Kategori: Tak Berkategori

  • Uji Validitas Empirik Instrumen Tes – Teori Klasik

    Hasil pengukuran yang presisi halur dilakukan dengan instrumen yang valid dan reliabel. Tanpa dua unsur ini sebuah hasil pengukuran memiliki derajat ketidakpercayaan yang tinggi dan cenderung salah.

    Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes

    A. Uji Validitas

    Validitas empirik instrumen tes adalah aspek kesesuaian alat ukur mengukur subjek ukur sesuai dengan kemampuan subjek itu sendiri. Konsep uji empirik adalah menganalisis butir insutrmen dan korespondensinya dengan subjek yang diukur. Misalnya soal mudah itu harus dijawab benar mayoritas subjek uji sedangkan soal sulit hanya dijawab benar oleh subjek-subjek uji yang memiliki jawaban benar yang banyak. Mudahnya soal sulit hanya boleh di jawab benar oleh orang pintar (respon banyak benar) dan di jawab salah oleh orang yang memiliki repson benar sedikit.

    Dengan demikian Uji Validitas Empirik Instrumen tes dilakukan melalui uji statistik dengan tujuan menganalisis hubungan antara respon subjek dan item yang diujikan. Alat uji yang digunakan bergantung dari karakteristik instrumen masing-masing.

    1. Kolerasi Pearson

    Kolerasi Pearson, biasa disebut sebagai Pearson Product Momen adalah uji kolerasi untuk menghitung derajat keeratan hubungan antara dua variable dimana bariable berasal dari skala Interval ataupun rasio.

    Hasil uji ini akan menunjukkan koefisien kolerasi yang berkisar -1 sampai 1. Makna dari koefisien ini adalah

    1. -1 : Memiliki kolerasi Negatif Sempurna
    2. 0 : Tidak memiliki kolerasi
    3. 1 : memiliki kolerasi potifi sempurna

    Kolerasi Produk momen dapat digunakan untuk menghitung dua keadaan yakni

    1. Data dengan simpangan
    2. Data dalam bentuk angka mentar / skor kasar.

    Nilai Koefisien Pearson adalah

    r_{xy}=\sqrt(\frac{N\Sigma x_iy_i-\Sigma x_i\Sigma y_i}{(N\Sigma x^2_i-(\Sigma x_i)^2)-(N\Sigma y_i^2-(\Sigma y_i)^2)}

    Signifikansi nilai r ini dapay dihitung dengan uji t, dimana nilai kriteria signifikan jika nilai t hitung > t tabel. Nilai t Hitung selanjutnya dihitung dengan persamaan

    t_{hit}=\frac{r_{xy}\sqrt{n-2}}{\sqrt{1-r^2_{xy}}}

    Prosedur Validitas Kolerasi Biserial

    \gamma_{pbi}=\frac{M_p-M_t}{s_t}\sqrt{\frac{p}{q}}

    Dimana :

    γpbi = koefisien korelasi biserial
    Mp = rerata skor dari subyek yang menjawab betul bagi item yang dicari validitasnya
    Mt = rerata skor total
    St = standar deviasi dari skor total
    p = proporsi siswa yang menjawab benar

    dimana

    p=\frac{Σ \ responden \ benar}{Σ \ responden}

    dan

    q=1-p

    Misalkan hasil uji hasil uji responden 10 dengan 10 butir instrumen yang ditunjukkan tabel di bawah ini

    Res/Item12345678910
    Res 11111011011
    Res 21111111110
    Res 30001011001
    Res 40001111000
    Res 51101111111
    Res 60011111111
    Res 70001111110
    Res 81001110110
    Res 90101101111
    Res 101110111101

    Langkah pertama yang kita buat lakukan adalah membuat tabel bantu untuk menghtiung nilai x2, y2, Σx2, Σy2 dan seterusnya.

    Res/Item12345678910xx2
    Res 11111011011864
    Res 21111111110981
    Res 30001011001416
    Res 4000011100039
    Res 51101111111981
    Res 60011111111864
    Res 70001111110636
    Res 81001110110749
    Res 90101101111749
    Res 101110111101864
    N = 20554889977669507
    P0,50,50,40,80,80,80,90,70,70,6
    q0,50,50,60,20,20,20,10,30,30,4

    Hitung nilai M

    M=\frac{\Sigma x_t}{N}=\frac{69}{10}=6,9

    Standar Deviasi

    SD=\sqrt{\frac{\Sigma X_t^2}{N}-\frac{\Sigma X_t^2}{N}}
    SD=\sqrt{50,7-6,9}=\sqrt{44}=6,63

    Perhitungan Mp setiap item dapat di hitung dengan tabel bantu:

    No ItemJumlah BenarMean
    15(8+9+9+7+8)/5 =8,20
    25(8+9+9+7+8)/5=8,20
    34(8+8+9+8)/4=8,25
    48(8+9+4+9+8+6+7+7)/8=8,25
    58(9+3+9+8+6+7+7+8)/8=7,13
    69(8+9+4+3+9+8+6+7+8)/9=6,89
    79(8+9+4+3+9+8+6+7+7+8)/9=6,89
    87(9+9+8+6+7+7+8)/7=7,71
    97(8+9+9+8+6+7+7)/7=7,71
    106(8+4+9+8+7+8)/6=7,33

    Tabel Bantu Kolerasi pbi

    No ItemMPMtSDpqrpbiKriteria
    18,206,906,630,50,50,1961Tidak Valid
    28,206,906,630,50,50,1961Tidak Valid
    38,256,906,630,40,60,1663Tidak Valid
    48,256,906,630,80,20,4072Valid
    57,136,906,630,80,20,0694Tidak Valid
    66,896,906,630,80,2-0,0030Tidak Valid
    76,896,906,630,90,1-0,0050Tidak Valid
    87,716,906,630,70,30,1866Tidak Valid
    97,716,906,630,70,30,1866Tidak Valid
    107,336,906,630,60,40,0794Tidak Valid
  • Format Lembar Pengamatan Bulan Baru – Rukyatul Hilal

    Pengamatan munculnya bulan baru atau Rukyatul Hilal merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam menentukan penanggalan sistem penanggalan Bulan Qamariah kalender Hijriah. Pengamatan ini menjadi hal yang menantan untuk dilakukan mengingat Bulan baru / Hilal adalah fenomena yang tidak berdiri sendiri.

    Hilal adalah fenomena yang merupakan kombinasi dari Revolusi Bulan, Revolusi Bumi, Rotasi Bumi dan Lokasi di mana Hilal Tersebut diamati. Perbedaan kemunculan hilal di tiap tempat di belahan dunia bisa jadi berbeda-beda dengan pola yang sangat berbeda dengan perbedaan siang dan malam akibat dari gerakan semu matahari.

    Selain menentukan Bulan Baru, Hilal ini menjadi penting bagi umat Islam dimana salah satu ibadah yang menjadi Rukun Islam, Puasa Ramadhan ditentukan dengan tampak atau tidak hilal.

    Format Laporan

    Silahkan Unduh Lembang Pengamatan Rukyatul Hilal di bawah ini!

  • Perulangan FOR Bahasa C

    Dalam bahasa C (dan juga bahasa turunan C seperti C++, PHP dan Java), terdapat 3 buah struktur perulangan atau looping, yakni perulangan forperulangan while dan perulangan do while.

    Dalam tutorial bahasa pemrograman C kali ini kita akan bahas perulangan for terlebih dahulu.

    Pengertian Struktur Perulangan For Bahasa C

    Struktur perulangan (atau dalam bahasa inggris disebut dengan loop) adalah instruksi kode program yang bertujuan untuk mengulang beberapa baris perintah.

    Dalam merancang perulangan, kita setidaknya harus mengetahui 3 komponen:

    1. Kondisi awal perulangan.
    2. Kondisi pada saat perulangan.
    3. Kondisi yang harus dipenuhi agar perulangan berhenti.

    Berikut format dasar struktur perulangan for dalam bahasa C:

    for (start; condition; increment) 
    {
       // kode program
       // kode program
    }

    Start adalah kondisi pada saat awal perulangan. Biasanya kondisi awal ini berisi perintah untuk memberikan nilai kepada variabel counterVariabel counter sendiri adalah sebuah variabel yang akan menentukan berapa banyak perulangan dilakukan. Kebanyakan programmer menggunakan variabel i sebagai variabel counter (ini tidak harus).

    Condition adalah kondisi yang harus dipenuhi agar perulangan berjalan. Selama kondisi ini terpenuhi, maka compiler bahasa C akan terus melakukan perulangan. Misalnya condition ini berisi perintah i < 5, maka selama variabel counter i berisi angka yang kurang dari 5, maka lakukan perulangan.

    Increment adalah bagian yang dipakai untuk memproses variabel counter agar bisa memenuhi kondisi akhir perulangan. Bagian ini akan selalu di eksekusi di setiap perulangan.

    Disebut increment karena biasanya berisi operasi increment seperti i++, yang sama dengan i = i + 1. Maksudnya, dalam setiap perulangan naikkan variabel i sebanyak 1 angka. Namun kita juga bisa memberikan nilai lain, misalnya i = i + 2, sehingga variabel counter akan naik 2 angka setiap perulangan

    Sebagai tambahan, terdapat istilah iterasi (iteration), yang berarti 1 kali perulangan. Istilah ini cukup sering dipakai ketika membahas tentang struktur perulangan.

    Baik, cukup dengan teorinya mari kita masuk ke contoh praktek.


    Contoh Kode Program Perulangan For Bahasa C

    Sebagai contoh pertama, saya ingin menampilkan teks  “Hello World” sebanyak 5 kali. Berikut kode programnya:

    #include <stdio.h>
     
    int main(void)
    {
      int i;
      for (i = 1; i < 5; i++) {
        printf("Hello World \n");
      }
      return 0;
    }

    Di baris 5 saya membuat sebuah variabel i yang di set dengan tipe data integer. Variabel ini nantinya akan saya pakai sebagai variabel counter, yakni variabel yang menentukan kondisi akhir perulangan.

    Perintah di baris 6, yakni for (i = 1; i < 5; i++), bisa dibaca:

    “Jalankan perulangan, mulai dari variabel i = 1 sampai i < 5. Dalam setiap iterasi, naikkan nilai variabel i sebanyak 1 angka menggunakan perintah i++“.

    Berikut hasilnya:

    Hello World
    Hello World
    Hello World
    Hello World

    Pertanyaannya, kenapa hanya tampil 4 baris “Hello World“? Padahal kita mengulang dari i = 1 sampai i < 5.

    Ini berkaitan dengan penggunaan tanda. Kondisi akhir perulangan adalah i < 5, yang artinya akan selalu bernilai true jika i kurang dari 5, tapi jika sudah sampai dengan 5 maka kondisi menjadi false dan perulangan berhenti.

    Agar teks “Hello World” bisa tampil sebanyak 5 kali, ada 2 alternatif, yakni mengubah kondisi awal menjadi i = 0, atau mengubah kondisi akhir menjadi i <=5. Pilihan kedua ini tambak lebih baik:

    Hasil kode program:

    Sekarang teks “Hello World” sudah tampil sebanyak 5 kali. Sekali lagi, hati-hati dengan menggunakan tanda perbandingan, terutama antara “<” dengan “<=“.

    #include <stdio.h>
     
    int main(void)
    {
      int i;
      for (i = 1; i <= 5; i++) {
        printf("Hello World \n");
      }
      return 0;
    }

    Di dalam perulangan, kita juga bisa mengakses variabel counter seperti contoh berikut:

    Hasil kode program:

    Hello World
    Hello World
    Hello World
    Hello World
    Hello World

    Sekarang setelah teks “Hello World“, tampil angka yang berasal dari nilai variabel i. Karena dalam setiap iterasi variabel counter i akan dinaikkan 1 angka (proses increment), maka nilainya juga akan naik 1 angka untuk setiap iterasi.

    Variabel counter i juga tidak haris di increment, tapi juga bisa di decrement untuk membuat perulangan menurun. Berikut contohnya:

    #include <stdio.h>
     
    int main(void)
    {
      int i;
      for (i = 1; i <= 5; i++) {
        printf("Hello World %i \n",i);
      }
      return 0;
    }

    Hasil kode program:

    Hello World 1
    Hello World 2
    Hello World 3
    Hello World 4
    Hello World 5

    Kode kita sangat mirip seperti sebelumnya, tapi perhatikan perintah for di baris 6: for (i = 5; i >= 1; i--). Ini bisa dibaca:

    “Jalankan perulangan, mulai dari variabel i = 5 sampai i >= 1. Dalam setiap iterasi, turunkan nilai variabel i sebanyak 1 angka menggunakan perintah i--“.

    #include <stdio.h>
     
    int main(void)
    {
      int i;
      for (i = 5; i >= 1; i--) {
        printf("Hello World %i \n",i);
      }
      return 0;
    }

    Hasilnya, nilai variabel counter i akan berkurang 1 angka dalam setiap iterasi.

    Hello World 5
    Hello World 4
    Hello World 3
    Hello World 2
    Hello World 1

    Sebagai contoh terakhir, bisakah anda membuat perulangan untuk menampilkan angka kelipatan 3 sebanyak 10 kali? Hasil akhir yang kita inginkan adalah sebagai berikut:

    3 6 9 12 15 18 21 24 27 30

    Terdapat beberapa cara untuk menghasilkan deret ini. Pertama, ubah di sisi block perintah yang akan dijalankan. Dimana variabel counter i tetap naik dari 1 sampai 10:

    #include <stdio.h>
     
    int main(void)
    {
      int i;
      for (i = 1; i <= 10; i++) {
        printf("%i ",i*3);
      }
      printf("\n");
      return 0;
    }

    Agar menghasilkan angka yang naik kelipatan 3, teknik yang dipakai adalah mengalikan nilai variabel counter i dengan angka 3 untuk setiap iterasi.

    Cara kedua adalah memodifikasi proses increment dari variabel counter:

    #include <stdio.h>
     
    int main(void)
    {
      int i;
      for (i = 3; i <= 30; i = i + 3) {
        printf("%i ",i);
      }
      printf("\n");
      return 0;
    }

    Perhatikan perintah perulangan for di baris 6. Perintah for (i = 3; i <= 30; i = i + 3) bisa dibaca:

    “Jalankan perulangan, mulai dari variabel i = 3 sampai i <= 30. Dalam setiap iterasi, naikkan nilai variabel i sebanyak 3 angka menggunakan perintah i = i + 3“.

    Teknik ini agak jarang dipakai, tapi itu bisa dilakukan.

  • Literature Circle Pembelajaran Daring dan Bauran

    Literature Circle adalah teknologi pendidikan yang inovatif dengan fokus pada keterampilan membaca dan meningkatkan keterampilan diskusi, dengan istilah lain seperti klub membaca. Pelajar yang memiliki rasa ingin tahu berkumpul di sekitar buku yang telah dipilih sebelumnya untuk berbagi interpretasi, sudut pandang, dan pemikiran. Kegiatan Literature Circle termasuk membaca dalam hati, mencatat, dan membuat jurnal.

    Penggunaan Literature Circle dalam pembelajaran bahasa.

    1. Literature Circle memberi siswa pilihan bahan pembelajaran. Di Literature Circle, siswa dapat memilih dari berbagai genre, termasuk buku sains, buku fiksi dan non-fiksi.
    2. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok berdasarkan pemilihan buku untuk dibaca dalam kelompok kecil. Berpartisipasi dalam pembelajaran Literature Circle memberikan manfaat untuk memahami bacaan.
    3. Kelompok yang berbeda membaca buku yang berbeda. Hal ini akan menambah wawasan dan perspektif dari siswa dalam diskusi kelompok.
    4. Setelah membaca buku, siswa berbagi dan berdiskusi dengan siswa lain dan membentuk kelompok baru untuk tugas membaca baru.
    5. Mengadakan pertemuan kelompok dengan jadwal yang teratur dan terencana untuk membahas hasil bacaan setiap siswa dalam kelompok. Siswa akan dapat lebih memahami isi buku dan bacaan saat mereka mendiskusikannya. Hal ini karena siswa dapat memperoleh pemahaman dari kontribusi siswa lain.
    6. Siswa menggunakan catatan dan foto untuk memandu membaca dan berdiskusi. Hal ini membuat aktivitas setiap siswa lebih jelas dan fokus.
    7. Topik diskusi ditentukan oleh siswa sendiri dan memenuhi harapan mereka, membuat diskusi lebih menyenangkan
    8. Pertemuan kelompok bertujuan untuk membuka bahasan tentang buku, sehingga perbedaan dan pertanyaan membuka wawasan yang baru bagi mereka.
    9. Guru sebagai fasilitator bukan sebagai anggota kelompok maupun instruktur.
    10. Evaluasi berdasarkan observasi guru dan evaluasi diri siswa
    11. Suasana gembira dan menyenangkan selama proses pembelajaran

    A. Karakteristik Literature Circle

    Pada dasarnya Literature Circle (LC) merupakan sebuah pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan keaktifan peserta didik pada sebuah grup diskusi tentang bahan bacaan tertentu (Sigelakis, 2019). Sementara itu Cooper meyakini bahwa tujuan LC adalah membantu peserta didik membaca literatur yang otentik (Cooper, 2015). Meskipun para pakar mempunyai definisi yg beragam, LC mempunyai fitur spesifik yg bisa dipakai menjadi acuan untuk menerapkan LC di kelas. Daniel (2002) menyarankan sebelas prinsip yg bisa dijadikan acuan bagi pengajar untuk mengimplementasikan LC, yaitu:

    1. Siswa diarahkan untuk menentukan bahan bacaan sendiri.
    2. Kelompok-grup mini dibuat dari buku yg dipilih anggota grup.
    3. Setiap grup membaca buku yg berbeda.
    4. Setiap grup akan menyusun jadwal yg teratur untuk mendiskusikan apa yg telah mereka baca.
    5. Setiap anggota grup memakai catatan atau gambar untuk memandu jalannya diskusi.
    6. Topik diskusi bebas
    7. Diskusi grup dibuat sedemikian rupa sebagai dialog terbuka mengenai isi buku, keterkaitan pribadi, pengarang & lainnya.
    8. Dalam LC pengajar berperan menjadi fasilitator, bukan menjadi anggota grup atau instruktur.
    9. Evaluasi dilakukan baik dari guru juga peserta didik.
    10. LC dibuat sedemikian rupa sebagai kegiatan yg menyenangkan bagi setiap anggota.
    11. Setelah selesai membaca, anggota grup berbagi pengetahuan kepada teman sekelasnya, & kelompoknya.

    B. Penerapan Literature Circle di dalam Kelas

    Pengajar bisa mengadopsi kesebelas prinsip diatas sebagai acuan untuk mengimplementasikan LC di kelas. Dalam pelaksanaanya tentu akan terdapat penyesuaian yang bergantung pada konteks yg dihadapi guru di kelas seperti, jenjang kelas, usia & taraf kemahiran anak didik dalam membaca. Untuk memudahkan pengajar pada menerapkan LC, Christine (2004) menyampaikan langkah-langkah yg bisa dilakukan untuk menerapkan LC di kelas supaya aktivitas berjalan efektif & efisien.

    1. Menyediakan bahan bacaan bagi peserta didik
    2. Menjelaskan LC pada peserta didik disertai pemberian training singkat & praktinya.
    3. Menentukan tugas anggota masing-masing grup. Tugas untuk buku sejarah misalnya, Time line, peta, mengutip bagian yang dianggap penting, tokoh dan penghubung sejarah.
    4. Memberikan pedoman untuk mengajukan pertanyaan yg baik & benar.
    5. Memperkenalkan buku yg akan dibaca setiap grup
    6. Anggota kelompok membagi halaman untuk dibaca, tugas/peran masing- masing anggota kelompok, dan jadwal perubahan.
    7. Anggota kelompok mencatat nama
    8. Sesuai jadwal yang telah ditetapkan, siswa mengumpulkan dan berbagi pengetahuan sesuai tugas/peran dalam kelompoknya. Misalnya, seorang anggota dengan tugas membuat sketsa karakter mempresentasikan karyanya di depan kelompok dan teman sekelas.
    9. Guru akan memberikan lembar kerja kelompok untuk memantau kemajuan siswa.
    10. Guru akan membuat daftar kelompok yang telah menyelesaikan diskusi. Guru juga dapat merekam kegiatan kelompok.
    11. Sebelum LC selesai, guru melihat kembali hal-hal positif yang ditemukan selama proses LC. Guru juga memastikan bahwa siswa memahami tugas kelompok yang harus diselesaikan, halaman yang harus dibaca pada sesi berikutnya, dan jadwal pertemuan berikutnya.

    a. Manfaat Pedagogi Literature Circle

    Pada Literature Circle tanggapan lisan dan tertulis memberi siswa setidaknya lebih banyak waktu untuk berpikir, merenungkan, dan menanggapi. Dan berikut manfaat lain dari Pedagogi Literature Circle:

    1. Berpikir Kritis

    Manfaat pertama dari penggunaan pedagogi Literature Circle adalah berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk berpikir jernih dan rasional, dimana seseorang dapat memahami hubungan logis antar ide dan dapat pula digambarkan sebagai kemampuan untuk terlibat dalam pemikiran reflektif dan mandiri. Pada umumnya seseorang yang memiliki kemampuan berpikir kritis dapat melakukan beberapa hal sebagai berikut: memiliki sebuah pemahaman yang baik terkait sebuah ide, menentukan pentingnya dan relevansi argumen dan ide, dapat memahami dan membangun sebuah argumen, dapat mengidentifikasi kesalahan dalam berlogika, dapat memahami suatu permasalahan melalui pendekatan yang konsisten dan sistematis

    2. Kolaborasi

    Manfaat kedua dari pedagogi Literature Circle adalah kolaborasi, kolaborasi sendiri merupakan hal yang dianggap penting karena pada tahap ini siswa diharapkan dapat membangun pemahaman baru tentang informasi yang dianggap relevan dan terbaru.

    3. Diferensiasi

    Manfaat berikutnya dari Literature Circle adalah diferensiasi. Diferensiasi merupakan sebuah proses di mana guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan apa yang paling mereka butuh kan selama proses belajar mengajar. Metode pengajaran Lingkaran Sastra memberikan kebebasan kepada siswa untuk memilih bacaan yang paling sesuai dengan kebutuhannya.

    4. Paparan

    Paparan adalah salah satu kunci terpenting dalam pedagogi Literature Circle, dan guru diharapkan untuk menawarkan platform yang berbeda dan semua jenis genre untuk mendukung minat membaca siswa meningkat.

    5. Umpan Balik atau feedback

    Terkadang beberapa kealahan diterima begitu saja, dan yang sering diabaikan adalah pemberian umpan balik. Dalam Literature Circle, pemberian umpan balik memegang peranan yang sangat penting, karena dalam proses diskusi terdapat sesi-sesi dimana terjadi umpan balik dan siswa diminta untuk memberikan kritik yang membangun.

  • RPS Praktikum Rukyatul Hilal dan Astrofotografi

    Deskripsi Mata Kuliah

    Mata Kuliah Praktikum Rukyatul Hilal dan Astrofotografi adalah mata kuliah yang memberikan pemahaman, analisis dan keterampilan kepada mahasiswa terkait dengan proses hilal dengan pengamatan langsung dengan mata, teleskop dan alat bantu digital atau Digital Processing yang selanjutnya disebut sebagai Astrofotografi.

    Topik

    1. Konsep Hilal : Rukyat dan Hisab
    2. Konsep Matla : Fuqaha dan Astronomi Modern
    3. Fotografi dan Digital Imaging
    4. Astrofotografi
    5. Astrofotografi dalam Fiqh Astronomi

    Kegiatan Perkuliahan

    PertemuanKegiatanTopik
    IPraktikum Rukyatul Hilal dan Astrofotografi
    IIDiskusiKonsep Hilal
    IIIDiskusiMetode Hisab
    IVDiskusiMetode Rukyat
    VDiskusiMatla dalam Pandangan Fuqaha
    VIDiskusiMatla dan Astronomi Modern
    VIIDiskusi Rukyatul Hilal
    VIIIUTS
    IXDirect InstructionDigital Imaging
    XDirect InstructionLensa dan Fotografi
    XIDirect InstructionAstrofotografi
    XIIDirect InstructionAstrofotografi dalam Fiqh Astronomi
    XIIIPraktikum / Unjuk KerjaPraktikum Rukyatul Hilal I
    XIVPraktikum / Unjuk KerjaPraktikum Rukyatul Hilal II
    XVPraktikum / Unjuk KerjaPraktikum Rukyatul Hilal III
    XVIUAS
  • Desain Instruksional

    Desain Instruksional

    Desain Instruksional adalah serangkaian proses perencanaan, analisa, desain, pengembangan, penerapan dan evaluasi instruksi dalam setting pendidikan atau pelatihan baik formal maupun informal yang terstruktur dan teratur namun fleksibel (Reigeluth & An, 2021).

    Saat merancang sebuah pembelajaran, guru sering memulai dengan perspektif apa yang akan mereka ajarkan. Sebaliknya, seorang desainer instruksional memulai dengan sudut pandang sebuah pemecahan masalah, bukan hanya berpikir tentang apa yang mereka akan ajarkan, tetapi lebih menitikberatkan pada bagaimana nanti mereka mengajarkannya dengan cara yang efektif, efisien, dan memotivasi. Sebuah instruksi (proses membantu orang lain mempelajari sesuatu yang baru) dapat sesederhana menunjukkan prosedur singkat yang diikuti.

    Implementasi Desain Instruksional

    Langkah awal desain instruksional adalah mengidentifikasi masalah kemudian fokus terhadap apa yang harus dilakukan untuk menyampaikan ilmu, pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Setelah itu,menentukan cara yang paling mudah bagi peserta didik untuk menguasai materi. Dengan instruksi yang dirancang dengan baik, pembelajaran akan lebih efektif, efisien dan memotivasi, menghemat waktu dan uang, meningkatkan kinerja dan meningkatkan kemampuan peserta didik. Dalam konteks pendidikan, desain instruksional membantu guru memenuhi, memotivasi, dan mempercepat kebutuhan peserta didik dengan lebih baik.

    “kapan dan di mana” Desain Instruksional

    Desain instruksional dapat diterapkan dalam situasi apa pun, baik formal maupun informal, di mana orang terlibat dalam pembelajaran yang memiliki tujuan tertentu. Beberapa contoh umum desain instruksional dalam konteks yang berbeda-beda adalah konteks pendidikan tinggi dimana desain instruksional yang dirancang bertujuan untuk membantu fakultas untuk meningkatkan pelatihan, membantu fakultas untuk bertransformasi dan beradaptasi dari pembelajaran tradisional ke pembelajaran online.

  • RPS Pengajaran dan Pembelajaran dengan Metode Daring dan Bauran

    RPS Pengajaran dan Pembelajaran dengan Metode Daring dan Bauran

    Mata Pengajaran dan Pembelajaran dengan Metode Daring dan Bauran

    Mata Kuliah ini memberikan kompetensi bagi mahasiswa baik pengetahuan, keterampilan, sikap, pengalaman belajar, dan literasi calon guru terkait desain instruksional dengan metoda daring dan bauran baik sinkron maupun asinkron. Melalui pembelajaran berbasis kasus/masalah/projek, calon guru mampu merancang dan mengevaluasi rancangan desain instruksional (berbasis projek, berbasis kasus, berbasis masalah, discovery learning, digital storytelling, dan literature circle) sesuai dengan kondisi lingkungan sekolah calon guru sehingga tercapai pembelajaran yang optimal dengan siswa yang partisipatif, interaktif, terlibat aktif, dan kolaboratif. Calon guru mendiskusikan kesenjangan akses teknologi dan solusinya terkait pengajaran dan pembelajaran dengan merujuk hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal nasional dan internasional.

    A. CPL

    S1Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa; menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila, nilai-nilai kemanusiaan,dan etika profesi; meningkatkan mutu kehidupan masyarakat, patriotis, toleran, multikulturalis, kolaboratif, peduli lingkungan, disiplin, bertanggung jawab, mandiri, dan berjiwa wirausaha.
    P1Menguasai dan menerapkan teori dan konsep untuk menyusun alur belajar berdasarkan tingkat kompleksitas bidang ilmu yang terkait
    KU3Mampu mengkomunikasikan pemikiran/argumen atau karya inovasi yang bermanfaat bagi pengembangan profesi guru dan kewirausahaan, yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama komunitas guru.
    KK1Mampu mengembangkan pengetahuan profesional dalam pembelajaran berpusat pada peserta didik dan mewujudkan profil pelajar Pancasila secara akomodatif, adaptif dan progresif terhadap perkembangan zaman

    B. Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK)

    Mahasiswa memiliki kompetensi terkait konsep dan aspek desain instruksional dengan metode daring dan bauran dan merancang desain pembelajaran dan pengajaran secara variatif. Mahasiswa dituntut memiliki kompetensi untuk mengidentifikasi masalah dan solusinya terkait kesenjangan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran dengan metode daring dan bauran sehingga dapat mengembangkan pengetahuan profesional yang berpusat pada peserta didik. Selain itu, mahasiswa memiliki kompetensi dalam mengkomunikasikan secara lisan dan tertulis hasil rancangan desain instruksional, temuan masalah dan solusinya dalam bentuk lisan dan tertulis secara individual dan kolaboratif sehingga dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan etika profesi, kepada masyarakat terutama komunitas guru.

    C. Sub CPMK

    1. Mahasiswa mampu menjelaskan konsep dan aspek desain instruksional dengan metode daring dan bauran dan merancang desain pembelajaran dan pengajaran secara variatif (P1)
    2. Mahasiswa mampu merancang konsep dan aspek desain instruksional dengan metode daring dan bauran dan merancang desain pembelajaran dan pengajaran secara variatif (P1)
    3. Mahasiswa mampu mereview hasil diskusi terkait rancangan desain instruksional dengan metode daring dan bauran dan merancang desain pembelajaran dan pengajaran secara variatif (P1)
    4. Mahasiswa mampu mengidentifikasi masalah dan solusinya terkait kesenjangan teknologi dalam pengajaran dan pembelajaran dengan metode daring dan bauran sehingga dapat mengembangkan pengetahuan profesional yang berpusat pada peserta didik (KU3)
    5. Mahasiswa mampu mengkomunikasikan secara lisan dan tertulis hasil rancangan desain instruksional, temuan masalah dan solusinya dalam bentuk lisan dan tertulis secara individual dan kolaboratif (KK1)

    D. Bahan Kajian

    1. Desain instruksional
    2. Metode Pengajaran dan Pembelajaran Daring dan Bauran
    3. Media Pembelajaran

    E. Referensi

    Instructional-Design Theories and Models, Volume IV. The Learner-Centered Paradigm of Education. Charles M. Reigeluth, Brian J. Beatty, Rodney D. Myers. Taylor and Francis, 2016

    Tambahan

    1. Elliott, Lory. 2021. Project-Based Learning Anywhere. Live It, Learn It, Love It! Dave Burgess Consulting, Inc.
    2. Mous, Jos; Bouhuijs, P; Hans Schmidt, Hans. 2019. Introduction to Problem-Based Learning.Taylor and Francis.
    3. Moeller, Marc; Moeller,Victor. 2016. Literature Circles That Engage Middle and High School Students.Taylor and Francis.
    4. Waterhouse, Alison. 2016. Self-Discovery: Supporting Emotional Health and Wellbeing in School.Taylor and Francis.
    5. AAVV, Anna Maria Brígido Corachán, Carmina Gregori Signes.2014. Appraising Digital Storytelling across Educational Contexts. Publicacions de la Universitat de València

    Kegiatan Pembelajaran

    Pert.SUB CPMKMateri
    1 – 2Mahasiswa dapat menguasai konsep desain instruksional (P1)

    (Partisipatif portofolio)
    Desain Instruksional

    Pengajaran dan pembelajaran dengan metode daring dan bauran
    3 – 5Mahasiswa dapat merancang pengajaran dan pembelajaran berbagai desain instruksional dengan metode daring dan bauran (P1, KK 1)

    (Projek mendesain RPP kelompok)
    Desain instruksional:

    Project Based Learning

    Problem Based Learning,

    Discovery Learning,

    Digital Storytelling,

    Literature Circle dengan metode daring dan bauran
    6 – 7 Mahasiswa dapat mereview dan merevisi rancangan desain instruksional dengan metode daring dan bauran (P1; KK 1)

    (Partisipatif portofolio hasil review)
    Desain instruksional:

    Project Based Learning

    Problem Based Learning,

    Discovery Learning,

    Digital Storytelling,

    Literature Circle dengan metode daring dan bauran
    8UTS

    (Presentasi Poster Digital)

    1. Video Explainer Desain Instruksional
    2. Infografis
    Desain instruksional:

    Project Based Learning

    Problem Based Learning,

    Discovery Learning,

    Digital Storytelling,

    Literature Circle dengan metode daring dan bauran

    Materi dan Topik Pokok

    1. Desain Instruksional
    2. Project Based Learning
    3. Problem Based Learning,
    4. Discovery Learning,
    5. Digital Storytelling,
    6. Literature Circle dengan metode daring dan bauran
  • Kewajiban Khusus 3 Tahunan PO BKD Dosen Sesuai dengan Jabatan Fungsional

    Selain melaksanakan Kegiatan Tridharma Perguruan minimal 16 SKS dalam satu semester, Dosen memiliki kewajiban Khusus menghasilkan Karya Intelektual yang harus dilaporkan dalam kurung waktu 3 tahun.

    Kewajiban tersebut tertuang pada Halaman 19 Kepdirjendikti Kemdikbud No. 12/E/KPT/2021 tentang PO BKD.

    A. Kewajiban Khusus Dosen dalam PO BKD

    NoJabatan FungsionalKarya Intelektual Jumlah MinimalKontribusi / Posisi Penulis
    1Asisten AhliMenulis Buku Ajar / Buku Teks atau Publikasi Ilmiah.1 Buku atau 1 ArtikelSebagai penulis utama atau penulis pendamping
    2LektorMenulis Buku Ajar / Buku Teks atau Publikasi Ilmiah.1 Buku atau 1 ArtikelSebagai penulis utama atau penulis pendamping
    3Lektor KepalaPaling sedikit 3 (tiga) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal nasional terakreditasi,

    atau:

    Paling sedikit 1 (satu) jurnal internasional, paten, atau karya seni monumental/ desain monumental.
    3 Karya Ilmiah

    atau

    1 Karya
    salah satunya sebagai penulis utama (penulis pertama atau penulis korespondensi)

    atau

    sebagai penulis utama atau pendamping

    4ProfessorMenulis Buku Ajar atau Buku Teks

    dan

    Paling sedikit 3 (tiga) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional terakreditasi.

    dan

    Paling sedikit 1 (satu) karya ilmiah yang diterbitkan dalam jurnal internasional bereputasipaten, atau karya seni monumentaldesain monumental

    1 buku


    dan

    3 karya ilmiah

    atau

    1 karya

    sebagai penulis utama atau pendamping

    dan

    salah satunya sebagai penulis utama (penulis pertama atau penulis korespondensi)

    atau

    sebagai penulis utama atau pendamping
  • Anda Sarjana Fisikanya, Apa?

    “Anda sarjana fisikanya, apa?” Tanya HRD kepada seorang pelamar kerja.Dengan penuh kebingungan, si pelamar menjawab. “saya sarjana fisiknya, lulus pak!!!”.

    Si pewawancara cuman ngumpat dalam hati, “inikah ijazah kamu bambang, Pasti luluslah!!!”

    Ini adalah fantasi liar saya tentang pembicaraan, kelak di sebuah ruang wawancara perusahaan tambang, malam ini, Satu pekan setelah semester ganjil tahun ajaran 2022/2023 di mulai.

    Kelas-kelas saya dalam jendela digital penuh sesak, segemuk SKS ketika saya kuliah dulu. Hanya saja sedikit ironi yang terjadi di ruang-ruang kelas yang saya sedikit kusam dan berdebu. Sunyi, senyap, tak ada mahasiswa hanya sekumpulan bangku dan meja yang saling tatap-tatapan.

    Mereka semua sudah sibuk dengan kegiatan baru mereka yang lebih merdeka. Bebas dari kekangan harus belajar fisika mulu di jurusan fisika. Sesekali boleh dong mereka belajar seni desain, teknik jualan jasa bantuan finansial, atau mengajar anak-anak yang nyaris putus sekolah karena di kampung mereka tak ada guru sekolah dasar.

    Mereka adalah jiwa yang lahir merdeka, jadi janganlah kekang dan bungkus dalam balutan “Sarjana Fisika”.

    Merdeka untuk tidak belajar fisika, yah 3 semester cukuplah buat berpertualang melalang buana muka bumi ini. Mempelajari ilmu tentang meriam bambu di sebuah kampung yang dahsyatnya setara melebihi Mekanika Kuantum, Rumitnya bentuk unsur di fisika Inti atau malah tekanan udara panas di termodinamika, kenang ingatan di memori saya tentang status whatsapp di grup-grup rekan kerja.

    Beberapa mahasiswa terlihat lalu lalang di ruang admin jurusan dengan wajah sedikit tua dari mahasiswa baru yang masih lugu. Mereka ini tinggal di kampus karena belum atau tidak punya hak lagi “kabur” dari kampus, kalau saja bisa Pasti mereka kabur.

    “Pak apa saya bisa ikut program merdeka pak” Tanya mahasiswi semester sepuh dengan jumlah SKS lulus tidak sampai 100, kepada saya. Harapannya sih ingin melakukan aktifitas lain di luar kampus sebagai ganti mata kuliah yang sampai hari ini takut ia hadapi.

    Beberapa mahasiswa baru terlihat kebingungan. Mereka sibuk bertanya tentang nama-nama dosen yang mungkin saja mengajar mereka pada kelas berikutnya.

    Kadang lugunya berubah jadi lucu takkala yang ditanyai adalah orang yang dicari. Bapak kenal pak Budi? Tanya mahasiswa baru ke pak Budi. Alis pak Budi mengerenyik, bingung mau menjawab apa. Tentu saja Pak Budi tidak bisa melihat Pak Budi sendiri, kecuali waktu itu ada cermin.

    Selain itu, Pak Budi juga sedikit bingung, kok mereka bisa-bisanya tidak mengenali dosen-dosen mereka sih.

    Secara foto-foto dosen sudah mejeng di website resmi Prodi sambil senyum, lengkap dengan karya -karyanya yang terindeks Rawhana, Secopas atau Web for Scientist tapi non scientist juga harus punya. Bahkan dengan IPR-IPRnya yang sudah mengalahkan Edison. Sekalipun tak ada satu buku sains pun yang membanggakan Edison karena karyanya banyak ciplakan.

    “Lah kan mereka generasi milenial kan? Generasi yang harusnya lebih melek teknologi dari kami. Generasi yang bisa mengakses ribuan informasi di genggaman mereka” pikir Pak Budi dalam hati.

    Yah ente salah Pak Budi!!!!

    Mereka sangat melek teknologi

    Di HP mereka itu sudah terinstal aplikasi bertukar informasi super penting seperti Tok Tok. Yah ini bisa membuat mereka menikmati sisi seni tari dansa yang cetar membahana dari sebaya mereka. Ada banyak kok disana!!!

    Kalau sednag ada uang dan jiwa dermawan mereka muncul, Kadang mereka juga membantu wanita yang kekurangan uang di aplikasi Mu Chat. Tidak seperti Pay Pal dan Google yang nyaris kena blokir, karena dianggap gak begitu berguna bagi warga sini.

    Pak Budi ini sedikit arogan emang!, sedikit rasis!

    Ada mahasiswa dari kota kembang yang ia tolak mentah-mentah. Katanya, “kamu nyebarin HIV di kampung mu saja sanah jangan di sini”.

    Padahal kan!!! gak semua mahasiswa dari sana yang suka pergaulan bebas pak.

    “Pak budi, pak budi!” ucapku dalam hati.

    Itukan hanya ratusan mahasiswa pak yang terdeteksi positif HIV!!! Tidak semua,. Itu cuman data dari mahasiswa yang sudah cek darah kok. Bukan semuanya,.. Jadi yang gak cek darah jangan digeneralisasi lah.

    Sisanya kan, bisa saja tidak terkena HIV kan…

    Pergaulan bebas itu bukanlah pelanggaran hukum.

    Toh mereka belum punya pasangan resmi, jadi tindakan asusila itu bukan tindakan pidana kok. Kecuali mereka sudah punya suami atau istri, barulah ini urusan pidana.

    Mending pak Budi belajar deh menghargai perbedaan pendapat, bahwa Kelamin itu beda dengan Gender sebagaimana dunia “akademik” mengajari kita berfikiran terbuka.

    “Gender itu bebas, yah. boleh saja seseorang punya titit, tapi belum tentu laki, apalagi perempuan!!!!”

    Kita ini warga yang berketuhanan yang maha Esa yah!!! dan menurut tuhan, adam itu diciptakan dengan steve,…

    Tapi jangan tanya tuhan yang mana.

    Soalnya pengetahuan saya masih minin. Sepengetahuan saya, di Kristen, Katolik, dan Islam masih pada gak berkembang. Soalnya di agama-agama ini, Adam masih diciptakan bersama Eve.

    Yah pikiran saya memang sedikit liar. Kadang melanglang buana jauh terbang ke angkasa menikmati sejarah di masa lampau melalui pemandangan langit malam ini. Sejarah yang paling singkat yah peristiwa lima tahun yang lalu dari bintang Centauri. Mungkin saja malam ini di titik kecil langit gelap itu, sudah tidak ada lagi. Entah karena meledak atau di gondol maling.

    Saya akan sadar lima tahun ke depan setelah semuanya tiada.

    Saya baca tentang sejarah di malam hari ini melalui buku-buku Robert L. Wolke yang menjawab banyak pertanyaan sains dengan cara nyeleneh. Harapannya tanpa harus kuliah, para orang tua bisa menjawab rasa penasaran anak mereka tentang sains.

    Wolke ini salah satu orang yang membuat saya suka dengan fisika, selain guru SMP saya, Pak Nas yang mata melotot ketika menjelaskan konsep fisika di papan tulis. Sangkin sukanya dengan fisika, saya pilihlah kuliah di jurusan fisika. Sampai akhirnya menyandang dua gelar yang sama.

    Ketika saya ditanya, kamu Sarjana fisikanya apa?

    Saya bisa jawab dengan lantang HRD itu dengan lantang,

    Saya Kuliahnya Bidang Pendidikan Fisika, Jadi saya datang untuk menyelesaikan masalah di bidang pendidikan fisika. Tak usah ragu dengan nilai-nilai yang tertera di sana. Itu semua mewakili apa yang ada di kepala saya dan apa yang saya pelajari.

    Tak usah ragu pak, saya adalah jawaban dari masalah perusahaan bapak yang memutuskan menuliskan membutuhkan sarjana pendidikan fisika di lowongan pekerjaan yang bapak iklankan.

  • Grammar Mini Test IV

    Grammar Mini Test IV

    Berikut ini adalah 10 soal mini test TOEFL ITP untuk sesi Structure. Silahkan kerjakan dengan seksama untuk menebak kemampuan struktur anda.


    Grammar Mini Test IV