Getaran dan Gelombang adalah materi yang membahas tentang gerakan bolak-balik yang terjadi di alam. Gerakan ini ditinjau dari hukum-hukum fisika yang mengatur tentang fenomena yang berkaitan
AhmadDahlan.Net – Pernahkah kalian bermain ketapel? atau pernahkah kalian memperhatikan peer yang terdapat pada ayunan bayi? Kedua contoh peristiwa tersebut menggunakan konsep pegas dalam penggunaan nya. Bagaimana konsep pegas dalam fisika? Untuk menjawab hal tersebut, perhatikan penjelasan berikut.
A. Pengertian Pegas
Pegas merupakan benda elastik yang biasanya digunakan pada benda agar lebih nyaman ketika digunakan. Getaran pada pegas merupakan gerakan bolak – balik pegas melewati titik keseimbangan.
Pegas yang memiliki titik keseimbangan pada posisi A, apabila diberi beban atau ditarik maka akan memanjang menjadi posisi B dan memendek menjadi posisi C. Satu getaran pada pegas ditandai dengan pegas yang bergerak memendek, memanjang, hingga memendek lagi. Sehingga, pergerakan pegas yang mengalami satu getaran adalah C – B – A – C.
Simpangan dan amplitudo pada pegas ditandai dengan pergerakan pegas dari titik keseimbangan nya kemudian memanjang atau memendek. Sehingga, simpangan pada pegas adalah A – B atau A – C dan amplitudo pada pegas adalah A – B atau A – C.
B. Persamaan Pegas
1. Frekuensi
Frekuensi getaran pada pegas dapat dihitung menggunakan persamaan :
keterangan, f : frekuensi (Hz) n : banyak getaran t : waktu (s) T : periode (s) k : konstanta pegas (N/m) m : massa benda (kg)
2. Periode
Periode getaran pada pegas dapat dihitung menggunakan persamaan :
keterangan, T : periode (s) t : waktu (s) n : banyak getaran f : frekuensi (Hz) k : konstanta pegas (N/m) m : massa benda (kg)
C. Contoh Soal
Sebuah pegas diberi beban dengan massa sebesar 150 gram. Apabila nilai konstanta pegas tersebut adalah 60 N/m, hitunglah frekuensi dan periode dari pegas !
Pembahasan
Dik : m = 150 gr = 0,15 kg k = 60 N/m
Dit : f = ? T = ?
Pembahasan : 1. Frekuensi
f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{\frac{k}{m}}
f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{\frac{60\ N/m}{0,15\ kg}}
f=\frac{1}{2\pi}\sqrt{400}
f=\frac{1}{2\pi}(20)
f=\frac{10}{\pi}\ Hz=3,183\ Hz
2. Periode
T=\frac{1}{f}
T=\frac{1}{3,183\ Hz}
T=0,314\ s
Jadi, frekuensi pegas tersebut adalah 3,183 Hz dan periode nya adalah 0,314 s
Ahmaddahlan.NET – Gerak pada pegas merupakan salah satu gerak yang dapat dianalisis melalui persamaan diferensial biasa orde II (PDB Orde II). Gerak ini mengikuti hukum Newton tentang gerak. Asumsinya ada dua yakni jika terjadi secara harmonis dan tidak harmonis.
Gerak Harmonis Pegas diterapkan dengan asumsi tidak ada gaya luar yang bekerja pada pegas sehingga ketika egas diberi ganguan / simpangan, pegas akan terus berayun selaman dengan periode tetap. Asumsi ke dua jika ada gaya eksternal yang bekerja pada pegas yang nilainya kecil, maka pegas akan akan berhenti pada satu waktu tersebut. Gerak pegas ini disebut Teredam lembut atau Dumped Oscillation.
Pada sebuah pegas yang digantung beban akan terdapat empat kemungkinan gaya masing adalah :
Gaya berat w = mg
Gaya pemulih Fk = -k (y+Δy)
Gaya Peredam pada pegas FD = -Dvy
Gaya Eksternal Fe
Misalkan pegas diberi ganguan sehingga pegas mulai bergerak maka berlaku hukum Newton II tentang gerak
ΣF = ma
Persamaan ini kemudian di subtitusi dengan semua gaya yang bekerja pada pegas sehingga menjadi
W_b+F_k+F_D+Fe = ma
mg - ky - kΔy -Dv_y + F_e = ma
Karena mg = -ky dan vy adalah turunan pertama perubahan posisi terhadap waktu dy/dt maka persamaan ini dapat dituls lebih sederhana.
-kΔy -D\frac{dy}{dt}+ F_e = m\frac{d^2y}{dt^2}
Jika Δy adalah besara simpangan maka bisa dianggap sebagai y, dengan demikian Bentuk umum persamaan diferensial biasa Orde II untuk Gerak harmonik pada pegas adalah :
m\frac{d^2y}{dt^2} +D\frac{dy}{dt}+ky =F_e
A. Analisis Matematis Gerak Harmonis Pegas
Pada gerak pegas yang berosilasi harmonik sederhana ada dua asumsi yang dimasukkan yang tidak ada gaya peredam dan gaya eksternal yang bekerja sehingga persamaan gerak dapat ditulis :
m\frac{d^2y}{dt^2} +ky =0
bagi kedua ruas dengan m
\frac{d^2y}{dt^2} +\frac{k}{m}y =0
Pada saat pegas berada pada percepatan maksimum nilai k/m = ω2, sehingga
\frac{d^2}{dt^2} y+ω^2y =0
(\frac{d^2}{dt^2} +ω^2)y =0
Misalkan :
\frac{d^2}{dt^2} = r^2
maka bisa disimpulkan
r^2 + ω^2 = 0
Persamaan ini r2+ω2=0 memiliki akar-akar yang homogen seperti pada Solusi Umum PBD Orde II yakni r1,2 = ±iω0 dengan solusi :
y_{(t)}=c_1 \cosω_0t+c_2\sinω_0t
Untuk menentukan nilai konstanra c1 dan c2, kita lakukan sedikit trik dengan mengalikan ke dua ruas dengan :
AhmadDahlan.NET – Untuk menganalisis periode dan karakteristi Sinosoidal pada pegas, mari kita misalkan sebuah pegas dengan konstanta k digantungkan beban sebesar m seperti pada gambar dibawah ini !
Ketika pegas diberi ganguan yang kecil maka akan berosilisasi dengan gaya-gaya yang bekerja pada pegas adalah :
Gaya Berat, w = mg
Gaya Pemulih dari pegas yakni Fk = – k (y + Δy)
Gaya peredam FD = -Dvy
Gaya eksternal dari ganguan yang diberikan Fe.
Karena benda bergerak dengan kecepatan yang tidak tetap maka berlaku hukum II Newton tentang gerak sehingga :
Σ F = ma
gaya-gaya yang berlaku kemudian dmasukkan ke dalam ΣF, sehingga persamaan ini bisa ditulis :
W + Fk + FD + Fe = may
mg – k (y + Δy) – Dvy – Fe = may
mg – ky – kΔy – Dvy – Fe = may
Perhatikan unsur mg = kx dan vy = dy/dt, dan ay = d2y/dt2 maka persamaan ini bisa ditulis :
unsur Δy tidak lain adalah simpangan (y), persamaan kemudian dapat ditulis dengan bentuk :
Pada gerak harmonik sederhana, D dy/dt dapat dihilangkan karena pegas tidak mengalami regangan karena dianggap akan terus berayun sedangkan gaya Fe dapat dihilangkan karena sistem sudah dalam keadaan setimbang, sehingga persamaan ini dapat ditulis :
Pada saat posisi pegas berada pada kecepatan maksimum maka kecepatan sesaat nya adalah ω2 = k/m
Dalam persamaan diferensial Biasa orde II (PDB Orde II), bentuk ini bisa ditulis
r2 + ω2 = 0
r2 + ω2 = 0 memiliki akar-akar persamaan r1,2=±iω0 sehingga bentuk solusi adalah :
y(t) = c1 cos ω0t + c2 sin ω0t
kedua ruas kemudian dikalikan dengan √(c12+c22) / √(c12+c22) sehingga :
jika kita misalkan R2 = c12+c22 maka :
masukkan solusi ke persamaan y(t) maka solusinya adalah :
y(t) = R (sin θ cos θ ω0t + cos θ sin θ ω0t)
berdasarkan idnetitas trigonometri persamaan dapat ditulis lebih sederhana yakni
y(t) = R cos (ω0t ± θ)
R tidak lain adalah Amplitudo arau R maksimum sehingga persamaan umum gelombang berlajan yang berubah terhadap waktu adalah :
y(t) = A cos (ω0t ± θ)
dimana :
A : Amplitudo (m)
y(t) : Simpangan (m)
ω : Kecepatan sudut (rad/s)
t : waktu (s)
θ : beda fase
Persamaan y(t) = A cos (ω0t ± θ) ini juga dikenal sebagai persamaan umum gelombang berjalan untuk herak harmonik sederhana.
Periode dan Frekuensi Gelombang
Perhatikan hubungan kecepatan sudut ω = 2πf, dan ω2 = k/m sehingga dapat disimpulkan jika
Dimana :
T : Periode gelombang berjalan (sekon)
f : frekuensi gelombang (hz)
perhatikan persamaan periode getaran dari yang menunjukkan hubungan antara T ~ √m. Hal ini menunjukkan jika kelambaman (inersia) dari massa juga berpengaruh terhadap periode ayunan dimana semakin besar inersia maka semakin lama pula periode getarannya.
Karena y(t) adalah fungsi simpanga terhadap waktu maka turunan pertama y(t) terhadap waktu adalah kecepatan dan turunan kedua adanya percepatan, maka tentutakanlah :
Hukum Hooke dan Osilasi Pegas – Sebuah pegas akan mengalami perabahan panjang ketika diberikan gaya. Misalkan gaya tersebut berasal dari sebuah beban bermassa m, kemudian ditarik dengan gangguan kecil. Pegas akan begerak bolak-balok. Gerak ini disebut gerak harmonik sederhana yakni gerak osilasi pada pegas dengan gaya kecil.
A. Gerak Osilasi Sederhana
Misalkan sebuah benda terhubung dengan sebuah pegas diletakkan di atas meja licin yang gaya geseknya diabaikan.
Beban m ini kemudian didorong dengan gaya F sampai pegas bergerak sejauh x dari posisi awal, ketika gaya dilepas maka pegas akan menarik massa mendekat dengan dingding ke titik 0 lalu bergerak kembali sampai sejauh -x, gaya ini disebut gaya pegas yang kemudian akan menimbulkan rekasi gaya pemulih yang sama besar dengan gaya yang membuat pegas kembalo ke posisi 0 lalu sampai ke posisi x.
Jika sistem ini sempurna maka pegas akan terus menerus bergerak bolak-balik dengan lintasan yang sama dengan waktu yang sama. Gerak ini selanjutnya disebut sebagai osilasi dengan waktu satu getaran akan sama dengan getaran berikutnya (Periodik).
B. Hukum Hooke
Besar perpindahan (x) yang dihasilkan saat menarik pegas bergantung dari besar gaya (F) yang diberikan.
F ~ x
besar perpindahan ditentukan dari jenis pegas itu sendiri yang disebut sebagai konstanta pegas (k) dengan demikian persamaan ditulis :
F = -kx
F : Gaya pemulih (N)
k : konstanta pegas (N/m)
x : perpindahan (m)
tanda negatif (-) menunjukkan bahwa gaya pemulih berlawanan arah dengan gaya pegas yang diberikan. Persamaan ini juga dikenal sebagai Hukum Hooke karena ditemukan oleh Robert Hooke. Gaya ini bekerja pada pegas selama gaya yang diberikan tidak begitu besar sehingga lebh kecil dari gaya kritisnya yakni gaya yang membuat pegas mengalami perubahan bentuk.
a. Tinjauan Gerak pada Pegas
Segera setelah gaya yang diberikan ke pegas dilepaskan, maka pegas akan mulai bergerak dari keadaan diam di titik x ke sumbu -, kecepatan sesaat setalah pada posisi ini adalah kecepatan paling rendah dan menjadi maksimum pada saat benda mendekati titik kesetimbangan yakni titik 0, setelah melewati titik 0, kecepatan pegas akan berkurang dan sampai akhirnya menjadi 0 dititk -x.
Kembali dari titik -x, kecepatan benda berubah ke arah ke sumbu +, kemudian mendapatkan kecepatan maksimal di posisi 0 dan menurun ketiak melewati titik 0 ke titik x. Lama waktu yang dibutuhkan untuk melakukan satu getawan penuh, posisi yang sama, selanjutnya disebut sabagi Periode (T) sedangkan jumlah getaran yang dibentuk untuk satuan waktu disebut periode (f).
T = 1/f dan f = 1/T
Misalkan saja sebuah pegas berisolasi 4 getaran setiap sekoan maka Periodenya 0,25 sekon dan frekuensinya adalah 4 Hz.
b Susunan Pegas
Misalkan dua buah pegas dikombinasikan, maka kombinasi dari pegas ini akan memiliki dua kemungkinan yakni tersusun secara (1) pararel dan (2) seri.
1. Susunan Pegas Seri
Pada gambar di atas dapat dilihat bahwa total pertambahan panjang pegas secara keselurahan pada saat dirangkai seri adalah :
Δxt = Δx1 + Δx2
Karena F = k.Δx maka persamaan ini dapat ditulis :
\frac{F}{k_t}=\frac{F}{k_1}+\frac{F}{k_2}
\frac{1}{k_t}=\frac{1}{k_1}+\frac{1}{k_2}
2. Susunan Pegas Pararel
Pada pegas yang disusun pararel, beban total yang tergantung pada sistem pegas dibagi ke dua pegas :
wt = w1 + w2
jika w tidak lain adalah gaya yang diberikan maka, w = kx dimana x dianggap sama dengan pertambahan panjang x1 dan x2 maka konstanta penggantinya adalah
ktx = k1x + k2x
kt = k1 + k2
Solusi ini secara matematis dianggap benar, hanya saja pada kenyataannya jika pegas memiliki konstanta berbeda dan dirangkai pararel, beban harus diletakkan sedemikian rupa agar pertambahan panjang dari pegas bisa sama, jika tidak maka pertambahan panjang dari rangkaian ini tidak akan sama.
Latihan Konsep dan Soal Pegas
Sebuah mobil dengan massa 1200 kg memiliki 4 pegas yang dirangkai pada tiap bannya. 4 orang menaiki mobil tersebut dengan massa total 200 kg membuat mobil tertekan sejauh 3 cm.
berapaka konstanta pegas dari masing-masing mobil?
Jika dia orang lagi naik ke atas mobil dengan asumsi satu orang bermassa 50 kg, berapakah perubahan panjang pegas?