Tag: Desain Penelitian

  • Desain Penelitian Posttest-only Control Group

    Desain Penelitian Posttest-only Control Group

    Posttest-only Control Group

    Posttest-only Control Group adalah desain penelitian yang menggunakan kelas kontrol dan kelas perlakuan. Pengukuran dampak pemberian perlakuan terhadap perubahan nilai dari variabel dependen dilakukan setelah proses perlakuan di berikan.

    Peran dari Kelas Kontrol dalam penelitian adalah memberikan keyakinan bahwa perlakuan memberikan hasil atau dampak yang lebih baik dibandingkan pada kelas yang dibiarkan berjalan tanpa perlakuan.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian Posttest only Control group deisgn

    Keterangan

    R : Random / Rambang
    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    Subjek PenelitianProbabilistik – Sampel dipilih secara Random / Rambang dari populasi yang homogen.
    Tujuan PerlakuanMenunjukkan dampak signifikan pada nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
    Validitas InternalValiditas hasil penelitian dan kesimpulan tinggi dengan kontrol ketat terhadap variabel lain yang mungkin saja ikut berpengaruh terpadah perubahan nilai variabel dependen.

    FaQ

    Q: Bagaimanakah Contoh Judul Penelitian dengan desain posttest only control group?
    A : Tujuan dari penelitian adalah melihat hasil penerapan sebuah perlakuan pada sebuah subjek yang berdampak variabel yang belum ada sebelumnya. Misalnya saja hasil belajar Fisika pada materi Hukum Newton. Dapat diasumsikan bahwa kedua kelompok sebelumnya belum memiliki hasil belajar fisika pada materi hukum Newton sehingga pretest dianggap tidak perlu untuk diukur.

  • Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group

    Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group

    Pretest-Posttest Control Group

    Pretest-Posttest Control Group dalah desain penelitian yang melibatkan dua kelompok yakni kelas kontrol dan kelas perlakuan (eksperimen). Variabel dependen diukur sebelum perlakuan diberikan baik dikelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Setelah perlakuan diberikan, pengkuran perubahan variabel diuji melalaui posttest. Hal ini membuat desain penelitian masuk dalam kategori desain penelitian ekspereimen sesungguhnya (True Experiment).

    Desain penelitian ini memberikan perbandingan antara peran perlakuan terhadap perubahan variabel dan perubahan variabel secara alami tanpa adanya perlakuan. Dengan demikian pada kelas kontrol, tetap ada perlakuan yang diberikan hanya saja perlakuan sifatnya konvensional atau sebagaimana perlakuan yang didapatkan pada umumnya.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian True Eksperimen Pretest postest control group design

    Keterangan

    R : Random / Rambang
    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Pretest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Pretest kelompok tanpa perlakuan
    O3 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O4 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    Subjek PenelitianProbabilistik – Sampel dipilih secara Random / Rambang dari populasi yang homogen.
    Tujuan PerlakuanMenunjukkan perbedaan signifikan pada variabel dependen antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebagai dampak langsung dari perlakuan yang diberikan.
    Validitas InternalValiditas perlakuan tinggi dengan kontrol ketat terhadap variabel lain yang mungkin saja ikut berpengaruh terpadah perubahan nilai variabel dependen.
  • Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

    Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

    One-group pretest-posttest

    One-group pretest-posttest adalah desain penelitian pra eksperimen yang melibatkan satu kelompok yang diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan bertujuan untuk melihat perubahan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Variabel yang diharapkan berubah diukur sebanyak dua kali yakni sebelum perlakuan diberikan (pretest) dan setelah perlakuan diberikan (post test).

    Perubahan variabel yang terjadi diasumsikan sebagai dampak dari perlakuan yang diberikan. Hanya saja desain penelitian ini tidak melibatkan kelompok kontrol sehingga desain ini tidak bisa menjamin bahwa baik ada atau tidaknya perlakuan memang dapat merubah variabel dependen secara alami. Desain ini penelitian juga kadang dikelompokan dalam desain Quasi Eksperimen sederhana.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian Pra Eksperimen one group pretest-posttets
    Desain Penelitian one group pretest-posttest

    Keterangan :

    O1 : Pretest
    x : Perlakuan
    O2 : Posttest

    B. Karakteristik

    KarakteristikValue / Nilai
    Subjek PenelitianNon Probabilistik – Subjek dipilih tanpa mempertimbangkan karakteristik umum sample penelitian. Sampel atau subjek dipilih berdasarkan karakteristik khusus sampel khususnya yang berkaitan dengan perlakuan yang diberikan.
    Tujuan PerlakuanPemberian perlakuan bertujuan untuk melihat peruabahan nilai variabel sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
    ValiditasMetode sampel non probalistik dan tidak adanya kelompok kontrol membuat validitas desain penelitian ini rendah. Hasil penelitian tidak memberikan jaminan seberapa besar perubahan yang terjadi jika perlakuan tidak diberikan (Perkembangan alami dan maturity).
    Analisis DataAnalisis statistik deskriptif, tendensi pusat data, distribusi frekuensi, kategorisasi, dll. Analisis uji Gain dapat digunakan untuk menunjukkan besar perubahan nilai.
    KesimpulanKesimpulan bersifat deskriptif. Uji gain hanya menunjukkan kategorisasi pertumbuhan skore variabel yang diukur.
    Hasil PenelitianKesimpulan tidak dapat digeneralisasi dan hanya berlaku pada subjek yang diteliti

    FaQ

    Q : Apakah dapat dilakukan uji statistik inferensil dalam bentuk uji banding (t atau F) mengingat terdapat dua data yakni pre-test dan post-tes.
    A : Tidak bisa, data yang didapatkan dari kelompok yang tidak berasal dari kelompok homogen, shingga syarat sampel probabilistik pada uji banding t atau F tidak dapat terpenuhi.

    Q : Jika tidak diambil dari sample homogen, Apakah bisa dilakukan uji statistik inferensial non parametrik?
    A : Tidak, karena syarat untuk uji inferensial berasari dari metode sampel probabilistik.

  • Desain Penelitian One-Shot Case Study

    Desain Penelitian One-Shot Case Study

    Penelitian one-shot case studi adalah penelitian yang digunakan untuk melihat dampak perlakuan pada sekelompok subjek penelitian. Desain ini tidak memiliki kelompok kontrol dan subjek yang tidak diuji homogenitas sehingga masuk dalam kategori Penelitian Pra Eksperimen.

    One Shot Case Study

    One-shot case study adalah desain penelitian yang memberikan perlakukan pada satu kelompok, kemudian hasil perlakuan diukur dengan pengujian setelah perlakuan diberikan. Satu kelompok dalam penelitian ini tidak memberikan jaminan bahwa perlakuan yang diberikan adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi nilai variabel dependent.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian One Shoot Case Study
    Desain Penelitian One Shoot Case Study

    Keterangan

    x : Perlakuan
    O : Post test

    B. Karaketristik

    KarakteristikValue / Nilai
    Subjek PenelitianNon Probabilistik – Subjek dipilih tanpa mempertimbangkan karakteristik umum sample penelitian. Sampel atau subjek dipilih berdasarkan karakteristik khusus, misalnya berkaitan dengan perlakuan yang diberikan.
    Tujuan PerlakuanPemberian perlakuan bertujuan untuk melihat dampak secara umum pada kelompok setelah mendapatkan perlakuan.
    Validitas InternalSangat Rendah – Sulit untuk ditarik kesimpulan umum karena tidak melibatkan kelompok perlakuan. Hal ini membuat kesimpulan bahwa perlakuan menjadi alasan satu-satunya perubahan pada variable dependen.
    Analisis DataAnalisis statistik deskriptif, tendensi pusat data, distribusi frekuensi, kategorisasi, dll.
    KesimpulanKesimpulan ditarik berdasarkan standar baku seperti distribusi frekuensi, standar penilaian, dan standar kategorisasi.
    Hasil PenelitianKesimpulan tidak dapat digeneralisasi dan hanya berlaku pada subjek yang diteliti

    FaQ

    Q : Apakah desain penelitian ini membutuhkan Hipotesis?
    A : Secara umum penelitian eksperimen selalu membutuhkan hipotesis karena kita menyusun solusi dari masalah yang ditemukan dalam bentuk perlakuan. Hanya saja subjek dari desain penelitian ini tidak rambang (random) sehingga internal validitas rendah dan hipotesisi tidak memenuhi kriteria uji inferensial.

  • Format dan Sistematika Penelitian Eksperimen dalam Bidang Psikologi dan Pendidikan

    Sistematika Penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis atau teori tertentu dalam konteks pendidikan. Dalam penelitian eksperimen, para peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel independen untuk melihat efeknya terhadap variabel dependen. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan sebab-akibat antara variabel-variabel tersebut.

    Penelitian Eksperimen

    Penelitian eksperimen dalam pendidikan dapat membantu memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana proses pembelajaran dan pengajaran berlangsung, serta faktor-faktor apa yang memengaruhinya. Dengan merancang eksperimen yang tepat dan menganalisis data dengan cermat, peneliti dapat membuat kontribusi yang berarti dalam pengembangan teori dan praktik pendidikan.

    Bab I. Pendahuluan

    Pendahuluan dalam penelitian eksperimen memiliki peran penting dalam memberikan konteks, latar belakang, dan tujuan penelitian kepada pembaca. Sebuah pendahuluan yang baik harus mampu menjelaskan mengapa penelitian ini dilakukan, apa yang ingin dicapai, dan mengapa topik tersebut penting untuk diteliti. Berikut adalah komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam pendahuluan penelitian eksperimen:

    A. Latar Belakang

    Pengantar: Mulailah dengan mengenalkan pembaca pada topik penelitian Anda. Jelaskan mengapa topik ini menarik perhatian, apa relevansinya dalam bidang pendidikan, dan mengapa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

    Latar Belakang Penelitian: Berikan gambaran umum tentang apa yang sudah diketahui tentang topik penelitian Anda. Tinjau literatur terkait dan temuan-temuan penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik Anda. Identifikasi kekosongan pengetahuan yang masih perlu diisi atau pertanyaan penelitian yang belum terjawab.

    Permasalahan Penelitian: Jelaskan dengan jelas masalah atau pertanyaan penelitian yang akan Anda jelajahi dalam penelitian Anda. Sampaikan secara singkat hipotesis atau asumsi dasar yang mendasari penelitian Anda.

    Pendahuluan yang baik harus mampu mengarahkan pembaca menuju pemahaman yang mendalam tentang tujuan, relevansi, dan konteks penelitian Anda. Hal ini membantu pembaca untuk memahami mengapa penelitian ini penting dan apa yang diharapkan dari hasilnya.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan Masalah merupakan pertanyaan penelitian yang disusun dengan menghubungkan hubungan antar variabel dalam penelitian eksperimen. Hubungan ini memnunjukkan bagaimana pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel terikat.

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian merupakan bagian yang menjelaskan apa saja yang didapatkan setelah penelitian dilakukan. Pada umumnya tujuan penelitian adalah jawaban dari rumusan masalah.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian adalah masukan, informasi, teori dan apa saja temuan yang didapatkan dari penelitian terkait dengan pihak yang dapat memanfaatkan hasil penelitian. Manfaat Penelitian bersifat rasional teoretik.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Tinjauan Pustaka adalah landasan teoretik dan kontekstual yang disusun oleh peneliti dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Solusi bisa saja berasal dari

    1. Teori dan Pendapat Ahli
    2. Hasil Penelitian yang relevan

    A. Kajian Teori (Disertai Hasil Penelitian yang Relevan)

    Tinjauan pustaka yang komprehensif akan memberikan landasan teoretis yang kuat bagi penelitian Anda dan membantu Anda mengarahkan fokus penelitian Anda ke arah yang tepat.

    1. Identifikasi Sumber: Mulailah dengan mencari dan mengidentifikasi sumber-sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian Anda. Ini dapat mencakup jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, artikel berita, dan sumber-sumber lainnya.
    2. Evaluasi Sumber: Selanjutnya, evaluasilah sumber-sumber yang Anda temui untuk menentukan keandalan, otoritas, dan relevansinya dengan topik penelitian Anda. Perhatikan faktor seperti kredibilitas penulis, metodologi penelitian, dan tahun publikasi.
    3. Organisasi Pustaka: Susun tinjauan pustaka Anda dengan cara yang logis dan terstruktur. Anda bisa mengorganisasikannya berdasarkan tema-tema utama, kronologi penelitian, atau perbandingan antara sudut pandang yang berbeda.
    4. Analisis dan Sinopsis: Jelaskan secara singkat isi dari setiap sumber yang Anda tinjau, termasuk temuan utama, metode penelitian, dan kesimpulan yang diambil oleh penulis. Berikan analisis kritis terhadap setiap sumber, termasuk kekuatan dan kelemahannya.
    5. Identifikasi Celah Pengetahuan: Tinjauan pustaka harus mampu mengidentifikasi kekosongan pengetahuan dalam literatur yang ada atau pertanyaan penelitian yang belum terjawab. Tunjukkan mengapa penelitian Anda menjadi penting untuk mengisi celah-celah tersebut.
    6. Relevansi dengan Penelitian Anda: Terakhir, pastikan untuk menjelaskan bagaimana setiap sumber literatur yang Anda tinjau berkaitan dengan topik penelitian Anda. Tunjukkan bagaimana literatur tersebut membentuk landasan teoretis bagi pendekatan Anda dalam penelitian.

    B. Kerangka Pikir

    Kerangka pikir penelitian (research framework) adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk merancang dan mengorganisir penelitian. Ini mencakup konsep-konsep utama, teori-teori, atau model-model yang menjadi dasar bagi penelitian Anda. Kerangka pikir membantu peneliti dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan, hubungan antar variabel, dan bagaimana variabel-variabel tersebut akan diukur atau diamati. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam kerangka pikir penelitian:

    1. Identifikasi Variabel: Tentukan variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian Anda. Ini mencakup variabel independen (yang mempengaruhi atau dimanipulasi) dan variabel dependen (yang diamati atau diukur untuk melihat efek dari variabel independen).
    2. Hubungan Antara Variabel: Jelaskan hubungan atau hubungan yang diharapkan antara variabel-variabel yang diteliti. Apakah Anda mengharapkan adanya hubungan sebab-akibat, korelasi, atau interaksi antar variabel?
    3. Dasar Teoretis: Tinjau teori-teori atau kerangka konseptual yang mendukung penelitian Anda. Identifikasi konsep-konsep atau asumsi-asumsi yang mendasari penelitian Anda dan jelaskan bagaimana teori-teori tersebut relevan dengan topik penelitian Anda.
    4. Model Konseptual: Jika diperlukan, buatlah model konseptual yang menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian Anda. Model ini bisa berupa diagram atau gambaran visual lain yang memperlihatkan struktur konseptual dari penelitian Anda.
    5. Konteks Penelitian: Jelaskan konteks atau lingkungan di mana penelitian Anda dilakukan. Ini mencakup faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian Anda, seperti situasi sosial, budaya, atau kebijakan.
    6. Arah Penelitian: Jelaskan arah atau tujuan dari penelitian Anda berdasarkan kerangka pikir yang Anda buat. Apa yang ingin Anda capai dengan melakukan penelitian ini, dan bagaimana kerangka pikir Anda akan membantu Anda dalam mencapai tujuan tersebut?

    Bab III. Metode Penelitian

    Metode Penelitian berisi penjelasan berupa pendekatan dan sistematika penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tujuannya untuk memberikan gambaran atau meyakinkan pembaca tentang akurasi, validitas dan reliabilitas dari penelitian yang dilakukan.

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian eksperimen, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan dikaitkan dengan Hipotesis Penilitian dan Landasan konseptual penelitian. Jenis Penelitian yang mungkian adalah:

    1. Pra-Eksperimen
    2. True-Eksperimen
    3. Quasi Eksperimen

    B. Waktu dan Tempat Penelaksanaan

    Waktu terkait dengan kapan dan seberapa lama (durasi) penelitian dilakukan. Penjelasan mengenai durasi penelitian penting dalam penelitian eksperimen. Hal ini berkaitan dengan maturiti dari subjek penelitian selama pelaksanaan dan proses pengambilan data penelitian.

    Tempat adalah penjelasan mengenai dimana tempat atau lokasi penelitian dilaksanakan. Pada umumnya disebutkan adalah kelompok besar tempat atau populasi dari peneleitian dilakukan. Misalnya jika dilakukan di 4 sekolah dalam satu kabupaten maka yang ditulis adalah nama kabupatennya.

    C. Populasi dan Sampel / Subjek Penelitian

    Populasi dan Sampel merupukan kelompok besar dari subjek yang dijadikan penelitian. Penelitian Ekspreimen menitikan beratkan pada perlakukan / gangguan yang diberikan pada subjek peneliti dengan demikian Populasi/Sampel merupakan bagian penting dalam penelitian.

    Populasi dari penelitian Eksperimen memiliki karakteristik yang homogen, terutama untuk desain penelitian yang menggunakan sampel penelitian dengan tujuan generalisasi hasil penelitian. Dengan demikian sebaiknya dilakukan uji homogenitas terkait dengan seluruh variable yang mungkin saja berpengaruh terhadap hasil penelitian.

    D. Defenisi Operasional Variabel

    Definisi operasional variabel adalah konsep yang digunakan dalam metodologi penelitian untuk menjelaskan variabel-variabel yang diukur atau diamati dalam suatu penelitian. Definisi operasional ini merinci cara spesifik di mana suatu variabel akan diukur atau diamati. Ini penting karena membantu memastikan bahwa konsep abstrak atau teoritis yang dijadikan variabel dalam penelitian dapat dioperasionalisasikan dengan cara yang jelas dan dapat diukur. Definisi operasional variabel memberikan petunjuk tentang bagaimana variabel tersebut akan diimplementasikan dalam penelitian.

    Misalnya, dalam sebuah penelitian tentang “kebahagiaan”, variabel tersebut mungkin dioperasionalisasikan sebagai “jumlah waktu yang dihabiskan dalam aktivitas menyenangkan setiap hari” atau “skor pada skala kepuasan hidup”. Dengan demikian, definisi operasional variabel “kebahagiaan” dalam penelitian tersebut akan menggambarkan secara spesifik bagaimana kebahagiaan diukur atau diamati.

    Beberapa karakteristik dari definisi operasional variabel termasuk:

    1. Jelas dan Spesifik: Definisi harus jelas dan spesifik tentang bagaimana variabel tersebut akan diukur atau diamati.
    2. Objektif: Definisi harus objektif dan dapat diukur dengan cara yang konsisten oleh peneliti yang berbeda.
    3. Reproduksi: Definisi harus memungkinkan untuk reproduksi yang konsisten dari pengukuran atau observasi variabel yang sama.
    4. Validitas dan Reliabilitas: Definisi harus memastikan bahwa pengukuran atau observasi variabel tersebut valid (mengukur apa yang dimaksud) dan reliabel (konsisten dalam pengukuran).

    Dengan menggunakan definisi operasional variabel, peneliti dapat mengkonseptualisasikan variabel-variabel yang abstrak atau kompleks dalam penelitian mereka menjadi sesuatu yang dapat diukur atau diamati secara empiris. Ini memungkinkan untuk analisis yang lebih sistematis dan interpretasi yang lebih jelas dari data yang dikumpulkan.

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merujuk kepada alat atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian ini dirancang untuk mengukur variabel-variabel yang telah ditentukan dalam penelitian. Berikut adalah beberapa contoh instrumen penelitian yang umum digunakan:

    1. Kuesioner: Sebuah kuesioner adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui serangkaian pertanyaan yang terstruktur. Kuesioner dapat dikirimkan secara online, disebarkan secara langsung kepada responden, atau diisi sendiri oleh responden. Ini sering digunakan dalam penelitian survei.
    2. Wawancara: Wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung antara peneliti dan responden. Wawancara dapat bersifat terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada seberapa banyak pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya.
    3. Observasi: Observasi melibatkan pengamatan langsung dan sistematis terhadap perilaku, situasi, atau fenomena yang diamati. Data dapat dikumpulkan melalui observasi langsung, observasi tersembunyi, atau penggunaan teknologi seperti kamera pengamat.
    4. Tes atau Ujian: Tes atau ujian digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, atau karakteristik tertentu dari responden. Ini dapat berupa tes tertulis, tes kinerja, atau tes praktis, tergantung pada variabel yang ingin diukur.
    5. Dokumentasi atau Analisis Dokumen: Dokumentasi melibatkan analisis dokumen atau bahan tertulis seperti catatan medis, laporan, dokumen resmi, atau arsip lainnya. Ini digunakan untuk mengumpulkan data historis atau untuk memverifikasi informasi tertentu.
    6. Skala atau Angket: Skala atau angket adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat atau frekuensi suatu karakteristik tertentu. Ini dapat berupa skala Likert, skala interval, atau skala nominal, tergantung pada jenis data yang ingin dikumpulkan.
    7. Tes Psikologis: Tes psikologis digunakan untuk mengukur aspek-aspek psikologis tertentu seperti kepribadian, kemampuan kognitif, atau preferensi. Contohnya termasuk tes kepribadian, tes IQ, atau tes minat dan bakat.

    Instrumen penelitian yang dipilih harus sesuai dengan tujuan penelitian, jenis data yang akan dikumpulkan, serta populasi atau responden yang diteliti. Penting untuk memastikan bahwa instrumen tersebut valid, reliabel, dan sesuai dengan konteks penelitian.

    E. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian eksperimen, teknik analisis data digunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang dikumpulkan selama eksperimen. Tujuan analisis data adalah untuk mengevaluasi hasil eksperimen, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan tentang dampak variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah beberapa teknik analisis data yang umum digunakan dalam penelitian eksperimen:

    1. Analisis Deskriptif: Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang karakteristik sampel atau kelompok yang diteliti. Ini mencakup penghitungan rata-rata, median, dan modus untuk variabel-variabel tertentu, serta penyajian grafis seperti diagram batang, histogram, atau diagram lingkaran.
    2. Uji Statistik Parametrik: Uji statistik parametrik digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan antara kelompok-kelompok dalam eksperimen. Contoh uji statistik parametrik termasuk uji t, ANOVA (Analysis of Variance), dan uji regresi linear. Uji ini memerlukan asumsi tertentu tentang distribusi data, seperti distribusi normal.
    3. Uji Statistik Non-Parametrik: Uji statistik non-parametrik digunakan ketika asumsi tentang distribusi data tidak terpenuhi. Contoh uji statistik non-parametrik termasuk uji Mann-Whitney, uji Wilcoxon, dan uji Kruskal-Wallis. Meskipun kurang sensitif daripada uji parametrik, uji non-parametrik sering digunakan untuk data yang tidak terdistribusi normal.

    Pemilihan teknik analisis data yang tepat tergantung pada desain penelitian, tujuan penelitian, dan jenis data yang dikumpulkan. Penting untuk menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan asumsi dan karakteristik data Anda, serta memastikan interpretasi hasil yang akurat dan relevan.

    F. Prosedur Penelitian

    Prosedur penelitian merujuk pada serangkaian langkah yang diikuti oleh peneliti dalam melakukan studi atau penelitian. Ini mencakup tahapan dari perencanaan studi hingga analisis data dan penyajian hasil. Berikut adalah beberapa langkah umum yang tercakup dalam prosedur penelitian:

    1. Perumusan Masalah Penelitian: Identifikasi masalah atau pertanyaan penelitian yang ingin diteliti. Tinjau literatur yang ada untuk memahami konteks penelitian dan mengidentifikasi celah pengetahuan.
    2. Pemilihan Desain Penelitian: Pilih desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data yang akan dikumpulkan. Desain penelitian dapat berupa eksperimen, survei, studi kasus, atau campuran dari berbagai metode.
    3. Pemilihan Sampel: Identifikasi populasi target dan pilih sampel yang representatif dari populasi tersebut. Gunakan teknik sampling yang sesuai dengan desain penelitian Anda, seperti pengambilan sampel acak atau non-acak.
    4. Pengembangan Instrumen: Rancang instrumen atau alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, seperti kuesioner, skala, atau lembar observasi. Pastikan instrumen tersebut valid dan reliabel.
    5. Pengumpulan Data: Lakukan pengumpulan data sesuai dengan metode yang telah direncanakan. Ini bisa melibatkan wawancara, survei, observasi, atau pengujian eksperimental, tergantung pada desain penelitian Anda.
    6. Analisis Data: Olah dan analisis data yang dikumpulkan menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan desain penelitian Anda. Ini bisa meliputi analisis statistik, analisis kualitatif, atau kombinasi dari keduanya.
    7. Interpretasi Hasil: Interpretasikan hasil analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian Anda. Identifikasi temuan utama, hubungan antar variabel, dan implikasi hasil penelitian Anda.
    8. Penyusunan Laporan Penelitian: Susun laporan penelitian yang merinci proses, metodologi, temuan, dan interpretasi hasil penelitian Anda. Pastikan laporan tersebut disusun dengan jelas dan akurat sesuai dengan standar akademis yang berlaku.
    9. Diseminasi Hasil: Bagikan hasil penelitian Anda melalui presentasi konferensi, publikasi jurnal, atau seminar ilmiah. Ini memungkinkan peneliti lain untuk memahami dan menggunakan temuan Anda untuk penelitian atau praktik selanjutnya.

    Prosedur penelitian yang baik membantu memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan cara yang sistematis dan terorganisir, serta memastikan validitas dan reliabilitas hasil. Penting untuk mengikuti langkah-langkah ini dengan cermat untuk memastikan keberhasilan penelitian Anda.

    Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Setelah melakukan analisis data dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah menyajikan hasil dan melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan yang ditemukan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun hasil dan pembahasan:

    A. Hasil Penelitian

    Setelah melakukan analisis data dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah menyajikan hasil dan melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan yang ditemukan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun hasil dan pembahasan:

    1. Deskripsi Data: Mulailah dengan memberikan deskripsi singkat tentang sampel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan.
    2. Presentasi Data: Sajikan data yang relevan dan temuan utama dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram yang sesuai. Pastikan data disajikan dengan jelas dan mudah dipahami.
    3. Temuan Utama: Identifikasi dan jelaskan temuan utama dari analisis data, termasuk rata-rata, deviasi standar, atau hasil uji statistik yang signifikan.

    B. Pembahasan

    1. Korelasi dengan Teori: Diskusikan temuan Anda dalam konteks teori yang relevan. Jelaskan bagaimana hasil Anda mendukung atau menentang hipotesis atau teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
    2. Implikasi Praktis: Tinjau implikasi praktis dari temuan Anda. Bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan dalam konteks praktis atau kebijakan?
    3. Keterbatasan Penelitian: Akui keterbatasan penelitian Anda. Jelaskan kendala atau batasan dalam desain penelitian, metode pengumpulan data, atau analisis data yang mungkin mempengaruhi validitas atau generalisabilitas temuan.
    4. Arah Penelitian Selanjutnya: Sarankan arah penelitian selanjutnya berdasarkan temuan Anda. Apa yang bisa menjadi fokus penelitian mendatang untuk memperdalam pemahaman tentang topik tersebut?
    Membandingkan dengan Penelitian Sebelumnya
    1. Perbandingan dengan Studi Terdahulu: Bandingkan hasil Anda dengan temuan penelitian sebelumnya. Identifikasi kesamaan, perbedaan, atau kontribusi unik dari penelitian Anda.
    2. Kontribusi terhadap Pengetahuan: Jelaskan kontribusi penelitian Anda terhadap literatur yang ada. Bagaimana temuan Anda mengisi celah pengetahuan atau memberikan wawasan baru dalam bidang tersebut?

    Dalam pembahasan juga dibuat simpulan atau rangkuman hasil penelitian yang dikaitkan dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian. Bagian ini tidak dalam sub bab dan umumnya diletakkan di bagian bawah pembahasan.

    1. Ringkasan: Ringkaslah temuan utama dan hasil diskusi dalam kesimpulan. Hindari penambahan informasi baru di bagian ini.
    2. Implikasi Keseluruhan: Tinjau implikasi keseluruhan dari penelitian Anda dan betapa pentingnya temuan Anda dalam konteks lebih luas.
    3. Panggilan untuk Tindakan: Berikan panggilan untuk tindakan atau rekomendasi bagi pembaca tentang langkah-langkah selanjutnya yang dapat diambil berdasarkan temuan Anda.

    Penting untuk menyajikan hasil dan pembahasan dengan jelas, logis, dan terstruktur. Ini membantu pembaca untuk memahami temuan Anda secara efektif dan menghargai kontribusi penelitian Anda dalam bidang tersebut.

    Bab V. Kesimpulan dan Saran

    A. Kesimpulan

    Pada bagian ini, kesimpulan dibuat dalam bentuk poin-point yang jumlahnya sama dengan rumusan masalah. Kesimpulan ini adalah jawaban langsung dari rumusan masalah yang terlah disusun.

    B. Saran

    Saran diberikan kepada seluruh pembaca terkait dengan temuan yang didapatkan. Kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian juga dijadikan saran dalam membaca kesimpulan yang telah disusun sehingga tidak

    Daftar Pustaka

    Daftar Pustaka atau Daftar Referensi adalah bagian penting dari sebuah karya ilmiah yang mencantumkan semua sumber yang dikutip atau dirujuk dalam penelitian tersebut. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun daftar pustaka:

    1. Pilih Gaya Penulisan yang Tepat: Tentukan gaya penulisan yang akan digunakan untuk daftar pustaka Anda, seperti APA, MLA, Chicago, atau IEEE. Pastikan untuk mengikuti pedoman yang telah ditentukan dengan cermat.
    2. Kumpulkan Informasi yang Diperlukan: Untuk setiap sumber yang Anda kutip atau rujuk, kumpulkan informasi yang diperlukan seperti nama penulis, judul artikel atau buku, nama jurnal, tahun publikasi, dan halaman yang dikutip.
    3. Susun Daftar Pustaka: Susun daftar pustaka dalam urutan abjad berdasarkan nama penulis pertama. Untuk setiap entri, cantumkan informasi sumber sesuai dengan format yang ditetapkan gaya penulisan yang dipilih.
    4. Format Entri Pustaka: Format entri pustaka akan bervariasi tergantung pada gaya penulisan yang Anda gunakan. Misalnya, dalam gaya APA, entri pustaka untuk buku akan memiliki format yang berbeda dari entri pustaka untuk artikel jurnal.
    5. Periksa Kembali dan Koreksi: Periksa kembali daftar pustaka Anda untuk memastikan bahwa semua entri ditulis dengan benar dan sesuai dengan pedoman gaya penulisan yang dipilih. Periksa keakuratan setiap detail seperti judul, nama penulis, tahun publikasi, dan lain-lain.
    6. Buat Rujukan yang Konsisten: Pastikan bahwa semua rujukan dalam teks karya Anda sesuai dengan entri dalam daftar pustaka. Periksa kembali setiap kutipan dan rujukan untuk memastikan konsistensi dan ketepatan dalam penyusunan daftar pustaka.
    7. Format Penulisan: Sesuaikan format penulisan daftar pustaka sesuai dengan aturan yang berlaku, seperti spasi ganda atau satu spasi, urutan penyajian informasi, dan tata letak entri pustaka.
    8. Pemformatan Akhir: Format akhir daftar pustaka agar sesuai dengan aturan tata letak dan presentasi yang ditetapkan oleh lembaga, jurnal, atau publikasi tempat Anda akan mengirimkan karya ilmiah Anda.

    Pastikan untuk memberikan perhatian khusus pada detail dan konsistensi saat menyusun daftar pustaka. Daftar pustaka yang rapi dan terorganisir adalah bagian penting dari karya ilmiah yang menunjukkan kecermatan dan kredibilitas peneliti.

  • Pengantar Pengertian Desain Penelitian Eksperimen

    Pengantar Pengertian Desain Penelitian Eksperimen

    Ahmad Dahlan. Desain penelitian eksperimen dalam bidang kajian penelitian pendidikan merupakan salah satu metode penelitian yang paling populer digunakan. Secara sederhana penelitian eksperimen adalah sebuah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui akibat yang dimuncul oleh suatu perubahan pada sekelompok objek penelitian.

    Penelitian Eksperimen juga dapat diartikan sebagai penelitian sebab akibat dimana fokus utama dari penelitian adalah mengkaji perubahan nilai dari suatu variabel yang melekat pada objek yang diberikan perlakuan. Secara umum, perubahan nilai dari suatu obejk dapat diketahui dengan cara dibadingkan baik nilai sebelum atau sesudah pemberian perlakuan ataupun dibandingkan dengan nilai dari kelompok lain yang tidak mendapatkan perlakuan.  

    Penelitian eksperimen digunakan dalam memastikan pengaruh sutau variabel dalam suatu objek dalam mengubah variabel lain. Dengan kata lain bentuk kehususan ini harus dipastikan dimana perubahan hanya disebabkan oleh variabel yang disebut dengan istilah variabel bebas. Dalam kasus ini, Internal validitas penelitian harus dikontrol sedemikian rupa agar tidak berpengaruh kepada analisis yang dihasilkan pasca penelitian. Pada umumnya jenis penelitian eksperimen terbagi atas dua jenis yakni:

    1. penelitian semu atau dikenal dengan sebutan quasi Eksperimen
    2. Penelitian eksperimen sesungguhnya atau true Experimen.  

    Ekseperimen Sesungguhnya (True Experimen)

    Dikatakan murni sebagai eksperimen sesungguhnya karena hasil dari penelitian harus dijaga dari bias yang disebabkan oleh variabel lain dengan kata lain peneliti harus memastikan bahwa seluruh variabel yang berpengaruh terhadap perubahan nilai objek dapat diukur, sehingga hasil dari penelitian dapat dirujuk dengan jelas. Berdasarkan hal tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa kunci dari desain penelitian Eksperimen sesungguhnya terletak pada kesuksesan peneliti mengontrol seluruh variabel yang tidak dapat dihitung besar nilainnya. Sebagai contoh: Jika pada kelompok tersebut terdaat perbedaan usia maka penelitian harus memastikan bahwa perbedaan usia anatar kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berasal dari varian yang sama atau homogen. Selain hal-hal tersebut ada banyak jenis syarat yang harus dipenuhi dari penelitian eksperimen seperti yang tercantuk di bawah ini.  

    1. Seluruh variabel yang tidak menjadi fokus penelitian sebisa mungkin dihilangan atau dijaga agar tidak terjadi perubahan tersebut baik pada kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Jika dilakukan hanya pada satu kelas, maka nilai dari varible yang diberikan sebisa mungkin dijaga konstan atau kalau memungkinkan dapat dihilangkan.
    2. Terdapat sebuah kelompok yang dijadikan sebagai pembanding dari kelompk eksperimen. Kelompok ini disebut dengan kelompok kontrol. Syarat untuk menjadi kelompok kontrol yakni harus berasal dari sample yang homogen dari kelas eksperimen.
    3. Seluruh nilai awal dari dalam kelas kontrol dan kelas eksperimen dijaga agar sama, jika tidak memungkinkan, maka seluruh nilai yang ada diukur dengan seksama dan dilakukan perubahan jenis analisis yang bersesuaian seperti menggunakan analisis generalize liner model atau sejenisnya yang disesuaikan dengan syarat dan ketentuan yang benar.
    4. Menjaga proses perlakuan akan tetap sama selama proses pemberian perlakuan untuk meningkat internal validitas penelitian eksperimen.
    5. Menjaga seluruh proses pengukuran dengan menggunakan instrumen yang sesuai, presisi, valid dan juga reliabel.
    Pengantar Pengertian Desain Penelitian Eksperimen terbaru
    Ilustrasi Perlakuan Pada Subjek

    Catatan Hawtone (2012) menyatakan bahwa sebuah penelitian eksperimen yang dilakukan terhadap objek manusia harus memenuhi syarat kerahasiaan dimana peneliti tidak boleh memberi tahukan kepada objek bahwa sedang diadakan penelitian. Hal ini dapat menyenbakan pola perubahan dari objek penelitian yakni menjadi lebih termotivasi karena tidak ingin di cap gagal atau acuh tak acuh karena hasil penelitian tidak berpengaruh terhadap nilai kinerja mereka.

    Beberapa ahli dan pakar penelitian memberikan label ndan stigma negatif terhada desain penelitian eksperimen dalam bidang pendidikan karena sangat sulit mengatur seluruh variabel yang ada di luar dari variabel yang dsadari oleh peneliti. Sebagaimana sifat manusia yang sangat dinamis dan dapat dipengaruhi oelh hal sekecil apapun.

  • Kerangka Penulisan Skripsi dan Tesis Bab II Kajian Pustaka dengan Penelitian Eksperimen dan Pengembangan Disertai Contoh

    Kerangka Penulisan Skripsi dan Tesis Bab II Kajian Pustaka dengan Penelitian Eksperimen dan Pengembangan Disertai Contoh

    A. Kajian Teori

    Ahmad Dahlan – Kajian pustaka adalah ruh dari penelitian eksperimen dan pengembangan. Hal ini didasari pendekatan penelitian eksperimen berupa positivisme dimana ada sebuah dugaan yang didusun oleh penelitian berdasarkan konstruksi yang telah dibangun terlebih dahulu. Dugaan ini tidak serta merta muncul seperti Trial and Error, akan tetapi dugaan muncul berdasarkan konstruksi yang dibangun dari hasil kajian teori, penelitian orang lain yang mengantarkan pada sebuah solusi dari suatu masalah. Pemaparan konstruksi tersebut harus dijelaskan secara eksplisit pada BAB II.

    1. Teori

    Pada bab II, kajian teori diisi berdasarkan sekumpulan teori-teori yang berkaitan dengan penelitian dan tidak dibatasi pada satu hal saja. Sebagai contoh, peneliti A ingin meneliti pengaruh “Pengaruh pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan tanaman” namun karena di daearah sekitarnya hanya terdapat kotoran sapi makan yang dibahas dalam kajian pustaka hanya mengenia kotoran sapi. Hal ini tentu saja keliru karena ada tendensi pada kotoran sapi sedangkan judul penelitian tidak mencerminkan tujuan yang sebenarnya. Hal ini bisa jadi sesuai ketika judul menuliskan secara eksplisit “Kotoran Sapi” sehingga yang dibangun dalam konstruksi kajian pustaka adalah kandungan kimia dalam kotoran sapi baik dampak positif maupun negatif terhadap tanaman.  

    Kajian pustaka harus disusun secara lengkap dengan sumber yang banyak untuk memberikan gambaran baik berupa teori atau hasil penemuan dari peneliti mengenai dampak dari sebuah perlakuan. Seluruh teori kemudian dikaji oleh peneliti agar bisa menghasilkan sebuah solusi dari permasalahan yang ada serta menghindari dampak negatif.

    Sebagai contoh jika kotoran mengandung gas amonia yang cukup tinggi sehingga dapat merusak tanaman maka dalam proses penelitian peneliti harus mencari solusi dari gas amonia. Solusi didapatkan melalui kajian teori misalanya teori pendukung bahwa mencampur kotoran sapi dengan tanah dan didiamkan selama 7 hari dapat mengurangi kandungan amonia dari sapi maka peneliti harus mempertimbangkan teori tersebut.  

    2. Variabel Penelitian

    Hal yang perlu ditekankan dalam kajian pustaka adalah defenisi dan pengertian dari seluruh variabel yang ada dalam penelitian. Variabel ini dijelaskan mulai dari defenisi secara umum sampai defenisi khusus. Diakhir sub poin dari setiap variabel kemudian disintesis oleh penelitian dalam batasan dalam penelitian.

    Sebagai contoh “pertumbuhan tanaman” dijelaskan sampai lengkap berdasarkan pertumbuhan akar, pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan yang memungkikan bahkan diluar dari variabel penelitian seperti cahaya, air bibit dan lain-lain dimasukkan dalam kajian pustaka.

    Peneliti kemudian memberikan penjelasan mengenai faktor-faktor yang mungkin ikut berpengaruh dalam variabel terikat dari penelitian, dikontrol sehingga dapat dipastikan bahwa hanya variabel bebas (perlakuan) yang memberikan pengaruh terhadap variabel terikat. Hal ini kemudian dikenal sebagai Validitas internal penelitian eksperimen. Kualitas dari suatu penelitian eksperimen tidak dipengaruhi oleh jenis statistik seperti kebanyakan peneliti pemula lakukan, akan tetapi ditentukan oleh validitas internal penelitian.  

    3. Sumber Rujukan

    Sumber rujukan yang digunakan menetukan kualitas penelitian juga. Hal ini tidak merujuk pada administrasi penelitian (misalnya sebagian kampus membatasi tahun edaran dari rujukan) akan tetapi berpengaruh kredibilitas sumber yang dirujuk. Tentu saja seluruh rujukan harus kredibel karena tidak seluruh teori yang ada tidak akan diuji oleh oleh peneliti tetapi dianggap sudah benar dan dapat dipercaya.

    Pada beberapa penelitian yang berkaitan dengan behavioral, pembatasan tahun keluaran jurnal atau penelitian yang dijadikan rujukan tentu saja dibutuhkan. Hal ini dilandaskan pada teori behavioristik yang dipengaruhi oleh budaya sedangkan budaya itu sendiri berubah berdasarkan gaya hidup, perkembangan dan interaksi sosial dalam kurung waktu tertentu. Untuk saat ini beberapa saran yang bisa dipertanggungjawabkan tidak lebih dari 8 sampai 10 tahun sedangkan untuk penelitian sains berlaku sepanjang masa selama tidak ada penelitian yang menemukan kelemahan teori yang sudah ditemukan.  

    4. Metode Penulisan Rujukan

    Terdapat dua jenis metode penulisan rujukan yang dikenal secara umum yakni (1) penyaduran dan (2) kutipan langsung. Tidak dibenarkan mengkopi satu paragraf dari satu buku untuk dijadikan satu paragraf pada bagian tesis atau skripsi anda karena hal ini termasuk dalam kategori plagiat meskipun sumbernya dicantumkam. Jika satu paragraf tersebut penting maka sebaiknya dijadikan kutipan langsung namun tetap diberi pengantar dan penutup paragraf oleh peneliti.  

    B. Kajian Penelitian yang Relevan

    Kajian penelitian relevan adalah mengambil hasil penelitian orang lain secara langsung untuk dijadikan bahan pertimbangan. Pencantuman kajian penelitian relevan digunakan untuk memperkuat hasil penelitian yang anda ditemukan. Perbedaan antara hasil penelitian yang relevan dan kajian pustaka adalah pengutipan dari penelitian relevan hanya menitikberatkan kesimpulan penelitian tanpa memeprtimbangkan metode penelitian dengan kata lain Internal validitas penelitian orang tidak berpengaruh pada proses pencatuman.   

    C. Kerangka Pikir 

    Kerangka pikir adalah sintesis dari seluruh teori pada kajian pustaka yang telah disusun sebelumnya. Pada bagian ini berisi sentuhan dan sintesis dari penelitian yang memberikan gambaran mengenai solusi yang dipilih. Solusi dijabarkan secara runut sampai akhirnya dianggap dapat menyelesaikan masalah. Pemahaman ini pula yang yang disebut dengan konstruksi teoretik untuk menghasilkan solusi sehingga pola pikir yang digunakan adalah silogisme aristoteles.   

    Jika X maka Y, dan Y maka Z, kesimpulannya X maka Y

    Sebagai contoh penelitian dalam bidang pendidikan. (1) Peserta didik yang aktif mendapatkan hasil belajar yang lebih baik, (2) Model pembelajaran STAD melibatkan peserta didik secara langsung dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, maka dugaan dalam penelitian jika siswa diajar dengan model pembelajaran STAD siswa akan menjadi aktif dan peserta didik yang aktif akan membuat peserta didik mendapatkan hasil belajar yang lebih baik.   

    D. Hipotesis Penelitian

    Hasil sintesis dari kerangka pikir adalah dugaan yang nantinya akan dijadikan sebagai hipotesis penelitian. Disebut sebagai Hipotesis karena kebenarannya masih pada tataran teori (rasional) sehingga dibutuhkan penelitian untuk membuktikan dugaan tersebut sebagai bukti empirik. Bentuk hipotesis sendiri bergantung dari bentuk dan judul penelitian.  

    Sumber Rujukan. 

    Creswell, J.W. (2016) Mixed Methods Research. SAGE Publication

    Kerlinger, F.N. (2006). Asas-Asas Penelitian Behavioral. Yogyakarta : UGM    

    McMillan, J.H., & Schumacher, S (2010). Research in Education: Evidence-Based Inquiry, 7th-ed. Virginia: Pearson

    Stoner, J.A.F. (1982). Principal of Management 2nd-ed. Publisher, Prentice-Hall