Author: Ahmad Dahlan

  • Pengertian dan Aspek Keterampilan Proses Sains – KPS

    Pengertian dan Aspek Keterampilan Proses Sains – KPS

    AhmadDahlan.NET – Salah satu tujuan penting dalam pembelajaran di sekolah adalah mengajarkan peserta didik dalam keterampilan berfikir. Semua proses pembelajaran memenuhi kebutuhan tersebut disamping kompetensi dasar lulusan yang dibebankan oleh lembaga pendidikan dalam hal di Indonesia adalah Badan Standar Nasional Pendidikan (BSPN) terutama dalam pembelajaran sains. Pembelajaran sains memberikan kontribusi dalam membentuk skill unik dari peserta didik seperti membuat hipotesisi, memanipulasi fenomena alam dan membuat kesimpulan dari data yang ada.

    Pembelajaran sains yang baik akan melibatkan banyak keterampilan seperti metode sainstik, berfikiri sainstifik, dan berfikir kritis. Keterampulan tersebut disebut sebagai keterampilan sains selanjutnya pada dekade ini lebih dikenal dengan sebutan Keterampilan Proses Sains atau KPS

    KPS adalah seperangkat keterampilan yang digunakan memahami fenomena alam dengan berbagai metode yang merefleksikan perilaku saintifik. Metode yang digunakan baik dari motode sederhana, menguji coba samapai melakukan pemodelan sederhana dan kompleks. Berdasarkan SAPA (Science – A Proccess Aproach) dan Padilla, Keterampilan Proses Sains dibagi ke dalam dua kelompok yakni Keterampilan Sains Dasar yakni keterampilan proses sains sederhana yang memberikan dasar yang baik untuk mempelajari keterampilan proses sains teringrasi.

    A. Keterampilan Proses Sains Dasar

    Keterampilan proses sains dasar adalah keterampilan proses sederhana yang bisa dilakukan dengan melibatkan satu aspek dari setiap aspek-aspek keterampilan proses sains yang ada. Adapun aspek keterampilan proses sains dasar ini adalah :

    1. Observasi

    Observasi adalah kemampuan menggunakan indera manusia untuk mendapatkan informasi dari objek yang sedang diaamati. Aspek pengamatan ini tidak membutuhkan alat ukur untuk mengumpulkan data sehingga data yang didapatkan akan sederhana.

    Contoh informasi yang didapatkan dari observasi adalah

    1. Kelopak Bunga berwarna kuning
    2. Jumlah mahkota bunga 4
    3. Suhu es batu lebih dingin
    4. Bulan berbentuk lingkaran

    2. Inferensi

    Inferensi adalah kemampuan menarik kesimpulan atau menebak kejadian berdasarkan data sederhana atau pola-pola yang telah diamati sebelumnya.

    Contoh aspek inferensi ini seperti menarik kesimpulan bahwa 3 jam yang lalu telah terjadi hujan di daerah ini karena terdapat genangan air dan aspal yang basah. Sekalipun yang membuat inferensi tidak ada di lokasi tersebut 3 jam sebelumnya.

    3. Pengukuran

    Keterampilan menggunakan alat ukur dengan satuan yang sudah standar (baku) dan juga tidak standar. Keterampilan ini juga berkaitan dengan kemampuan mendiskripsikan dimensi dari suatu objek.

    Contoh keterampilan ini adalah mengukur panjang meja dengan meteran sedangkan untuk contoh pengukuran tidak baku adalah mengukur panjang meja menggunakan lengan sendiri sekiranya di tempat itu tidak ada meteran baku.

    4. Komunikasi

    Keterampilan berkomunikasi adalah kemampuan untuk menyampaikan dan membaca informasi menggunakan kata, garfik, simbol, dan gambar.

    Contohnya adalah memahami makna dari grafik perubahan jarak terhadap waktu.

    5. Mengkalsifikasikan

    Keterampilan mengklasifikasikan adalah kemampuan membuat deskripsi dari setiap obejk dari sifat umum ke khusus kemudian dijadikan dasar untuk mengelompokkan objek tersebut berdasarkan kriteria yang sudah dibuat.

    Misalnya mengelompokkan burung berdasarkan bentuk kaki, paruh, sayap atau warna bulunya.

    6. Prediksi

    Prediski adalah kemampuan menduga atau menebak kejadian yang ada di masa yang akan datang berdasarkan pola dan bukti yang ada. Misalkanya menduga memperikan jarak tempuh dari sebuah mobil yang bergerak dengan kecepatan tertentu atau menebak tinggu tanaman 2 minggu kemudian berdasarkan grafik pertumbuhan tanaman 4 minggu sebelumnya.

    B. Keterampilan Proses Sains Terintegrasi

    Keterampilan proses sains terintegrasi adalah keterampilan yang melibatkan dua atau lebih keterampilan proses sains dasar yang juga bisa disatukan dengan keterampilan-keterampilan lain seperti berfikir kritis, creative, kolaborasi, dan lain-lain.

    Adapun daftar aspek-aspek dari keterampilan porses sains terintegrasi adalah :

    1. Mengontrol Variable

    Kemampuan untuk mengindetifikasi dari varibale-variable yang dapat memberikan damapak terhadap variable lain. Keterampilan ini juga menuntut peserta didik untuk mampu menjaga nilai satu atau lebih varibale untuk melihat efek dari varibale bebas ke variabel terikat.

    Milsanya mengontrol jumlah air, kondisi cahaya dan suhu pada tanaman yang diberikan perlakuan dengan pupuk yang berbeda.

    2. Membuat defenisi operasional

    Memberikan penjelasan mengenai variabel-varaibel yang ada dalam percobaan serta memberikan penjelasan mengenai dampak yang dihasilkan dari variabel tersebut.

    Misalnya menyatakan bahwa tegangan tali dalam percobaan dijaga konstan untuk melihat pengaruh pertambahan panjang terhadap jumlah gelombang yang terbentuk pada percobaan Hukum Meldey

    Contoh lain yang lebih sederhana seperti membeirkan penjelasan mengapa suhu udara dan panas matahari harus dijaga dalam percobaan pengaruh pupuk terhadap pertumbuhan tanaman.

    3. Membuat Hipotesis

    Membuah hipotesisi adalah bentuk advance dari aspek memprediksikan. Keterampilan ini adlah kemapaun untuk menduga dengan tepat apa yang akan terjadi terjadi dalam percobaan berdasarkan rujukan datau referensi yang sudah ada sebelumnya.

    Misalnya sebuah sumber menginformasikan bahwa sebuah tanaman hijau seperti kangkung dan sawi dapat memicu amoniak jika direaksikan dengan asam.

    Maka ia membuat hipotesis bahwa semakin banyak kaungkung dikonsumsi kelinci akan semakin busuk pula kotoran kelici.

    Bisa juga hiptesis yang disusuna dalah semakin banyak sayuran hiaju yang dimakan kambing maka semakin subur kototoran kambing tersebut untuk dijadikan pupuk. Karena amoniak dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman.

    4. Menginterpetasikan Data

    Keterampilan ini adalah keterampilan menganalisi data-data yang ada melalui metode yang akurat seperti analisis statistik atau deskripsi untuk menarik kesimpulan berdasarkan data-data tersebut.

    Contoh keterampilan ini adalah menarik kesimpulan mengenai bibit yang baik digunakan di suatu daerah berdasarkan percobaan yang dilakuakn di daerah lain dengan mempertimbangkan berbagai aspek misalnya suhu dan kondisi tanah, sehingga bisa saja Bibit A lebih unggul tumbuh di percobaan, namun daya tahan Bibit B, dianggap lebih cocok ditanaman di daerah X karena kondisi yang alam didaerah tersebut.

    Keterampilan interpretasikan data ini tidak bisa beridiri sendiri, tapi harus didukung dengan keterampilan mendefenisikan variable dan mengontrol variabel yang baik. Tanpa dilengkapi data ini bisa jadi metode pengambilan kesimpulan sudah benar berdasarkan teoretik tapi tidak fit dengan kondisi nyata.

    Misalnya data ujian akhir semester dari suatu kelas menunjukkan perempuan meliki skor yang lebih tinggi dibandingkan pria pada mata pelajaran fisika, maka disimpulkan bahwa Perempuan jauh lebih pandai dalam belajar fisika daripada pria. Padahlan tidak satu sumber rujukan pun yang pernah menganalisis jalur hubungan antara gender dan kemampuan berfikir suatu inividu.

    Selain itu kesimpulan ini jadi tidak begitu berguna karena berdasarkan pernytaan kesimpulan untuk menjadi pintar fisika, seorang pria harus menjadi wanita.

    5. Menguji Coba (Experimenting)

    Aspek melakukan percobaan adalah kemampun untuk menyusun dan melakukan percobaan. Aspek ini memiliki dimensi KPS yang kompleks yang melibatkan banyak ketermapilan seperti keterampilan bertanya, menyusuh hipotesisi, mengidentifikasi varibel, mengotnrol variabel, membuat desain percobaan, melakukan percobaan, mengumupkan data, menganalisis dari dan mengahsilkan kesimpulan dari uji coba yang telah dilakukan.

    6. Memformulasikan model

    Aspek ini adalah kemampuan untuk membuat pemodelan berdasarkan fakta atau fenomena yang didapatkan secara ilmiah. Pemodelan bisa dilakukan dari data besar ke kecil seperti membuat percobaan momentum di dalam lab untuk mengukur seberapa kuat daya tahan sebuah mobil terhadap benturan.

    Hal ini juga bisa dilakukan sebaliknya misalnya menghitung seberapa besar diameter kawat yang digunakna untuk mengalirkan daya listrik 20 MW berdasarkan percobaan yang dilakukan di dalam lab dengan arus yang lebih kecil.

  • Daftar Komponen KIT Praktikum Standar di Sekolah Menengah

    Daftar Komponen KIT Praktikum Standar di Sekolah Menengah

    AhmadDahlan.NET – Berikut ini adalah kompenen standar yang ada dalam setiap KIT Praktikum pada Tingkat Sekolah menengah.

    1. KIT MEKANIKA

    1. Dasar Statif
    2. Kaki Statif
    3. Balok Pendukung
    4. Batang Statif Pendek
    5. Batang Statif Panjang
    6. Penyambung Batang Statif
    7. Penggaris Logam 50 cm
    8. Neraca Pegas 1.5 N
    9. Penunjuk Sepasang
    10. Tali Pada Roda
    11. Beban Pemberat 50 gr,
    12. Beban Pemberat 25 gr,
    13. Neraca Pegas 3.0 N
    14. Jangka Sorong
    15. Balok Aluminium
    16. Jepit Penahan
    17. Katrol dia. 50 mm
    18. Katrol dia. 100 mm,
    19. Steker Poros
    20. Batang Perangkai
    21. Tuas
    22. Steker Perangkai
    23. Batang Perangkai
    24. Bidang Miring
    25. Pegas Spiral 0.1N/cm
    26. Balok Gesek
    27. Kubus Mater, 6 bahan  (besi, kuningan, aluminium, tembaga, plastic, kayu)
    28. Stopwatch / Jam Henti Analog 1 Tombol
    29. Kereta Dinamika
    30. Kereta Dinamika Bermotor
    31. Balok Bertingkat, plastic
    32. Pengetik Waktu + pita kertas.
    33. Buku Panduan Penggunaan Alat.
    34. Boks Kit dengan Tempat Dudukan Alat.

    2. KIT HIDROSTATIKA & PANAS

    1. Tabung Berpancuran, plastic
    2. Gelas Kimia ( Beker ), 250 ml
    3. Silinder Ukur 100 ml, plastic
    4. Selang Plastik
    5. Corong Plastik
    6. Penjepit Pendukung, plastic
    7. Penghubung Selang
    8. Pelacak Tekanan Air
    9. Tabung Plastik dengan Tutup Berpenggantung
    10. Tabung Plastik, dengan beban 50 gr
    11. Labu Erlenmeyer 100 ml, mulut lebar
    12. Pipa Lubang Kecil
    13. Bak Plastik Muai Zat Cair
    14. Penujuk Khusus
    15. Pipa Baja
    16. Pipa Aluminium
    17. Pipa Tembaga
    18. Selang Silikon
    19. Pembakar Spiritus, s.s
    20. Thermometer -10-110’ C
    21. Thermometer dengan Skala 0-230 F
    22. Thermometer Tanpa Skala
    23. Tabung Reaksi
    24. Sumbat Karet Kecil 1 Lubang
    25. Sumbat Karet Besar 2 Lubang
    26. Sumbat Karet Besar 1 Lubang
    27. Sumbat Karet Kecil Tanpa Lubang
    28. Gelas Tiga Arah
    29. Bola dari Gelas
    30. Siring 50 ml
    31. Siring 25 ml
    32. Klem Universal
    33. Klem Boss Head
    34. Pipa dan Selang Konveksi Zat Cair
    35. Baling-Baling dan Jarum Baling-Baling
    36. Detektor Radiasi
    37. Buku Panduan Penggunaan Alat
    38. Boks Kit dengan Tempat dan Dudukan Alat

    3. KIT LISTRIK & MAGNET

    1. Papan Rangkaian 120 Lubang
    2.  Penghubung Jembatan
    3.  Jepit Buaya, sepasang
    4.  Saklar Tukar
    5.  Inti Besi – I
    6.  Inti Besi – U
    7.  Kumparan 250 Lilitan
    8. Kumparan 500 Lilitan
    9. Kumparan 1000 Lilitan
    10. Jepit Steker
    11. Steker Pegas
    12. Magnet Batang Alnico, sepasang
    13. Model Kompas
    14. Wadah Sel, plastic
    15. Elektroda Tembaga
    16. Elektroda Seng
    17. Elektroda Besi
    18. Elektroda Timbal
    19. Penumpu Katrol
    20. Resistor 47 Ohm
    21. Resistor 56 Ohm
    22. Resistor 100 Ohm
    23. Lampu LED, merah
    24. Saklar Satu Kutub
    25. Pemegang Bola Lampu, E10
    26. Bola Lampu E10, 6.2 V
    27. Kawat Konstanta, 25 M
    28. Kawat Nikrom, 25 M
    29. Kawat Sekering, 25 M
    30. Kawat Tembaga, 15 M
    31. Serbuk Besi, 100 gr
    32. Pemegang Baterai Size D
    33. Kabel Penghubung 4 mm, merah
    34. Kabel Penghubung 4 mm, hitam
    35. Batang PVC
    36. Batang Flexiglass
    37. Kain Woll + Sutera
    38. Magnet Pemetaan
    39. Model Motor Listrik / Generator DC
    40. Buku Panduan Penggunaan Alat
    41. Boks Kit dengan Tempat dan Dudukan Alat

    4. KIT OPTIKA

    1. Meja Optik
    2. Rel Presisi
    3. Penyambung Rel
    4. Kaki Rel
    5. Lampu Cadangan, 12 V/18 W
    6. Rumah Lampu Bertangkai
    7. Pemegang Slaid Diafragma
    8. Diafragma 5 Celah
    9. Diafragma 1 Celah
    10. Diafragma Anak Panah
    11. Layar Translusen
    12. Lensa F+50 mm, bertangkai
    13. Lensa F+100 mm, bertangkai
    14. Lensa F+200 mm, bertangkai
    15. Lensa F-100 mm, bertangkai
    16. Tumpakan Berpenjepit
    17. Kaca Setengah Lingkaran
    18. Prisma Siku – Siku
    19. Lensa Biconvex
    20. Cermin Kombinasi
    21. Lensa Biconcave
    22. Balok Kaca
    23. Pemegang Lilin
    24. Bak Persegi Panjang
    25. Bak Bujur Sangkar
    26. Cermin Cekung
    27. Cermin Cembung
    28. Buku Panduan Penggunaan Alat
    29. Boks Kit dengan Tempat dan Dudukan Alat

    Tambahan

    Daftar Alat Tambahan dan Pendukung Praktikum Sekolah Menengah di luar KIT

    1. Generator Fungction – Pembakit Tegangan
    2. Catu Daya 6, 9, dan 12 V
    3. Higrometer
  • Pengertian dan Peran Media Pembelajaran

    Pengertian dan Peran Media Pembelajaran

    AhmadDahlan.NET – Media atau medium adalah perantara yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke penerima. Hal tersebut sesaui dengan pernyataan Kemp dan Dayton (1985), Kartika (2008), Arsyad (2011), dan Mundai (2012) yang menejlaskan bahwa media digunakan untuk mentransmisikan pesan dari pengirim ke penerima.

    Dalam pandangan klasik, Proses penyampaikan informasi hanya bersifat satu arah dimana sumber akan memberikan informasi ke satu. Hal dterlihat pada media konvensional seperti buku dan sumber rekaman. Informasi hanya bersifat satu arah dan tidak bisa dilakukan interaksi antara pemberi pesan dan penerima pesan, namun perkembangan Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Komunikasi membuat media mampu memberikan layanan dua arah dalam berkomunikasi.

    A. Media Pembelajaran

    Media Pembelajaran dapat diartikan sebagai alat bantu yang digunakan dalam proses belajar-mengajar. Media juga sangat sering dihubungan dengan kata “perantara” yang merujuk pada semua perangkat yang digunakan untuk mengantar informasi dari pendidik ke peserta didik.

    Bentuk-bentuk media pembelajaran dapat berupa video, televisi, diagram, materi, materi cetak, cumputer, alat peraga, komputer, dan software-software pembelajaran serta semua perangkat yang digunakan oleh pendidik untuk memudahkan proses pembelajaran. Tujuan umum dari media ini adalah memberikan fasilitas untuk mencapai tujuan pembelajaran.

    Definisi umum dari media pembelajaran dapat diartikan sebagai perangkat pembelajaran. Segala perangkat yang digunakan untuk menstimulus pikiran, perasaan, keterampilan dari peserta didik yang digunakan untuk menfasilitasi proses pembelajaran. Media Pembelajaran secara khusus dibatasi pada perangkat yang berisi instruksi yang bertujuan mencapai tujuan dalam pembelajaran. Dalam kasus ini sekalipun papan tulis digunakan dalam pembelajaran sesuai dengan defenisi umum namun tidak mencukupi syarat untuk disebut sebagai media pembelajaran sesuai dengan defenisi khusus. Media ini disebut sebagai media instruksional.

    Posisi Media Instruksional

    Dalam pandangan konstruktivis, proses pembelajaran adalah proses komunikasi yang terjadi dalam sebuah sistem pembelajaran, Media pembelajaran mengambil banyak bagian penting dalam sistem pembelajaran terlebih pada prinsip belajar yang menekankan pembentukan pengetahuan dari sisi peserta didik.

    Tanpa media pembelajaran, proses pertukaran informasi di dalam pembelajaran akan sulit terjadi secara optimal. Media pembelajaran instruksional adalah bagian terintegrasi dalam sistem pembelajaran yang dapat menstimulasi pesan, pikiran, perasaan dan keinginan dari peserat didik sehingga mereka dapat membantu peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran.

    Dalam pendidikan, Media pembelajaran instruksional pada umumnya menggunakan prinsip Cone Ecperience yang membutuhkan media berupa buku teks, bahan ajar yang disusun oleh guru, media audivisual dan multimedia yang mengizinkan interkasi antar media dan user. Bentuk-bentuk media tersebut dapat berupa

    1. visual : Grapik, diagram, bagan, poster, comic dan kartun,
    2. Audio : Radio, Tape, lab bahasa
    3. Audio Visual : Film, Video
    4. Multimedia : software dan program komputer seperti Path dan sejeninya.
    Siswa Sd belajar dengan media botol bekas
    Peran Media dalam Memodelkan Fenoeman Sains

    B. Peran Media Pembelajaran

    Peran media pembelajran tentu saja adalah untuk menentukan hasil belajar dari peserta didik yang berkaitan dengan 3 aspek yakni Kognitif, Afektif, dan psikomotoric. Kesuksan dalam penggunaan media instruksional dalam pembelajaran adalah meningkatkan hasil belajar yang bergantung pada aspek :

    1. Strategi penyusunan konten
    2. Instruksi dan Penjelasan dari informasi yang disampaikan pada media
    3. karakteristik dari penggunan media dalam hal ini peserta didik.

    Pemilihan media pembelajaran yang baik harus mempertimbangkan 3 faktor tersebut.

    Tujuan dari penggunaan media itu sendiri adalah :

    1. Menfasilitasi proses belajar dan pembelajaran
    2. Meningkatkan efisiensi pembelajaran
    3. Menjaga relevansi dari objek pembelajaran
    4. membantu peserta didik fokus dalam belajar
    5. Menstimulasi peserta didik dalam belajar
  • Soal Final Test mata Kuliah Fisika Dasar

    Soal Nomor 1

    Sebuah Balon Gas Helium digunakan untuk mengisi balon udara. Jika massa yang tergantung di bawah beban udara adlah 200 kg, berapakah Volume minimal Balon Helium yang harus diisikan ke Balon tersebut bisa terbang?

    Ket :

    massa jenis udara : 1,29 kg/m3

    massa jenis helium : 0,179 kg/m3

    Soal Nomor 2

    Sebuah gelombang bergerak dengan persamaan gerak

    x = 0,3 cos 8t

    tentukan :

    1. amplitudo
    2. frekuensi
    3. periode
    4. kelajuan maksimum
    5. percepatan maksimum

    Soal Nomor 3

    Sebuah mesin jet diuji di dalam sebuah hanggar. jika sebuah alat pendeteksi suara diletakkan pada jarak 30 m mengukur kekuatan tingkat bunyi mesin tersebut sebesar 140 dB. Berapakah terbang minimun agar telinga manusia di daratan tetap aman mendengar pesawat tersebut?

    Taraf bunyi maksimal 90 dB

    Soal Nomor 4

    Perkirakanlah ukuran ruang kamar anda, kemudian estimasikan berapa jumlah massa udara yang di dalam ruangan tersebut! (Asumsikan Jumlah oksigen 20% dan Nitrogen 80%, karena udara seperti carbon dan sejenisnya massanya terlalu kecil untuk dihitung)

  • Soal Ujian Mid Semester Fisika Dasar untuk Jurusan non Fisika

    Soal Nomor 1.

    Dua Buah mobil bergerak melingkar beraturan di lintasan berbentuk lingkaran dengan jari-jari R. Jika Mobil A dan B bergerak dengan di posisi yang sama dan kecepatan mobil A dengan kecepatan 2R m/s dan Mobil B adalah R m/s, kapan dan dimanakan Mobil A menyalip Mobil B?

    Soal Nomor 2.

    Sebuah balok dengan massa m tergelincir dari sebuah bidang miring yang licin dengan kemiringan θ dan ketinggian h. Jika pada bidang datar terdapat permukaan kasar dengan koefisien gesek kinetis (μk) balok-bidang adalah 0,2. Seberapa jauhkah balok akan berhenti bergerak?

    Soal Nomor 3

    Sebuah bola pejal dengan jari-jari r berada pada lintasan berbentuk melinkar ke atas dengan jari-jari R+r. Tentukan kecepatan bola minimum di titik terendah agar bola tidak terjatuh ketika berada di puncak lingkaran!

    Soal Nomor 4

    Sebuah kereta api melaju di atas lintasan lurus dengan kecepatan konstan 72 km/h. Jika ia membunyikan terompet di depan sebuah gunung dan mendengar suara gema pertama dari terompetnya 5 detik kemudian. Berapakah jarak gunung tersebut dari kereta saat mendengar gema? (vu = 340 m/s)

    Rekapitulasi Nilai

  • Hukum Gas Ideal

    Hukum Gas Ideal

    AhmadDahlan.NET – Tiga hukum dasar tentang gas (Byole, Charless, Gay Lussac) telah menjelaskan hubungan antara variabel T, V dan P pada gas-gas dengan suhu rendah. Ketiga hukum

    V ∝ 1/P
    V ∝ T
    P ∝ T

    Tiga hukum ini bisa digabungkan menggunakan metode subtitusi matematikan sederhana dalam bentuk :

    PV ∝ T

    Hubungan natara P, V dan T akan memiliki variasi dengan dua buah varibale berubah dan satu variable konstan, misalnya ketika V Konstans maka P akan berbanding lurus secara langsung dengan T.

    Variable yang mungkin berpenaruh langsung terhadap besaran fisis dari gas adalah jumlah gas. Misalkan saja sebuah balon akan memiliki volume lebih besar ketika ditiupkan banyak udara didalamnya. Sederhananya, m∝V, dengan demikian persamaan PV ∝ T dapat ditulisa

    PV ∝ mT

    Persamaan ini selanjutnya bisa disejajarkan dengan memasukkan sebuah konstanta yang mengatur hubungan antara variable V,P dan T pada gas. Pengukuran massa dari suatu gas dilakukan lebih sulit, oleh karena besaran massa ini diwakilkan olhe besaran lain yang mewakiliki jumlah gas yang ada dalam sistem yang diamati.

    Pengganti dari Massa ini adalah mole. Mole merupakan jumlah zat secara eksplisit sedangkan massa adalah jumlah massa yang lebih erat hubungannya dengan gravitasi dan sifat-sifat fisis dalam hukum-hukum Newton tentang gerak.

    1 Mole mengandung dari 6,02 x 1023 partikel dari suatu unsur, senyawa, atau atom. Bilangan ini disebut bilangan Avogadro. Nilai standar dari bilangan Avogadro didapat dari jumlah atom yang terdapat pada 12 gram atom Carbon-12. Alasannya tentu saja karena Carbon-12 adalah unsur yang paling stabil yang ada di alam.

    1 mol setara dengan total massa atom relative yang menyusun senyawa atau insur tersebut. Misalnya 1 mol H20 memiliki massa [2(1) + 16] = 18 gr karena 1 atom air mengandung dua atom Hidrogen dengan mr = 1 dan oksigen dengan mr = 16 jadi totalnya sama dengan 18 gr.

    Secara umum, Jumlah mol suatu unsur atai zat dapat dihitung dengan perbanidngan antara massa dalam gram terhadap total amassar atom realtif (g/mol)

    Total Massa Atom Realtif dari suatu Zat

    dimana

    n : Jumlah mol (mol)
    m : Massa
    Total massatom realtof (g/mol)

    Dari persamaan ini massa pada dapat dihubungan dengan jumlah mol, sehingga persamaan pad agas ideal ditulis

    PV = nRT

    dimana n adalah jumlah mol dan R adalah konstanta Proporsionalitas atau konstanta gas Universal. Nilai R = 8,314 J/(mol.K) = 0,0821 (L.atm)/(mol.K) = 1,99 kal. T dinyatakan dalam satuan Mutlak.

    Gas Ideal dalam Bilangan Avogadro

    Avogadro berpendapat bahwa gas pada Volume, tekanan dan temperatire yang sama akan memiliki jumlah mol yang sama. Pendapat ini juga biasa dengan dikenal sebagai hipotesis Avogadro. Pada atom-atom murni, Jumlah satu molnya setara dengan bilangan Avogadro NA, meskipun bukan Avogadro yang menemukan jumlahnya karena nilainya baru ditemukan pada abda ke 20.

    Misalkan jumlah suatu unsur sejumlah n mol akan mengandung N =nNA. dengan demikan

    PV = nRT = (N/NA) RT

    persamaan dihubungan dengan konstanta Setvanus Boltzman dimana k = R/NA dengan demikian

    PV = NkT

    dimana

    Konstanta Stevanus Bolztman
  • Hukum Gas dan Persamaan Keadaan

    Hukum Gas dan Persamaan Keadaan

    AhmadDahlan.NET – Pemuaian akan terjadi pada materi yang dipanaskan tidak peduli pada wujudnya yakni padat, cair maupun gas. Hanya saja pada gas, persamaan pemuaian volume gas menjadi tidak begitu bermanfaat karena pemuaian yang begitu besar sehingga sulit diamati. Jika gas yang dipanaskan berada dalam sebuah wadah kaku, maka pemanasan gas akan berdampakn pada dua hal yakni ekspansi volume (pemuaian) dan atau peningkatan tekanan.

    Hukum dan Persamaan Keadaan Gas

    Besar volume dari sebuah gas sangat bergantung dengan tekanan dan suhu dari gas tersebut. Hal ini secera ringkas dapat dilihat pada percobaan sederhana yang banyak dilakukan di tingkat sekolah menengah yakni ketika sebuah balon yang menutup tutup botol akan mengembang ketika bagian bawah botol dipanaskan akan membuat balon mengembang seperti yang ditunjukkan pada ilustrasi di bawah ini!

    Pemuaian pada gas ketika dipanaskan

    Pada saat udara di dalam botol dan balon dipanaskan, energi kinetik dari partikel-partikel gas akan meningkat membuat gerakannya semakin cepat. Gerakan ini akan merubah variable yakni tekanannya naik shingga bisa mendorong dingding balon menjadi lebih besar dan secera otomatis volume dari balon juga meningkat.

    Hukum Boyle, Charless, Gay Lussac.

    Hubungan antara Volume, Suhu dan Temperature ini disebut sebagai persamaan keadaan gas dalam hal ini keadaan merujuk pada sistem yang sedang ditinjau. Ketika sebuah gas dalam wadah dipanaskan sehingga suhu naiknya, nilai antara Volume dan Tekanan akan berubah secara perlahan sampai ketiganya mencapai kesetimbangan.

    Robert Boyle (1627-1691) membuat percobaan untuk mengetahui hubungan antara variable ini melalui sebuah tabung berbentuk J. Tabung ini diisi dengan raksa sampai pada bagian ujung tabung tertekan. Ketinggian di awal ini kemudian dicatat oleh boleh sebagai wakil dari Volume udara di dalam tabung.

    Tabung J percobaan Boyle

    Setelah itu Boyle kemudian menambahkan tekanan pada gas yang ada di sisi tabung tertutup dengan menambahkan jumlah raksa pada tabung dan hasilnya Volume udara disisi tabung tertutup semakin berkurang seiring dengan peningkatan jumlah raksa yang dimasukkan. Hasilnya Boyle berkesimpulan jika

    V ∝ 1/P

    pada suhu konstan. Hukum kemudian dikenal dengan nama hukum Boyle dimana :

    PV = Konstan

    Dimana

    P : Tekanan (Pa)
    V : Volume (m3)

    Pada gas-gas dengan tekanan yang tidak terlalu besar, terdapat hubungan liner antara perubahan temperature dan volume gas. Hubungan ini dapat ditulis

    V ∝ T

    Persamaan ini disebut sebagau Hukum Charles. Hukum ke Tiga dari gas ideal adalah hukum Gay Lussac. Gay Lussac menyatakan bahwa pada Volume yang konstan tekanan gas berbanding lurus dengan temperature mutlak dari sebuah gas.

    P ∝ T

    Ketiga hukum gas ini yakni Byle, Charels dan Gay Lussac, bukanlah hukum-hukum riil karena hanya digunakan untuk mendeskripsikan karakteritik gas pada suhu dan tekanan yang tidak terlalu tinggi dan juga terlalu rendah. Rentang nilai tinggi dan rendahnya besaran tersebut bergantung dari banyak aspek sehingga sulit untuk membuat suatu acuan yang dapat mewakili seluruh variabel dari kondisi-kondisi gas.

  • Soal Ujian Analisi Numerik

    Soal Nomor 1

    Sebuah catatan log pasien terjangkit Corona di suatu kota berdasarkan waktu

    Hari ke –N (orang)
    10227
    15363
    20517
    30901

    Tentukan jumlah pasien mengidap Corona pada hari ke 16 dan 40 dengan menggunakan metode

    1. Metode Interpolasi Linier
    2. Metode Interpolasi Kuadratik
    3. Metode Interpolasi Kubik

    Soal Nomor 2

    Didapatkan tiga buah persaman dengan 3 buah perubah sebagai berikut :

    1. x + 2y + 3z = 1
    2. 2x + 5y + 5z = -3
    3. 3x + 5y + 11z = 2

    Tentukan nilai dari x, y, z menggunakan (1) perhitungan manual, dan (2) aplikasi Pemograman seperti Matlab, Pascal, Q basic dan sejeninya (pilih saja salah satunya)

    Sola Nomor 3

    Tentukan akar-akar persamaan dari f(x)  =  x3– 10x2 + 23x – 10 dengan menggunakan (1) perhitungan manual, dan (2) aplikasi Pemograman seperti Matlab, Pascal, Q basic dan sejeninya (pilih saja salah satunya)

    Soal Nomor 4

    Tentukan akar-akar dari fungsi

    f(x) = x2ex – 1 = 0

    Gunakan x = 1 sebai titik awal lalu tentukan akar-akar dari fungsi tersebut menggunakan metode :

    1. Subtitusi
    2. Newton
    3. Secant Metode
  • Pemuaian Termal

    Pemuaian Termal

    AhmadDahlan.NET – Karakteristik fisik dari sebuah benda pada tingkat atom penyusunnya sangat dipengaruhi oleh energi yang ada pada benda itu sendiri. Penambahan energi luar akan membuat perubahan keadaan pada materi itu sendiri.

    Pemuaian

    Sebuah benda diberikan energi panas akan membuat energi kinetik dari atom-atom tersebut bertambah. Pada benda padat, atom yang cenderung kaku ketika dipanaskan akan bergetar lebih cepat sehingga jarak antar satu atom dan lainya bertambah. Jika semua pertambahan panjang pada tingkat atom ini diakumulasikan maka akan didapatkan pertambahan panjang dari materi yang dapat diamati. Hal ini disebut sebagai pemuaian termal atau pertambahan panjang karena kenaikan suhu.

    Pada dasarnya sebenarnya pertambahan panjang akan terjadi ke semua arah tidak hanya x (panjang) sama tapi juga pada arah y dan z, namun mari kita ambil acuan pada titik x saja. Pertambahan panjang dari sebuah zat yang dipanaskan akan semakin besar jika samakin banyak atom yang dipanaskan dengan persamaan :

    Δl = α lo ΔT

    dimana

    Δl : Pertambahan panjang (m)
    α : Koefisien muai panjang (Co-1)
    lo : Panjang mula-mula (m)
    ΔT : Perubahan suhu (Co)

    α merupakan karakteristik khusus yang nilai bergantung dari karakteristik fisik sebuah unsur atau senyawa berdasarkan perubahan panas yang dialami. Meskipun nilainya tidaklah konstan pada seluruh suhu namun pada suhu rendah, perubahan panjang dapat dianggap dianggap linier sehingga α memiliki nilai konstan.

    Adapun nilai-nilai α dari berbagai benda pada suhu 20oC ditunjukkan pada table berikut :

    MateriKoefisien Muai Linier (α)Koefisien Muai Volume (γ)
    Besi12 x 10-635 x 10-6
    Emas14 x 10-642 x 10-6
    Aluminium 25 x 10-675 x 10-6
    Timah 29 x 10-687 x 10-6
    Beton≈12 x 10-6≈36 x 10-6
    Kuarsa0,4 x 10-61 x 10-6
    Raksa180 x 10-6
    Bensin950 x 10-6
    Air210 x 10-6
    Udara (STP)3400 x 10-6

    Contoh Kasus :

    Sebuah jembatan disusun dari beberapa alas baja dengan panjang 10 m pada suhu 20oC. Berapakah jarak minimum antara baja jika perbedaan suhu pada malam hari adalah 15oC dan siang hari 33oC!

  • Temperatur dan Skala Pada Termometer

    Temperatur dan Skala Pada Termometer

    AhmadDahlan.NET – Secara sederhana suhu (temperatur) dapat diartikan sebagai derajat panas dan dingin dari suatu zat. Manusia bisa dengan mudah mengesan suhu dari lingkngan dan benda seperti Ice Cream itu dingin, soto ayam itu hangat atau air mendidih itu panas.

    Hanya saja, kesan yang dirasakan manusia itu relatif dan sifatnya subjektif. Misalkan saja pada saat kita berwisata di daerah pegunungan yang lumayan dingin. Mungkin saja kita butuh jaket yang tebal agar bisa menyesuaikan diri dengan suanan lingkungan sekitar namun bagi penduduk lokal, suhu yang mereka alami ini biasa saja.

    A. Pengertian Suhu

    Derajat panas dan dingin suatu benda tidaklah cukup dijadikan defenisi baku dari suhu karena hal ini bersifat subjektif. Agar defenisi lebih operasional, suhu dapat didefenisikan sebagai besaran yang diukur dengan termometer sebagaimana banyak besaran fisika lainnya yang bisa dengan mudah didefenisikan dari cara besaran tersebut diukur.

    Indera Manusia memiliki sensitifitas yang sangat terbetas dalam mengesan suhu. Misalkan kita baru saja mengambil dua buah es batu dari kulkas yang berbeda yakni dari kulkas industri yang bisa menurunkan suhu di dalam frezenya sampai -15oC dan kulkas rumahan yang hanya mampu menurunkan suhu sekitar -5oC.

    Kita tentu saja tidak membedakan es mana yang keluar dari kulkas rumahan dan kulkas insutri hanya dengan memanfaatkan tangan kita, lebih tepatnya lapisan kulit yang berperan sebagai indera peraba manusia. Praktis manusia hanay bisa merasakan rasa sakit selian rasa dingin ketika terlalu lama memegang ke dua es tersebut.

    Kedua benda tersebut berada pada suhu di bawah 0oC dan kita sama-sama sepakat suhu ini sama-sama dingin. Hanya saja dari sudut pandang energi, kita bisa saja dengan mudah menyebutkan bahwa suhu salah satu es jauh lebih panas dibandingkan dengan es yang lainnya.

    Perbedaan 10oC pada kedua es tersebut ternyata berasal dari perbedaan energi panas masing-masing es. Jika saja massa dari kedua es tersebut sama-sama 1 kilogram, maka terdapat perbedaan energi panas sebesar 21.000 Joule dari kedua es ini.

    Lantas apa yang dimasuk dengan temperatur?

    Suh adalah indikator energi kinetik tingkat partikel yang dimiliki dari suatu benda. Selama sebuah benda masih bergetar maka akan selalu memiliki energi panas pada benda tersebut, sekalipun suhunya -100oC.

    Atom-atom penyusuan dari sebuah materi akan terus meneur bergetar. Getaran ini dalam bentuk energi kinetik dan setiap benda yang bergetar akan menghasilkan gesekan yang membentuk energi panas.

    Semua atom-atom benda bergetar, tidak hanya zat cair dan udara. Benda padat yang terlihat kaku dan diam saja juga memiliki atom-atom yang bergetar. Kecepatan getar dari atom-atom tersebut bergantung dari suhunya. Semakin tinggi suhu dari benda tersebut, semakin besar getarannya.

    Pada zat mengalir (Fluida), partikel fluida, baik dalam bentuk atom maupun senyawa, bergetar dengan tingkat energi yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan benda padat. Selain energi kinetik, ada gaya yang menghubungkan antar satu partikel dengan partikel lainnya. Gaya tarik antar partikel pada fluida lebih rendah dibandingkan dengan zat padat.

    Gaya tarik yang lemah ini membuat partikel bergetar dengan lebih cepat yang secara otomatis membuat energi kinetiknya lebih tinggi. Ketika sejumlah kalor diberikan lagi ke dalam fluida maka energi tersebut akan diserap oleh partikel. Akibatnya getaran dan gerakannya semakin cepat. Ketika gerakan sudah cukup cepat, maka partikel sudah punya cukup energi untuk lepas dari ikatan antar partikel dalam wujud cair membuat partikel terlepas dan terpisah. Partikel ini selanjutnya disebut wujud gas.

    Demikian pula sebaliknya, jika sejumlah energi panas keluar dari benda tersebut, maka gerakan partikel penyusun benda akan lebih sedikit, sampai akhirnya akan lebih lemah dari gaya ikat antar partikel. Dalam kondisi benda akan memiliki wujud padat. Meskipun dalam wujud padat bukat berarti partikel-partikel penyusun benda tersebut diam. Pada tingkat mikroskopik, partikel ini tetap bergetar dan getaran menghasilkan panas yang diindikasi sebagai suhu benda.

    Penambahan energi pada suatu materi akan menunjukkan berbagai macam perubahan fisis. Pada metal misalnya, penambahan panas akan membuat jarak antar satu atom dan atom lainnya menjadi lebih renggang. Jika total tari renggangan ini dijumlahkan, maka dimensi panjang dari zat padat ini akan mengalami pertambahan panjang dan hal ini disebut pemuaian. Namun tidak semua panas akan membuat logam memuai, sebagaian dari panas tersebut jika cukup panas akan dipancarkan dalam bentuk radiasi, sebagaimana logam tungsen ketika dipanaskan atau baja yang sedang ditempa akan terlihat berpendar.

    Suhu metal dan batangan besi panas yang berpendar

    B. Termometer

    Termometer adalah istilah yang merujuk pada alat yang digunakan untuk mengukur suhu suatu benda. Bentuknya berbagai macam, tergantung dari suhu dan objek yang akan diukur.

    Setiap zat memiliki perubahan yang unik ketika mengalami perubahan suhu. Perubahan ini berbeda-beda tergantung dari karakteristik zat itu sendiri. Misalkan saja Aluminium dan Baja, ketika dipanaskan dan menhalami perubahan suhu yang sama, perubahan panjang (pemuaian) dari kedua logam ini berbeda. Aluminium memuai lebih panjang dibandingkan dengan baja.

    Jika dua logam ini ditempelkan satu sama lain maka perubahan panjang tidak akan lurus ke satu arah saja tapi lebih cenderung melengkung ke arah baja karena koefisien muai panjang baja lebih rendah dibandingkan dengan aluminium. Konsep ini selanjutnya digunakan untuk menunjukkan perubahan suhu dengan meletakan jarum di bagian ujung logam campuran.

    Termometer Bimetal dengan konsep pemuaian logam

    Berdasarkan hasil percobaan di laboratorium, koefisien muai panjang dari Aluminium adalah 0,000024/K sedangkan baja adalah 0,000012/K Hal ini berarti jika sebatang Aluminium sepanjang 1 meter ketika dipanaskan sekitar 1oC hanya akan mengalami perubahan sebesar 0,000024 meter atau 0,0024 cm. Perubahan ini tentu saja sangat sulit diamati oleh mata telanjang manusia dengan demikian Bimetal tidak begitu baik digunakan sebagai bahan termometer yang mengukur perubahan suhu-suhu kecil.

    Dalam upaya membuat termometer yang digunakan untuk menunjukkan perubahan suhu yang kecil maka dicari benda dengan karakteristik koefisien muai panjang lebih besar dibandingkan logam. Sebagaimana yang kita kenal sekarang zat termometer yang digunakan pada pengukuran suhu-suhu sekitar suhu kamar sampai air mendidih ada dua yakni Raksa dan Alkohol.

    Kedua zat tersebut mampu menunjukkan perubahan yang signifikan dengan sedikit perubahan suhu. Karakteristik ini yang dijadikan alasan menjadikan dua zat ini sebagai bahan termometer. Cara pembuatan terbiang sederhana yakni hanya dengan membuat pipa kapiler yang sangat tipis sehingga pemuaian zat luas dan voluem zat dapat diabaikan dan hanya pemuaian panjang yang dapat diperhitungkan.

    Demikian pula halnya untuk mengukur suhu-suhu yang sangat tinggi seperti pada saat logam sudah mencari karena pasannya, maka logam tidak lagi digunakan sebagai bahan pembuat termometer. Dibutuhkan konsep baru dalam pembuatan termometer seperti radiasi benda bersuhu tinggi. Besar Radiasi yang dipancarkan benda ternyata berbanding lurus dengan suhu pangkat 4, maka hal ini bisa dijadikan indikator pengukuran suhu.

    Tentu saja saja tidak mungkin mengukur suhu matahari dengan termometer batang, karena kita akan kesulitan mencelupkan termometer tersebut dipermukaan matahari dan yang kedua suhu permukaan matahari yang mencapai 6000 oC sangat tinggi dan bisa melelehkan benda pada saja yang dibawa dari bumi ketika menyentuh permukaannya.

    C. Skala Pada Termometer

    Skala pada termometer dibuat berdasarkan dua hal yakni berdasarkan penemunya dan berdasarkan nilai mutlak. Pada skala termometer yang dimabil dari penemunya, skalanya berlaku secara umum namun konsep yang digunakan dalam membuat desain termometer sifanya lebih subjektif. Contoh skala-skala ini adalah Celcius, Fahrenheit dan Reamur.

    Konsep skala termometer lainnya diambil berdasarkan nilai mutlak yakni dengan asumsi panas yang diindikasi oleh suhu adalah bentuk energi yang nilainya selalu ada maka tidak akan pernah ada keadaan dimana energi suatu objek bernilai negatif. Bentuk energi paling minimal adalah 0 sedangkan simbol negatif energi hanya dapat berarti bahwa sejumlah energi keluar sebuah kerangka acuan. Kerangka acuan boleh jadi sistem, lingkungan ataupun semesta.

    Skala yang diambil berdasarkan nilai mutlak ini ada dua yakni Kelvin dalam sistem Metrik dan Rankine dalam sistem BTU atau British Termal Units.

    Fakta Unik – Skala suhu dalam sistem British Thermal Units (BTU) adalah Fahrenheit dan sistem ini digunakan oleh Amerika Serikat, sedangkan Inggris sendiri menggunakan skala Celcius.

    1. Termometer Celcius

    Derajat Celcius (oC) merupakan satuan suhu yang dijadikan standar pengukuran untuk skala Centigrade atau SI. Skala ini diperkanalkan oleh Anders Celcius (1701-1744) namun nama Celcius baru dijadikan skala pada termometer pada tahun 1948 untuk menghormati atas penemuannya.

    Konsep yang digunakan Celcius dalam mendesain termometernya adalah air tepat membeku dan air tempat akan mendidih. Sebatang Termometer berisi raksa dicelupkan pada es yang tepat mencair kemudian ditandai sebagai batas atas termometer. Titik ini ditandai dengan nilai 100oC. Selanjutnya air dipanasakan sampai akhirnya mendidih. Titik didih air ini ditandai sebatas batas bawah termometernya dengan nilai 0oC. Pengukuran tersebut dilakukan pada tekana satu 1 atm.

    Jarak yang terpisah 100 nilai ini dipilih karena pada masa itu semua alat ukurn standari disusun dengan skala kelipatan 10, seperti 1 meter yang tidak lain adalah 100 cm atau 1 kg yang tidak lain 1000 g.

    Jeans-Pierre Christin menganggap bahwa skala tersebut tidak praktis karena energi yang bertambah pada air justru menunjukkan penurunan suhu. Tahun 1743, Christin kemudian membalik skala ini dimana air tepat membeku pada suhu 0oC dan tepat mendidik pada suhu 100oC.

    2. Termometer Fahrenheit

    Derajat Fahrenheit (oF) adalah satuan suhu yang digunakan di Amerika Serikat. Skala ini diperkenalkan oleh Daniel Gabriel Fahrenheit (1686–1736). Suhu ini dianggap tidak lazim karena keluar dari kebiasaan umum dimana alat ukur kebanyakan menggunakan angka 0o sebagai batas bawahnya termasuk untuk dua skala lainnya yakni Reamur dan Celcius. Es mulai mencair sendiri berada pada titik 32oF dan mendidih pada suhu 212oF. Padahal Fahrenheit sebenarnya tetap menggunakan konsep 0o dan 100o pada pembuatan skalanya hanya saja acuannya berbeda.

    Fahrenheit memilih titik bawah (0oF) pada skalanya dengan mengambil suhu paling rendah pada musim dingin di daerah Danzig, Polandia sekitar tahun 1708 sampai 1709. Danzig sendiri adalah daerah asal Fahrenheit dan tempat dia membuat skala termometernya. Suhu 100oF diambil dari suhu tubuh rata-rata orang sehat. Titik ini kemudian dijadikan standarisasi skala Fahrenhit.

    Beberapa tahun berikutnya Skala ini dikoreksi sedikit mengingat suhu terdingin di Danzig setiap tahun mengalami peningkatan karena pemasan Global. Koreksi ini dilakukan dengan cara membuat batas bawah dari campuran Air, Es, garam laut dan Amonium Clorida yang nilainya lebih rendah 2oF hal ini membuat batas atasnya juga berubah yang tadinya orang sehat ada pada skala 100oF kini menjadi 98oF. Pada tahun 2021 saja suhu terendah di Danzig yang tercatat hanya berada pada 24,8 oF, sudah tidak sedinging ketiak Fahrenheit masih hidup 3 abad yang lalu.

    Setelah tulisan dari Andres Celcius populer tentang Titik Acuan Termometer, Skala pada termometer Fahrenheit kemudian dikaliberasi dengan skala Celcius dan hasilnya didapatkan bahwa titik Air tepat mencari pada tekanakn satu atmosfer (0oC) setara dengan titik 32oF sedangkan air mendidih (100oC) setara dengan 212oF. Dengan demikian 100 celcius derajat serara dengan 180 fahrenheit derajat.

    Catatan : Penyebutan skala yang dimulai dari derajat, seperti derajat Celcius menunjukkan titik, misalnya 15 derajat Celcius berarti berada diantara 14 derajat Celcius dan 16 derajat Celcius sedangkan Celcius Derajat menunjukan interval skala misalnya 3 celcius derajat itu bisa jadi dari 7 derajat celcius ke 10 derajat celcius ataupun dari 121 derajat celcius ke 124 celicus derajat.

    Konversi Satuan Fahrenheit-Celcius

    Kaliberasi skala ini kemudian bisa dijadikan acuan konversi skala Fahrenheit ke Celcius yakni dengan ilustrasi sebagai berikut :

    Iliutrasi konversi skala celicus ke fahrenheit
    \frac{100^oC-0^oC}{212^oF-32^oF}=\frac{(X-0)^oC}{(Y-32)^oF}

    Persamaan ini bisa disederhanakan menjadi

    \frac{5}{9}=\frac{X^oC}{(Y-32)^oF}

    Maka persaman ini dapat digunakan untuk menkoversi Fahrenheit ke Celcius

    X^oC=\frac{5}{9}(Y-32)

    atau untuk menkorversi Celcius ke Fahrenheit

    Y^oF=\frac{9}{5}X^oC+32

    Uji Kompetensi :

    1. Jelaskan defenisi umum dari Suhu?
    2. Menurut pendapat anda apakah keterbatasan indera perasa manusia dijadikan alat ukur suhu?
    3. Mengapa termometer logam tidak cocok digunakan sebagai alat ukur untuk pengukuran suhu tubuh?
    4. Buatlah analisis matematis untuk mengkonversi suhu :
      1. Kelvin ke Rankine
      2. Reamur ke Fahrenheit

    Lengkapilah tabel di bawah ini !

    oC0oF
    32oCoF
    oC-40oF
    -40oCoF
    oC-50oF

    Tugas

    1. Carilah informasi mengenai konsep yang digunakan dalam membuat suhu reamur dan mengapa angka 80oR dijadikan batas atas dari skala Reamur!