Daftar Isi
Pengertian Model Pembelajaran
Ahmad Dahlan – Model pembelajaran secara sederhana dapat diartikan sebagi sebuah prosedur yang dilakuakn secara sistematis dengan tujuan melakukan koordinasi terhadap-terhadap pengalaman pengalaman belajar yang akan dilakukan oleh peserta di dalam kelas. Sistem belajar dalam sebuah model pembelajaran dirancang sedemikian rupa untuk membantu peserta didik mencapai tujuan pembelajaran.
Model Pembelajaran Joyce dan Will
Sebuah proses pembelajaran yang dilakuakn secara terstruktur dan dilakukan berulang-ulang akan membentuk sebuah pola dalam setiap kali pertemuan atau setiap tujuan pembelajaran tercapai. Joyce & Weil (1980: 3) menyatakan bahwa pola-pola yang telah direncakan di dalam kelas merupakan rancangan dari bentuk model pembelajaran.
Model Pembelajaran ini selanjutnya sangat memabntu dalam menentukan kurikulum, pengajaran, pemiihan materi pelajaran dan proses bimbingan yang dilakukan oleh guru. Joyce & Weil (1986) kemudian memberikan spesifikasi bahwa setiap model pembelajaran akan memiliki karakater tersendiri yang membuatnya berbeda antara satu model pembelajaran dan model pembelajaran lainnya, namun paling tidka model pembeljaran dapat dikenal melalui ciri ciri umum yang dibedakan berdasarkan unsur:
- Sintaks – Berisi tahapan-tahapan kegiatan yang dilakukan selama melaksanakan model pembelajaran.
- Sistem Sosial – Situasi standar dimana model tersebut dapat diterapkan
- Prinsip Reaksi – Bentuk respon-respon yang dilakukan oleh guru berdasarkan kegiatan yang dilakuakn peserta didik selama model diterapkan.
- Sistem Pendukung – Seluruh sarana dan prasaran yang dibutuhkan ketika model diterapkan. Hal ini juga terkait dengan kesiapan guru, alat dan juga bahan.
- Dampak Instruksional – Hasil belajar dan pengelaman belajar yang secara langsung didapatkan oleh peserta didik setelah melewati proses pembelajaran. Hali ini tertuang dalam tujuan pembejalaran yang dirancang sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan.
- Dampak Penggiring – Hasil belajaran tambahan yang didapatkan selama proses pembelajaran dilaksanakan tanpa ada rencana yang dilakukan oleh guru. Hasil ini didapatkan dari pengalaman yang didapatkan peserta didik selama proses pembelajaran.
Secara keseluruhan sebuah rancangan proses pembelajaran dapat dikatakan sebuah model pemebejaran jika ke 6 unsur umum tersebut dapat diamati dan dilaksanakan.
4 Kelompok Model Pembelajaran Menurut Joyce & Will
Joyce & Weil (1986) juga melakukan pengelompokkan model pembelajaran ke dalam 4 model. yakni:
- The information processing sources
- The personal sources
- The social interaction sources
- Behavior modification as a sources
1. The information processing sources
The information processing sources atau model pemrosesan Informasi adalalh sebuah model pembelajaran yang berbasis pengetahuan Kognitif. Pembelajaran akan lebih ditekankan pada pengembalian, penguasaan dan pemrosesa informasi dengan dasar dari teori belajar Kognitif. Orientasi pemebajaran ditingkatkan pada konsep pengetahuan dengan asumsi bahwa peserta didik yang memproses imformasi akan berdampak pada peningkatan hasil belajar.
Imformasi yang didapatkan peserta didik didapatkan dari lingkungan belajar (suasan belajar dalam kelas) baik berupa mengumpulkan informasi, mengorganisasi data, memecahkan masalah, menemukan sebuah konsep atau menggunakan bahasa verbal dan visual untuk menyampaikan informasi yang didapatkan.
Asumsi dalam model pemrosesan Infomasi menganggap bahwa faktor yang berperan penting dalam pembelajaran adalah hasil belajar dan hal ini bersifat komutatif. Proses akan berlangsung disertai dengan penerimaan informasi yang menghasilkan output buerupa hasil belajar. Output dari hasil belajar ini dapat berupa : (1) informasi verbal, (2) kecakapan intelektual, (3) strategi kognitif, (4) sikap, dan (5) kecakapan motorik.
No. | Model | Tokoh | Tujuan |
1. | Model pencapaian konsep (concept attainment) | Jerome Bruner | Dirancang untuk mengembangkan dan menganalisis konsep dengan menggunakan pola nalar induktif. |
2. | Model berfikir induktif (inductive thinking) | Hilda Taba | Dirancang untuk mengembangkan proses mental induktif dan penalaran atau pembentukan teori. |
3. | Model latihan penelitian (inqury training) | Richard Suchman | Dirancang untuk memberikan pengelaman belajar kepada peserta didik dalam menghadapi penalaran kausal, lebih fasih dan tepat dalam mengajukan pertanyaan, membentuk konsep, serta hipotesis. |
4. | Model penelitian ilmiah (scientific inquiry) | Joseph J. Schwab | Dirancang untuk pembelajaran sistem penelitian dari suatu disiplin ilmu, tetapi diharapkan juga memiliki efek dalam kawasan lain. |
5. | Model pengembangan intelek (developing intellect) | Jean Piaget, Irving Sigel, Edmund, Sulivand, dkk. | Dirancang untuk meningkatkan perkembangan intelektual, terutama penalaran logis, tetapi juga dapat diterapkan pada perkembangan sosial. |
6. | Model penata lanjutan (advance organizer) | David Ausubel | Dirancang untuk meningkatkan efisiensi kemampuan pemrosesan informasi untuk menyerap dan mengaitkan bidang-bidang pengetahuan. |
7. | Model memorisasi (memorization) | Harry Lorayne & Jerry Lucas | Dirancang untuk meningkatkan daya ingat siswa. |
2. The personal sources
The personal Source merupakan model pembelajaran yang menitikberatkan model pembelajaran berdasarakan kemempaun indibidu dalam mengembangkan konsep yang terkait dengan materi pembelajaran. Hal hal yang meliputi pengembangan yang dilakukan Indovidu adalah mebangun pengetahuan dari diri sendiri, menemukan konsep dan melakukan organisasi dari seluruh potongan-potongan pengetahuan yang telah individu pelajari.
Model pembelajaran personal berkiblat pada teori belajar Humanistik yanh lebih emosional dan berorientasi terhadapa perkembengan Individu. Perkembangan pengatahuan peserta didik tidak serta merta di dapatkan sendiri tetapi juga memperhatikan hubungan dengan lingkungan dan sosial. Model ini menuntut peserta didik mempu untuk membangun pengetahuan dari lingkungan sehingga individu harus memiliki hubungan harmonis antar sesama agar informasi dapatterkumpul secara efektif.
No. | Model | Tokoh | Tujuan |
1. | Model non direktif | Carl Rogers | Memberikan tekanan pada pembentukan kemampuan dalam perkembangan pribadi dalam arti kesadaran diri, pemahaman diri, kemandirian, dan mengenal konsep diri. |
2. | Model latihan kesadaran | Fritz Perls & William Scuhtz | Meningkatkan kemampuan individu peserta didik untuk mengeksplorasi diri dan kesadaran diri. |
3. | Model sinektik | William Gordon | Menekankan pada perkembangan pribadi dalam kreativitas dan pemecahan masalah kreatif. |
4. | Model sistem-sistem konseptual | David Hunt | Meningkatkan kompleksivitas dan keluwesan pribadi. |
5. | Model pertemuan kelas | William Glasser | Menekankan pada perkembangan pemahaman diri dan tanggung jawab kepada diri sendiri serta kelompok sosial. |
3. The Social Interaction Sources
The Social Interaction Sources atau Model interaksi sosial merupakan model pembelajaran yang menekankan proses pembelajaran pada hubungan individu dan sosial kemasyarakatan. Proses pembelajaran dalam model ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi antara masyarakat terhadap orang lain, bersifat demokratis, bekerja secara produktif dalam masyarakat dan menerima perbedaan. Teori belajar utama yang mendukung model pembelajaran ini adalah teori belajar Gestalt atau Field-Theory.
Dalam teroi belajar ini interkasi dan hubungan harmonis yang terjadi antara individu dan masyarakat menjadi fokus utama dari tujuan pembelajaran. Sebuah peristiwa dianggap benar jika dipandang secara keseluruhan bukan secara sebagian atau cuplikan pengetahuan. Secara khusu pembelajaran dianggap memiliki makna jika materi dipahami secara utuh.
No. | Model | Tokoh | Tujuan |
1. | Model investigasi kelompok | Herbert Telen & John Dewey | Mengembangkan keterampilan untuk partisipasi dalam proses sosial yang demokratis melalui penekanan yang dikombinasikan pada keterampilan antar pribadi (kelompok) dan keterampilan-keterampilan penentuan akademik. |
2. | Model inkuiri sosial | Byron Massiales & Benjamin Cox | Menekankan pada pemecahan masalah sosial, terutama melalui penemuan sosial dan penalaran logis. |
3. | Model latihan laboratoris | Bethel Maine | Menekankan pada perkembangan keterampilan antar pribadi dan kelompok melalui kesadaran dan keluwesan pribadi. |
4. | Model penelitian yurisprudensial | Donald Olever & James P. Shaver | Dirancang untuk pembelajaran kerangka acuan yurisprudensial sebagai cara berpikir dan penyelesaian isu-isu sosial. |
5. | Model bermain peran | Fainie Shafel & George Fhafel | Dirancang untuk mempengaruhi peserta didik agar menemukan nilai-nilai pribadi dan sosial. |
6. | Model simulasi sosial | Sarene Bookock & Harold | Dirancang untuk membantu peserta didik agar mengalami bermacam-macam proses dan kenyataan sosial serta untuk menguji pemerolehan konsep keterampilan perbuatan dan keputusan |
4. Behavior modivication as a sources
Kategori model pembelajaran Behavior modivication as a sources atau model modifikasi tingkah laku berpusat pada perubahan yang tampak pada individu sehinggaindividu konsisten terhadap konsep diri sendiri.
Model ini berkiblat pada teori belajar Behavioristik dengan mengembangkan sistem efisien untuk mengurutukan tugas-tugas belajar yang dapat membentuk tingkah laku. Model ini berpandangan bahwa tugas tugas harus diberikan dalam bentuk bagian-bagian kecil yang berurutan dan mengandung perilaku khusus.
Model ini memiliki asumsi bahwa proses belajar di dapatkan dari manipulasi keadaan yang dialami peserta didik sehingga dengan terpaksa melakukan perubahan-perubahan perilaku. Aspek perubahan terkait dengan hal-hal yang bersifat psikologis dan perilaku yang tidka dapat diamati.
No. | Model | Tokoh | Tujuan |
1. | Managemen kontingensi | B.F. Skinner | Menekankan pada kemampuan memahami fakta-fakta, konsep, dan keterampilan. |
2. | Kontrol diri | B.F. Skinner | Menekankan pada pengendalian prilaku dan keterampilan sosial dalam mengontrol dirinya. |
3. | Relaksasi | Rimm, Masters, & Wolfe | Menekankan pada tujuan pribadi (mengurangi ketegangan dan kecemasan). |
4. | Pengurangan ketegangan | Rimm, Masters, & Wolfe | Menitik beratkan pada pengalihan pada kesantaian dari kecemasan dalam situasi sosial |
5. | Latihan Asertif desensitas | Wolfe, Lazarus, & Salter | Berorientasi pada ekspresi perasaan secara langsung dan spontan dalan situasi sosial. |
6. | Latihan langsung | Gagne, Smith & Smith | Menekankan pada pola-pola prilaku dan keterampilan pada diri peserta didik. |
Referensi
Joyce, B., & Weil, M. (1980) Models of Teaching (Second Edition). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
——–, (1986). Models of Teaching (Third Edition). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.