vt : kecepatan akhir (m/s)
v0 : kecepatan awal (m/s)
tt : waktu awal (s)
t0 : waktu akhir
Keterangan :
a: Percepatan (m/s2)
Δv : Perubahan Kecepatan (m/s)
vt : kecepatan akhir (m/s)
v0 : kecepatan awal (m/s)
t : waktu (s)
s : jarak tempuh (m)
Keterangan :
g: Percepatan gravitasi ( 9,8 m/s2)
vt : kecepatan tepat sebelum menumbuk tanah (m/s)
t : waktu (s)
h : ketinggian (m)
Pemahaman secara sederhana diartikan sebagai kemampuan menangkap ide, gambaran atau deskripsi dari sebuah objek yang sedang dikaji atau dipelajari. Konsep sendiri adalah abstraksi dari sebuah ide, gagasan, atau deskripsi dari sebuah objek. Defenisi pemahaman konsep dari defenisi masih sulit untuk diamati secara operasional. Khususnya terkiat dalam pembelajaran karena kemampuan menangkap Ide sifatnya abstrak dan hanya bisa disadari oleh pelaku saja, dalam hal ini peserta didik.
Bloom (1956) mendefenisikan pemahaman konsep sebagai kompetensi kognitif meliputi keterampilan mengubah informasi dari satu bentuk ke bentuk lain masilnya dari simbol (translasi), memberikan penjelasan (interpretasi) dan memperkirakan atau memberikan makna yang lebih luas dari informasi yang diberikan (ekstrapolasi). Kompetensi dikategorikan pada domain kognitif level 2 (C2) dari 6 tingkatan kemampuan berfikir (Kognitif) peserta didik. Berdasarkan defenisi tersebut dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pemahaman Konsep Bloom dapat diindikasi dalam bentuk (1) Translasi, (2) interpresi, dan (3) interpretasi
Translasi adalah kompetensi mengubah cara menyajikan informasi dari satu bentuk informasi ke bentuk lain tanpa merubah maksud dan maknanya. Perubahan bentuk informasi seperti memberikan deskripsi terhadap simbol, gambar, bagan ataupun grafik. Perubahan bentuk deskripsi ke deskripsi lain (Paraphrase) dengan arti yang sama juga masuk dalam bentuk translasi.
Interpretasi merupakan sebuah proses pemberian penjelasan merinci dalam bentuk pendapat, ide, gagasan ataupun pandangan secara teoretis mengenai sebuah fenomenan atau objek. Aspek ini mencakup kemampuan menunjukkan ide yang sifatnya tersirat dari informasi-informasi yang ada. Hal ini yang membedakan interpretasi dengan Transalasi dimana transalasi hanya merubah cara menyampaikan informasi sedangkan interpretasi mampu menjelaskan informasi tersirat.
Ekstrapolasi merupakan indikator dari pemahaman konsep berupa kompetensi memprediksikan informasi dan data yang hilang berdasarkan trend data yang ada. Keterampilan ini lebih ke arah mampu memahami pola-pola informasi sehingga mampu menarik hubungan linier dari informasi yang ada. Beberapa data mungkin saja memiliki hubungan yang lebih kompleks dari hubungan linier, namun Ekstrapolasi terpusat pada pola-pola data linier.
Anderosn & Krathwohl (2001) melakukan revisi dari Taksonomi Bloom terkait dimensi dari domain-domain hasil belajar. Pada Domain Kognitif, Dimensi proses kognitif tidak hanya ditentukan berdasarkan level tapi juga dimensi pengetahuan. Taksonomi ini disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut
Mengingat (C1) | Memahami (C2) | Mengaplikasikan (C3) | Menganalisis (C4) | Mengevaluasi (C5) | Menncipta (C6) | |
Faktual | C1F | C2F | C3F | C4F | C5F | C6F |
Konseptual | C1C | C2C | C3C | C4C | C5C | C6C |
Prosedural | C1P | C2P | C3P | C4P | C5P | C6P |
Metakognisi | C1MK | C2MK | C3MK | C4MK | C5MK | C6MK |
Dimensi Proses Koginitif Memahami dibagi ke dalam 7 kategori yakni
Tabel 1. Dimensi Proses Kognitif Menurut Anderson & Krathwohl (2001)
No | Kategori | Nama lain | Definisi |
1 | Menafsirkan (interpreting) | Mengklasifikasi | Mengubah satu bentuk gambar menjadi bentuk yang lain |
Memparafrasekan | |||
Merepresentasi | |||
menerjemahkan | |||
2 | Mencontohkan (exemplifying) | Mengilustrasikan | Menemukan contoh atau ilustrasi tentang konsep atau prinsip |
Memberi contoh | |||
3 | Mengklasifikasikan(classifying) | Mengkategorikan | Menentukan sesuatu dalam satu kategori |
Mengelompokkan | |||
4 | Merangkum (summarising) | Mengabstraksi | Mengabstraksikan tema umum atau point-point pokok. |
menggeneralisasi | |||
5 | Menyimpulkan (inferring) | Menyarikan | Membuat kesimpulan yang logis dari informasi yang diterima |
Mengekstrapolasi | |||
Menginterpolasi | |||
Memprediksi | |||
6 | Membandingkan (comparing) | Mengontraskan | Menentukan hubungan antara dua ide, dua objek dan semacamnya. |
Memetakan | |||
Mencocokkan | |||
7 | Menjelaskan (explaining) | Membuat model | Membuat model sebab akibat dalam sebuah sistem. |
Sumber dan Referensi
Anderson, L. W., & Krathwohl, D. R. (Eds.) (2001). A taxonomy for learning, teaching, and assessing:A revision of Bloom’s taxonomy of educational Objectives. New York: Longman.
Bloom, Benjamin S., etc. 1956. Taxonomy of Educational Objectives : The Classification of Educational Goals, Handbook I Cognitive Domain. New York : Longmans, Green and Co.