Ahmad Dahlan God does not play dice with the Cosmos.

Uji Reliabilitas Instrumen Pada Pengukuran Skala-Skala Psikologi

3 min read

Reliabilitas Instrumen Tets

AhmadDahlan.NET – Reliabilitas instrumen adalah kehandalan dan daya tahan instrumen untuk menunjukkan hasil pengukuran yang sama ketika digunakan berulang kali. Tinjauan reliabilitas instrumen bisa konsisten terhadap perbedaan waktu, kondisi atau kombinasi dari keduanya. Misalkan sebuah hasil pengukuran menunjukkan hasil sebesar 26,3 m, maka Instrumen yang reliable akan menunjukkan hasil yang sama meskipun dilakukan pada kondisi dan waktu yang berbeda.

Dalam pengukuran skala-skala psikologi manusia, sangat mustahil untuk membuat instrumen yang bisa menunjukkan hasil yang persis sama jika dilakukan ulang. Hal ini disebabkan aspek yang dinilai memang berubah dalam diri manusia tergantung dari kondisi, namun dalam upaya memastikan hasil pengukuran valid maka reliabilitas instrumen harus dipastikan. Validitas dan Reliabilitas adalah dua konsep yang berbeda namun beberapa asumsi dalm aspek-aspek psikologi bisa membuat dua hal ini saling berdiri satu sama lain.

Perbedaan hasil pengukuran dalam ranah psikologi ini bisa dijadikan patokan untuk memastikan seberapa besar tingkat konsistensi dari hasil pengukuran. Karena berasal dari rasio dari pengukuran berulang maka Reliabilitas Instrumen dinyatakan dalam angka yang disebutkan sebagai koeifisien reliabilitas. Pada pengukuran menggunakan asumsi klasik, reliabilitas akan berada pada rentang 0 sampai 1.

Standar penggunaan bisa diatur lebih lanjut dengan berbagai pertimbangan rasional. Misalnya sebuah pengukuran aspek A mungkin saja menggunakan isntrument dengan koefisien reliabilitas 0,70 namun aspek lain bisa saja lebih tinggi atau lebih rendah. Kita hanya perlu mengemukakan pendapat rasional yang didasari oleh hasil peniltian dan pendapat pakar untuk mengetahui koefisien reliabitas sebuah instrumen yang akan digunakan.

Aspek dan Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebuah instrumen dapat ditentukan dari berbagai aspek. Pertimbangan aspek bisa melekat pada instrumen yang digunakan dan bisa juga bergantung dari nilai objek yang diukur. Semuanya dikembalikan dari rasionaldari penyusunan instrumen. Sebuah instrumen mungkin saja hanya memiliki satu aspek reliabilitas dan tidak bisa diuji dengan aspek reliabilitas lain namun bisa jadi juga bisa diuji dengan berbagai metod.

Jenis jenis aspek reliabilitas instrumen dilakukan dengan uji / test relibilitas instrumen adalah test-retest, test ekuivalensi, dan internal konsistensi. Setiap uji ini memiliki perbedaan pandangan reliabilitas dengan syarat uji yang berbeda. Test-Retest mengukur konsistensi instrumen yang digunakan berulang kali pada waktu yang berbeda, test ekuivalansi digunakan untuk mengukur konsistensi dua instrument yang dianggap indetik, dan test internal konsistensi digunakan untuk mengukurn konsistensi setiap item pada sebuah instrumen.

Kesepakatan antar Rater juga terkadang bisa digunakan untuk mengetahui reliabilitas intrument. Test ini didasari oleh pendapat beberapa ahli menganai skore yang diberikan kepada isntrumen. Skore dari para ahli ini selanjutnya diolah untuk mendapatkan koefisien konsistensi antar rater dan disebut sebagai sebagai Agrement score. Test ini dilakukan dengan pertimbangan ketat dalam pemilihan rater yang dianggap memiliki kompetensi dalam menilai instrumen yang dikembangkan. Subjektifitas mungkin akan muncul dalam proses pembelian skor oleh pakar oleh karena itu kepercayaan dari koefisien reliabiliats dari Agreemnt score sangat bergantung dari jumlah rater yang dimintai pendapat.

Perbedaan aspek dan syarat dalam pemilihan uji reliabilitas dalapt dilihat pada bagan berikut :

Jumlah Testsatu instrumentsua Instrument
Satu Split-Half
Kuder-Richardson
Cronbach’s Alpha
Test Ekuivalensi
DuaTest-Retest

1. Test Retest

Test Retest adalah uji reliabiltas untuk sebuah instrumen yang diujikan sebanyak dua kali pada waktu yang berbeda. Uji ini digunakan untuk mengetahui perbedaan yang muncul karena pengukuran dilakukan di waktu lain.

Prosedur pengukuran dilakukan untuk sebuah instrumen yang diujikan pada kelompok subjek uji yang sama pada waktu yang berbeda. Hambatan dari tes ini muncul dari lama waktu yang dibutuhkan untuk subjek uji tidak lagi mengingat apa yang telah diujika sebelumnya namun kompetensi dan nilai yang ada pada instrumen tetap menjadi bagian dari individu dari masing-masing subjek uji.

Misalkan saja kita mengujikan sebuah instrumen pada peserta didik yang sedang dalam program belajar. Rentang waktu yang lama akan membuat pengetahuan dari subjek yang diuji ikut bertambah. Hal ini membuat tets-retets menjadi sulit diukur karena bisa jadi pengetahuan masing-masing individu memang sudah berubah dari setelah test awal diberikan.

Pengujian Test-Retest harus memenuhi aspek maturiti dan perkembangan pengetahuan individu-individu dari subjek untuk menjaga validitas uji reliabilitas yang dilakukan.

2. Test Ekuvalensi

Test ekuivalensi dilakukan untuk mengetahui relibilitas dari dua isntrumen yang disusun secara identik dari sisi konstruksi. Koefisien reliabilitas yang dihasilkan akan menunjukkan aspek keidentikan instrumen dari sisi empirik (statistik).

Prosedur test dilakuakn dengan memberikan dua instrumen kepada subjek test dalam waktu yang sama. Skore yang dihasilkan kemudian dianalisi dengan uji statisik korelasi.

3. Test Internal Konsistensi

Internal konsitensi dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya keanehan (inkonsisten) dari item-item test yang diukur. Test Inskonsistensi dapat diukur dengan berbagai metode namun yang umum dilakukan dengan tiga cara yakni Split-half, Tes Kuder Richardson dan Alfa Cronbach.

a. Split Half

Split hal dilakukan dengan cara memisahkan item ke dalam dua bagian. Pemisahan bisa dilakukan dengan dua cara yakni berdasarkan ganjil-genap atau berdasarkan separuh bagian pertama dan separuh bagian akhir. Test ini lebih cocok digunakan untuk test dengan skor dikotomous.

Perhitungan koefisien reliabiltas dilakukan menaggunakan rumus uji reliabilitas Spearman-Brown :

r_{full} = \frac{2(R_{half})}{1+R_{half}}

b. Kuder-Richardson

Kuder-Ricahrdson (KR) adalah test uji konsistensi item instrumen yang disusun dengan repson test dikotomus (0 dan 1). Proses perbandingan dilakukan dengan dua cara yakni antar item atau setengah jumlah item dengan setengah jumlah item lainnya.

Uji KR terdiri dari dua tes yakni KR 21 untuk tes yang soalnya memiliki tingkat kesulitan yang sama sedangkan KR20 bebas asumsi dari sisi tingkat kesulitan tes.

KR-21

r_{i}=\frac{k}{k-1}\left (1-\frac{M(k-M)}{ks^2}\right )

KR-20

r_{i}=\frac{k}{k-1}\left (\frac{s^2-\sum p_iq_i}{s^2}\right )

Ket:

  • ri : Koefisien reliabilitas
  • pi : Jumlah jawaban benar pada masing-masing item
  • qi : 1 – pi
  • k : jumlah item dalam instrumen
  • M : Skor Mean
  • s : variansi

c. Alfa Cronbach

Alfa cronbach digunakan untuk mengukur reliabilitas instrumen non-test yang skornya tidak menunjukkan salah benar dari respon yang diberikan. Skala yang digunakan umumnya adalah rating skale seperti likert. Rumus Alfa Cronbach adalah :

r_{ac}=\frac{k}{k-1}\left(1-\frac{\sum \sigma_b^2 }{\sigma_t^2} \right)

Persamaan ini akan menghasilkan hasil yang sama dengan KR-20 untuk skor dikotomus, hanya saja Alfa Cronbach digunakan untuk instrumen non tes dengan rating skale.

d. Skor Kesepakatan

Skor ini muncul didapatkan dari pendapat dalam bentuk skor yang diambil dari pakar dan praktisi yang berkaitan dengan instrumen. Kensistensi dari rater dalam dihitung dengan banyak cara dan bergantung dengan jumlah raternya. Jenis-jenis test bisa menggunakan intenral konsistensi, persenati kesepakatan, gregory, dan lain-lian.

Ahmad Dahlan God does not play dice with the Cosmos.