AhmadDahlan.Net – Sebelumnya kita sudah membahas mengenai pegas. Pegas merupakan benda elastis yang apabila diberikan gaya akan mengalami pertambahan panjang. Hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas dan pertambahan panjang pada pegas di bahas dalam Hukum Hooke. Berikut penjelasan lebih lengkap mengenai hukum Hooke.
A. Pengertian Hukum Hooke
Hukum Hooke merupakan hukum yang menjelaskan hubungan antara gaya yang diberikan pada pegas dan pertambahan panjang yang dialami pegas. Hukum ini pertama kali disampaikan oleh ilmuwan bernama Robert Hooke.
Hukum ini menyatakan bahwa apabila gaya tarik pada pegas tidak melampaui batas elastis bahan, maka pertambahan panjang pegas akan berbanding lurus dengan gaya tariknya. Pada Hukum Hooke terdapat
B. Persamaan Hukum Hooke
Pegas dengan beban m menerima gaya tarikan sebesar F akan mengalami pertambahan panjang sebesar ∆x, sehingga diperoleh :
F=k.∆x
Keterangan, F : gaya tarik (N) k : tetapan pegas (N/m) ∆x : pertambahan panjang (m)
Persamaan di atas dikenal dengan Hukum Hooke. Adapun tetapan pegas (k) dapat dihitung menggunakan persamaan :
k=\frac{A.E}{L}
Keterangan, k : tetapan pegas (N/m) A : luas penampang (m2) E : modulus elastis (N/m2) L : panjang mula – mula pegas (m)
C. Contoh Soal
Suatu pegas akan bertambah panjang 10 cm jika diberikan gaya sebesar 10 N. Berapakah pertambahan panjang pegas jika diberi gaya sebesar 7 N?
Pembahasan
Dik : ∆x = 10 cm = 0,1 m N = 10 N
Dit : Berapakah pertambahan panjang pegas jika diberi gaya sebesar 7 N?
Pembahasan :
1. Mencari tetapan pegas
F=k.∆x
10\ N=k.(0,1\ m)
k=\frac{10\ N}{0,1\ m}
k=100\ \frac{N}{m}
Sehingga, tetapan pegas yang diperoleh adalah 100 N/m
2. Mencari pertambahan panjang pegas ketika N = 7 N
F=k.∆x
7\ N=100\ \frac{N}{m}.∆x
∆x=\frac{7\ N}{100\ \frac{N}{m}}
∆x=0,07 m
Sehingga, pertambahan panjang pegas yang mengalami gaya sebesar 7 N adalah 0,07 m.
AhmadDahlan.Net – Pernahkah kalian bermain ketapel? atau pernahkah kalian memperhatikan peer yang terdapat pada ayunan bayi? Kedua contoh peristiwa tersebut menggunakan konsep pegas dalam penggunaan nya. Bagaimana konsep pegas dalam fisika? Untuk menjawab hal tersebut, perhatikan penjelasan berikut.
A. Pengertian Pegas
Pegas merupakan benda elastik yang biasanya digunakan pada benda agar lebih nyaman ketika digunakan. Getaran pada pegas merupakan gerakan bolak – balik pegas melewati titik keseimbangan.
Pegas yang memiliki titik keseimbangan pada posisi A, apabila diberi beban atau ditarik maka akan memanjang menjadi posisi B dan memendek menjadi posisi C. Satu getaran pada pegas ditandai dengan pegas yang bergerak memendek, memanjang, hingga memendek lagi. Sehingga, pergerakan pegas yang mengalami satu getaran adalah C – B – A – C.
Simpangan dan amplitudo pada pegas ditandai dengan pergerakan pegas dari titik keseimbangan nya kemudian memanjang atau memendek. Sehingga, simpangan pada pegas adalah A – B atau A – C dan amplitudo pada pegas adalah A – B atau A – C.
B. Persamaan Pegas
1. Frekuensi
Frekuensi getaran pada pegas dapat dihitung menggunakan persamaan :
keterangan, f : frekuensi (Hz) n : banyak getaran t : waktu (s) T : periode (s) k : konstanta pegas (N/m) m : massa benda (kg)
2. Periode
Periode getaran pada pegas dapat dihitung menggunakan persamaan :
keterangan, T : periode (s) t : waktu (s) n : banyak getaran f : frekuensi (Hz) k : konstanta pegas (N/m) m : massa benda (kg)
C. Contoh Soal
Sebuah pegas diberi beban dengan massa sebesar 150 gram. Apabila nilai konstanta pegas tersebut adalah 60 N/m, hitunglah frekuensi dan periode dari pegas !
Pembahasan
Dik : m = 150 gr = 0,15 kg k = 60 N/m
Dit : f = ? T = ?
Pembahasan : 1. Frekuensi
f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{\frac{k}{m}}
f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{\frac{60\ N/m}{0,15\ kg}}
f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{400}
f=\frac{1}{2\pi}(20)
f=\frac{10}{\pi}\ Hz=3,183\ Hz
2. Periode
T=\frac{1}{f}
T=\frac{1}{3,183\ Hz}
T=0,314\ s
Jadi, frekuensi pegas tersebut adalah 3,183 Hz dan periode nya adalah 0,314 s
AhmadDahlan.NET – Untuk menganalisis periode dan karakteristi Sinosoidal pada pegas, mari kita misalkan sebuah pegas dengan konstanta k digantungkan beban sebesar m seperti pada gambar dibawah ini !
Ketika pegas diberi ganguan yang kecil maka akan berosilisasi dengan gaya-gaya yang bekerja pada pegas adalah :
Gaya Berat, w = mg
Gaya Pemulih dari pegas yakni Fk = – k (y + Δy)
Gaya peredam FD = -Dvy
Gaya eksternal dari ganguan yang diberikan Fe.
Karena benda bergerak dengan kecepatan yang tidak tetap maka berlaku hukum II Newton tentang gerak sehingga :
Σ F = ma
gaya-gaya yang berlaku kemudian dmasukkan ke dalam ΣF, sehingga persamaan ini bisa ditulis :
W + Fk + FD + Fe = may
mg – k (y + Δy) – Dvy – Fe = may
mg – ky – kΔy – Dvy – Fe = may
Perhatikan unsur mg = kx dan vy = dy/dt, dan ay = d2y/dt2 maka persamaan ini bisa ditulis :
unsur Δy tidak lain adalah simpangan (y), persamaan kemudian dapat ditulis dengan bentuk :
Pada gerak harmonik sederhana, D dy/dt dapat dihilangkan karena pegas tidak mengalami regangan karena dianggap akan terus berayun sedangkan gaya Fe dapat dihilangkan karena sistem sudah dalam keadaan setimbang, sehingga persamaan ini dapat ditulis :
Pada saat posisi pegas berada pada kecepatan maksimum maka kecepatan sesaat nya adalah ω2 = k/m
Dalam persamaan diferensial Biasa orde II (PDB Orde II), bentuk ini bisa ditulis
r2 + ω2 = 0
r2 + ω2 = 0 memiliki akar-akar persamaan r1,2=±iω0 sehingga bentuk solusi adalah :
y(t) = c1 cos ω0t + c2 sin ω0t
kedua ruas kemudian dikalikan dengan √(c12+c22) / √(c12+c22) sehingga :
jika kita misalkan R2 = c12+c22 maka :
masukkan solusi ke persamaan y(t) maka solusinya adalah :
y(t) = R (sin θ cos θ ω0t + cos θ sin θ ω0t)
berdasarkan idnetitas trigonometri persamaan dapat ditulis lebih sederhana yakni
y(t) = R cos (ω0t ± θ)
R tidak lain adalah Amplitudo arau R maksimum sehingga persamaan umum gelombang berlajan yang berubah terhadap waktu adalah :
y(t) = A cos (ω0t ± θ)
dimana :
A : Amplitudo (m)
y(t) : Simpangan (m)
ω : Kecepatan sudut (rad/s)
t : waktu (s)
θ : beda fase
Persamaan y(t) = A cos (ω0t ± θ) ini juga dikenal sebagai persamaan umum gelombang berjalan untuk herak harmonik sederhana.
Periode dan Frekuensi Gelombang
Perhatikan hubungan kecepatan sudut ω = 2πf, dan ω2 = k/m sehingga dapat disimpulkan jika
Dimana :
T : Periode gelombang berjalan (sekon)
f : frekuensi gelombang (hz)
perhatikan persamaan periode getaran dari yang menunjukkan hubungan antara T ~ √m. Hal ini menunjukkan jika kelambaman (inersia) dari massa juga berpengaruh terhadap periode ayunan dimana semakin besar inersia maka semakin lama pula periode getarannya.
Karena y(t) adalah fungsi simpanga terhadap waktu maka turunan pertama y(t) terhadap waktu adalah kecepatan dan turunan kedua adanya percepatan, maka tentutakanlah :
AhmadDahlan.NET – Semua benda yang bergerak di permukaan bumi ini akan membutuhkan energi dan berlaku hukum kekekalan energi mekanik, termasuk pada Pegas.
A. Energi Potensial Pegas
Pada saat pegas diberi gaya baik diregangkan atau dimanpatkan hingga mengalmai pertambahan panjang sebesar x, Pegas sebenarnya diberikan energi yang oleh pegas dirubah menjadi energi potensial. Energi potensial ini akan berubah menjadi energi kinetik begitu gaya yang diberikan dilepas.
Besar energi Potensial dari pegas adalah :
EP = 1/2 kx2
Dimana
EP : Energi Potensial Pegas (J)
k : Konstanta Pegas (N/m)
x : Perpindahan pegas (m)
B. Energi Kinetik
Ketika gaya yang diberikan ke pegas dilepas, semua energi yang dikonversi oleh pegas menjadi energi potensial pegas, perlahan-lahan berubah menjadi energi kinetik seiring dengan pertambahan kecepatan dari pegas.
Besar energi kinetik ini adalah :
E_k=\frac{1}{2}mv^2
Dimana
EK : Energi Kinetik (J)
m : massa beban (kg)
v : kecepatan sesaat (m/s)
C. Energi Mekanik Pegas
Pada awal pegas dilepas, energi potensial pegas berada pada posisi maksimal, sejenak dalam keadaan diam (Ek = 0) kemudian kecepatan beban perlahan-lahan bertambah sampai pada posisi x = 0 atau posisi setimbang ketika pegas tidak diberikan gaya, kecepatan di posisi ini beban memiliki kecepatan maksimal sehingga :
E_{k.mask}=\frac{1}{2}mv_{k.mask}^2
Di posisi ini, seluruh energi potensial sudah berubah menjadi energi kinetik sehingga EP = 0. Sesaat setelah melewati setimbang, pegas kemudian memiliki tahanan dan membuat kecepatan dari pegas berkurang, tahanan ini adalah proses merubahn energi kinetik menjadi energi potensial samapi akhirnya mencapai perpindahan terjadi dari pegas.
Perpindahan terjauh atau perpindahan maksimal dari pegas tidak lain adalah amplitudo GHS itu sendiri A = xmaks. Sehingga energi potensial maksimal dari pegas adalah :
E_k=\frac{1}{2}kA^2
Dalam keadaan ideal dimana tidak ada energi yang hilang karena panas, proses ini akan terjadi berulang-ulang terus menerus tanpa henti. Berdasarkan hukum kekekalan energi Mekanik maka :
EM = EK + EP
EM : Energi Mekanik
Hanya kondisi di dunia nyata, sangat sulit untuk menemukan sistem pegas yang ideal karena karakteristik dari pegas itu sendiri. Getaran-getaran yang terjadi pada pegas di dunia nyata adalah getaran pegas teredam.
Soal dan latihan
Sebuah pegas mengalami pertambahan panjang sebesar 15 cm ketika digantungkan beban bermanssa 0,3 kg. Pegas ini kemudian diletakkan vertikal di atas meja tanpa gaya gesek di atas, jika pegas ditarik sejauh 10 cm lalu dilepaskan, tentukan
Hukum Hooke dan Osilasi Pegas – Sebuah pegas akan mengalami perabahan panjang ketika diberikan gaya. Misalkan gaya tersebut berasal dari sebuah beban bermassa m, kemudian ditarik dengan gangguan kecil. Pegas akan begerak bolak-balok. Gerak ini disebut gerak harmonik sederhana yakni gerak osilasi pada pegas dengan gaya kecil.
A. Gerak Osilasi Sederhana
Misalkan sebuah benda terhubung dengan sebuah pegas diletakkan di atas meja licin yang gaya geseknya diabaikan.
Beban m ini kemudian didorong dengan gaya F sampai pegas bergerak sejauh x dari posisi awal, ketika gaya dilepas maka pegas akan menarik massa mendekat dengan dingding ke titik 0 lalu bergerak kembali sampai sejauh -x, gaya ini disebut gaya pegas yang kemudian akan menimbulkan rekasi gaya pemulih yang sama besar dengan gaya yang membuat pegas kembalo ke posisi 0 lalu sampai ke posisi x.
Jika sistem ini sempurna maka pegas akan terus menerus bergerak bolak-balik dengan lintasan yang sama dengan waktu yang sama. Gerak ini selanjutnya disebut sebagai osilasi dengan waktu satu getaran akan sama dengan getaran berikutnya (Periodik).
B. Hukum Hooke
Besar perpindahan (x) yang dihasilkan saat menarik pegas bergantung dari besar gaya (F) yang diberikan.
F ~ x
besar perpindahan ditentukan dari jenis pegas itu sendiri yang disebut sebagai konstanta pegas (k) dengan demikian persamaan ditulis :
F = -kx
F : Gaya pemulih (N)
k : konstanta pegas (N/m)
x : perpindahan (m)
tanda negatif (-) menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya pegas yang diberikan. Persamaan ini juga dikenal sebagai Hukum Hooke karena ditemukan oleh Robert Hooke. Gaya ini bekerja pada pegas selama gaya yang diberikan tidak begitu besar sehingga lebh kecil dari gaya kritisnya yakni gaya yang membuat pegas mengalami perubahan bentuk.
a. Tinjauan Gerak pada Pegas
Segera setelah gaya yang diberikan ke pegas dilepaskan, maka pegas akan mulai bergerak dari keadaan diam di titik x ke sumbu -, kecepatan sesaat setalah pada posisi ini adalah kecepatan paling rendah dan menjadi maksimum pada saat benda mendekati titik kesetimbangan yakni titik 0, setelah melewati titik 0, kecepatan pegas akan berkurang dan sampai akhirnya menjadi 0 dititk -x.
Kembali dari titik -x, kecepatan benda berubah ke arah ke sumbu +, kemudian mendapatkan kecepatan maksimal di posisi 0 dan menurun ketiak melewati titik 0 ke titik x. Lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getawan penuh, posisi yang sama, selanjutnya disebut sabagi Periode (T) sedangkan jumlah getaran yang dibentuk untuk satuan waktu disebut periode (f).
T = 1/f dan f = 1/T
Misalkan saja sebuah pegas berisolasi 4 getaran setiap sekoan maka Periodenya 0,25 sekon dan frekuensinya adalah 4 Hz.
b Susunan Pegas
Misalkan dua buah pegas dikombinasikan, maka kombinasi dari pegas ini akan memiliki dua kemungkinan yakni tersusun secara (1) pararel dan (2) seri.
1. Susunan Pegas Seri
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa total pertambahan panjang pegas secara keselurahan pada saat dirangkai seri adalah :
Δxt = Δx1 + Δx2
Karena F = k.Δx maka persamaan ini dapat ditulis :
\frac{F}{k_t}=\frac{F}{k_1}+\frac{F}{k_2}
\frac{1}{k_t}=\frac{1}{k_1}+\frac{1}{k_2}
2. Susunan Pegas Pararel
Pada pegas yang disusun pararel, beban total yang tergantung pada sistem pegas dibagi ke dua pegas :
wt = w1 + w2
jika w tidak lain adalah gaya yang diberikan maka, w = kx dimana x dianggap sama dengan pertambahan panjang x1 dan x2 maka konstanta penggantinya adalah
ktx = k1x + k2x
kt = k1 + k2
Solusi ini secara matematis dianggap benar, hanya saja pada kenyataannya jika pegas memiliki konstanta berbeda dan dirangkai pararel, beban harus diletakkan sedemikian rupa agar pertambahan panjang dari pegas bisa sama, jika tidak maka pertambahan panjang dari rangkaian ini tidak akan sama.
Latihan Konsep dan Soal Pegas
Sebuah mobil dengan massa 1200 kg memiliki 4 pegas yang dirangkai pada tiap bannya. 4 orang menaiki mobil tersebut dengan massa total 200 kg membuat mobil tertekan sejauh 3 cm.
berapaka konstanta pegas dari masing-masing mobil?
Jika dia orang lagi naik ke atas mobil dengan asumsi satu orang bermassa 50 kg, berapakah perubahan panjang pegas?