Conditional Sentences secara sederhana diartikan kalimat pengandaian. Dengan bentuk dasar, adalah yakni situasi hipotesis dan konsekuensi yang akan terjadi. Dengan demikian, conditional sentences pasti memiliki sebuah Clause dan konsekuensi dari Clause tersebut.
Contoh kalimat:
When water reaches 100 celsius degrees, it boils.
I would travel to Europe if I had much money
A. Bentuk-Bentuk Conditional Sentences
Ada empat kemungkinan bentuk dari kejadian yang bisa digambarkan dalam Conditional Sentences. Setiap bentuk ini memiliki derajat kemungkinan akan atau mungkin akan terjadi. Kita sebut saja kemungkinan adalah:
Zero Conditional Sentences
First Conditional Sentences
Second Conditional Sentences
Third Conditional Sentences
1. Zero conditional Sentences
Zero conditional sentences digunakan untuk menyampaikan fakta yang sifatnya umum. Kebenaranya sudah dapat diterima sehingga hal-hal yang sifatnya spesifik tidak bisa disampaikan dalam bentuk ini.
If student din’t learn well, they get fail on exam.
When people are smart voter, their election runs well.
Karena menyatakan hal yang sifatnya umum, maka semua clausa yang ada dalam struktur ini harus lah berbentuk simple present. Kesalahan yang paling sering terjadi dalam kasus ini adalah menggunakan dua clausa dari jenis yang berbeda misalnya Future tenses
If you don’t learn well, you will fail on exam
Ciri utama dari Zero conditional senteces adalah penggunaan if dan when. Sehingga kita tidak perlu lagi memikirikan mengapa dan bagaimana, karena hal ini sudah pasti terjadi (General fact).
2. First conditional Sentences
Bentuk conditional sentences ini digunakan untuk menyatakan situasi yang normalnya akan terjadi jika syarat terpenuhi, meskipun tidak ada jaminan akan terjadi.
If you plug it on, you will get the machine on.
If you rest well, you will feel better.
Perhatingan pasangan kalimat pada struktur ini, if-clause-nya dinyatakan dalam bentuk simple present dan main clause-nya dinyatakan dalam future tense. Kegunaan struktur ini untuk mengindikasikan hal yang adakan terjadi dengan syarat tertentu.
Beberapa bentuk kesalahan dalam struktur first conditional sentece ini adalah bentuk simple future dan simple future, misalnya
if you will go to the doctor, you will get well soon.
Catatan: jika fakta yang disampaikan pasti terjadi maka conditional sentence yang digunakan adalah yang ke-nol (simple prensent + simple prensent), namun jika hanya kemungkinan terjadi maka yang digunakan adalah struktur yang pertama (simple present + Simple future)
3. Second conditional Sentences
The second conditional sentences adalah struktur yang digunakan kalimat pengandaian tentang perbedaan kenyataan yang mungkin saja terjadi jika ia melakukan sesuatu di masa lalu. Meskipun tidak ada upaya di masa lalu yang berhubungan fakta yang sekarang.
If my parent had a lot of money, I would have a super car.
If I owned a school, I might let people learn for free.
Pada struktur ini, bentuk if-clauses bertemu dengan modal auxiliary seperti ould, should, would, might memberikan alasan apa yang tidak terjadi saat ini.
4. Third conditional Sentences
The third conditional sentences digunakan untuk menyampaikan penyelesan karena di masa lalu hal yang dilakukan kebalikan dari seharusnya sehingga yang terjadi saat ini tidak sesuai harapan.
If I had learn well, I could have a good grade.
If you had had a good job, you would have had a yard.
Perhatikan strukur if-clause menggunakan struktur Pas Perfect tenses yang menekankan bahwa orang tersebut melakukan hal sebaliknya di masa lalu sehingga sekarang gagal mendapatkan apa yang ia harapkan. Main clause dari struktur ini adalah modal auxiliary (would, could, should, etc.) + have + past participle.
Infinitive adalah kata kerja dasar yang dapat difungsikan sebagai kata benda, kata sifat dan keterangan. Struktur dasar Infinitive adalah to + verb. Fungisnya dapat digunakan untuk menyatakan pendapat, tujuan objek, aksi atau menjawa pertanyaan who, what dan why.
1. Sebagai Nouns
Dalam beberapa bentuk kalimat, to infinitive (to + verb) dapat memiliki fungsi sebagai nouns (Kata benda). Sebagai Noun, to infinitive dapat menempati posisi Direct object dan indirect object.
I want to sleep in the space ship.
To sleep in the space ship is my wish.
2. Sebagai Adjectives
To Infinitive bisa bertindak sebagai adjective yang bertujuan utuk mendeskripsikan kata benda atau tujuan dari benda tersebut diberikan aksi, misalnya
The photo I like to make is long exposure photo.
I want a book to read.
3. Sebagai Adverb
Sebagai Adverb, to Infinitive digunakan untuk memberilkan keterangan dari sebuah kegiatan dilakukan. Biasanya digunakan untuk menjawab pertanyan mengapa (alasan) sebuah aktifitas dilakukan.
She goes to library to find a book.
Luna went to Japan to learn origami.
4. Bare Infinitives
Sepertinya namanya, Bare infinitives dituliskan tanpa kata “to” sebelum verb. Bare infinitive ini dituliskan setelah modal Auxiliary verb seperti can, could, shall, should, will, would, may, might dalam sebuah kalimat.
Bare Infinitive berperan sebagai objek dari modal verb persis sama dengan fungsi kara kerja persepsi (hear, see, feel, sense) dan kata kerja permit (let, need, know, help, sooner than, would rather, dan seterusnya)
Dalam bahasa Inggris, sebuah kalimat dapat dianggap jika memiliki kata kerja dan sesuai dengan deskripsi dari kalimat. Tanpa kata kerja, sekumpulan kata tidak bisa dikatakan kalimat. Kalimat dapat dibedakan tingkat kerumitannya berdasarkan jumlah kata kerja yang digunakan dengan asumsi satu kalimat utuh hanya boleh memiliki satu kata kerja utama.
Adapun jenis kalimat tersebut adalah:
Simple Sentences
Compound
Complex sentences
Compound-Complex
1. Simple Sentences
Simple sentences adalah kalimat sederhana yang hanya memiliki satu clause dengan satu subjek dan kata kerja.
Smartphones is important today
bentuk ini terdiri dari satu subject atau verb atau kita sebut saja SV. Namun kalimat sederhana juga bisa dapat rumus SSV misalnya:
Smartphone and Computers are important technologies today.
Satu kalimat terdiri dari satu kata kerja, namun kita bisa menggabungkan dua buah clausa yang setara dengan subjek yang sama dengan sebuah kata hubung setara.
I search a book online
I buy item online
digabungkan dengan format SV and SV.
I search a book and buy item online
2. Compound sentences
Compound sentences adalah kalimat yang terdiri dari 2 atau lebih clausa atau mudahnya diartikan sebagai gabungan dari simple sentences. Clausa pada compound senteces digabungkan dengan kata hubung yang disebut coordinating conjunction.
Coordinating conjuction sendiri terdiri dari 7 jenis yang disingkat FANBOYS
For
And
Nor
But
Or
Yet
So
Meskipun ada 7, namun hanya 4 yang sering digunakan yakni and, but, or dan so. Misalnya format SV but SV.
Tigers are cute but they are dangerous too.
Kita juga bisa menyusun lebih dari dua klausa dengan format SV but SV so SV
Tigers are cute but they are dangerous so we must be careful.
Dalam menyusun kalimat hindari kalimat yang terdiri dari lebih 3 clausa agar lebih mudah dipahami dan tidak dibenarkan menggunakan dua conjuction yang sama pada satu kalimat, misalnya struktur SV and SV and SV.
Budi and I went to school and we buy some snack and we took it in the class.
Sebaiknya dibuat lebih sederhana seperti format SV and SV. SV.
Budi and I went to school and we buy some snack. We Took it in the class.
Atau jika tetap ingin disampaikan dalam satu kalimat maka bisa ditulis dalam format. SV and SV so SV.
Budi and I went to school and we buy some snack so we took it in the class.
semicolons
Dalam aturan bahasa inggris, coordinating conjunction ini bisa digantikan dengan simbol semicolons (titik koma) selama kedua clausa ini memiliki ide yang berhubungan.
Susi is a hard worker; she is very busy.
3. Complex Sentences
Sesuai dengan namanya, Complex sentences adalah kaliamt yang lebih komplek dari simple sentences. Semakin kompleks kalimat yang bisa dibuat maka semakin besar score bahasa inggris seseorang. Hal ini juga menjadi acuan dari berbagai writing test seperti IELTS dan TOEFL IBT. Pada TOEFL ITP, Peserta biasanya diminta untuk membenarkan struktur Complex sentences yang salah atau yang salah satu katanya hilang.
Ada banyak jenis struktur dan jenis Complex sentences, jadi mari kita mulai bahas dari struktur paling sederhana dari Complex senteces.
Defenisi Complex senteces
Complex sentences adalah sebuah kalimat yang terdisi dari dua atu lebih clause tapi conjunction tidak berasal dari fanboys. Penggabungan clause menggunakan subordinating conjunctions:
after although as as if as long as as much as as soon as as though because before
even if even though if in order to in case once since so that that though
unless until when whenever whereas where wherever while
Misalnya
All students have to obey the University rules even though they don’t agree.
Your education may not effective if you don’t learn well yourself.
I went to the party as soon as the rain stoped.
Penulisan ini juga bisa dilakukan sebaliknya dimana clause kedua bisa ditempatkan di awal kalimat kemudian diberikan koma sebagai tanda dari clausa telah selesai dan dilanjutkan dengan clausa pertama. Misalnya
Even though they don’t agree, All students have to obey the University rules.
if you don’t learn well yourself, your education may not effective.
as soon as the rain stoped, I went to the party.
Selain itu, materi lebih lanjut dari Complex Sentences akan mengkaji tentang Noun clauses dan relativa clauses.
4. Compound-Complex Sentences
Sebagaimana namanya compound-complex sentences terdiri dari gabungan complex sentences tapi memiliki simple compound.
I ate a lotย whenย I got home,ย butย I was still hungry.
She came late even though she made preparation, and she didn’t finish the task.
Passive Voice adalah kalimat passif dimana posisi subjek diberi tindakan (action) oleh objek. Dengan kata lain kebalikan dari Aktive Voice. Agar lebih jelas contohnya seperti berikut ini!
J.K Rowling
wrote
Harry Potter
Harry Potter
was
written by
J.K. Rowling
Dalam bahasa Indonesia bentuknya seperti ini
J.K. Rowling menulis Harry Potter (kalimat aktif)
Harry Potter ditulis oleh JK. Rowling (kalimat passif)
Perhatikan kembali tabel di atas, Objek dalam kalimat pasif dapat berubah menjadi kalimat aktif setelah mendapatkan Auxiliary + Past Participle. Struktur umum dari Passive Voice sebagai berikut:
Subject + auxiliary verb + Past Participle + by + agent
contoh kalimat
Present
I am employed by Google
Future
You will be woken up by at 6
Past
The book was finished by them
Present Progressive
The Package are being sent by next week
Future Perfect
The House will have been finished next month
Passive Voice juga tetap bisa disusun tanpa membutuhkan agent (Agentless), misalnya
The books are sent
The game is done
Kegunaan Kalimat Pasive Voice
Menegaskan kejadian subjek sebagai aspek yang dikenai aksi : The cake was eaten by Rudi
Tidak ada informasi mengenai pelaku / yang melakukan aksi : The book was stolen
General statement lebih menekankan permintaan aksi : The passenger are reminded to fasten seatbelt.
Past tense adalah struktur yang digunakan untuk menyampaikan kejadian di masa lalu. Struktur ini ditandai dengan kata kerja past (V2) yang digunakan. Contoh kalimatanya
I was student
I worked on it last month.
Past tense terbagi ke dalam 4 kategori yakni
Bentuk
Contoh
Kegunaan
Simple past
The book sent las nigth
She was sad
menjelaskan kegiatan yang diterjadi dan selesai di masa lalu
Past progressive
The book was sending
We were being there
digunakan untuk menjelaskan kejadian yang berlangsung di masa lalu. Tujuannya khususnya untuk membuat detail antar kejadian yang terjadi di masa lalu. Misalnya :
I was cooking when he came
Past perfect
I had studied
She had been in Japan before I came
digunakan untuk menekankan sebuah kejadian yang sudah selesai dilaksanakan di masa lalu sebelum kejadian lain terjadi.
Past Perfect Progressive
She had been painting the door before the dog scratched it.
digunakan untuk menjelaskan kejadian yang berlangsung di masa lalu dan baru saja selesai di masa lalu.
Detail Past Tense
Struktur past tense juga ditandai dengan keterangan waktu yang terjadi di masa lalu, namun selain waktu, keterangan ini bisa digantikan dengan kejadian lain yang terjadi di masa lalu juga. Misalnya:
Was/Were + Present Participle
I was falling asleep when the phone rang.
I was having trouble making ends meet, and my beginnings weren’t meeting either.
Had + Past Participle
I had seen birth and death but had thought they were different
Gerund adalah kata kerja dijadikan kata benda / kegiatan dengan para menambahkan ing pada kata kerja utamanya. Karena sudah berbentuk kata benda (Noun Verb) maka Gerung bisa menempatai objek dan subjek dalam kalimat.
Adapun fungsi Gerund sebagai berikut:
1. Gerund sebagai Subject dan Obkect
Playing is funny activity
She loves cooking
We are talking about going to Bali.
2. Penegas Aktivitas
Pengas aktifitas artinya gerund digunakan setelah kata kerja untuk mempertegas aktifitas.
I go shopping in Mall
I enjoy watching in mid night
3. Compound noun
Sebagai compound noun (Kata majemuk), Gerund dimaknasi sebagai alat dari aktifitas khusus. Misalnya
Swimming Pool
Parking Lot
Writing Paper
Racing Car
Living Room
4. Larangan
Gerund juga bisa digunakan sebagai informasi yang berisi larangan. Misalnya
No littering
No smoking
Warning
No parking
to infinitive vs gerund
to infinitive memiliki stuktur to + infinitive digunakan untuk menyatakan tujuan dari aktifitas dilakukan sedangkan gerund menyatakan keterangan dari aktifitas dilakukan.
I stop to read (Bermakna saya berhenti agar bisa membaca)
Dalam bahasa inggris, kata kerja dibagi ke dalam dua kelompok besar yakni main verb dan auxiliary verb. Main Verb atau Lexical Verb adalah kata kerja yang memiliki makna sendiri sedangkan auxiliary verb adalah kata kerja bantu.
Main Verb ini kemudian dibagi ke dalam beberapa kelompok seperti :
A. Transitive dan Intransitive
Transitive adalah kata kerja yang membutuhkan objek sehingga tanpa objek kalimatnya akan dianggap salah. Sebaliknya intransitive tidak membutuhkan objek jadi jika kata kerja ini diikuti oleh objek maka kalimatnya dipastikan salah.
Dalam kamus Oxford, kata kerja transitive diikuti dengan simbol huruf t kecil, sedangkan intransitive diikuti dengan simbil i.
1. Transitive
I see an angel
Ronaldo are finding a new item
She can read an ancient words
Tips : kata kerja trasnsitive itu harus bisa menjawab pertanyaan apa, misalnya apa yang dilihat? apa yang dimakan? apa yang dibaca? dan seterusnya.
2. Intransitive
The packets has arrived
She walks fast
Dahlan goes to online
Beberapa kata kerja memiliki fungsi ganda yakni bisa memiliki sifat transitive dan intransitive secara bersamaan. Misalnya eat, run dan sebagainya
I eat meat ball
I eat like a horse
The computers run well
The computers run a software
B. Linking Verb
Linking verb adalah kata kerja yang menguhubungkan makna antara subjek dan keterangannya sehinggakadang tidak memiliki makna sama sekali. Dengan demikian Lingking Verb ini pasti dalam bentuk intransitive atau tidak boleh ketemu dengan objek.
My teacher is Soekarno
The book is great
It sound interesting
It does not look right
C. Reguler dan Irregular Verb
Regular Verb adalah kata kerja yang mengalami perubahan bentuk terature mulai dari bentuk present, pas tense sampai past participle. Dalam kajian Bahasa Inggris di sekolah biasanya disebut sebagai V1, V2 dan V3. Sebaliknya Irreguler verb mengalami perubahan yang acak dan tidak pasti. Misalnya
Secara harfiah, Part of Speech diartikan bagian dari percakapan yang artinya bagian dari setiap kalimat yang diucapkan. Secara Teknis, Part of Speech adalah aturan yang membahas tentang aturan dasar dalam menyusun kata yang baik dan benar menurut aturan bahasa Inggris. Aturan bahasa inggris biasa disebut sabagai Grammar Rule.
Part of Speech sendiri adalah aturan dasar dalam menyusun kalimat yang membagi kata berdasarkan delapan kelompok yakni Noun, Pronoun, Verb, Adjective, Adverb, Preposition, Conjunction, dan Interjection. Part of Speech ini membahas posisi masing-masing kelompok kata ini dalam kalimat.
1. Noun
Noun adalah kelompok yang berisi kata-kata benda seperti Buku, Manusia, Lokasi dan lain sebagainya. Posisi kata benda dalam kalimat hanya bisa sebagai Subjek dan/atu Objek. Kata benda ini dibedakan lagi ke dalam beberapa kelompok.
Proper noun – Kata benda khusus seperti Nama orang, Nama Negara, Merek, Organisasi dan nama-nama yang lainnya. Penulsan Proper pronoun harus diawali dengan huruf Kapital misalnya Indonesia, Yamaha, Ahmad Dahlan dan lain-lain.
Abstract noun – Kata benda yang sifatnya abstrak atau benda yang tidak nyata seperti happiness, anger, loneliness, dan sejenisnya.
Concrete noun – Kata benda yang sifatnya jelas baik yang terlihat seperti stone, book, Ronaldo atau yang tidak terlihat tapi masuk kategori benda seperti electron, wind, dan gost.
Countable noun* – Kata benda yang dapat dihitung kuantitasnya biasanya ditandai dengan satuan unitnya seperti book, apple, house dan sejenisnya.
Uncountable noun* – Kata benda yang tidak dapat dihitung satuan unitnya sehingga biasanya diikuti satuan sains atau fisika misalnya water,sugar, sand dan sejenisnya.
*Countable dan uncountable noun tidak melekat pada bendanya tapi pada satuan dari pengucapan benda misalnya 2 butir pasir itu masuk dalam countable namun 2 liter pasir masuk kategori uncountable.
Selain dari 5 jenis kategori di atas ada dua kategori kata benda khusus yang dibedakan berdasarkan jenisnya (Masculins/Feminist Noun) dan jumlahnya (Plural Noun). Feminist noun adalah kata benda yang berbeda antara jenis kelamin laki dan perempuan. Misalya ditunjukkan pada kalimat berikut :
Masculins
Feminist
Netral
Male
Female
Person
Rooster
Hen
Chicken
Actors
Actress
–
Uncle
Aunty
–
waiter
waitress
server
Father
Mather
Parent
Son
Daughter
Child
Singular dan Pular Noun adalah penggolongan kata benda berdasarkan tunggal adalah jamaknya benda. Kategori terbagi ke dua bagian yakni Reguler, Irregular dan Tetap.
Reguler
Tambahan Huruf
Singular
Plural
s
Book, Fruit, Car
Books, Fruits, Car
es*
Box, Boss, Bush
Boxes, Bosses, Bushes
ves**
Life, Knife, Shelf
Lives, Knives, Shelves
* semua kata benda yang huruf terkahirnya busanya x, dan s. ** semua kata benda yang akhir hurufnya f, dan fe.
Irregular
Singular
Plural
Ox
Oxen
Child
Children
Goose
Geese
Mouse
Mice
Person
People
Man
Men
Foot
Feet
Tooth
Teeth
Tetap
Kata benda yang tidak mengalami perubahan ketika dalam bentuk jamak misalnya: Fish, Deer, Sheep, Species dan lain sebagainya.
Latihan Soal Noun
Question
Jawaban Anda
Jawaban Benar
Jawaban benar {{SCORE_CORRECT}} dari {{SCORE_TOTAL}}
Jawaban Anda
2. Pronoun
Pronoun adalah kata benda yang menggantikan noun, dalam bahasa juga terkadang disebut sebagai sebutan atau kata ganti. Posisinya sama dengan noun yakni hanya bisa sebagai Subjek dan/atau Objek namun lebih spesifik untuk menghindari penggunaan kata berulang dalam paragraf.
Kata ganti ini terdiri dari 7 jenis yakni I (saya) you (kamu atau kalian), they (mereka), we (kami), she (dia untuk perempuan), he (dia untuk laku-laki), dan it (kata ganti benda). Bentuk kata benda ini berubah berdasarkan posisinya yakni
Subjective untuk posisi sebagai Subjek.
Objective untuk posisi sebagai objek
Possessive adjective menyatakan kepunyaan misalnya my book, their farm dan sejenisnya.
Possessive adjective
subjective
objective
possessive adjective
possessive
Reflexive
I
me
my
mine
myself
You
you
your
yours
yourself / yourselves
They
them
their
thiers
theirselves
We
us
our
ours
ourselves
She
her
her
hers
herself
He
him
his
his
himslef
It
it
its
its
itself
Selain dari 5 pronoun di atas dua jenis pronoun tambahan yang Demonstrative Pronoun dan Indefinite pronoun.
1. Demonstrative pronoun
Secara harfiah demonstartive diartikan sebagai kata ganti ini dan itu. Kata ganti ini terbagi ke dalam dua jenis yakni tunggal dan jamak
This is my pen (hanya satu pulpen)
These are my pens (lebih dari satu pulpen)
Untuk kata ganti itu juga terdiri dari dua jenis yakni:
That is my car (hanya satu mobil)
Those are my cars (lebih dari satu mobil)
2. Indefinite pronoun
Indefinite adalah kata ganti benda secara umum misalnya:
someone
somebody
something
everyone
everybody
everything
anyone
anybody
anything
nobody
no one
nothing
Latihan Soal Pronoun
Question
Your answer:
Correct answer:
You got {{SCORE_CORRECT}} out of {{SCORE_TOTAL}}
Your Answers
C. Verb
Verb adalah kata kerja yang menjadi standar sebuah kalimat dianggap benar. Setiap kalimat tidak harus memiliki objek, subjek dan keterangan tapi harus memiliki kata kerja. Tanpa kata kerja maka sebuah kalimat dinyatakan salah.
Secara umum, Verb terbagi ke dalam dua jenis yakni ordinary Verb dan auxiliary verb.
1. Ordinary verb
Ordinary verb merupakan kata kerja murni yang biasanya berupa tindakan atau kegiatan. Ordinary verb terbagi ke dalam 3 kategori sebagai berikut:
a. Transitive verb
Transitive verb merupakan kata kerja yang membutuhkan objek. Tanpa object kalimat yang dibentuk tidak akan sempurna maknanya. Yang termasuk transitive verb adalah eat, read, play, see, dan banyak lagi. Contoh:
– I eat a lot of bread.
– She reads a mystery novel.
– You can see so many people from the top.
b. Intransitive verb
Intransitive verb adalah kebalikan dari transitive verb. Intransitive verb tidak memerlukan object seperti walk, run, cry, think, etc. Contoh:
– The turtle walks so slowly.
– The cheetah can run so fast.
– I am thinking about you.
catatan: Beberapa kata kerja bisa melakukan keduanya (membutuhkan object dan tidak)
c. Linking verb
Linking verb adalah kata kerja murni yang memiliki peran yang hampir sama dengan To Be. Contohnya taste, sound, become, smell, look, etc. Linking verb selalu diikuti oleh adjective atau adverb of manner.
– The soup taste too salty.
– Your idea sounds amazing.
– You look smart.
2. Auxiliary verb
Auxiliary verb dikenal jufa sebagai kata kerja bantu. Ada 4 macam auxiliary verb yaitu To Be, To Do, To Have, dan Modal. Berikut penjelasannya.
a. To Be
To Be merupakan kata kerja yang terdiri dari is, am, are (present), was, were (past), be (V1) dan Been (V3). Ada tiga fungsi to be, yaitu:
i. Penghubung subject dengan complementnya
– She is beautiful.
– My father is a policeman.
ii. Membentuk kalimat pasif (to be + V3)
– The wallet was stolen in the library yesterday.
– The flight has been canceled by the airline company.
Bagian ini akan dibahas lebih detail pada post-post yang akan datang.
iii. Menyatakan kegiatan yang sedang berlangsung (continous tense)
– I was sleeping when he came.
– He is reading a novel.
b. To Do
To Do merupakan kata kerja bantu yang terdiri atas do, does (present) dan did (past). To Do digunakan untuk membantu kalimat yang mengandung ordinary verb dalam hal:
i. Menegaskan arti kata kerja
– I love you. (saya mencintaimu)
– I do love you. (saya benar-benar mencintaimu)
ii. Membentuk kalimat negative
– She likes a cat. (+)
She doesn’t like a cat. (-)
– They do their homework. (+)
They don’t do their homework. (-)
iii. Membentuk kalimat tanya
– Does she like a cat?
– Do they do their homework?
Ket* Kata kerja ordinary yang sudah dibantu menggunakan To Do harus kembali ke bentuk dasar (V1). Contoh:
– I went to the office yesterday. (went = V2)
I didn’t go to the office yesterday. (go = V1)
c. To Have
To Have digunakan untuk membentuk perfect tense, menyatakan kegiatan yang telah dilakukan. To Have terdiri atas has, have (present) dan had (past). To Have memiliki arti telah atau sudah, bukannya memiliki atau makan (ordinary verb). To Have wajib bertemu / berpasangan dengan kata kerja V3 (past participle). Contoh:
– I have had my breakfast. (saya sudah sarapan pagi)
– They haven’t done their assignment. (mereka belum mengerjakan tugas mereka).
Bagian ini akan dibahas lebih lanjut pada materi Tenses.
d. Modal
Modal merupakan kata kerja bantu yang terdiri dari will (akan), can (bisa), may (bisa), shall (akan), should (seharusnya) dan must (harus, pasti). Modal wajib bertemu dengan kata kerja murni (V1). Contohnya:
– The teacher will come to our class tomorrow.
– I cannot understand what the speaker has said.
– You must leave now.
– She should be here now.
– You may go now.
Berikut ini merupakan bentuk lampau (V2) dari modal-modal di atas:
i. will = would
– The teacher would come to our class if we made a noise in the class.
ii. can = could
– I couldn’t understand what he said.
iii. may = might
– You might go if you wanted to.
iv. should = should have
– She should have been here yesterday.
v. must = had to (harus) atau must have (pasti)
– You had to leave now.
– You must have been sick yesterday.
Selain bentuk modal di atas, kita juga mengenal phrasal modal. Namun, tidak semua modal memiliki phrasal modal. Berikut adalah phrasal modal:
i. Will = be going to
– The teacher is going to come to our class tomorrow.
ii. Can = be able to
– I am not able to understand what the speaker has said.
iii. Must = have to
– You have to leave now.
D. Adverb (Kata Keterangan)
Adverb adalah kata keterangan yang bisa menerangkan kata kerja, kata sifat, adverb yang lain, dan seluruh kalimat. Adverb hanya berperan sebagai pelengkap pada sebuah kalimat. Penggunaan adverb akan semakin melengkapi makna kalimat. Contohnya:
– She walks.
She walks so slowly.
Beberapa macam adverb yang sering kita jumpai adalah sebagai berikut:
1. Adverb of manner
Adverb of manner adalah adverb yang menjelaskan cara. Pada umumnya, adverb jenis ini berfungsi untuk menjelaskan kata kerja. Adverb of manner dibentuk dari adjective yang ditambahkan akhiran โly yang biasanya diartikan โdenganโ atau โsecaraโ. Contohnya beautiful = beautifully, slow = slowly, happy = happily, etc. Namun, ada beberapa adverb yang memiliki bentuk yang sama dengan adjectivenya seperti late, fast, early, dan hard. Beberapa adverb juga memiliki bentuk yang tidak beraturan seperti good = well.
– She runs fast. (not fastly)
– I am coming late. (not lately).
– I did it very well (not goodly).
2. Adverb of time
Adverb of time adalah kata keterangan yang menjelaskan waktu seperti today, yesterday, the following day, the next day, tomorrow, next week, last week, 2 weeks ago, last year, next year, at 2 p.m, in the morning, in the afternoon, in the night, in Christmas, in Lebaran day, etc.
3. Adverb of place
Adverb of place adalah kata keterangan yang menyatakan tempat. Pada umumnya, adverb of manner terbentuk dari kata benda yang didahului oleh preposisi atau kata depan in, at, on, beside, in front of, behind, beyond, under, below, over, beneath, above, within, to, onto, into, inside, toward, against, around, between, among, from, nearby, etc.
4. Adverb of frequency
Adverb of frequency menyatakan keseringan atau frekuensi dilakukannya sebuah kegiatan atau tindakan. Kata-kata yang digunakan adalah seperti always, often, usually, sometimes, seldom, rarely, barely, hardly, scarcely, hardly ever, never.
5. Interrogative adverb
Interrogative adverb adalah penggunaan kata tanya dalam interrogative sentence. Bagian ini akan dibahas lebih detail pada post selanjutnya.
E. Adjective (Kata Sifat)
Adjective adalah kata sifat yang berfungsi untuk menerangkan noun atau kata benda. Oleh karena itu, adjective sering juga disebut โmodifierโ atau penjelas. Pada umumnya, adjective bisa diletakkan dalam 3 posisi yaitu sebagai berikut:
1. Diletakkan sebelum kata benda
Sebuah adjective dapat diletakkan sebelum kata benda yang dijelaskannya. Ketika adjective berada pada posisi ini, maka yang terbentuk โnoun phraseโ atau kata benda majemuk. Contohnya:
– She is a very beautiful girl.
– He is a patient staff.
2. Diletakkan setelah Auxiliary verb โTo Beโ
Adjective juga dapat diletakkan setelah โto beโ untuk menjelaskan atau menyifati subjek kalimat.
– He isvery emosional.
– We are happy with the result.
3. Diletakkan setelah โLinking Verbโ
Seperti dijelaskan sebelumnya, linking verb adalah kata kerja ordinary yang memiliki fungsi unik dari jenis kata kerja lainnya. Hal ini disebabkan karena linking verb berfungsi untuk menghubungkan subjek dengan kata sifat, layaknya โto beโ. Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
– The fried noodle tastes delicious.
– The idea sounds interesting.
Selain jenis kata sifat yang telah disebutkan diatas, kata sifat juga bisa berbentuk kata kerja participle yaitu Ving dan V3, seperti interested, interesting, bored, boring, satisfied, satisfying, disappointed, disappointing, confused, confusing, amazed, amazing, surprised, surprising, exicted, exciting, exhausted, exhausting, frightened, frightening, ect. V-ing merupakan sifat yang dimiliki oleh seseorang atau benda, sedangkan V3 adalah perasaan atau suasana yang menggambarkan perasaan oleh orang atau binatang terhadap suatu benda. Contohnya:
– It is a confusing problem. Now, I am very confused to solve it.
– The show is very interesting. The audience are interested.
F. Preposition (Kata Depan)
Preposition berasal dari kata โpreโ (sebelum) dan โpositionโ (posisi). Prepotition adalah kata yang diletakkan sebelum noun atau pronoun. Jadi, preposition haruslah berpasangan dengan kata benda atau pronoun dan tidak boleh berpasangan dengan kelas kata yang lainnya.
Namun, Ving bisa diletakkan setelah preposition karena pada dasarnya kata kerja Ving adalah kata kerja yang telah berubah bentuk menjadi kata benda. Kata benda yang diletakkan setelah preposisi disebut โObject of Prepositionโ. Contoh dan pembahasan preposition telah dibahas sebelumnya pada pembahasan Adverb of place. Berikut disajikan beberapa contoh preposition yang berpasangan dengan noun, adjective, dan verb.
G. Conjunction
Conjunction berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, kata majemuk dengan kata majemuk atau frasa, serta kalimat dengan kalimat. Conjunction terbagi atas dua jenis, yaitu:
1. Coordinate conjunction
Coordinate conjunction adalah kata penghubung yang berfungsi untuk menguhubungkan kata, frasa, atau kalimat yang setara. Coordinate conjunction yang menghubungkan beberapa kalimat akan membentuk kalimat majemuk setara (compound sentence) seperti yang telah dibahas pada Chapter I. Adapun coordinate conjunction yang perlu kita ketahui adalah FANBOYS (for, and, nor, but, or, yet, so).
– I have a pen, a pencil, and an eraser in my bag.
– I didnโt come yesterday, for it rained.
2. Subordinate conjunction
Subordinate conjunction adalah kata penghubung yang menghubungkan beberapa kalimat yang tidak setara. Kalimat yang diikuti oleh subordinate conjunction akan membentuk anak kalimat (sub-clause). Anak kalimat ini hanya memiliki makna yang jelas setelah digabungkan dengan induk kalimat (main clause). Pembahasan tentang subordinate conjunction juga telah dibahas sebelumnya pada post Types of sentence.
– I am proud of him on what he has done.
– We donโt know who takes the key.
H. Interjection (Kata Seru)
Interjection adalah kata seru yang mengekspresikan emosi seperti kaget, kagum, takjub, dan sebagainya. Biasanya interjection digunakan dalam berbicara dan dalam bentuk tertulis biasanya diakhiri dengan tanda seru (!).
Section : Reading Comprehension Paket I Waktu : 55 Menit Jumlah Soal : 50
Petunjuk Latihan :
Setiap Bahan Bacaan akan diikuti sejumlah soal.
Silahkan mulai star quiz untuk setiap bahan bacaan jika anda rasa sudah siap. Setelah itu soal akan muncul dengan 4 pilihan jawaban.
Pilih jawaban yang menurut anda paling benar, setelah memilih jawaban maka soal otomatis berpindah ke soal berikutnya.
Catatan : (1) Aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan sehingga belum memiliki timer waktu pengerjaan jadi silahkan taati aturan tersebut karena kesadaran diri anda dan (2) aplikasi ini tidak memiliki fitur menjawab ulang soal yang sudah diselesaikan jadi silahkan tentukan dengan seksama jawaban yang anda akan pilih.
Questions 1 – 10
As Philadelphia grew from a small town into a city in the first half of the eighteenth century, it became an increasingly important marketing center for a vast and growing agricultural hinterland. Market days saw the crowded city even more crowded, as fanners from within a radius of 24 or more kilometers brought their sheep, cows, pigs, vegetables, cider, and other products for direct sale to the townspeople. The High Street Market was continuously enlarged throughout the period until 1736, when it reached from Front Street to Third. By 1745 New Market was opened on Second Street between Pine and Cedar. The next year the Callowhill Market began operation. Along with market days, the institution of twice yearly fairs persisted in Philadelphia even after similar trading days had been discontinued in other colonial cities. The fairs provided a means of bringing handmade goods from outlying places to would-be buyers in the city. Linens and stockings from Germantown, for example, were popular items.
Auctions were another popular form of occasional trade. Because of the competition, retail merchants opposed these as well as the fairs. Although governmental attempts to eradicate fairs and auctions were less than successful, the ordinary course of economic development was on the merchantsโ side, as increasing business specialization became the order of the day. Export merchants became differentiated from their importing counterparts, and specialty shops began to appear in addition to general stores selling a variety of goods.
One of the reasons Philadelphiaโs merchants generally prospered was because the surrounding area was undergoing tremendous economic and demographic growth. They did their business, after all, in the capital city of the province. Not only did they cater to the governor and his circle, but citizens from all over the colony came to the capital for legislative sessions of the assembly and council and the meetings of the courts of justice.
Reading I : Soal 1 – 10
Soal untuk Nomor 1 sampai 10 untuk paragfraf di atas
Question
Jawaban Anda
Jawaban Benar
Skor anda {{SCORE_CORRECT}} dari {{SCORE_TOTAL}}
Jawaban Anda
Questions 11 – 22
Aviculturists, people who raise birds for commercial sale, have not yet learned how to simulate the natural incubation of parrot eggs in the wild. They continue to look for better ways to increase egg production and to improve chick survival rates. When parrots incubate their eggs in the wild, the temperature and humidity of the nest are controlled naturally. Heat is transferred from the birdโs skin to the top portion of the eggshell, leaving the sides and bottom of the egg at a cooler temperature. This temperature gradient may be vital to successful hatching. Nest construction can contribute to this temperature gradient. Nests of loosely arranged sticks, rocks, or dirt are cooler in temperature at the bottom where the egg contacts the nesting material. Such nests also act as humidity regulators by allowing rain to drain into the bottom sections of the nest so that the eggs are not in direct contact with the water. As the water that collects in the bottom of the nest evaporates, the water vapor rises and is heated by the incubating bird, which adds significant humidity to the incubation environment.
In artificial incubation programs, aviculturists remove eggs from the nests of parrots and incubate them under laboratory conditions. Most commercial incubators heat the eggs fairly evenly from top to bottom, thus ignoring the birdโs method of natural incubation, and perhaps reducing the viability and survivability of the hatching chicks. When incubators are not used, aviculturists sometimes suspend wooden boxes outdoors to use as nests in which to place eggs. In areas where weather can become cold after eggs are laid, it is very important to maintain a deep foundation of nesting material to act as insulator against the cold bottom of the box. If eggs rest against the wooden bottom in extremely cold weather conditions, they can become chilled to a point where the embryo can no longer survive. Similarly, these boxes should be protected from direct sunlight to avoid high temperatures that are also fatal to the growing embryo. Nesting material should be added in sufficient amounts to avoid both extreme temperature situations mentioned above and assure that the eggs have a soft, secure place to rest.
Reading I : Soal 11 – 22
Pertanyaan untuk soal Nomor 11 sampai 22
Question
Jawaban Anda
Jawaban Benar
Skor anda {{SCORE_CORRECT}} dari {{SCORE_TOTAL}}
Jawaban Anda
Questions 23-33
The mineral particles found in soil range in size from microscopic clay particles to large boulders. The most abundant particlesโsand, silt, and clayโare the focus of examination in studies of soil texture. Texture is the term used to describe the composite sizes of particles in a soil sample, typically several representative handrails. To measure soil texture, the sand, silt, and clay particles are sorted out by size and weight. The weights of each size are then expressed as a percentage of the sample weight.
In the fi eld, soil texture can be estimated by extracting a handful of sod and squeezing the damp soil into three basic shapes; (1) cast, a lump formed by squeezing a sample in a clenched fi st; (2) thread, a pencil shape formed by rolling soil between the palms; and (3) ribbon, a flattish shape formed by squeezing a small sample between the thumb and index finger. The behavioral characteristics of the soil when molded into each of these shapes if they can be formed at all, provides the basis for a general textural classifi cation. The behavior of the soil in the hand test is determined by the amount of clay in the sample. Clay particles are highly cohesive, and when dampened, behave as a plastic. Therefore the higher the clay content in a sample, the more refi ned and durable the shapes into which it can be molded.
Another method of determining soil texture involves the use of devices called sediment sieves, screens built with a specified mesh size. When the soil is filtered through a group of sieves, each with a different mesh size, the particles become grouped in corresponding size categories. Each category can be weighed to make a textural determination. Although sieves work well for silt, sand, and larger particles, they are not appropriate for clay particles. Clay is far too small to sieve accurately; therefore, in soils with a high proportion of clay, the fine particles are measured on the basis of their settling velocity when suspended in water .Since clays settle so slowly, they are easily segregated from sand and silt. The water can be drawn off and evaporated, leaving a residue of clay, which can be weighed.
Reading I : 23 – 33
Berikut soal untuk Nomor 23 – 33
Question
Jawaban Anda
Jawaban Benar
Skor anda {{SCORE_CORRECT}} dari {{SCORE_TOTAL}}
Jawaban Anda
Questions 34 – 43
A number of factors related to the voice reveal the personality of the speaker. The fi rst is the broad area of communication, which includes imparting information by use of language, communicating with a group or an individual, and specialized communication through performance. A person conveys thoughts and ideas through choice of words, by a tone of voice that is pleasant or unpleasant, gentle or harsh, by the rhythm that is inherent within the language itself, and by speech rhythms that are fl owing and regular or uneven and hesitant, and finally, by the pitch and melody of the utterance. When speaking before a group, a personโs tone may indicate unsureness or fright, confidence or calm. At interpersonal levels, the tone may reflect ideas and feelings over and above the words chosen, or may belie them. Here the conversantโs tone can consciously or unconsciously reflect intuitive sympathy or antipathy, lack of concern or interest, fatigue, anxiety, enthusiasm or excitement, all of which are .usually discernible by the acute listener. Public performance is a manner of communication that is highly specialized with its own techniques for obtaining effects by voice and / or gesture. The motivation derived from the text, and in the case of singing, the music, in combination with the performerโs skills, personality, and ability to create empathy will determine the success of artistic, political, or pedagogic communication.
Second, the voice gives psychological clues to a personโs self-image, perception of others, and emotional health. Self-image can be indicated by a tone of voice that is confident, pretentious, shy, aggressive, outgoing, or exuberant, to name only a few personality traits. Also the sound may give a clue to the facade or mask of that person, for example, a shy person hiding behind an overconfident front. How a speaker perceives the listenerโs receptiveness, interest, or sympathy in any given conversation can drastically alter the tone of presentation, by encouraging or discouraging the speaker. Emotional health is evidenced in the voice by free and melodic sounds of the happy, by constricted and harsh sound of the angry, and by dull and lethargic qualities of the depressed.
Reading I : 34 – 43
Berikut ini soal untuk nomor 34 – 43
Question
Your answer:
Correct answer:
You got {{SCORE_CORRECT}} out of {{SCORE_TOTAL}}
Your Answers
Questions 44 -50
As the twentieth century began, the importance of formal education in the United States increased The frontier had mostly disappeared and by 1910 most Americans lived in towns and cities. Industrialization and the bureaucratization of economic life combined with a new emphasis upon credentials and expertise to make schooling increasingly important for economic and social mobility. Increasingly, too, schools were viewed as the most important means of integrating immigrants into American society.
The arrival of a great wave of southern and eastern European immigrants at the turn of the century coincided with and contributed to an enormous expansion of formal schooling. By 1920 schooling to age fourteen or beyond was compulsory in most states, and the school year was greatly lengthened. Kindergartens, vacation schools, extracurricular activities, and vocational education and counseling extended the influence of public schools over the lives of students, many of whom in the larger industrial cities were the children of immigrants. Classes for adult immigrants were sponsored by public schools, corporations, unions, churches, settlement houses, and other agencies.
Reformers early in the twentieth century suggested that education programs should suit the needs of specific populations. Immigrant women were one such population. Schools tried to educate young women so they could occupy productive places in the urban industrial economy, and one place many educators considered appropriate for women was the home.
Although looking after the house and family was familiar to immigrant women, American education gave homemaking a new definition. In preindustrial economies, homemaking had meant the production as well as the consumption of goods, and it commonly included income-producing activities both inside and outside the home, in the highly industrialized early-twentieth-century United States, however, overproduction rather than scarcity was becoming a problem. Thus, the ideal American homemaker was viewed as a consumer rather than a producer. Schools trained women to be consumer homemakers cooking, shopping, decorating, and caring for children โefficientlyโ in their own homes, or if economic necessity demanded, as employees in the homes of others. Subsequent reforms have made these notions seem quite out-of-date.
Section : Structure and Written Expresssion Paket 2 Waktu : 25 Menit Jumlah Soal : 40
Petunjuk Latihan :
Silahkan mulai star quiz jika anda rasa sudah siap. Setelah itu soal akan muncul dengan 4 pilihan jawaban.
Pilih jawaban yang menurut anda paling benar, setelah memilih jawaban maka soal otomatis berpindah ke soal berikutnya.
Catatan : (1) Aplikasi ini masih dalam tahap pengembangan sehingga belum memiliki timer waktu pengerjaan jadi silahkan taati aturan tersebut karena kesadaran diri anda dan (2) aplikasi ini tidak memiliki fitur menjawab ulang soal yang sudah diselesaikan jadi silahkan tentukan dengan seksama jawaban yang anda akan pilih.