AhmadDahlan.NET – Synchronous learning adalah pembelajaran yang dilakukan pada tempat yang terpisah namun pada waktu yang sama. Asynchronous Learning membuat pembelajaran lebih santai karena bisa dilakukan dengan waktu dan tempat yang lebih fleksibel.
Pembelajaran jarak juah dalam jaringan (Online Distance Learning) Kelas Online bisa dirancang dengan dua sistem yakni synchronous dan asynchronous learning. Kedua sistem belajar ini menganut prinsip pembelajaran yang berbeda yang disusun berdasarkan karakteristik peserta didik seperti motivasi, ketertarikan dan gaya belajar.
Perbedaan mendasar antara synchronous dan asynchronous learning terletak pada metode penyelenggaraan kelas. Kelas synchronous diselenggarakan pada kelas virtual dengan cara pembelajaran tradisional dimana peserta didik diarahkan untuk belajar pada jawdal tertentu dan disertai dengan diskusi langsung. Asynchronous Learning lebih bersifat instruksi dan komunikasi yang diberikan kepada peserta didik untuk menyelesaikan tugas dan aktifitas yang bebas. Peserta didik boleh memilih kapan saja tugas tersebut diselesaikan dalam kurung waktu tertentu.
Daftar Isi
A. Synchronous Learning
Synchronous Learning adalah proses pembelajran dimana peserta didik dapat mengakses pembelajaran pada waktu yang sama dengan teman dan gurunya. Materi dan subjek belajar disampaikan oleh guru secara terstruktur kepada peserta didik sama seperti pada kelas-kelas tradisional namun dilakukan pada tempat yang terpisah.
Proses pembelajaran synchronous dilakukan dalam jaringan dan memanfaatkan fasilitas utama yakni Online conference sebagai rang kelas virtual seperti Google Meet, Zoom, Big Blue Button dan sejenisnya. Synchronous dititikberatkan pada pendekatan konservatif teruutama untuk materi-materi yang membutuhkan diskusi dan feedback langsung dari pengajar.
Contoh kelas synchronous
Contoh kelas Synchronous dilakukan dengan cara Live streaming atau dengan aplikasi video conference. Kegiatan dalam kelas Synchronous dilakukan dalam bentuk ceramah atau model direct instruction oleh guru melalui media presentasi. Peserta didik dapat langsung bertanya melalui layanan chat, pesan massal (Broadcast) dan microphones.
Karakteristik kelas Synchronous Online
Kelas Synchronous Online secara praktis dilaksanakan sama seperti dengan kelas tradisional offline dimana guru akan melakukan beberapa aktifitas seperti mengecek kehadiran, diskusi dan sejenisnya. Peserta didik pada umumnya akan menghadiri kelas melalui layanan live-streaming dan aplikasi webcam. Proses pembelajaran dilakukan dalam kurung waktu tertentu sesuai dengan bobot dari tujuan pembelajaran pada pertemuan tersebut.
Keunggulan | Kekurangan |
Keterlibatan pembelajaran tinggi | Jadwal Belajar Kaku |
Respon langsung | Membutuhkan Jaringan Internet yang Kuat |
Proses belajar yang dinamis | Membutuhkan Webcam dan Mic |
Komunikasi langsung antar peserta didik dan guru | Butuh waktu lama agar partisipan berkumpul |
B. Asynchronous Learning
Asynchronous Learning adalah sistem pembelajaran yang diatur sedimikian rupa sehingga peserta didik bisa belajar dengan waktu yang fleksibel. Pada umumnya pembelajaran asynchronous ditata agar memiliki deadline pengiriman tugas, waktu pengiriman yang panjang, menu penyajian materi, instruksi kegiatan pembelajaran, dan ruang diskusi asinskron.
Dalam pembelajaran asynchronous, guru mungkin saja memberikan instruksi yang terstruktur mengenai kegiatan pembelajaran namun karena keterbatasan kontrol dari guru seperti pada kegiatan kelas synchronous, maka peserta didik bisa saja mengerjakan aktifitas yang disampaikan tidak secara beraturan. Hal ini harus menjadi pertimbangan guru dalam menyusun instruksi yang diberikan.
Pembelajaran asynchronous memanfaatkan fitur Forum dan pesan broadcast untuk menjalin komunikasi massal di dalam kelas. Fitur ini analog dengan interaksi sosial antar peserta online yang terjadi di dalam kelas. Selain itu, kelas asynchronous memanfaatkan prinsip belajar mandiri, workshop, dan fitur berbagi tugas. Fitur berbagi tugas ini adalah fitur dimana tugas dapat diakses secara massal untuk seluruh anggota kelas. Jika tidak tersedia dalam LMS, biasanya Google Drive akan dimanfaatkan sebagai subtitusi untuk file.
Berdasarkan banyak hasil penelitian mengenai pembelajaran online, kebanyakan peserta didik lebih menyukai asynchronous learning karena mereka bebas menentukan kapan harus belajar dan kapan diri mereka siap untuk belajar.
Contoh Pembelajaran asynchronous
Kelas asynchronous biasanya di atur oleh guru sebelum waktu pembelajaran dilaksanakan. Seluruh instruksi di atur di LMS kemudian peserta didik mengaksesnya secara individu dan bebas. Guru akan memposting bahan ajar Asyncronous baik berupa artikel, infografik, video dan sejenisnya. Isinya berupa instruksi dan tagihan pembelajaran kegiatan yang harus dilaksanakan.
Proses konfirmasi pengetahuan yang dilakukan oleh guru dalam bentuk pemberian kuiz seputar materi yang sedang dijalankan. Kuiz diberikan dalam rentang waktu tertentu atau setiap sup topic materi sudah diselesaikan oleh peserta didik.
Karakteristik kelas Asynchronous Online
Dalam kelas asynchronous online, pembelajaran dapat dilakukan peserta didik secara bebas sesuai dengan jadwal kosong mereka. Guru akan melacak kehadiran peserta didik dengan cara yang berbeda seperti pada saat kelas Sinkron. Bisa saja dilacak seperti seberapa lama mereka membaca materi, apakah mereka telah menyelesaikan menyaksikan video yang diberikan, atau peserta didik bisa menjawab kuis yang diberikan dan hal-hal yang dianggap bisa mensubtitusi absen harian yang dicentang.
Keunggulan dari kelas asynchronous online, peserta didik memiliki kesempatan berkali-kali membaca dan memhami materi yang diberikan tanpa ada batasan jumlah akses materi. Kalaupun ada batasan sepertinya dibatasi oleh durasi waktu ketika materi pembelajaran harus berpindah ke materi berikutnya.
Dengan demikian pembelarajn asynchronous online membuat guru tidak bisa mengecek kesiapan peserta didik belajar secara massal. Partisipasi online dari peserta didiklah yang menentukan keberhasilan dalam pembelajaran online. Peserta didik harus memiliki motivasi internal dan partisipasi proaktif dari peserta didik, terutama untuk topik-topik yang gagal dipahami.
Keunggulan | Kekurangan |
Jadwal yang Fleksibel | Kurang mendalam ke seluruh siswa |
Kecepatan belajar bergantung individu | Bergantung dengan internal motivasi |
Akses materi tidak terbatas | Mengurangi interaksi sosial yang dinamis |
Lebih banyak waktu untuk belajar materi | Mudah terganggu |