AhmadDahlan.NET – Scopus adalah salah satu Pengindeks Jurnal yang memiliki popularitas dan reputasi yang baik. Bahkan salah satu syarat untuk seorang Dosen bisa naik Jabatan Fungsional menjadi Guru besar atau Porfessor harus memiliki minimal satu jurnal Kunci yang terindeks Scopus. Tidak heran jika di Indonesia, banyak dosen dan peneliti berburu jurnal-jurnal yang terindeks scopus.
Daftar Isi
A. Apa Itu Scopus?
Scopus adalah salah satu sistem Pengindeks Jurnal dalam bentuk pangkalan data pustaka. Scopus dikembangkan dan dimiliki oleh Elsevier dan standar pengindeksan yang ketat sehingga Jurnal-jurnal yang terindeks hanya beirisi artikel-artikel yang berkualitas. Standar ini membuat Scopus menjadi salah satu pengindeks yang mengindikasikan sebuah jurnal memiliki reputasi yang baik.
Selain scopus sebenarnya ada banyak pengindeks reputasi lain seperti Thomson Reuters, Ebsco, Copernicus dan sejenisnya. Indonesia sendiri punya dua Pengindek Jurnal yang memiliki reputasi pada skala nasional yakni Portal Garuda dan Sinta.
Mengapa Pengindeks Jurnal Itu Penting?
Banyaknya tuntutan seorang Dosen dan Peneliti membuat banyak pihak yang memanfaatkan tugas ini menjadi peluang komersial tanpa memperhatikan kualitas dari artikel yang diterbitkan. Hasilnya ada banyak Penerbit yang dengan terang-terangan meminta uang agar artikel dapat terbit di jurnal mereka sekalipun tanpa ada standar dan prosedur yang dapat dipertanggung jawabkan.
Sistem dan standar Pengindeks Jurnal Bereputasi ini dibuat agar Peneliti dan Dosen benar-benar berupaya membuat artikel yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Selain itu tentu saja untuk menekan pihak-pihak yang tidak bertangung jawab yang hanya mengejar finansial dengan membuat Jurnal.
B. Cara Mengecek Jurnal Terindeks Scopus
Untuk mengetahui Jurnal Terindeks Scopus atau tidak dapat dilakukan dengan dua cara. Adapun caranya sebagai berikut :
1. SCImago Journal Ranking
SCImago Journal Rank adalah lembaga yang melakukan indeks dan menunjukkan reputasi dari sebuah journal dengan berbagai Metode seperti Impact Factor, SNIP, % Self-Citatiation namun yang paling unik dan banyak dijadikan parameter adalah Pembagian Jurnla berdasarkan Kuartil.
Sistem Kuartil ini lebih dikenal sebutan Jurnal Q1, Q2, Q3, dan Q4. Sebenarnya Q1 ini menunjukkan jika jurnal tersebut memiliki Impact Faktor pada urutan top 25% berdasarkan database Elsevier, sedangkan Q2 beradap pada urutan 25% sampai kurang dari 50%, begitu seterusnya.
Cara mengatahui apakah sebuah Jurnal Terindeks Scopus bisa dilakukan dengan cara.
1. Silahkan masuk ke situs scimagojr.com
2. Silahkan Ketikkan nama Jurnal yang ingin anda ketahui di kolom pencarian di laman depan
3. Setelah itu akan muncul laman berisi daftar Jurnal yang namanya indentik dengan pencarian, jika tidak ditemukan maka Jurnal sudah pasti tidak terindeks., namun jika ditemukan ada dua kemungkinan (1) jurnal tersebut masih terindeks scopus atau (2) jurnal tersebut pernah terindeks scopus dan sekarang sudah tidak lagi.
4. Untuk mengetahui apakah jurnal tersebut terindek silahkan cari kolom Coverage yang berisi tahun indeks. Speerti Pada Jurnal IPA Terpadu yang berisi Coverage 2012 – 2020.
5. Untuk jurnal yang pernah deindex atau discntinue dari scopus akan terlihat seperti berikut ini :
6. Perhatikan bagian Coverage terdapat tulisan 1980, artinya terindeks oleh scopus tahun 1980, kemudian discontinue lalu masuk lagi pada tahun 2002 sampai tahun 2019. Pada tahun 2020 sudah tidak terindeks lagi.
2. Melalui Scopus
Cara kedua untuk mengetahui apakah sebuah jurnal terindeks oleh scopus ialah mengecekanya di website resmi scopus.
1. silahkan masih ke scopus.com
2. Pilih menu resource
3. Pilih menu tittle lalu masukkan nama jurnal yang ingin dicari
4. Jika hasil pencarian ditemukan maka Jurnal tersebut terindeks scopus.
Selain mengetahui Jurnal Tersebut ternindeks scopus atau tidak. Di sana juga ada informasi mengenai reputasi jurnla seperti CiteScore, Posisi Kuartil untuk score IF, jumlah dokumen dan sitasi yang ada.