Kategori: Penelitian

  • Desain Penelitian Quasi Eksperimen – Time Series

    Desain Penelitian Quasi Eksperimen – Time Series

    Time Series

    Time series design adalah desain penelitian quasi eksperimen yang melibatkan pengukuran berulang kali, baik prestest maupun posttest. Pengukuran dilakukan berdasarkan rentang waktu antara satu jenis tes dengan tes lainnya.

    Rentang waktu pengukuran (tes) bertujuan untuk menunjukkan konsistens tidaknya variabel yang diukur. Hal ini dapat memberikan gambaran apakah variabel yang diukur memang berubah berdasarkan waktu atau tidak (Maturity). Time series design tidak sampel random (rambang).

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian Time Series quasi Eksperimen

    x : Perlakuan
    O1 : pretest bagian I
    O2 : pretest bagian II
    O3 : Posttest bagian I
    O4 : Posttest bagian II

    B. Karakteristik Penelitian

    1. Rentang waktu test bertujuan untuk menunjukkan ada tidak perubahan variabel yang diukur pada waktu yang berbeda. Sehingga
      • Jika ada : Variabel yang diukur dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain perlakuan.
      • Jika tidak : Variabel yang diukur tidak berpengaruh selain dari perlakuan yang diberikan.
    2. Tidak dapat digeneralisasi – Tidak melibatkan sampel random shingga hasil sifatnya khusus pada subjek yang diuji. T


  • Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group

    Desain Penelitian Non-Equivalent Control Group

    Non equivalent Control Group Design

    Non equivalent Control Group adalah desaian penelitian quasi eksperimen. Dasain penelitian ini terdiri dari dua kelompok yang dipilih tanpa proses rambang (random). Hal ini bisa jadi disebabkan objek penelitian tidak berasal dari kelompok homogen.

    Penelitian dimulai dengan melakukan pretest pada ke dua kelompok sebelum pemberian treatment. Setelah itu dilakukan pemberian perlakuan lalu pada bagian akhir dilakukan posttest.

    A. Desain Penelitian

    Desain penelitian Non-Equivalent Control Group

    Keterangan

    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Pretest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Pretest kelompok tanpa perlakuan
    O3 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O4 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    1. Variabel-veniabel penelitian dan kondisi eksperimental diatur secara tertib ketat (rigorous management), baik dengan menetapkan kontrol dan memanipulasi langsung.
    2. Adanya kelompok kontrol sebagai data dasar (base line) untuk dibandingkan dengan kelompok eksperimental.
    3. enelitian ini memusatkan diri pada pengontrolan variansi, untuk memaksimalkan variansi variabel yang berkaitan dengan hipotesis penelitian, meminimalkan variansi variabel pengganggu yang mungkin mempengaruhi hasil eksperimen, tetapi tidak menjadi tujuan penelitian. Di samping itu, penelitian ini meminimalkan variansi kekeliruan, termasuk kekeliruan pengukuran. Untuk itu, sebaiknya pemilihan dan penentuan subjek, serta penempatan subjek dalarn kelompok-kelompok dilakukan secara acak.
    4. Validitas internal (internal validity) mutlak diperlukan pada rancangan penelitian eksperimental, untuk mengetahui apakah manipulasi eksperimental yang dilakukan pada saat studi ini memang benar-benar menimbulkan perbedaan.
    5. Validitas eksternalnya (external validity) berkaitan dengan bagaimana kerepresentatifan penemuan penelitian dan berkaitan pula dengan penggeneralisasian pada kondisi yang sama. (6) Semua variabel penting diusahakan konstan, kecuali variabel perlakuan yang secara sengaja dimanipulasikan atau dibiarkan bervariasi.
  • Desain Penelitian Posttest-only Control Group

    Desain Penelitian Posttest-only Control Group

    Posttest-only Control Group

    Posttest-only Control Group adalah desain penelitian yang menggunakan kelas kontrol dan kelas perlakuan. Pengukuran dampak pemberian perlakuan terhadap perubahan nilai dari variabel dependen dilakukan setelah proses perlakuan di berikan.

    Peran dari Kelas Kontrol dalam penelitian adalah memberikan keyakinan bahwa perlakuan memberikan hasil atau dampak yang lebih baik dibandingkan pada kelas yang dibiarkan berjalan tanpa perlakuan.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian Posttest only Control group deisgn

    Keterangan

    R : Random / Rambang
    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    Subjek PenelitianProbabilistik – Sampel dipilih secara Random / Rambang dari populasi yang homogen.
    Tujuan PerlakuanMenunjukkan dampak signifikan pada nilai posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
    Validitas InternalValiditas hasil penelitian dan kesimpulan tinggi dengan kontrol ketat terhadap variabel lain yang mungkin saja ikut berpengaruh terpadah perubahan nilai variabel dependen.

    FaQ

    Q: Bagaimanakah Contoh Judul Penelitian dengan desain posttest only control group?
    A : Tujuan dari penelitian adalah melihat hasil penerapan sebuah perlakuan pada sebuah subjek yang berdampak variabel yang belum ada sebelumnya. Misalnya saja hasil belajar Fisika pada materi Hukum Newton. Dapat diasumsikan bahwa kedua kelompok sebelumnya belum memiliki hasil belajar fisika pada materi hukum Newton sehingga pretest dianggap tidak perlu untuk diukur.

  • Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group

    Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group

    Pretest-Posttest Control Group

    Pretest-Posttest Control Group dalah desain penelitian yang melibatkan dua kelompok yakni kelas kontrol dan kelas perlakuan (eksperimen). Variabel dependen diukur sebelum perlakuan diberikan baik dikelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Setelah perlakuan diberikan, pengkuran perubahan variabel diuji melalaui posttest. Hal ini membuat desain penelitian masuk dalam kategori desain penelitian ekspereimen sesungguhnya (True Experiment).

    Desain penelitian ini memberikan perbandingan antara peran perlakuan terhadap perubahan variabel dan perubahan variabel secara alami tanpa adanya perlakuan. Dengan demikian pada kelas kontrol, tetap ada perlakuan yang diberikan hanya saja perlakuan sifatnya konvensional atau sebagaimana perlakuan yang didapatkan pada umumnya.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian True Eksperimen Pretest postest control group design

    Keterangan

    R : Random / Rambang
    x : Perlakuan
    – : Tanpa perlakuan / Kelas konvensional
    O1 : Pretest pada kelompok dengan perlakuan
    O2 : Pretest kelompok tanpa perlakuan
    O3 : Posttest pada kelompok dengan perlakuan
    O4 : Posttest kelompok tanpa perlakuan

    B. Karakteristik

    Subjek PenelitianProbabilistik – Sampel dipilih secara Random / Rambang dari populasi yang homogen.
    Tujuan PerlakuanMenunjukkan perbedaan signifikan pada variabel dependen antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sebagai dampak langsung dari perlakuan yang diberikan.
    Validitas InternalValiditas perlakuan tinggi dengan kontrol ketat terhadap variabel lain yang mungkin saja ikut berpengaruh terpadah perubahan nilai variabel dependen.
  • Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

    Desain Penelitian One Group Pretest-Posttest

    One-group pretest-posttest

    One-group pretest-posttest adalah desain penelitian pra eksperimen yang melibatkan satu kelompok yang diberikan perlakuan. Perlakuan yang diberikan bertujuan untuk melihat perubahan sebelum dan setelah diberikan perlakuan. Variabel yang diharapkan berubah diukur sebanyak dua kali yakni sebelum perlakuan diberikan (pretest) dan setelah perlakuan diberikan (post test).

    Perubahan variabel yang terjadi diasumsikan sebagai dampak dari perlakuan yang diberikan. Hanya saja desain penelitian ini tidak melibatkan kelompok kontrol sehingga desain ini tidak bisa menjamin bahwa baik ada atau tidaknya perlakuan memang dapat merubah variabel dependen secara alami. Desain ini penelitian juga kadang dikelompokan dalam desain Quasi Eksperimen sederhana.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian Pra Eksperimen one group pretest-posttets
    Desain Penelitian one group pretest-posttest

    Keterangan :

    O1 : Pretest
    x : Perlakuan
    O2 : Posttest

    B. Karakteristik

    KarakteristikValue / Nilai
    Subjek PenelitianNon Probabilistik – Subjek dipilih tanpa mempertimbangkan karakteristik umum sample penelitian. Sampel atau subjek dipilih berdasarkan karakteristik khusus sampel khususnya yang berkaitan dengan perlakuan yang diberikan.
    Tujuan PerlakuanPemberian perlakuan bertujuan untuk melihat peruabahan nilai variabel sebelum dan setelah diberikan perlakuan.
    ValiditasMetode sampel non probalistik dan tidak adanya kelompok kontrol membuat validitas desain penelitian ini rendah. Hasil penelitian tidak memberikan jaminan seberapa besar perubahan yang terjadi jika perlakuan tidak diberikan (Perkembangan alami dan maturity).
    Analisis DataAnalisis statistik deskriptif, tendensi pusat data, distribusi frekuensi, kategorisasi, dll. Analisis uji Gain dapat digunakan untuk menunjukkan besar perubahan nilai.
    KesimpulanKesimpulan bersifat deskriptif. Uji gain hanya menunjukkan kategorisasi pertumbuhan skore variabel yang diukur.
    Hasil PenelitianKesimpulan tidak dapat digeneralisasi dan hanya berlaku pada subjek yang diteliti

    FaQ

    Q : Apakah dapat dilakukan uji statistik inferensil dalam bentuk uji banding (t atau F) mengingat terdapat dua data yakni pre-test dan post-tes.
    A : Tidak bisa, data yang didapatkan dari kelompok yang tidak berasal dari kelompok homogen, shingga syarat sampel probabilistik pada uji banding t atau F tidak dapat terpenuhi.

    Q : Jika tidak diambil dari sample homogen, Apakah bisa dilakukan uji statistik inferensial non parametrik?
    A : Tidak, karena syarat untuk uji inferensial berasari dari metode sampel probabilistik.

  • Desain Penelitian One-Shot Case Study

    Desain Penelitian One-Shot Case Study

    Penelitian one-shot case studi adalah penelitian yang digunakan untuk melihat dampak perlakuan pada sekelompok subjek penelitian. Desain ini tidak memiliki kelompok kontrol dan subjek yang tidak diuji homogenitas sehingga masuk dalam kategori Penelitian Pra Eksperimen.

    One Shot Case Study

    One-shot case study adalah desain penelitian yang memberikan perlakukan pada satu kelompok, kemudian hasil perlakuan diukur dengan pengujian setelah perlakuan diberikan. Satu kelompok dalam penelitian ini tidak memberikan jaminan bahwa perlakuan yang diberikan adalah satu-satunya faktor yang mempengaruhi nilai variabel dependent.

    A. Desain Penelitian

    Desain Penelitian One Shoot Case Study
    Desain Penelitian One Shoot Case Study

    Keterangan

    x : Perlakuan
    O : Post test

    B. Karaketristik

    KarakteristikValue / Nilai
    Subjek PenelitianNon Probabilistik – Subjek dipilih tanpa mempertimbangkan karakteristik umum sample penelitian. Sampel atau subjek dipilih berdasarkan karakteristik khusus, misalnya berkaitan dengan perlakuan yang diberikan.
    Tujuan PerlakuanPemberian perlakuan bertujuan untuk melihat dampak secara umum pada kelompok setelah mendapatkan perlakuan.
    Validitas InternalSangat Rendah – Sulit untuk ditarik kesimpulan umum karena tidak melibatkan kelompok perlakuan. Hal ini membuat kesimpulan bahwa perlakuan menjadi alasan satu-satunya perubahan pada variable dependen.
    Analisis DataAnalisis statistik deskriptif, tendensi pusat data, distribusi frekuensi, kategorisasi, dll.
    KesimpulanKesimpulan ditarik berdasarkan standar baku seperti distribusi frekuensi, standar penilaian, dan standar kategorisasi.
    Hasil PenelitianKesimpulan tidak dapat digeneralisasi dan hanya berlaku pada subjek yang diteliti

    FaQ

    Q : Apakah desain penelitian ini membutuhkan Hipotesis?
    A : Secara umum penelitian eksperimen selalu membutuhkan hipotesis karena kita menyusun solusi dari masalah yang ditemukan dalam bentuk perlakuan. Hanya saja subjek dari desain penelitian ini tidak rambang (random) sehingga internal validitas rendah dan hipotesisi tidak memenuhi kriteria uji inferensial.

  • Format dan Sistematika Penelitian Eksperimen dalam Bidang Psikologi dan Pendidikan

    Sistematika Penelitian eksperimen dalam pendidikan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menguji hipotesis atau teori tertentu dalam konteks pendidikan. Dalam penelitian eksperimen, para peneliti memanipulasi satu atau lebih variabel independen untuk melihat efeknya terhadap variabel dependen. Tujuan utamanya adalah untuk menentukan sebab-akibat antara variabel-variabel tersebut.

    Penelitian Eksperimen

    Penelitian eksperimen dalam pendidikan dapat membantu memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana proses pembelajaran dan pengajaran berlangsung, serta faktor-faktor apa yang memengaruhinya. Dengan merancang eksperimen yang tepat dan menganalisis data dengan cermat, peneliti dapat membuat kontribusi yang berarti dalam pengembangan teori dan praktik pendidikan.

    Bab I. Pendahuluan

    Pendahuluan dalam penelitian eksperimen memiliki peran penting dalam memberikan konteks, latar belakang, dan tujuan penelitian kepada pembaca. Sebuah pendahuluan yang baik harus mampu menjelaskan mengapa penelitian ini dilakukan, apa yang ingin dicapai, dan mengapa topik tersebut penting untuk diteliti. Berikut adalah komponen-komponen yang umumnya terdapat dalam pendahuluan penelitian eksperimen:

    A. Latar Belakang

    Pengantar: Mulailah dengan mengenalkan pembaca pada topik penelitian Anda. Jelaskan mengapa topik ini menarik perhatian, apa relevansinya dalam bidang pendidikan, dan mengapa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut.

    Latar Belakang Penelitian: Berikan gambaran umum tentang apa yang sudah diketahui tentang topik penelitian Anda. Tinjau literatur terkait dan temuan-temuan penelitian sebelumnya yang relevan dengan topik Anda. Identifikasi kekosongan pengetahuan yang masih perlu diisi atau pertanyaan penelitian yang belum terjawab.

    Permasalahan Penelitian: Jelaskan dengan jelas masalah atau pertanyaan penelitian yang akan Anda jelajahi dalam penelitian Anda. Sampaikan secara singkat hipotesis atau asumsi dasar yang mendasari penelitian Anda.

    Pendahuluan yang baik harus mampu mengarahkan pembaca menuju pemahaman yang mendalam tentang tujuan, relevansi, dan konteks penelitian Anda. Hal ini membantu pembaca untuk memahami mengapa penelitian ini penting dan apa yang diharapkan dari hasilnya.

    B. Rumusan Masalah

    Rumusan Masalah merupakan pertanyaan penelitian yang disusun dengan menghubungkan hubungan antar variabel dalam penelitian eksperimen. Hubungan ini memnunjukkan bagaimana pengaruh Variabel Bebas terhadap Variabel terikat.

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian merupakan bagian yang menjelaskan apa saja yang didapatkan setelah penelitian dilakukan. Pada umumnya tujuan penelitian adalah jawaban dari rumusan masalah.

    D. Manfaat Penelitian

    Manfaat penelitian adalah masukan, informasi, teori dan apa saja temuan yang didapatkan dari penelitian terkait dengan pihak yang dapat memanfaatkan hasil penelitian. Manfaat Penelitian bersifat rasional teoretik.

    Bab II. Tinjauan Pustaka

    Tinjauan Pustaka adalah landasan teoretik dan kontekstual yang disusun oleh peneliti dalam upaya menyelesaikan permasalahan yang ditemukan. Solusi bisa saja berasal dari

    1. Teori dan Pendapat Ahli
    2. Hasil Penelitian yang relevan

    A. Kajian Teori (Disertai Hasil Penelitian yang Relevan)

    Tinjauan pustaka yang komprehensif akan memberikan landasan teoretis yang kuat bagi penelitian Anda dan membantu Anda mengarahkan fokus penelitian Anda ke arah yang tepat.

    1. Identifikasi Sumber: Mulailah dengan mencari dan mengidentifikasi sumber-sumber literatur yang relevan dengan topik penelitian Anda. Ini dapat mencakup jurnal ilmiah, buku, laporan penelitian, artikel berita, dan sumber-sumber lainnya.
    2. Evaluasi Sumber: Selanjutnya, evaluasilah sumber-sumber yang Anda temui untuk menentukan keandalan, otoritas, dan relevansinya dengan topik penelitian Anda. Perhatikan faktor seperti kredibilitas penulis, metodologi penelitian, dan tahun publikasi.
    3. Organisasi Pustaka: Susun tinjauan pustaka Anda dengan cara yang logis dan terstruktur. Anda bisa mengorganisasikannya berdasarkan tema-tema utama, kronologi penelitian, atau perbandingan antara sudut pandang yang berbeda.
    4. Analisis dan Sinopsis: Jelaskan secara singkat isi dari setiap sumber yang Anda tinjau, termasuk temuan utama, metode penelitian, dan kesimpulan yang diambil oleh penulis. Berikan analisis kritis terhadap setiap sumber, termasuk kekuatan dan kelemahannya.
    5. Identifikasi Celah Pengetahuan: Tinjauan pustaka harus mampu mengidentifikasi kekosongan pengetahuan dalam literatur yang ada atau pertanyaan penelitian yang belum terjawab. Tunjukkan mengapa penelitian Anda menjadi penting untuk mengisi celah-celah tersebut.
    6. Relevansi dengan Penelitian Anda: Terakhir, pastikan untuk menjelaskan bagaimana setiap sumber literatur yang Anda tinjau berkaitan dengan topik penelitian Anda. Tunjukkan bagaimana literatur tersebut membentuk landasan teoretis bagi pendekatan Anda dalam penelitian.

    B. Kerangka Pikir

    Kerangka pikir penelitian (research framework) adalah kerangka konseptual yang digunakan untuk merancang dan mengorganisir penelitian. Ini mencakup konsep-konsep utama, teori-teori, atau model-model yang menjadi dasar bagi penelitian Anda. Kerangka pikir membantu peneliti dalam mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan, hubungan antar variabel, dan bagaimana variabel-variabel tersebut akan diukur atau diamati. Berikut adalah komponen-komponen utama dalam kerangka pikir penelitian:

    1. Identifikasi Variabel: Tentukan variabel-variabel yang akan diteliti dalam penelitian Anda. Ini mencakup variabel independen (yang mempengaruhi atau dimanipulasi) dan variabel dependen (yang diamati atau diukur untuk melihat efek dari variabel independen).
    2. Hubungan Antara Variabel: Jelaskan hubungan atau hubungan yang diharapkan antara variabel-variabel yang diteliti. Apakah Anda mengharapkan adanya hubungan sebab-akibat, korelasi, atau interaksi antar variabel?
    3. Dasar Teoretis: Tinjau teori-teori atau kerangka konseptual yang mendukung penelitian Anda. Identifikasi konsep-konsep atau asumsi-asumsi yang mendasari penelitian Anda dan jelaskan bagaimana teori-teori tersebut relevan dengan topik penelitian Anda.
    4. Model Konseptual: Jika diperlukan, buatlah model konseptual yang menggambarkan hubungan antar variabel dalam penelitian Anda. Model ini bisa berupa diagram atau gambaran visual lain yang memperlihatkan struktur konseptual dari penelitian Anda.
    5. Konteks Penelitian: Jelaskan konteks atau lingkungan di mana penelitian Anda dilakukan. Ini mencakup faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi hasil penelitian Anda, seperti situasi sosial, budaya, atau kebijakan.
    6. Arah Penelitian: Jelaskan arah atau tujuan dari penelitian Anda berdasarkan kerangka pikir yang Anda buat. Apa yang ingin Anda capai dengan melakukan penelitian ini, dan bagaimana kerangka pikir Anda akan membantu Anda dalam mencapai tujuan tersebut?

    Bab III. Metode Penelitian

    Metode Penelitian berisi penjelasan berupa pendekatan dan sistematika penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Tujuannya untuk memberikan gambaran atau meyakinkan pembaca tentang akurasi, validitas dan reliabilitas dari penelitian yang dilakukan.

    A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

    Dalam penelitian eksperimen, pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan dikaitkan dengan Hipotesis Penilitian dan Landasan konseptual penelitian. Jenis Penelitian yang mungkian adalah:

    1. Pra-Eksperimen
    2. True-Eksperimen
    3. Quasi Eksperimen

    B. Waktu dan Tempat Penelaksanaan

    Waktu terkait dengan kapan dan seberapa lama (durasi) penelitian dilakukan. Penjelasan mengenai durasi penelitian penting dalam penelitian eksperimen. Hal ini berkaitan dengan maturiti dari subjek penelitian selama pelaksanaan dan proses pengambilan data penelitian.

    Tempat adalah penjelasan mengenai dimana tempat atau lokasi penelitian dilaksanakan. Pada umumnya disebutkan adalah kelompok besar tempat atau populasi dari peneleitian dilakukan. Misalnya jika dilakukan di 4 sekolah dalam satu kabupaten maka yang ditulis adalah nama kabupatennya.

    C. Populasi dan Sampel / Subjek Penelitian

    Populasi dan Sampel merupukan kelompok besar dari subjek yang dijadikan penelitian. Penelitian Ekspreimen menitikan beratkan pada perlakukan / gangguan yang diberikan pada subjek peneliti dengan demikian Populasi/Sampel merupakan bagian penting dalam penelitian.

    Populasi dari penelitian Eksperimen memiliki karakteristik yang homogen, terutama untuk desain penelitian yang menggunakan sampel penelitian dengan tujuan generalisasi hasil penelitian. Dengan demikian sebaiknya dilakukan uji homogenitas terkait dengan seluruh variable yang mungkin saja berpengaruh terhadap hasil penelitian.

    D. Defenisi Operasional Variabel

    Definisi operasional variabel adalah konsep yang digunakan dalam metodologi penelitian untuk menjelaskan variabel-variabel yang diukur atau diamati dalam suatu penelitian. Definisi operasional ini merinci cara spesifik di mana suatu variabel akan diukur atau diamati. Ini penting karena membantu memastikan bahwa konsep abstrak atau teoritis yang dijadikan variabel dalam penelitian dapat dioperasionalisasikan dengan cara yang jelas dan dapat diukur. Definisi operasional variabel memberikan petunjuk tentang bagaimana variabel tersebut akan diimplementasikan dalam penelitian.

    Misalnya, dalam sebuah penelitian tentang “kebahagiaan”, variabel tersebut mungkin dioperasionalisasikan sebagai “jumlah waktu yang dihabiskan dalam aktivitas menyenangkan setiap hari” atau “skor pada skala kepuasan hidup”. Dengan demikian, definisi operasional variabel “kebahagiaan” dalam penelitian tersebut akan menggambarkan secara spesifik bagaimana kebahagiaan diukur atau diamati.

    Beberapa karakteristik dari definisi operasional variabel termasuk:

    1. Jelas dan Spesifik: Definisi harus jelas dan spesifik tentang bagaimana variabel tersebut akan diukur atau diamati.
    2. Objektif: Definisi harus objektif dan dapat diukur dengan cara yang konsisten oleh peneliti yang berbeda.
    3. Reproduksi: Definisi harus memungkinkan untuk reproduksi yang konsisten dari pengukuran atau observasi variabel yang sama.
    4. Validitas dan Reliabilitas: Definisi harus memastikan bahwa pengukuran atau observasi variabel tersebut valid (mengukur apa yang dimaksud) dan reliabel (konsisten dalam pengukuran).

    Dengan menggunakan definisi operasional variabel, peneliti dapat mengkonseptualisasikan variabel-variabel yang abstrak atau kompleks dalam penelitian mereka menjadi sesuatu yang dapat diukur atau diamati secara empiris. Ini memungkinkan untuk analisis yang lebih sistematis dan interpretasi yang lebih jelas dari data yang dikumpulkan.

    D. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian merujuk kepada alat atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam suatu penelitian. Instrumen penelitian ini dirancang untuk mengukur variabel-variabel yang telah ditentukan dalam penelitian. Berikut adalah beberapa contoh instrumen penelitian yang umum digunakan:

    1. Kuesioner: Sebuah kuesioner adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data melalui serangkaian pertanyaan yang terstruktur. Kuesioner dapat dikirimkan secara online, disebarkan secara langsung kepada responden, atau diisi sendiri oleh responden. Ini sering digunakan dalam penelitian survei.
    2. Wawancara: Wawancara adalah metode pengumpulan data yang melibatkan interaksi langsung antara peneliti dan responden. Wawancara dapat bersifat terstruktur, semi-terstruktur, atau tidak terstruktur, tergantung pada seberapa banyak pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya.
    3. Observasi: Observasi melibatkan pengamatan langsung dan sistematis terhadap perilaku, situasi, atau fenomena yang diamati. Data dapat dikumpulkan melalui observasi langsung, observasi tersembunyi, atau penggunaan teknologi seperti kamera pengamat.
    4. Tes atau Ujian: Tes atau ujian digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilan, atau karakteristik tertentu dari responden. Ini dapat berupa tes tertulis, tes kinerja, atau tes praktis, tergantung pada variabel yang ingin diukur.
    5. Dokumentasi atau Analisis Dokumen: Dokumentasi melibatkan analisis dokumen atau bahan tertulis seperti catatan medis, laporan, dokumen resmi, atau arsip lainnya. Ini digunakan untuk mengumpulkan data historis atau untuk memverifikasi informasi tertentu.
    6. Skala atau Angket: Skala atau angket adalah alat yang digunakan untuk mengukur tingkat atau frekuensi suatu karakteristik tertentu. Ini dapat berupa skala Likert, skala interval, atau skala nominal, tergantung pada jenis data yang ingin dikumpulkan.
    7. Tes Psikologis: Tes psikologis digunakan untuk mengukur aspek-aspek psikologis tertentu seperti kepribadian, kemampuan kognitif, atau preferensi. Contohnya termasuk tes kepribadian, tes IQ, atau tes minat dan bakat.

    Instrumen penelitian yang dipilih harus sesuai dengan tujuan penelitian, jenis data yang akan dikumpulkan, serta populasi atau responden yang diteliti. Penting untuk memastikan bahwa instrumen tersebut valid, reliabel, dan sesuai dengan konteks penelitian.

    E. Teknik Analisis Data

    Dalam penelitian eksperimen, teknik analisis data digunakan untuk mengolah dan menganalisis data yang dikumpulkan selama eksperimen. Tujuan analisis data adalah untuk mengevaluasi hasil eksperimen, menguji hipotesis, dan membuat kesimpulan tentang dampak variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah beberapa teknik analisis data yang umum digunakan dalam penelitian eksperimen:

    1. Analisis Deskriptif: Analisis deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran yang jelas tentang karakteristik sampel atau kelompok yang diteliti. Ini mencakup penghitungan rata-rata, median, dan modus untuk variabel-variabel tertentu, serta penyajian grafis seperti diagram batang, histogram, atau diagram lingkaran.
    2. Uji Statistik Parametrik: Uji statistik parametrik digunakan untuk menguji perbedaan yang signifikan antara kelompok-kelompok dalam eksperimen. Contoh uji statistik parametrik termasuk uji t, ANOVA (Analysis of Variance), dan uji regresi linear. Uji ini memerlukan asumsi tertentu tentang distribusi data, seperti distribusi normal.
    3. Uji Statistik Non-Parametrik: Uji statistik non-parametrik digunakan ketika asumsi tentang distribusi data tidak terpenuhi. Contoh uji statistik non-parametrik termasuk uji Mann-Whitney, uji Wilcoxon, dan uji Kruskal-Wallis. Meskipun kurang sensitif daripada uji parametrik, uji non-parametrik sering digunakan untuk data yang tidak terdistribusi normal.

    Pemilihan teknik analisis data yang tepat tergantung pada desain penelitian, tujuan penelitian, dan jenis data yang dikumpulkan. Penting untuk menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan asumsi dan karakteristik data Anda, serta memastikan interpretasi hasil yang akurat dan relevan.

    F. Prosedur Penelitian

    Prosedur penelitian merujuk pada serangkaian langkah yang diikuti oleh peneliti dalam melakukan studi atau penelitian. Ini mencakup tahapan dari perencanaan studi hingga analisis data dan penyajian hasil. Berikut adalah beberapa langkah umum yang tercakup dalam prosedur penelitian:

    1. Perumusan Masalah Penelitian: Identifikasi masalah atau pertanyaan penelitian yang ingin diteliti. Tinjau literatur yang ada untuk memahami konteks penelitian dan mengidentifikasi celah pengetahuan.
    2. Pemilihan Desain Penelitian: Pilih desain penelitian yang sesuai dengan tujuan penelitian dan jenis data yang akan dikumpulkan. Desain penelitian dapat berupa eksperimen, survei, studi kasus, atau campuran dari berbagai metode.
    3. Pemilihan Sampel: Identifikasi populasi target dan pilih sampel yang representatif dari populasi tersebut. Gunakan teknik sampling yang sesuai dengan desain penelitian Anda, seperti pengambilan sampel acak atau non-acak.
    4. Pengembangan Instrumen: Rancang instrumen atau alat yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, seperti kuesioner, skala, atau lembar observasi. Pastikan instrumen tersebut valid dan reliabel.
    5. Pengumpulan Data: Lakukan pengumpulan data sesuai dengan metode yang telah direncanakan. Ini bisa melibatkan wawancara, survei, observasi, atau pengujian eksperimental, tergantung pada desain penelitian Anda.
    6. Analisis Data: Olah dan analisis data yang dikumpulkan menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan desain penelitian Anda. Ini bisa meliputi analisis statistik, analisis kualitatif, atau kombinasi dari keduanya.
    7. Interpretasi Hasil: Interpretasikan hasil analisis data untuk menjawab pertanyaan penelitian Anda. Identifikasi temuan utama, hubungan antar variabel, dan implikasi hasil penelitian Anda.
    8. Penyusunan Laporan Penelitian: Susun laporan penelitian yang merinci proses, metodologi, temuan, dan interpretasi hasil penelitian Anda. Pastikan laporan tersebut disusun dengan jelas dan akurat sesuai dengan standar akademis yang berlaku.
    9. Diseminasi Hasil: Bagikan hasil penelitian Anda melalui presentasi konferensi, publikasi jurnal, atau seminar ilmiah. Ini memungkinkan peneliti lain untuk memahami dan menggunakan temuan Anda untuk penelitian atau praktik selanjutnya.

    Prosedur penelitian yang baik membantu memastikan bahwa penelitian dilakukan dengan cara yang sistematis dan terorganisir, serta memastikan validitas dan reliabilitas hasil. Penting untuk mengikuti langkah-langkah ini dengan cermat untuk memastikan keberhasilan penelitian Anda.

    Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

    Setelah melakukan analisis data dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah menyajikan hasil dan melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan yang ditemukan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun hasil dan pembahasan:

    A. Hasil Penelitian

    Setelah melakukan analisis data dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah menyajikan hasil dan melakukan pembahasan terhadap temuan-temuan yang ditemukan. Berikut adalah langkah-langkah untuk menyusun hasil dan pembahasan:

    1. Deskripsi Data: Mulailah dengan memberikan deskripsi singkat tentang sampel penelitian, metode pengumpulan data, dan teknik analisis yang digunakan.
    2. Presentasi Data: Sajikan data yang relevan dan temuan utama dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram yang sesuai. Pastikan data disajikan dengan jelas dan mudah dipahami.
    3. Temuan Utama: Identifikasi dan jelaskan temuan utama dari analisis data, termasuk rata-rata, deviasi standar, atau hasil uji statistik yang signifikan.

    B. Pembahasan

    1. Korelasi dengan Teori: Diskusikan temuan Anda dalam konteks teori yang relevan. Jelaskan bagaimana hasil Anda mendukung atau menentang hipotesis atau teori yang telah dikemukakan sebelumnya.
    2. Implikasi Praktis: Tinjau implikasi praktis dari temuan Anda. Bagaimana hasil penelitian dapat diterapkan dalam konteks praktis atau kebijakan?
    3. Keterbatasan Penelitian: Akui keterbatasan penelitian Anda. Jelaskan kendala atau batasan dalam desain penelitian, metode pengumpulan data, atau analisis data yang mungkin mempengaruhi validitas atau generalisabilitas temuan.
    4. Arah Penelitian Selanjutnya: Sarankan arah penelitian selanjutnya berdasarkan temuan Anda. Apa yang bisa menjadi fokus penelitian mendatang untuk memperdalam pemahaman tentang topik tersebut?
    Membandingkan dengan Penelitian Sebelumnya
    1. Perbandingan dengan Studi Terdahulu: Bandingkan hasil Anda dengan temuan penelitian sebelumnya. Identifikasi kesamaan, perbedaan, atau kontribusi unik dari penelitian Anda.
    2. Kontribusi terhadap Pengetahuan: Jelaskan kontribusi penelitian Anda terhadap literatur yang ada. Bagaimana temuan Anda mengisi celah pengetahuan atau memberikan wawasan baru dalam bidang tersebut?

    Dalam pembahasan juga dibuat simpulan atau rangkuman hasil penelitian yang dikaitkan dengan tujuan dan rumusan masalah penelitian. Bagian ini tidak dalam sub bab dan umumnya diletakkan di bagian bawah pembahasan.

    1. Ringkasan: Ringkaslah temuan utama dan hasil diskusi dalam kesimpulan. Hindari penambahan informasi baru di bagian ini.
    2. Implikasi Keseluruhan: Tinjau implikasi keseluruhan dari penelitian Anda dan betapa pentingnya temuan Anda dalam konteks lebih luas.
    3. Panggilan untuk Tindakan: Berikan panggilan untuk tindakan atau rekomendasi bagi pembaca tentang langkah-langkah selanjutnya yang dapat diambil berdasarkan temuan Anda.

    Penting untuk menyajikan hasil dan pembahasan dengan jelas, logis, dan terstruktur. Ini membantu pembaca untuk memahami temuan Anda secara efektif dan menghargai kontribusi penelitian Anda dalam bidang tersebut.

    Bab V. Kesimpulan dan Saran

    A. Kesimpulan

    Pada bagian ini, kesimpulan dibuat dalam bentuk poin-point yang jumlahnya sama dengan rumusan masalah. Kesimpulan ini adalah jawaban langsung dari rumusan masalah yang terlah disusun.

    B. Saran

    Saran diberikan kepada seluruh pembaca terkait dengan temuan yang didapatkan. Kekurangan yang disebabkan keterbatasan peneliti dalam melakukan penelitian juga dijadikan saran dalam membaca kesimpulan yang telah disusun sehingga tidak

    Daftar Pustaka

    Daftar Pustaka atau Daftar Referensi adalah bagian penting dari sebuah karya ilmiah yang mencantumkan semua sumber yang dikutip atau dirujuk dalam penelitian tersebut. Berikut adalah langkah-langkah dalam menyusun daftar pustaka:

    1. Pilih Gaya Penulisan yang Tepat: Tentukan gaya penulisan yang akan digunakan untuk daftar pustaka Anda, seperti APA, MLA, Chicago, atau IEEE. Pastikan untuk mengikuti pedoman yang telah ditentukan dengan cermat.
    2. Kumpulkan Informasi yang Diperlukan: Untuk setiap sumber yang Anda kutip atau rujuk, kumpulkan informasi yang diperlukan seperti nama penulis, judul artikel atau buku, nama jurnal, tahun publikasi, dan halaman yang dikutip.
    3. Susun Daftar Pustaka: Susun daftar pustaka dalam urutan abjad berdasarkan nama penulis pertama. Untuk setiap entri, cantumkan informasi sumber sesuai dengan format yang ditetapkan gaya penulisan yang dipilih.
    4. Format Entri Pustaka: Format entri pustaka akan bervariasi tergantung pada gaya penulisan yang Anda gunakan. Misalnya, dalam gaya APA, entri pustaka untuk buku akan memiliki format yang berbeda dari entri pustaka untuk artikel jurnal.
    5. Periksa Kembali dan Koreksi: Periksa kembali daftar pustaka Anda untuk memastikan bahwa semua entri ditulis dengan benar dan sesuai dengan pedoman gaya penulisan yang dipilih. Periksa keakuratan setiap detail seperti judul, nama penulis, tahun publikasi, dan lain-lain.
    6. Buat Rujukan yang Konsisten: Pastikan bahwa semua rujukan dalam teks karya Anda sesuai dengan entri dalam daftar pustaka. Periksa kembali setiap kutipan dan rujukan untuk memastikan konsistensi dan ketepatan dalam penyusunan daftar pustaka.
    7. Format Penulisan: Sesuaikan format penulisan daftar pustaka sesuai dengan aturan yang berlaku, seperti spasi ganda atau satu spasi, urutan penyajian informasi, dan tata letak entri pustaka.
    8. Pemformatan Akhir: Format akhir daftar pustaka agar sesuai dengan aturan tata letak dan presentasi yang ditetapkan oleh lembaga, jurnal, atau publikasi tempat Anda akan mengirimkan karya ilmiah Anda.

    Pastikan untuk memberikan perhatian khusus pada detail dan konsistensi saat menyusun daftar pustaka. Daftar pustaka yang rapi dan terorganisir adalah bagian penting dari karya ilmiah yang menunjukkan kecermatan dan kredibilitas peneliti.

  • Rating Scale vs Skala Interval : Misleading Informasi Dalam Pengukuran Persepsi

    Rating Scale vs Skala Interval : Misleading Informasi Dalam Pengukuran Persepsi

    Rating Scale

    Rating scale seperti Skala Likert menjadi skala yang paling banyak digunakan dalam pengukuran persepsi sekelompok subjek terhadap terhadap objek. Skala ini disusun dalam urutan angka (Ordinal) disertai atribut sebagai penjelas. Contoh penggunaannya sebagai berikut:

    1. Sangat Tidak Setuju
    2. Tidak Setuju
    3. Ragu-Ragu
    4. Setuju
    5. Sangat Setuju

    Dalam beberapa kondisi terkadang skala Likert dimodifikasi menjadi 4 urutan saja dengan menghilangkan atribut ragu-ragu. Contoh bentuk urutannya sebagai berikut:

    1. Sangat Tidak Suka
    2. Tidak Suka
    3. Suka
    4. Sangat Suka

    Hal ini dilakukan dengan adanya kebiasaan responden di Indonesia yang salah mengartikan kata “ragu-ragu (skala 3)” sebagai sebuah opini bukan sebagai urutan pada skala yang tersedia. Kata ragu-ragu diasosiasikan sebagai bentuk ketidakyakinan antara dua nilai atau lebih.

    Misalnya ketika seorang responden tidak yakin dengan opini mereka apakah ada pada level “Suka (skala 4)” atau malah “sangat suka (skala 5)”. Ketidakyakinan membuat gamang yang artinya ragu-ragu memilih. Hasilnya alih-alih memilih “suka” atau “sangat suka” malah menjawab “ragu-ragu”. Padahaln presepsi sebenarnya responden tidak terletak pada skala 3.

    Kesalahan dalam memilih akan berdampak pada ketidak bermaknaan data karean dianggap tidak mewakili persepsi sebenarnya dari responden. Jika data ini dijadikan dasar dalam analisi data dan pembahasan, tentu saja hasilnya tidak valid.

    A. Alternatif Bentuk

    Selain dengan atribut lengkap, Rating scale sering kali ditemukan hanya dengan dua keterangan, namun tetap berbeda dengan semantik diferensial. Atribut pada Rating Scale jenis Likert berasal dari satu indikator atau butir yang sifanta searah saja.

    Contoh kasus ketika ditanya Sangat Suka pada nilai paling tinggi, maka nilai paling renda adalah Sangat Tidak Suka. Hal yang perlu dicatat adalah Kata Sangat Tidak Suka tidak bisa diasosiasikan sebagai sangat benci karena lawan Suka bukanlah benci dalam kasus ini.

    Mari kita asumsikan bahwa seseorang ketika ditanya tentang “Apakah mereka suka dengan kopi atau tidak?” Maka kata Sangat Tidak Suka itu bukan berarti benci. Sehingga bentuk Rating Scale lainnya ditulis hanya mewakili atribut paling tinggi dan paling rendah saja.

    Sangat Tidak Suka (1) (2) (3) (4) (5) Sangat Suka

    Skala ini lebih longgar namun membuat interpretasi responden jadi semakin luas. Terutama pada Responden yang awam dari masalah yang ditanyakan.

    B. Persepsi Keliru

    Kekeliruan Skala Liker dalam menunjukkan persepsi sesoerang terhadap sebuah objek tidak hanya berasal dari bentuk susunan skala itu sendiri namun bisa juga berasal dari subjektifitas responden. Kekeliruan (misleading) informasi ini muncul karena masing-masing orang punya makna yang berbeda terkait derajat masing-masing tingkatan.

    Persepsi atas Persepsi

    Saya sendiri pernah bertanya di dalam kelas menggunakan pertanyaan sederhana. Bentuk pertanyaan yang saya ajukan adalah:

    1. Seberapa suka anda makan bakso?
      1. Sangat Tidak Suka
      2. Tidak Suka
      3. Suka
      4. Sangat Suka

    Jawabannya dari pertanyaan tersebut selanjutnya saya kelompokkan berdasarkan pilihannya. Lalu saya fokus ke kelompok dengan jawaban “suka (skala 3)”. Dari kelompok ini saya rambang sebanyak 3 orang, dengan tujuan ingin mengetahui deskrispi dari “suka”.

    Deskripsi kata suka ini ditrasnformasi ke dalam skala interval dalam bentuk frekuensi makan bakso dalam dalam kurung satu bulan terkahir ini. Hasilnya ternyata menunjukkan hal yang sangat kontras antara satu responden dengan respodend lainnya. Hasilnya sebagai berikut:

    RespondenFrekuensi Makan Bakso
    ASetiap Hari Makan
    B2 Kali Satu Pekan
    CTidak Pernah

    Hasil wawancara sederhana mengenai kata “suka” dari masing-masing responden berbeda meskipun diatas kertas hasilnya berada pada kategori “suka (skala 3)”. Perbedaan ini muncul karena frekuensi makan bakso dari masing-masing responden berbeda.

    Responden A selalu makan setiap hari, sedangkan Responden B makan paling banyak 2 kali sepekan. Responden C adalah responden dengan hasil yang paling menonjol dimana dalam satu bulan terakhir sama sekali tidak pernah makan bakso.

    Masalah baru muncul di mana Responden C, ternyata memiliki kebebasan untuk menetukan makan bakso atau tidak karena harga bakso yang terjangkau dan lokasi dengan tempat tinggal yang dekat. Namun Responden C memilih untuk makan makanan jenis lain dibandingkan Bakso dalam kurung waktu 1 bulan terakhir.

    Asumsi yang digunakan Responden C memilih “suka” karena Responden merasa pernah sangat suka makan Bakso, namun saat ini sudah tidak lagi. Hal ini tentu saja berbeda dari butir instrumen yang diajukan. Sehingga meskipun saat ini ada kecenderungan Responden tidak makan bakso, namun Presepsi Responden ada pada kategori “suka” makan Bakso.

    Dengan demikian, “angka 3” dari respon suka untuk responden A, B dan C tidaklah identik sehingga berat rasanya untuk memasukkan dalam satu kelompok yang sama. Jika dikelompokkan dalam satu kelompok saja rasanya berat, apalagi jika angka 3 ini dijumlahkan layaknya skala interval sebagaimana kebanyakan skripsi dan penelitian pendidikan yang menjumlahkan Skala Likert dalam penelitian mereka.

  • Menghitung Ukuran Sample dengan Rumus Slovin

    Menghitung Ukuran Sample dengan Rumus Slovin

    Rumus Slovin dapat digunakan untuk menghitung ukuran minimal sampel dari sebuah penelitian dengan teknik Ramdom Sampling. Ukuran sample itu sendiri banyaknya jumlah sampel yang harus di tarik dari populasi. Rumus dari ukuran Sampel slovin sebagai berikut:

    n = \frac{N}{1+Ne^2}

    Ket:

    n : ukuran sampel
    N : Ukuran populasi
    e : Persen Error (Daerah penolakan Kesimpulan)

    A. Contoh Perhitungan

    Misalkan seorang peneliti ingin melakukan penelitian tentang pendapat Penduduk Daerah A terhadap rasa bahagia selama tinggal di daerah tersebut. Jumlah penduduk di sana sebesar 25.000 orang. Jika si peneliti ingin melakukan penelitian dengan ketelitian 95% maka ukuran sampel yang harus diambil adalah:

    Solusi:

    N : 25.000 orang
    e : 100 % – 95% = 5% atau 0,05

    n = \frac{25000}{1+25000(0,05)^2}
    n=\frac{25000}{1+62,5} = \frac{25000}{63,5} ≅393 \ orang

    Maka berdasarkan rumus Slovin, sampel yang harus di ambil adalah 393 orang.

    Rumus Slovin hanya menjawab ukuran sampel yang digunakan dalam penelitian namun tidak memberikan deskripsi tentang teknik pengambilan sampel misalnya apakah sampel dapat diambil sebanyak 393 begitu saja, atau harus dilakukan pengelompokkan populasi berdasarkan kriteria tertentu misalnya daerah, proporsi setiap daerah, usia dan seterusnya.

    B. Keterbatasan Metode Slovin

    Perhitungan ukuran sampel dengan Metode Sloving dapat digunakan untuk populasi dengan ukuran besar, namun untuk ukuran kecil tidak begitu bermanfaat. Misalnya saja jika populasi hanya 50 maka ukuran sampel adalah:

    n = \frac{50}{1+50(0,05)^2} =40

    Meskipun telihat memiliki ukuran signifikan karena tersisa 80%, namun 40 julah sampel ini tidak memberikan jaminan pengukuran dilakukan dengan baik. Seorang peneliti biasanya akan mengambil lebih besar dari jumlah minimal yang harus diambil 45, dengan asumsi ada sampel yang memberikan data yang tidak terpercaya atau tidak hadir. nah angka 45 dari 50 ini tidak begitu signifikan dalam pengambilan data sehingga peneliti sebaiknya mengambil semua populasi saja sebagai sampel (Sampel Jenuh.

    Pada sampel dengan perbedaan kriteria yangs angat jelas, Rumus Slovin ini tidak diterakan langsung untuk menghitung jumlah sampel namun digunakan pada masing-masung sub kelompok dari Populasi.

    Contoh Perhitungan dengan Rumus Slovin
    Ilustrasi Sub Kelompok Populasi

    Contoh kasus, misalkan populasi yang di teliti adalah karyawan sebuah perusahaan sejumlah 1000 orang, namun ini terdiri dari 500 orang Petugas Lapangan, 300 orang Petugas Administrasi, 200 orang Petugas Tehnis maka rumus slovin digunakan untuk masing-masing kelompok

    Yakni :

    n_{Lapangan} = \frac{500}{1+500(0,05)^2} ≅ 222 / orang
    n_{Admin} = \frac{200}{1+200(0,05)^2} ≅ 171 / orang
    n_{Tehnis} = \frac{200}{1+200(0,05)^2} ≅ 133 / orang

    Jadi total sampel keseluruhan dari masing-masing unit adalah : 222 + 171 + 133 = 526. Bandingkan jika digunakan menghitung langsung secara keseluruhan

    n= \frac{1000}{1+1000(0,05)^2} ≅ 307 / orang

    307 ini kemudian di bagi kedalam setiap kelompok secara proporsional yakni

    n_{Lapangan} = \frac{500}{1000}307 ≅ 154 / orang
    n_{Admin} = \frac{300}{1000}307 ≅ 93 / orang
    n_{Tehnis} = \frac{200}{1000}307 ≅ 62 / orang

    Dalam kasus ini maka ukuran sampel yang digunakan adalah ukuran sampel yang pertama bukan yang kedua, yakni 222 Petugas Lapangan, 171 Petugas Admin, dan 133 Petugas Tehnis.

  • Tren Penelitian dan Publikasi Artikel Jurnal Internasional Pendidikan Fisika yang Terindeks Scopus

    Tren Penelitian dan Publikasi Artikel Jurnal Internasional Pendidikan Fisika yang Terindeks Scopus

    AhmadDahlan.NET – Pengajar dalam bidang studi fisika dalam hal ini yang tergabung dalam bidang kajian pendidikan fisika baik guru maupun dosen memiliki tugas utama menemukan dan melaksanakan pembelajaran fisika. Dalam melaksanakan tugas ini Pengajar Pendidikan Fisika harus fokus pada dua aspek yakni :

    1. Materi Fisika sebagai salah satu cabang ilmu sains
    2. Metode Pembelajaran yang tepat untuk karakteristik mater fisika

    Aspek pertama membuat pengajar harus fokus pada penguasan konten fisika yang berkaitan dengan materi fisika yang mencakup hukum, konsep, teori dan penerapan ilmi fisika. Aspek kedua adalah sisi dimana pengajar harus menguasai aspek pedagogik dalam mengejar yang mencakup metode, staretegi dan pendekatan.

    Kedua hal tersebut merupakan kajian yang terpisah namun pada proses implementasi-nya dalam pembelajaran kedua aspek ini harus dipadukan agar dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan jika memungkin juga efisien. Kedua aspek tersebut adalah Pedagogical and Content Knowledge (PCK).

    Pengajar Fisika memiliki dua peran dalam profesinya yakni praktisi yang mengajarkan konten terkait fisika dan pendidikan fisika dan akademisi yang tidak lepas dari bidang kajian penelitian. Seorang akademisi di bidang pendidikan fisika harus terlibat secara aktif dalam bidang penelitian sebagai seorang peneliti maupun pasif sebagai seorang pengamat perkembangan pendidikan fisika melalui kajian jurnal-jurnal yang relevan baik secara nasional maupun internasional.

    Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tahun 2022, Jurnal yang mempublikasikan kajian Pendidikan Fisika secara spesifik sangatlah terbatas. Hasil penelusuruan yang dilakukan melalui Portal ScimagoJR menemukan hanya ada satu jurnal Open Acces yang ditemukan secara spesifik menyebutkan Pendidikan Fisika sebagai fokus artikel mereka.

    Metode yang digunakan dalam menemukan Jurnla tersebut dengan melalukan filter terhadap 36 ribu jurnal yang terindeks dengan spesifikasi sebagai berikut :

    1. Subject Area : All Subject Area
    2. Subject Category : Education
    3. Region : Global
    4. Type : Journal
    5. Years : 2020
    6. Open Acces Type

    Berdasarkan filter tersebut, Portal Scimago menunjukkan hasil 356 jurnal yang terindeks scopus. Langkah selanjutnya adalah memilih Jurnal yang spesifik mengkaji bidang pendidikan fisika dan hasilnya hanya terdapat satu jurnal yang diterbitkan khusus membahasa tentang pendidikan fisika yakni :

    NoNama JurnalReputasiNegaraFrek/Thn
    1Physical Review Physics Education ResearchQ1USA2

    Hasil yang terbatas ini membuat kajian tentang trend penelitian pendidikan fisika sulit dilakukan sehingga dilakukan penambahan Jurnal dengan indikator baru yang boleh tidak mengandungkan kata Pendidikan Fisika (Physics) di nama Jurnal tapi memuat artikel yang fokus pada bidang Pendidikan Fisika misalnya kata kunci Science Education. Hasil yang ditemukan sebagai berikut :

    NoNama JurnalReputasiNegaraFrek/Thn
    1Journal of Turkish Science EducationQ2Turki4
    2International Journal of Education in Mathematics, Science and TechnologyQ2Turki4
    3Education SciencesQ2Swiss12
    4Eurasia Journal of Mathematics, Science and Technology EducationQ2Turki 12
    5Journal of Baltic Science EducationQ2Lithuania6
    6Jurnal Pendidikan IPA IndonesiaQ2Indonesia4
    7Journal of Technology and Science EducationQ3Spanyol2
    8Cakrawala PendidikanQ3Indonesia2
    9Educational Sciences: Theory and PracticeQ3Turki4
    10Nordic Studies in Science EducationQ3Swedia3
    11Journal on Efficiency and Responsibility in Education and ScienceQ4Rep. Ceko4
    12Asia-Pacific Forum on Science Learning and TeachingQ4Hongkong4

    Untuk mengunjungi Jurnal Internasional Beruptasi Terindeks Scopus Pada Bidang Kajian Pendidikan Fisika, link jurnal terdapat pada nama masing-masing jurnal.

    Update As Soon As Possible. ASAP!!!