Ahmaddahlan.NET – Pada saat mengembangkan website, seorang developer harus memiliki orientasi kepada user yang sebisa mungkin dianggap sebagai orang awam dalam dunia IT. Hal ini membuat developer harus mengembangkan sistem tata kelola webiste yang tidak melibatkan aktifitas coding dalam menerbitkan kontent yang lebih dikenal dengan istilah CMS.
Saat ini mayoritas website dikembangkan untuk menyajikan informasi baik untuk berita, hobi maupun pembelajaran. Termasuk pada situs-situs e-Learning yang menggunakan LMS yang tidak lain adalah pengembangan CMS dengan layanan memenuhi kebutuhan administrasi kelas dan pembelajaran.
Daftar Isi
A. CMS
CMS adalah singkatan dari content management system atau sistem yang dikembangkan untuk mengelola penerbitan konten-konten dari website tersebut. Mengembangkan sebuah website tentu saja tidak semudah menerbitkan content pada website tersebut tapi mengembangkan infrastruktur dari website tersebut yang salah satu tujuannya adalah menyajikan konten kepada user.
CMS ini adalah sistem yang dikembangkan agar user selain dari developer webiste bisa dengan mudah membuat artikel di sebuah laman website tanpa harus masuk ke dalam system back-end website yang sangat tidak user friendly. Sebagaimana yang kita ketahui bersama bagian Back-end berisi file-file yang disusun dengan bahasa program dengan nama direktori yang aneh dan hanya bisa dimengerti oleh webiste developer. Bahkan sebagain besar website developer juga tidak mengerti fungsi dari file-file tersebut secara keseluruhan.
CMS pada umumnya memiliki dua elemen yakni
- CMA (Content Management Application)
- CDA (Content Delivery Application)
Elemen pertama adalah CMA dimana user (content creator) bisa melakukan tata kelola konten dari website tanpa harus berhadapan langsung dengan HTML, meskipun dalam kasus ini HTML bukanlah bagian dari Back-End. Elemen ini bisa digunakan untuk membuat konten, mengedit konten dan menghapus konten tanpa perlu memiliki keahlian dasar website. Namun bagi mereka yang mengerti HTML dasar, bisa saja menyajikan konten dengan cara yang lebih menarik.
Pada umumnya dari elemen CMA, content creator bisa mengelola tiga aspek konten dari website yakni penampilan blog post, blog page dan tata kelola tampilan menggunakan HTML. Namun setiap CMS dikembangkan dengan fitur yang berbeda tergantung dari pengembang dan komunitas dari pengguna CMS tersebut.
Elemen berikutnya adalah CDA yang tidak lain adalah sistem atau aplikasi yang disediakan CMS untuk memberikan informasi kepada user, content creator, dan webmaster tentang perubahan yang terjadi pada website mereka. Perubahan-perubahan tersebut lebih bersifat informatif dan hanya pada lapisan fron-end saja seperti
- penambahan jumlah conten baik page maupun post
- izin pengindeksan
- Tata kelola tingkatan akun
- Mounting Top Level Domain
- Tata kelola Breadcrumps
- Tata kelola kebijakan website
- Widget Managament
- HTML Editor Tampilan
- Tata kelola aplikasi pihak III dan Plugging
- Pengarsipan
Selain 10 point tersebut, setiap CMS memiliki karakteristik tersendiri dari CDA mereka. Semakin lengkap layanan diberikan semakin banyak pula penggunanya seperti saat ini CMS WordPress menjadi juara tata kelola Website. 60 % website yang online di seluruh dunia menggunakan CMS berbasis WordPress.
Fitur lain dari CMS yang sangat membantu dalam tata kelola website adalah fitur managemen akun. dalam CMS khususnya lemen CDA, Admin webiste bisa membuat beberapa tingkatan akun dan dikelola melalui tampilan UI. Admin bisa menambahkan akun lain dan memberikan tingkat otorisasi berbeda dari setiap tingkatan akun. Pada umumnya tingkatan otorisasi akun ini dibagi ke dalam :
- Admin
- Editor
- Content Creator
- Contributor
- Subscriber
Akun adminitrator adalah akun paling tinggi dimana akun tersebut bisa melakukan seluruh aktifitas yang ada pada level akun dibawahnya dan begitu seterusnya. Namun 5 label di atas bukanlah pakem yang ada di setiap CMS, setiap cms lagi-lagi membagi akun berdasarkan karakteristik, seperti pada WordPress Mutisite dikenal dengan istilah Super Admin, sedangkan di CMS OJS (Onlien Journal System) akun Editor memiliki peran yang tidak bisa dilakukan akun Admin yakni membuat edisi jurnal sekalipun Admin memiliki otoritas lebih tinggi dari Editor, dan akun Admin yang mengangkat akun Editor.
B. Jenis-Jenis CMS
CMS dikembangkan oleh banyak pihak dan sampai sata ini sudah tercata lebih dari 100 jenis cms yang digunakan secara terbuka di seluruh dunia. Tentu saja website privat seperti perbangkan, militer dan pengeloal dokumen rahasia perusahaan dan negara juga menggunakan CMS namun tidka bisa digunakna secara terbuka.
Blogger yang digunakan untuk mengelola webiste dengan ekstensi domain bawaan Blogspot.com adalah salah satu jenis CMS non-open Source tapi bisa digunakan secara gratis oleh siapa saja. Selain itu kita juga mengenal Wordress sebagai salah satu CMS pesaing Blog. Berikut ini adlah beberapa CMS populer dari seluruh dunia.
- Blogger
- WordPress.com
- WordPress.org
- Drupal
- Jomla
- Moodle
- Radian CMS
- Mamboo
- Typo3
- Djanggo CMS
- Wix
- MediaWiki, dll
Sama seperti penggunaan aplikasi, CMS dikembangkan dalam banyak tipemulai dari edisi premium yang berbayar seperti Magneto, Closed Soruce tapi gratis seperti Blogger, Open Source tapi berbayar seperti Worpdress.com dan Open Source gratis seperi WordPress.org.
Data di atas di update tahun 2019 dimana 239 juta website yang ada menggunakan CMS berbasis Wordpess.org termasuk dengan situs yang sedang anda baca ini, menggunakan CMS berbasis WordPress.org setelah sebelumnya, sejak 2014 sampai dengan tahun 2018 masih menggunakan basis Blogger.
Alasan utama dari banyaknya pengguna Worpdress ini karena CMS ini berbasis Open Source yang gratis namun bisa dipadukan dengan banyak framework sehingga bisa dimanipulasi menjadi website berbasis aplikasi termasuk juga bisa dijadikan sebagai LMS dengan tambahan Pluggin dan Frame Work bertema edukasi.