Daftar Isi
A. Kajian Teori
Ahmad Dahlan – Kajian pustaka adalah ruh dari penelitian eksperimen dan pengembangan. Hal ini didasari pendekatan penelitian eksperimen berupa positivisme dimana ada sebuah dugaan yang didusun oleh penelitian berdasarkan konstruksi yang telah dibangun terlebih dahulu. Dugaan ini tidak serta merta muncul seperti Trial and Error, akan tetapi dugaan muncul berdasarkan konstruksi yang dibangun dari hasil kajian teori, penelitian orang lain yang mengantarkan pada sebuah solusi dari suatu masalah. Pemaparan konstruksi tersebut harus dijelaskan secara eksplisit pada BAB II.
1. Teori
Pada bab II, kajian teori diisi berdasarkan sekumpulan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi pada satu hal saja. Sebagai contoh, peneliti A ingin meneliti pengaruh “Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman” namun karena di daearah sekitarnya hanya terdapat kotoran sapi makan yang dibahas dalam kajian pustaka hanya mengenia kotoran sapi. Hal ini tentu saja keliru karena ada tendensi pada kotoran sapi sedangkan judul penelitian tidak mencerminkan tujuan yang sebenarnya. Hal ini bisa jadi sesuai ketika judul menuliskan secara eksplisit “Kotoran Sapi” sehingga yang dibangun dalam konstruksi kajian pustaka adalah kandungan kimia dalam kotoran sapi baik dampak positif maupun negatif terhadap tanaman.
Kajian pustaka harus disusun secara lengkap dengan sumber yang banyak untuk memberikan gambaran baik berupa teori atau hasil penemuan dari peneliti mengenai dampak dari sebuah perlakuan. Seluruh teori kemudian dikaji oleh peneliti agar bisa menghasilkan sebuah solusi dari permasalahan yang ada serta menghindari dampak negatif.
Sebagai contoh jika kotoran mengandung gas amonia yang cukup tinggi sehingga dapat merusak tanaman maka dalam proses penelitian peneliti harus mencari solusi dari gas amonia. Solusi didapatkan melalui kajian teori misalanya teori pendukung bahwa mencampur kotoran sapi dengan tanah dan didiamkan selama 7 hari dapat mengurangi kandungan amonia dari sapi maka peneliti harus mempertimbangkan teori tersebut.
2. Variabel Penelitian
Hal yang perlu ditekankan dalam kajian pustaka adalah defenisi dan pengertian dari seluruh variabel yang ada dalam penelitian. Variabel ini dijelaskan mulai dari defenisi secara umum sampai defenisi khusus. Diakhir sub poin dari setiap variabel kemudian disintesis oleh penelitian dalam batasan dalam penelitian.
Sebagai contoh “pertumbuhan tanaman” dijelaskan sampai lengkap berdasarkan pertumbuhan akar, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang memungkikan bahkan diluar dari variabel penelitian seperti cahaya, air bibit dan lain-lain dimasukkan dalam kajian pustaka.
Peneliti kemudian memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mungkin ikut berpengaruh dalam variabel terikat dari penelitian, dikontrol sehingga dapat dipastikan bahwa hanya variabel bebas (perlakuan) yang memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Hal ini kemudian dikenal sebagai Validitas internal penelitian eksperimen. Kualitas dari suatu penelitian eksperimen tidak dipengaruhi oleh jenis statistik seperti kebanyakan peneliti pemula lakukan, akan tetapi ditentukan oleh validitas internal penelitian.
3. Sumber Rujukan
Sumber rujukan yang digunakan menetukan kualitas penelitian juga. Hal ini tidak merujuk pada administrasi penelitian (misalnya sebagian kampus membatasi tahun edaran dari rujukan) akan tetapi berpengaruh kredibilitas sumber yang dirujuk. Tentu saja seluruh rujukan harus kredibel karena tidak seluruh teori yang ada tidak akan diuji oleh oleh peneliti tetapi dianggap sudah benar dan dapat dipercaya.
Pada beberapa penelitian yang berkaitan dengan behavioral, pembatasan tahun keluaran jurnal atau penelitian yang dijadikan rujukan tentu saja dibutuhkan. Hal ini dilandaskan pada teori behavioristik yang dipengaruhi oleh budaya sedangkan budaya itu sendiri berubah berdasarkan gaya hidup, perkembangan dan interaksi sosial dalam kurung waktu tertentu. Untuk saat ini beberapa saran yang bisa dipertanggungjawabkan tidak lebih dari 8 sampai 10 tahun sedangkan untuk penelitian sains berlaku sepanjang masa selama tidak ada penelitian yang menemukan kelemahan teori yang sudah ditemukan.
4. Metode Penulisan Rujukan
Terdapat dua jenis metode penulisan rujukan yang dikenal secara umum yakni (1) penyaduran dan (2) kutipan langsung. Tidak dibenarkan mengkopi satu paragraf dari satu buku untuk dijadikan satu paragraf pada bagian tesis atau skripsi anda karena hal ini termasuk dalam kategori plagiat meskipun sumbernya dicantumkam. Jika satu paragraf tersebut penting maka sebaiknya dijadikan kutipan langsung namun tetap diberi pengantar dan penutup paragraf oleh peneliti.
B. Kajian Penelitian yang Relevan
Kajian penelitian relevan adalah mengambil hasil penelitian orang lain secara langsung untuk dijadikan bahan pertimbangan. Pencantuman kajian penelitian relevan digunakan untuk memperkuat hasil penelitian yang anda ditemukan. Perbedaan antara hasil penelitian yang relevan dan kajian pustaka adalah pengutipan dari penelitian relevan hanya menitikberatkan kesimpulan penelitian tanpa memeprtimbangkan metode penelitian dengan kata lain Internal validitas penelitian orang tidak berpengaruh pada proses pencatuman.
C. Kerangka Pikir
Kerangka pikir adalah sintesis dari seluruh teori pada kajian pustaka yang telah disusun sebelumnya. Pada bagian ini berisi sentuhan dan sintesis dari penelitian yang memberikan gambaran mengenai solusi yang dipilih. Solusi dijabarkan secara runut sampai akhirnya dianggap dapat menyelesaikan masalah. Pemahaman ini pula yang yang disebut dengan konstruksi teoretik untuk menghasilkan solusi sehingga pola pikir yang digunakan adalah silogisme aristoteles.
Jika X maka Y, dan Y maka Z, kesimpulannya X maka Y
Sebagai contoh penelitian dalam bidang pendidikan. (1) Peserta didik yang aktif mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, (2) Model pembelajaran STAD melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, maka dugaan dalam penelitian jika siswa diajar dengan model pembelajaran STAD siswa akan menjadi aktif dan peserta didik yang aktif akan membuat peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.
D. Hipotesis Penelitian
Hasil sintesis dari kerangka pikir adalah dugaan yang nantinya akan dijadikan sebagai hipotesis penelitian. Disebut sebagai Hipotesis karena kebenarannya masih pada tataran teori (rasional) sehingga dibutuhkan penelitian untuk membuktikan dugaan tersebut sebagai bukti empirik. Bentuk hipotesis sendiri bergantung dari bentuk dan judul penelitian.
Sumber Rujukan.
Creswell, J.W. (2016) Mixed Methods Research. SAGE Publication
Kerlinger, F.N. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM
McMillan, J.H., & Schumacher, S (2010). Research in Education: Evidence-Based Inquiry, 7th-ed. Virginia: Pearson
Stoner, J.A.F. (1982). Principal of Management 2nd-ed. Publisher, Prentice-Hall