Mengapa tuhan menciptakan malaikat padahal tuhan kan maha segalanya? Sebelum menjawab pertanyaan ini, mari kita buat dua disclaimer berdasarkan keyakinan saya.
- Tuhan yang saya referensikan dalam pertanyaan ini Allah SWT, karena saya seorang muslim yang memiliki kepercayaan tidak ada tuhan selain Allah.
- Jawaban saya selalu sama jika di tanya tentang konsep ketuhanan, Manusia tidak akan mampu menjawabnya. Jangankan tentang Tuhan, Nikmat Tuhan saja tidak bisa didefenisikan secara pasti keseluruhan jumlahnya, apalagi menanyakan tentang pencipta nikmatnya.
Jadi jawaban yang saya berikan ini adalah jawaban berdasarkan kerangka acuan manusia dengan menggunakan Analogi.
Tuhan Menciptakan Malaikat
Baiklah jawaban pertama saya cukup sederhana jadi mohon jangan tersinggung dengan jawaban ini. Malaikat saja yang memiliki tugas jelas masih anda pertanyakan mengapa mereka diciptakan, tapi mengapa tidak bertanya kenapa anda sendiri diciptakan?
Atau semoga anda memiliki dan melaksanakan tugas lebih mulia dari Malaikat sehingga tidak mempertanyakan mengapa diri anda diciptakan. Tapi kejadian prahar pertama dilangit yang diketahui manusia adalah pengusiran Iblis karena merasa lebih mulia dibandingkan mahluk ciptaan lainnya.
Jawaban Kedua, saya ingin mencoba membuat analogi sederhana dari sudut pandang manusia, sebab tentu saja anda berharap jawaban dari manusia menganai pertanyaan ini. Jika bukan, sebaiknya anda menghadap tuhan sendiri untuk mendapatkan jawabannya secara langsung.
Foto di atas adalah Donald Trump ketika menjadi orang nomor I di US. Padahal Donald Trump juga mampu membuka pintu sendiri, tapi mengapa Amerika Serikat membayar gaji Pasukan Khusus untuk membuka Pintu Mobil Donald Trump?
Bagi manusia, ini adalah bentuk untuk menunjukkan bahwa Amerika dan Donald Trump memiliki kekuasaan sehingga harus dilayani. Kisah tentang diciptakan Malaikat dikisahkan kepada manusia untuk menunjukkan bahwa Tuhan itu mulia.
Sama seperti ketika Surat Al-Ihlas menggunakan kata Hu yang merujuk pada tuhan. Dalam bahasa Arab, Hu adalah kata ganti untuk pria, tapi seluruh Muslim sama-sama sepakat bahwa Tuhan bukanlah laki-laki dan perempuan. Bahwa di surah itu sendiri dijelaskan bahwa Dia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.
Kata Hu ini digunakan sebagai represensi kata ganti sosok yang paling kuat yang dimiliki kosa kata manusia. Lagi-lagi karena Al-Qur’an diturunkan untuk manusia, jadi digunakan bahasa yang dipahami oleh manusia.
Dalam sudut pandang manusia, sesuatu yang mulia itu pasti dilayani, bukan pelayan dan tidak mengerjakannya sendiri. Nah penjelasan ini untuk manusia tapi apakah tuhan segitu inginnya diagungkan sehingga menciptkan manusia seperti kasus Donald Trump yang memiliki pasukan khusus pembuka pintu mobil?
Tentu saja tidak, karena Tuhan tidak sesederhana ini. Bahkan dijelaskan dengan defenisi paling kompleks sekalipun, Tuhan jauh lebih kompleks dari penjelasan tersebut.
Tuhan itu sesuatu yang di luar nalar manusia, jika manusia mampu membuat defenisi tentang tuhan, maka tuhan itu jauh lebih kompleks dari penjelasan tersebut.
Ketimbang ke bolak-balik, mari kita ke jawaban ketiga. Sebenarnya pertanyaan ini sangatlah keren karena membuktikan bahwa ada proses anda berfikir tentang siapa yang anda sembah.
Rasa ingin tahu itu keren.
Manusia bukanlah satu-satunya mahluk yang memiliki rasa ingin tahu, hewan saja punya insting yang sama. Bahkan Malaikat yang sangat taat juga punya rasa ingin tahu yang tinggi.
وَاِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلٰۤىِٕكَةِ ِانِّيْ جَاعِلٌ فِى الْاَرْضِ خَلِيْفَةً ۗ قَالُوْٓا اَتَجْعَلُ فِيْهَا مَنْ يُّفْسِدُ فِيْهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاۤءَۚ وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ۗ قَالَ اِنِّيْٓ اَعْلَمُ مَا لَا تَعْلَمُوْنَ
Artinya mungkin seperti ini :
Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Aku hendak menjadikan khalifah di bumi.” Mereka berkata, “Apakah Engkau hendak menjadikan orang yang merusak dan menumpahkan darah di sana, sedangkan kami bertasbih memuji-Mu dan menyucikan nama-Mu?” Dia berfirman, “Sungguh, Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
Dari Ayat ini jelas bahwa Allah SWT menciptakan sesuatu (manusia) yang jika ditinjju dari sudut pandang mahluknya (dalam konteks ini Malaikat) hanya akan bebuat kerusakan. Tapi dijawab oleh Allah SWT dengan jawaban tegas Yakni “Sengguhnya Allah SWT lebih mengetahui apa yang tidak engkau ketahui”.
Dari sini bisa disimpulkan jika Allah SWT tidak menjelaskan alasan mengapa manusia diciptakan justru memberikan penjelasan yang seperti meminta tidak usah cari tahu jawaban sebenarnya karena Malaikat tidak bisa mengetahui semua yang Allah ketahui. Jadi bisa jadi jawaban dari pertanyaan tersebut jika dijelaskan Malaikat tidak akan paham.
Tapi lagi-lagi jawaban ketiga ini juga dari perspektif manusia. Kesimpulannya cukup jelas jika pertanyaan ini tentu saja tidak bisa di jawab jika jawaban yang diminta dari perspektif Allah SWT.