Ahmad Dahlan – Salah satu hal yang menarik dari media komunikasi berbasis tekonologi adalah Anda yang membaca tulisan saya dapat mengerti pendapat saya tentang Multimedia tanpah harus bertemu atau bahkan mengenali saya sebagai penulis artikel ini.
Daftar Isi
A. Pengertian Multimedia
Secara Etimologi, multimedia berasal dari dua kata yakni Multi dan Media. Media berasal dari kata medium/media yang berarti perantara untuk menyampaikan informasi sedangkan multi adalah banyak. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa Multimedia merupakan gabungan dari banyak media yang digunakan untuk menyampaikan informasi atau pesan.
Pada dasarnya, Manusia sudah menggunakan banyak media dalam menyampaikan informasi seperti pada saat berbicara, selain menggunakan bahasa lisan, biasanya pesan juga akan disampaikan dnegan gestur tubuh yang juga menjadi salah satu media, kendati demikian hal ini belum bisa dikategorikan sebagai pemanfaatan multimedia secara khusus.
Multimedia lebih merujuk pada penggunaan sarana komunikasi yang mengintegrasikan tesk, gambar, grafik baik statis maupun dinamis, suara dan berbagai jenis media lain dalam menyampikan informasi. Secara khusus Multimedia dapat diartikan sebagai penggunaan berbagai macama media yang diintegrasikan oleh perangkat komputer untuk menyampikan informasi.
Rosch (1996) menyatakan bahwa Multimedia merupakan kombinasi pengunaan tesk, gambar baik bergerak dan diam dan audio yang diintegrasikan dengan komputer untuk menyampaikan pesan. Hal ini juga dikuatkan oleh Mc Cormick yang menyatakan bahwa Multimedia merupakan kombinasi paling sedikit dua media dalam menyampaikan informasi. Media tersebut dapat berupa suara, musik, animasi, video, tesk, Grafik, dan Gambar.
Dalam era digital, Multimedia mengalami perkembangan yang semula hanya bisa menyampikan pesan secara pasif, kini dapat dirancang menjadi media interaktif, yang berarti informasi yang didapatkan bisa saja berbeda dari setiap orang tergantung dari aktifitas yang dilakukan pengguna media (user) tersebut. Hasil yang didapatkan selama menggunakan media ini disebut sebagai user experience.
Perkembangam media era digital awal masih dibatasi oleh perancang media. Misalnya sebuah media pembelajaran yang telah dirancang untuk nenunjukkan proses foto sintesis, maka informasi maksimal yang bisa didapatkan oleh user, hanya sebatas banyaknya informasi yang dimasukkan oleh pengembang media (developer). Bisa saja developer memasukkan informasi yang tidak ia kembangkan seperti link yang berkaitan dengan materi yang dimasukkan dalam medianya, namun link-link tersebut tetap bersifat statis dimana perubahan hanya bisa terjadi jika developer elakukan update berkala terhadap medianya.
Perkembangan bahasa program belakangan cenderung ke arah Artificial Intelegency (AI) atau kecerdasan buatan. Hal ini memungkinkan perubahan informasi pada media yang dikembangkan secara otomatis tanpa harus dieksekusi oleh developer.
Seperti contoh penggunaan Googel MAP, pengembangan tidak perlu melakukan update secara berkala tentang trafik lalu lintas yang di sebuah kota, namun AI dari google akan mengumpulkan informasi tentang perangkat yang berjalan di atas jalan tersebut, kemudian menunjukkan hasil bahwa kondiis jalan tersebut sedang macet atau sednag lenggang. Dalam kasus ini informasi dapat berubah sesuai dengan perilaku banyaknya user-user yang menggunakan perangkat tesebut.
Sistem tersebut kemudian dikenal sebagai lingkungan (environment) yang menunjukkan bahwa basis digital dapat berkembang sesuai dengan tingkah laku manusia yang mengguanakan basis data tersebut. Hal ini pula yang melatar belakangi penggunaan Big Data dalam memudahkan pemenuhan kebutuhan hidup manusia.
B. Karakteristik Media Komunikasi
Pada dasarnya media komunikasi dikembangkan oleh manusia untuk memudahkan keterbatasan sistem komunikasi langsung. Seperti Budi dan Anto hanya bisa berkomunikasi jika mereka memenuhi dua syarat, yakni berada di waktu dan tempat yang sama.
1. Media Komunikasi Konvensional
Pemanfaatan media sudah dilakukan jauh sebelum manusia modern hidup dan bergantung pada komunikasi. Manusia Purba sudah menggunakan media dinding-dinding gua untuk berkomunikasi, meskipun tujuannya belum bisa disimpulkan namun ada satu hal yang bisa dipastikan dari lukisan dinding tersebut. Manusia modern yang hidup di abad ini bisa tahu jika tempat tersebut penah dihuni banyak hewan buruan.
Pengembangan media komunikasi yang selanjutnya lebih dikenal sebagai teknologi informasi dan komunikasi hanya merujuk pada satu arah yakni kemudahan melakukan komunikasi. Sebuah informasi disampaikan oleh seorang penceramah di atas mimbar hanya didapatkan oleh orang-orang yang berada di sekitar mimbar tersebut. Masalah ini kemudian diatasi dengan pembuatan media pengeras suara sehingga bisa menjangkau daerah yang lebih luas. Namun hal ini masih terbatas, karena informasi tersebut hanya bisa didengar pada proses ceramah berlangsung.
Media tulisan kemudian dikembangkan untuk membuat orang-orang yang ada di luar daerah tersebut dapat memahami isi ceramah sang dai bahkan di masa ketika sang dai sudah tidak lagi berceramah. Namun hal ini masih terbatas, karena bahasa lisan memiliki perbedan bahasa tulisan. Hal bisa menyebabkan perbedaan makna dari informasi yang disampaikan. Maka dibuatlah media perakam gambar dan suara untuk membuat orang lain bisa “menyaksikan” persis sama dengan pidato dari Presiden Soeharto ketika mengumumkan Indonesia berhasil Swasembada Beras tahun 1984.
“tujuan utama TIK adalah menghilangkan batas jarak dan waktu untuk menyampaikan informasi”
Karakteristik lain dari media komunikasi konvensional adalah sumber informasi satu-satunya hanya berasal dari sumber informasi. Informasi bisa jadi tidak bisa divalidasi oleh perorangan karena media yang digunakan hanya berisfat satu arah.
Informasi yang benar hanya bisa didapatkan oleh orang-orang yang mendengarkan banyak informasi diwaktu yang terbatas mengingat proses mendapatkan informasi harus dilakukan melalui mendengarkan siaran lain yang mungkin saja tidak membahas isu yang sedang dicari kebenarannya. Hasilnya letak kebenaran berada pada pembaca beritanya, tidak pada user, jika terdapat informasi baru, maka dibutuhkan upaya klarifikasi dari sumber awal kemudian digaungkan oleh media lain.
Masalahnya adalah tidak semua media massa mungkin akan melakukan klarifikasi karena lebih tertarik untuk menyampaikan informasi baru.
2. Tekonologi Informasi dan Komunikasi Modern.
Kriteria pengguan Teknologi Informasi dan Komunikasi di era digital semakin berkembang yang pada awalnya hanya untuk menyelesaikan masalah ruang dan waktu saat berkomunikasi menjadi kebutuhan-kebutuhan massa yang dapat diatur secara privat.
Saat sebuah siaran berita dibacakan oleh penyiar radio pada tahun 1980-an, hampir tidak ada yang bisa dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan informasi secara privat karena semua orang akan mendengarkan siaran radio yang sama, mengganti siarannya pun akan tetap sama karena sama-sama didengarkan oleh banyak orang.
Kebutuhan Informasi manusia modern tetap disediakan untuk tujuan publik (umum), yakni siapa saja bisa mengakses informasi-informasi tersebut. Hanya saja perbedaanya adalah pada karakterisitik mengakses informasi dari media yang disediakan. Misalnya saja, sebuah website memberikan banyak informasi mengenai sebuah kejadian, namun kendali atas informasi yang dibaca tidak sepenuhnya berada pada sisi sumber informasi tapi berada pada sisi user.
Hal ini bisa terjadi karena didukung media interaktif, yakni media yang memberikan informasi sesuai dengan perilaku usernya. Pengalaman antara satu user dengan yang lainnya tentu saja berbeda sehingga fokus informasi yang didapatkan bisa berbeda. Proses klarifikasi informasi juga sebagian besar berada pada sisi user dimana user bisa dengan segera mencari informasi yang berkaitan sesuai dengan kebutuhannya bukan perilaku pengembang.
Pada era Digital dengan kemajuan bahasa pemograman, komunikasi tidak hanya bisa dilakukan oleh manusia ke mesin lalu kembali ke manusia, dalam hal ini seorang reporter menyimpan informasi di server, kemudian server menyampikan informasi ke manusia lalinnya melalui website mereka.
Arah komunikasi bisa dilakukan pada tingkat machine to machine, yang lebih dikenal sebagai Artificial Intelegency (AI). AI memungkinkan mesin melakukan filter informasi dengan banyak parameter kemudian menyampaikan informasi beradasarkan parameter-parameter yang ada sehingga user tidak perlu lagi mencari banyak rujukan sebelum akhirnya menemukan informasi yang valid.
“meskipun masih terdapat celah pada pembuatan sistem algoritma, namun AI lebih indepedent dalam menyampaikan informasi yang tidak tendesius dan sukbejktif,”.
C. Unsur Lain dalam Media
Pada dasarnya fungsi dari sebuah media adalah menyampiakan ifnormasi yang benar dan valid, namun hal tersebut tidak cukup digunakan dalam mengembangkan sebuah media. Karakteristik manusia sebagai mahluk yang memiliki sisi humanis menjadi salah stau pertimbangan dalam mengembakan media.
Unsur-unsur tersebut adalah unsur menarik perhatian dan kemudahan penggunaan. Permian kreatif dalam mengembangkan media menjadi salah satu kunci keberhasil unsur-unsur tersebut terpenuhi.
Sebagai contoh hal yang belakangan ini menjadi isu hangat dalam pembuatan berita adalah penggunaan judul Klik Bait. Judul klik bait tentu saja memanfaatkan rasa tertarik/ penasaran seseorang terhadap informasi yang mungkin saja tidaklah luar biasa.
“Salah satu meme yang terkait dengan maslah ini adalah Penemuan Ikan Berkepala Lele” Hal ini sebenarnya sedarhana saja karena permainan diksi semata dimana ikan dan lele adalah kata benda umum dan khusus, sejatinya keduanya memang memiliki hubungan.