Ahmad Dahlan God does not play dice with the Cosmos.

Keterampilan Dasar Menulis Bahasa Inggris untuk Tujuan Saintifik dan Akademik

2 min read

Akademik English Writing Skill

AhmadDahlan.NET – Keterampilan menulis artikel ilmiah (Saintifik) dalam Bahasa Inggris lebih dari sekedar menulis artikel yang benar secara struktur dan mengikuti aturan grammar namun lebih ke titik cara menyampaikan informasi yang benar kepada pembaca. Pembaca ini bisa dari dua kelompok yakni saintis ataupun orang awam yang tertarik dengan sains.

Sebelum lebih jauh masuk ke dalam tehnis penulisan sains, mari kita bahas terlebih dahulu dua tujuan penulisan artikel sains dilakukan. Tujuan pertama adalah artikel sains popular yang ditujukan untuk pembaca umum yang mungkin mayoritas tidak begitu paham dengan sains. Tulisan ini banyak publish di majalah dan surat kabat yang menyediakan pojok sains. Salah satu tulisan yang paling terkenal dari jenis ini adalah pojok Sains dair Robert L Wolke di surat kabar New York Times. Pojok itu ditujukan kepada orang tua yang anak-anaknya sering bertanya tentang fenoeman sains namun mereka tidak mengetahui jawabannya. Pertanyaan sederhana seperti “mengapa langit berwarna biru ?”, “mengapa suara bisa terdengar?” dan puluhan pertanyaan sederhana lain tentang sains sudah dijawab. Di Indonesia, kumpulan artikel tersebut ditulisan dalam bahasa indonesia kemudian dibukukan menjadi buku “Einstein saja Nggak Tau” dan menjadi salah satu buku sains pop yang laris terjual.

Tulisan sains yang ke dua adalah tulisan adalah tulisan ilmiah yang dipublish dalam bentuk artikel resmi seperti pada Jurnal dan Prociding. Artikel-Artikel ini biasanya ditulis dengan gaya bahasa yang kaku dan detail untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran (Ambiguitas).

Tulisan saintifik diharuskan menjelaskan informasi secara detail dalam hal pemilihan diksi dan frasa, singkat dan jelas. Hal ini sangat penting dipertimbangkan mengingat pembaca bisa saja berasal dari dari berbagai kelompok yang mungkin saja sudah paham sains (Saintis), setengah paham (pelajar) atau malah belum paham sama sekali (orang awam).

Mengapa Harus Menyusun kalimat yang Jelas dan Presisi?

Langkah pertama yang harus diperhatikan oleh penulisan dalam menyusun kalimat adalah penggunaan diksi yang tepat dan kata hubung yang sesuai. Salah dalam pemilihan kata tidak sebatas penggunaan istilah ilmiah secara global seperti gaya yang ditulis “Force” bukan “Fashion” atau “Style” tapi tulisan ilmiah jauh lebih complicated dalam hal pemiihan suku kata.

Dalam hal penggunaan diksi misalnya, kata “de-stabilzed”, yang artinya secara harfiah adalah tidak stabil padahal dalam beberapa bidang kajian sains maknanya bisa jadi kurang stabil dari sebelumnya. Hal ini masih memiliki dua makna, memang kurang stabil atau kurang stabil dari sebelumnya namun masih masuk dalam kategori stabil secara umum.

Pada sebuah kalimat, diksi jauh lebih memiliki makna dibanidngkan berdiri sendiri, seperti “Isotopes, which were discovered in 1853, are radioactive,” Secara struktur kalimat ini dapat diartikan sebagai semua isotops yang ditemukan pada tahun 1853, padahal maksud dari peneliti adalah Isotops (tertentu, yang mereka temukan) yang ditemukan pada pada tahun 1985 bersifat radioaktif yang mungkin lebih tepat ditulis “The isotopes that were discovered in 1853 are radioactive”

Menghilangkan Subjetifitas

Salah satu hal yang paling mudah dikenali dari tulisan ilmiah adalah tidak boleh subjektif dalam menyampikan informasi, sekalipun hal tersebut ditemukan oleh individu. Kalimat harus disampaikan subjectless sehingga mendukung karakteristiks informasi ilimuah yang berlaku secara umum dan tergantung dari objeknya (Objektif).

Misalnya saja “saya memberikan energi listrik sebesar 500 V pada elektron Gunner untuk menunjukkan proses ekstitasi elektron dan pancaran radiasi pada atom hidrogen”. Kata “saya” disini lebih bersifat penjelasan dibandingkan dengan kriteria fakta sains, sehingga kata “saya” harus dihilangkan sehingga pelaku utama dalam digantikan menjadi aktifitas yang sedang dilakukan yang bisa saja disusun :

“Proses ekstitasi elektron dan pancaran radiasi pada atom hidrogen diamati dengan pemberian energi listrik sebesar 500 V kepada elektron melalui elektron gunner”.

Dalam bahasa inggrs, Frasa “Proses ekstitasi elektron dan pancaran radiasi pada atom hidrogen” tidak lagi memiliki posisi sebagai keterangan aktifitas (adverd of manner) tapi sudah bergeser menjadi Kegiatan atau benda bersifat abstrak (Abstract Noun). Aturan yang digunakan dalam bahasa inggris ada banyak, salah satunya adalah penggunaan penggunaan Gerund.

Masalahnya, pelajaran basics writing skill yang banyak diajarkan di sekolah-sekolah dan buku-buku bahasa inggris yang membahas Grammar, struktur sebuah kalimat itu selalu dimulai dengan Subject, seperti simple present yang dibuat dalam bentuk S + Vinv+ ANA, hal serupa juga sama dalam bahasa Indonesia yang umumnya dikenal strktur S + P + O + K (jika diperlukan). Kemudian Subjek itu umumnya dijelaskan hanya dalam bentuk Pronoun yang isinya I, You, They, We, She, He, It dan Name. Padahal hal lain yang bisa jadi subjek selain dari 8 bentuk Pronoun di atas.

Terkadang tulisan dalam bahasa inggris sains memang tidaklah elok terbaca maupun terdengar. Cenderung membosankan dan ribet dalam tata bahasa, namun ingat tujuan dari Academics scientific article writing adalah menyampaikan informasi bukan membuat orang lain terpukau karena ini ditulis oleh seorang akademisi bukan seorang pujangga.

Remember, you’re not writing to impress. You’re writing to communicate.

Ahmad Dahlan God does not play dice with the Cosmos.

Tinggalkan Balasan